Aku mengenalnya sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga yang baik bagi keluarganya. Selama ini kehidupannya tak pernah aneh-aneh. Kehidupan rumah tangganya juga baik-baik saja, nyaris tanpa gejolak yang berarti. Namun... kini perubahan itu terjadi.
Dia yang dulu lebih suka menghabiskan waktunya di dalam rumah, kini mulai senang keluar rumah. Malam-malam lagi. Dia juga mulai suka asyik sendiri, sibuk dengan handphonenya. Semuanya bermula saat anak tertuanya, yang kini sudah kelas 2 SMA, memperkenalkannya pada facebook. Memang, perkenalan bapak dari 5 anak itu dengan Facebook termasuk terlambat. Bahkan, jika saja anak sulungnya tak membuatkan akun Facebook untuk bapaknya itu, mungkin saja sampai sekarang dia tetap gaptek.
Ketertarikannya bermula pada saat dia mulai dapat menemukan teman-teman lamanya lewat Facebook. Terlebih lagi saat dia dapat menemukan kembali jejak mantan pacarnya saat SMA dulu. Pertemuan kembali lewat dunia maya itu berlanjut dengan chatting. Selanjutnya, bertukar nomor HP. Saling telepon pun sudah menjadi agenda rutinnya setiap hari.
Facebook pula yang membawanya untuk kembali kumpul-kumpul dengan teman-teman lamanya dulu. Frekuensi pertemuan dengan teman-teman lama itu makin lama makin sering dilakukan. Jika hari ini dengan teman-teman kuliah, berikutnya dengan teman-teman SMA (termasuk sang mantan juga). Di lain kesempatan kumpul-kumpul dengan teman-teman SMP dulu. Dia yang dulu nyaris tak pernah keluar rumah tanpa mengajak serta istri dan kelima anaknya, kini hampir selalu pergi sendiri saja.
Perubahan itu tentu saja membuat istri dan anak-anaknya heran sekaligus cemas. Sang istri mulai khawatir jika suaminya berpaling darinya. Anak-anaknya mulai merasa kehilangan perhatian dari bapaknya. Sementara dia tetap asyik dengan dunia barunya, tanpa menyadari kekhawatiran yang mulai timbul dalam benak anak istrinya.
Lambat laun perubahan itu pun mempengaruhi yang lainnya juga. Sang istri mulai curiga dan merasa dinomorduakan. Kini istrinya nuntut untuk mengikuti suaminya pergi kemana-mana. Anak-anaknya pun mulai mencari perhatian bapaknya dengan berbagai cara.
Kejadian itu, disampaikan langsung oleh sang pelaku kepadaku. Hemm.., entah sudah berapa kali aku dengarkan kisah serupa. Miris sebenarnya. Jejaring sosial yang tak dimanfaatkan sebagaimana adanya, justru menjadi pengoyak keutuhan dan kehangatan keluarga. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
Dia yang dulu lebih suka menghabiskan waktunya di dalam rumah, kini mulai senang keluar rumah. Malam-malam lagi. Dia juga mulai suka asyik sendiri, sibuk dengan handphonenya. Semuanya bermula saat anak tertuanya, yang kini sudah kelas 2 SMA, memperkenalkannya pada facebook. Memang, perkenalan bapak dari 5 anak itu dengan Facebook termasuk terlambat. Bahkan, jika saja anak sulungnya tak membuatkan akun Facebook untuk bapaknya itu, mungkin saja sampai sekarang dia tetap gaptek.
Ketertarikannya bermula pada saat dia mulai dapat menemukan teman-teman lamanya lewat Facebook. Terlebih lagi saat dia dapat menemukan kembali jejak mantan pacarnya saat SMA dulu. Pertemuan kembali lewat dunia maya itu berlanjut dengan chatting. Selanjutnya, bertukar nomor HP. Saling telepon pun sudah menjadi agenda rutinnya setiap hari.
