Hari ini, Minggu tanggal 25 Januari 2009, aku mengantar Shasa mengikuti lomba : Reading Poem. Sayang sekali, kali ini ayahnya tidak bisa ikut menyaksikan Shasa berlomba. Kebetulan ayahnya sedang sibuk ngurusin acara di kantor. Agar Shasa tetap semangat, Shasa minta agar tantenya dan dik Krisna yang datang dari Pacitan ikut menemaninya berlomba. Ayah hanya kebagian ngantar kami berempat ke tempat lomba.
Oya, reading Poem Competition ini merupakan rangkaian dari kegiatan Gerbangmas II Santo Bernardus Madiun Tahun 2009. Kebetulan, Shasa ditunjuk untuk mewakili sekolahnya bersama 4 anak lainnya (3 anak kelas 3, dan 2 anak dari kelas 2). Sementara pihak sekolah memberi kabar padaku bahwa Shasa diminta untuk ikut lomba tersebut di awal liburan sekolah (tgl. 18 Januari malam hari). Sekolah memberi jadwal latihan hanya 3 kali, yaitu : senin (19 Januari), Jumat (23 Januari) dan Sabtu (24 Januari). Jadi, mengingat pendeknya waktu, maka selama liburan ini Shasa sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba tersebut.
Selain dilatih oleh guru sekolahnya, Shasa berinisiatif meminta agar dia dilatih juga oleh tutornya di tempat les Bahasa Inggris. Atas desakannya, aku ngebel Miss Lusi (tutor di tempet Les Bhs. Inggrisnya) dan meminta kesediaannya untuk melatih Shasa untuk Reading Poem. Untung Miss Lusi tidak berkeberatan membantu melatih Shasa selama 4 hari berturut-turut, mulai Selasa sampai Jumat. Latihannya gak lama sih..., setiap latihan hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit.
Reading Poem Competition dibagi dalam 2 kategori : Kategori A untuk anak-anak TK. Kategori B untuk anak-anak kelas 1 - 3 SD. Pesertanya sih tidak terlalu banyak. Untuk Kategori A kurang lebih hanya diikuti oleh 25 peserta, sementara Kategori B diikuti oleh 38 peserta. Shasa mendapat nomor urut : B 9.
Menjelang penampilannya di atas panggung Shasa mengeluh sakit perut. Hehehe..., grogi dia rupanya. Oleh gurunya, Bu Wido, Shasa disarankan untuk mengambil nafas panjang agar groginya berkurang. Aku sendiri maklum kalau Shasa grogi, secara ... dia anak yang pemalu !! Gak kayak mamanya yang malu-maluin ....
Untuk membesarkan hatinya, aku hanya bisa bilang bahwa aku tidak menuntut dia jadi juara. Karena yang terpenting bagiku, dia bisa tampil maksimal, tanpa malu dan takut, serta tidak sampai lupa teks. Kukatakan juga pada Shasa bahwa ditunjuk untuk mewakili sekolah sudah merupakan kebanggaan tersendiri. Sehingga, agar sekolah tidak kecewa kuminta Shasa untuk melakukan yang terbaik dari dirinya. Kalau belum menang saat ini..., berarti kemampuan Shasa belum bagus betul dan itu bisa diperbaiki lain kali.
Akhirnya nomor B9 dipanggil untuk tampil ke depan. Wow..., aku deg-degan lho. Semula aku khawatir kalau Shasa jadi grogi saat dia harus berjalan di panggung yang sangat panjang. Panggung yang digunakan untuk Reading Poem ditata seperti untuk peragaan busana, berbentuk T dengan kaki yang panjang. Alhamdulillah..., Shasa bisa jalan dengan cukup PD, ambil microphone, senyum kecil, memberi hormat dan .... mulai berpuisi !! Tidak ada salah atau lupa teks. Cukup PD walau bagiku suaranya kurang keras dikit. Tapi.., aku sangat bangga dan puas dengan penampilannya tadi.
Setelah menunggu cukup lama bagiku (dan sangat lama bagi Shasa ...), akhirnya diumumkan juga para pemenangnya. Untuk kategori B, Shasa berhak menjadi Juara Harapan II. Alhamdulillah.... Karena sebenarnya aku sama sekali gak berani berharap Shasa bisa menang, karena peserta yang lain juga bagus-bagus. Shasa sendiri waktu nomor B9 disebut sebagai juara Harapan II masih belum percaya. Setelah namanya disebutkan, barulah dia percaya bahwa dia menang !! Seneng sekali.....
Shasa saat nerima trophy (hasil jepretan de' Krisna sayang agak kabur..)
Duh senengnya yang menang....
Akhirnya kerja keras Shasa membuahkan hasil juga. Untuk bisa membuat Shasa berani tampil di depan juri dan penonton perlu waktu yang cukup lama juga.... Berkat usaha dan semangatnya akhirnya Shasa memetik buah dari ketekunannya. Aku sangat senang dan bangga tentu saja.
Sebenarnya puisi yang disediakan juri ada 4 buah, semuanya pendek-pendek. Dan puisi yang dipilih Shasa berjudul The Card Sharp. Mau tahu isi puisinya Shasa ? Oke..., bisa dibaca berikut ini.