Facebook pula yang membawanya untuk kembali kumpul-kumpul dengan teman-teman lamanya dulu. Frekuensi pertemuan dengan teman-teman lama itu makin lama makin sering dilakukan. Jika hari ini dengan teman-teman kuliah, berikutnya dengan teman-teman SMA (termasuk sang mantan juga). Di lain kesempatan kumpul-kumpul dengan teman-teman SMP dulu. Dia yang dulu nyaris tak pernah keluar rumah tanpa mengajak serta istri dan kelima anaknya, kini hampir selalu pergi sendiri saja.
Perubahan itu tentu saja membuat istri dan anak-anaknya heran sekaligus cemas. Sang istri mulai khawatir jika suaminya berpaling darinya. Anak-anaknya mulai merasa kehilangan perhatian dari bapaknya. Sementara dia tetap asyik dengan dunia barunya, tanpa menyadari kekhawatiran yang mulai timbul dalam benak anak istrinya.
Lambat laun perubahan itu pun mempengaruhi yang lainnya juga. Sang istri mulai curiga dan merasa dinomorduakan. Kini istrinya nuntut untuk mengikuti suaminya pergi kemana-mana. Anak-anaknya pun mulai mencari perhatian bapaknya dengan berbagai cara.
Kejadian itu, disampaikan langsung oleh sang pelaku kepadaku. Hemm.., entah sudah berapa kali aku dengarkan kisah serupa. Miris sebenarnya. Jejaring sosial yang tak dimanfaatkan sebagaimana adanya, justru menjadi pengoyak keutuhan dan kehangatan keluarga. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.
untung facebooku cuman kupake buat jualan, hehe
BalasHapusMemang harus pintar-pintar menyikapi..
BalasHapuskalo saya sih dari pada chatting dengan mantan pacar, kenapa tidak dimanfaatkan sebagai promosi bisnis saja... lebih menguntungkan.. :)
BalasHapusMemang serba salah ya, jejaring sosial yg harusnya merekatkan lagi hubungan2 lama malah merusak hubungan yg ada sekarang. Mungkin kita sebaiknya tetap menyadari bahwa kita telah berubah. Kita punya prioritas sendiri saat ini, bolehlah ada selingan ketemu kawan2 lama, tapi jangan sampai lupakan prioritas yg sekarang..
BalasHapus^_^
BalasHapussalam dari tetangga sebelah, bunda reni ...
itulah dampak negatif si muka buku...
BalasHapushehehehe
harusnya bapaknya diajarin buat blogging ya bu. ghahaha...
BalasHapuswah bahaya juga yah^^
BalasHapusmoga aja ayahku gx kayak gitu :D
Semuanya tergantung niat ya mbak. Saya ber FB untuk menjalin silaturrahim dengan para sahabat,dan memasarkan tulisan, hehe. Eh, ada flm baru lho tentang perjuangan pendiri Facebook, Mark Zuckenberg, judulnya The Social Network. Mungkin menarik buat ditonton.
BalasHapusWah bener bgt mba,terkadang seseorang bisa terjebak ke hal2 yg kurang menyenang kan oleh facebook.Tp dalam hal ini tidak 100 % kesalahan facebook.Smua kembali pada individu masing2
BalasHapusaku juga sering mendengar cerita seperti ini mbak.. rada bersyukur kalo orang tua ku gaptek utk hal2 seperti ini
BalasHapusklo menurut saya, sebaiknya sang istri ikut nimbrung dalam kebiasaan baru suaminya [bahkan harus bisa menambah seru] supaya mereka bisa sama2 senang dan tetap bersama :D
BalasHapusya, memang banyak kasus selingkuh lewat dunia maya. semua tergantung orangnya juga
BalasHapusfacebook bikin masalah nih!
BalasHapushemmm,....sepertinya yg kecanduan fb bukan hanya kawula muda ya mba ?
BalasHapustidak bisa dipungkiri memang mba, bagaimana kalo keduanya justru asyik dgn dunia masing2 itu mba ?
doooohhhhh........