THE CARD SHARP
A leopard and a cheetah were lying
Playing cards in a shady glade
Everyone thought the cheetah was cheating
“Like name, like nature “ they said
But the cheetah was never spotted
( though the leopard most certainly was )
Oya, reading Poem Competition ini merupakan rangkaian dari kegiatan Gerbangmas II Santo Bernardus Madiun Tahun 2009. Kebetulan, Shasa ditunjuk untuk mewakili sekolahnya bersama 4 anak lainnya (3 anak kelas 3, dan 2 anak dari kelas 2). Sementara pihak sekolah memberi kabar padaku bahwa Shasa diminta untuk ikut lomba tersebut di awal liburan sekolah (tgl. 18 Januari malam hari). Sekolah memberi jadwal latihan hanya 3 kali, yaitu : senin (19 Januari), Jumat (23 Januari) dan Sabtu (24 Januari). Jadi, mengingat pendeknya waktu, maka selama liburan ini Shasa sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba tersebut.
Selain dilatih oleh guru sekolahnya, Shasa berinisiatif meminta agar dia dilatih juga oleh tutornya di tempat les Bahasa Inggris. Atas desakannya, aku ngebel Miss Lusi (tutor di tempet Les Bhs. Inggrisnya) dan meminta kesediaannya untuk melatih Shasa untuk Reading Poem. Untung Miss Lusi tidak berkeberatan membantu melatih Shasa selama 4 hari berturut-turut, mulai Selasa sampai Jumat. Latihannya gak lama sih..., setiap latihan hanya butuh waktu kurang lebih 30 menit.
Reading Poem Competition dibagi dalam 2 kategori : Kategori A untuk anak-anak TK. Kategori B untuk anak-anak kelas 1 - 3 SD. Pesertanya sih tidak terlalu banyak. Untuk Kategori A kurang lebih hanya diikuti oleh 25 peserta, sementara Kategori B diikuti oleh 38 peserta. Shasa mendapat nomor urut : B 9.
Menjelang penampilannya di atas panggung Shasa mengeluh sakit perut. Hehehe..., grogi dia rupanya. Oleh gurunya, Bu Wido, Shasa disarankan untuk mengambil nafas panjang agar groginya berkurang. Aku sendiri maklum kalau Shasa grogi, secara ... dia anak yang pemalu !! Gak kayak mamanya yang malu-maluin ....
Untuk membesarkan hatinya, aku hanya bisa bilang bahwa aku tidak menuntut dia jadi juara. Karena yang terpenting bagiku, dia bisa tampil maksimal, tanpa malu dan takut, serta tidak sampai lupa teks. Kukatakan juga pada Shasa bahwa ditunjuk untuk mewakili sekolah sudah merupakan kebanggaan tersendiri. Sehingga, agar sekolah tidak kecewa kuminta Shasa untuk melakukan yang terbaik dari dirinya. Kalau belum menang saat ini..., berarti kemampuan Shasa belum bagus betul dan itu bisa diperbaiki lain kali.
Akhirnya nomor B9 dipanggil untuk tampil ke depan. Wow..., aku deg-degan lho. Semula aku khawatir kalau Shasa jadi grogi saat dia harus berjalan di panggung yang sangat panjang. Panggung yang digunakan untuk Reading Poem ditata seperti untuk peragaan busana, berbentuk T dengan kaki yang panjang. Alhamdulillah..., Shasa bisa jalan dengan cukup PD, ambil microphone, senyum kecil, memberi hormat dan .... mulai berpuisi !! Tidak ada salah atau lupa teks. Cukup PD walau bagiku suaranya kurang keras dikit. Tapi.., aku sangat bangga dan puas dengan penampilannya tadi.
Setelah menunggu cukup lama bagiku (dan sangat lama bagi Shasa ...), akhirnya diumumkan juga para pemenangnya. Untuk kategori B, Shasa berhak menjadi Juara Harapan II. Alhamdulillah.... Karena sebenarnya aku sama sekali gak berani berharap Shasa bisa menang, karena peserta yang lain juga bagus-bagus. Shasa sendiri waktu nomor B9 disebut sebagai juara Harapan II masih belum percaya. Setelah namanya disebutkan, barulah dia percaya bahwa dia menang !! Seneng sekali.....
Shasa saat nerima trophy (hasil jepretan de' Krisna sayang agak kabur..)
Duh senengnya yang menang....
Akhirnya kerja keras Shasa membuahkan hasil juga. Untuk bisa membuat Shasa berani tampil di depan juri dan penonton perlu waktu yang cukup lama juga.... Berkat usaha dan semangatnya akhirnya Shasa memetik buah dari ketekunannya. Aku sangat senang dan bangga tentu saja.
Sebenarnya puisi yang disediakan juri ada 4 buah, semuanya pendek-pendek. Dan puisi yang dipilih Shasa berjudul The Card Sharp. Mau tahu isi puisinya Shasa ? Oke..., bisa dibaca berikut ini.
THE CARD SHARP
A leopard and a cheetah were lying
Playing cards in a shady glade
Everyone thought the cheetah was cheating
“Like name, like nature “ they said
But the cheetah was never spotted
( though the leopard most certainly was )
Wah ... hebat!
BalasHapusAku aja belum tentu seberani itu. apalagi membayangkan bisa tampil PD. Great JOB!!
Kesuksesan bukan dinilai dari hasilnya, namun dari usahanya berani maju, dan semangat untuk tampil sesuai kepercayaan diri.
Kerennnn
Betul mbak..., yang penting usahanya. Makanya aku juga gak nargetin Shasa harus menang.
BalasHapusAku juga belum tentu berani kok tampil baca puisi di depan orang lain. *tersipu malu*