Hmmmhhh...
BalasHapusgimana ya komentarnya. Untuk jejaring sosial microblogging sih ngga terlalu mengganggu waktu dgn keluarga aku. Tapi kalo udah urusan blog bener2 susah bagi waktunya.
Krn mama udah sering ngomel, jadi mulai membatasi dan mengatur kegiatan blogging sebaik mungkin. Paling ngga, mama ngga ngerasa dinomorduakan dan blog bisa tetap berjalan.
Walah aku malah udah gak pernah buka2 FB mbak... dan kayanya aku juga udah ga tertarik apalagi denger di berita ada lagi tuh yg ilang diculik halah... lama2 makin parah aja nie FB....
BalasHapus>> wes sembuh toh Mbak? aku malah ra ngerti nek si Mbak lagi kurag sehat hhe.... aku juga udah jarang2 nie BW'y hhe..
Sukses n Happy weekend Mbak :P
ough... kisah seperti ini bakal banyak terjadi mba'e
BalasHapusBetul mbak.. saya juga udah sering denger cerita kayak gituan.. ah, emang namanya teknologi harus diiringi dengan kebijakan pemakainya..
BalasHapustadinya kupikir yang mengalami mbak Reni.. eh ternyata. Pinter ih, mbak Reni bikin ceritanya..
ini nih contoh penggunaan internet yg tdk baik
BalasHapussalam sobat
BalasHapusdengan FB ,bisa menemukan sahabat lamanya.
tapi juga bikin cemas si istri ,di tulisan mba di atas .
siapapun pasti bisa berubah, tergantung bagaimana kitanya sendiri bisa menyikapi hal tersebut
BalasHapussblmny sy jg prn mndengar crita sprti ini,tp untungnya dg bijak si pmakai FB yg notabene sdh bkeluarga sudah memblokir FBny sndiri sblm bbagai kemungkinan buruk tjadi...
BalasHapussah2 saja mnggunakan jejaring sosial,tp parahny kbnyakan jejaring sosial jg mmpertemukan seseorg dg mantan2 kekasih,wal hasil bs jd cinta lama bsemi kembali,,hehehe
y smg sj bs d ambil hikmahnya dr tiap pristiwa ^^ dan mggunakan FB dg batas2 yg sewajarny
FB sering jd akar masalah pertengkaran dalam suatu hubungan lho...
BalasHapuskalau tidak disikapi dengan bijak memang merugikan...
duh...
Aku dah jarang buka FB mba, hehehe
BalasHapusklo aku tak ambil si2 baik aja.. buat cari tmn.. slm knl, sukses slalu & slm sahabat.
BalasHapusMemang efek fb ini luar biasa ya mbak..moga kita bisa mengambil hikmah dari kejadian tersebut
BalasHapusperubahan yg terjadi hendaklah menuju yg lebih baik
BalasHapusPenggunaan teknologi harus disikapi dengan baik2 penggunaannya..
BalasHapustergantung orgnya juga ya mbak, apalagi jika py masa lalu yg "ceria" pasti ketika ada kesempatan tuk nostalgia jadi lupa segalanya hehe
BalasHapusmemang suLit yah untuk menghadapi seseorang yang Lagi kebeLinger, tidak mengindahkan apapun dan siapapun. Lebih parahnya Lagi sudah meninggaLkan tanggung jawabnya.
BalasHapuspemanfaat teknoLogi modernisasi biLa tidak sesuai dengan porsinya banyak menyebabkan dampak negatif dari para peLakunya, terkadang justru menurunkan pencitraan diri mereka dari pada untuk tujuan yang Lebih bermanfaat.
wah orang tua juga bsa ketagihan fb toh...
BalasHapusyup, bener Mbak
BalasHapusaku juga pernah punya teman yang curhat masalah serupa
sayang sekali ya
jejaring sosial ternyata mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat