Beberapa hari ini di kantor ada berita tentang seorang kawan (dari bagian lain) yang sedang sakit. Kabarnya kondisinya sekarang sudah cukup memprihatinkan. Kabar tersebut cukup membuat kaget banyak pihak, karena kawan itu terkenal sebagai orang yang aktif, sehat, kuat dan dinamis. Dia terkenal sebagai olahragawan dan pemandu acara-acara outdoor (tukang cua-cuap) di kantor kami. Jadi, begitu mendengar kabar bahwa kawan tadi sudah tidak berdaya di rumah sakit, banyak orang kaget dan heran. Orang sesehat itu..., sakit ??? Kok bisa ...???
Gambar diambil dari sini
Setelah tak berkutik dengan banyaknya pekerjaan kantor, baru tadi siang aku dan rombongan kantor membezuk ke Rumah Sakit. Dan ternyata, orang yang kami jumpai tergeletak di ranjang rumah sakit bukan seperti kawan yang kami kenal sebelumnya. Kondisinya membuat kami semua tak sampai hati melihatnya. Dia tak bisa bicara, makanan pun sudah dimasukkan melalui selang di hidungnya. Melihat badannya yang masih tegap dan "utuh" pasti tak seorangpun menyangka kalau dia bisa tak berdaya seperti itu.
Berdasar informasi yang aku peroleh, semua berawal dari radang tenggorokan. Selama beberapa hari, kawan itu kehilangan suaranya karena batuk. Karena suara adalah salah satu "modal" utamanya dalam bekerja, maka dia melakukan berbagai upaya supaya cepat sembuh. Obat dari dokter dan ramuan shinse semua dikonsumsinya, nyaris dalam waktu yang bersamaan. Mungkin karena "over dosis" atau apalah, kemudian kawan tadi harus dilarikan ke rumah sakit. Dan ternyata... dengan cepat kondisinya memburuk. Bahkan untuk berkomunikasi pun dia sudah tak mampu.
Kami yang datang membezuknya tak ada sanggup berlama-lama di dalam kamar pasien. Semua tidak tega melihatnya menghentak-hentakkan kaki dan tangannya sambil sesekali "melenguh". Memprihatinkan sekali pokok'e....
Dari data pasien aku membaca bahwa sakit yang diderita kawanku itu bernama : disfagia. Penyakit apa lagi itu ? Setelah cari sana sini, akhirnya aku ketemu di sini tentang penyakit itu. Ringkasnya, disfagia adalah penyakit sulit menelan. Tapi masak hanya sesimpel itu penyakit yang diderita kawanku itu ? Padahal kawanku tadi bukan hanya sulit menelan, tapi juga sudah tak mampu berkomunikasi dengan orang lain dan bahkan sepertinya sudah seperti orang terkena stroke.
Tapi..., aku bukan dokter, jadi aku hanya bisa menebak-nebak saja. Aku sama sekali tak punya ilmu tentang penyakit. Yang kini aku renungkan adalah..., secepat ini Allah membuat segalanya berbeda. Sehari sebelumnya kawan tadi masih aktif di kantor dan ternyata keesokan harinya sudah terbering lemah di rumah sakit. Kalau sudah begini, terasa sekali betapa berharganya sehat itu. Olahragawan sekalipun, ternyata tak mampu menolak jika Allah menghendakinya jatuh sakit.
Hari ini aku seperti diingatkan untuk lebih mensyukuri apa yang aku dapat selama ini. Aku harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya sebelum Allah mengambil segala kenikmatan itu dariku. Aku jadi ingat dengan lagunya Raihan yang berjudul Demi Masa.
Demi masa
sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
Demi masa
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal saleh
Gambar diambil dari sini
Setelah tak berkutik dengan banyaknya pekerjaan kantor, baru tadi siang aku dan rombongan kantor membezuk ke Rumah Sakit. Dan ternyata, orang yang kami jumpai tergeletak di ranjang rumah sakit bukan seperti kawan yang kami kenal sebelumnya. Kondisinya membuat kami semua tak sampai hati melihatnya. Dia tak bisa bicara, makanan pun sudah dimasukkan melalui selang di hidungnya. Melihat badannya yang masih tegap dan "utuh" pasti tak seorangpun menyangka kalau dia bisa tak berdaya seperti itu.
Berdasar informasi yang aku peroleh, semua berawal dari radang tenggorokan. Selama beberapa hari, kawan itu kehilangan suaranya karena batuk. Karena suara adalah salah satu "modal" utamanya dalam bekerja, maka dia melakukan berbagai upaya supaya cepat sembuh. Obat dari dokter dan ramuan shinse semua dikonsumsinya, nyaris dalam waktu yang bersamaan. Mungkin karena "over dosis" atau apalah, kemudian kawan tadi harus dilarikan ke rumah sakit. Dan ternyata... dengan cepat kondisinya memburuk. Bahkan untuk berkomunikasi pun dia sudah tak mampu.
Kami yang datang membezuknya tak ada sanggup berlama-lama di dalam kamar pasien. Semua tidak tega melihatnya menghentak-hentakkan kaki dan tangannya sambil sesekali "melenguh". Memprihatinkan sekali pokok'e....
Dari data pasien aku membaca bahwa sakit yang diderita kawanku itu bernama : disfagia. Penyakit apa lagi itu ? Setelah cari sana sini, akhirnya aku ketemu di sini tentang penyakit itu. Ringkasnya, disfagia adalah penyakit sulit menelan. Tapi masak hanya sesimpel itu penyakit yang diderita kawanku itu ? Padahal kawanku tadi bukan hanya sulit menelan, tapi juga sudah tak mampu berkomunikasi dengan orang lain dan bahkan sepertinya sudah seperti orang terkena stroke.
Tapi..., aku bukan dokter, jadi aku hanya bisa menebak-nebak saja. Aku sama sekali tak punya ilmu tentang penyakit. Yang kini aku renungkan adalah..., secepat ini Allah membuat segalanya berbeda. Sehari sebelumnya kawan tadi masih aktif di kantor dan ternyata keesokan harinya sudah terbering lemah di rumah sakit. Kalau sudah begini, terasa sekali betapa berharganya sehat itu. Olahragawan sekalipun, ternyata tak mampu menolak jika Allah menghendakinya jatuh sakit.
Hari ini aku seperti diingatkan untuk lebih mensyukuri apa yang aku dapat selama ini. Aku harus memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya sebelum Allah mengambil segala kenikmatan itu dariku. Aku jadi ingat dengan lagunya Raihan yang berjudul Demi Masa.
sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran
Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sehat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
Demi masa
Sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal saleh
Pokoknya yang namanya sakit itu tidak enak! Ini aku lagi sakit batuk/pilek/kepala ngliyeng ... parah-parahnya hari senin lalu ... baru hari ini aku bisa kuat ngangkat notebook... bayangin aja notebook yang sekecil itu saja terasa berat ... yeah kita harus selalu berdoa supaya Tuhan beri kita sehat dan damai ...
BalasHapusHabis dikerok Mbak *laporan mode on*
BalasHapussemoga cepat sembuh... salam kenal ya mba..
BalasHapusYa, bener, mbak. Bila kita melihat orang sakit jadi ingat betapa berharganya kesehatan itu ya... Cuma untuk hidup yang sehat mesti dididik sejak kecil (habit). Sayangnya pendidikan kita belum banyak membantu untuk ini.
BalasHapus@juliach : semoga sekarang mbak Julia udah sehat dan bisa beraktivitas lagi.
BalasHapus@kuyus : lha kok kerokan... Emang batuknya belum sembuh ?
@casual_cutie: amien. Makasih doanya dan makasih udah mampir. Salam kenal.
@hejis : emang pola hidup sehat belum membudaya dalam masyarakat kita. Salam kenal. Thanks udah mampir.
aduh ngeri banget..
BalasHapusjaman sekarang kog banyak penyakit aneh-aneh ya?
@mila : aku kemarin waktu dengar nama penyakitnya juga bingung kok, mbak. Penyakit baru nih ? Gitu pikirku. Semoga kita sehat-sehat aja ya ? Amien..
BalasHapussehat emang sesuatu yg patut disyukuri, tp kita jg perlu mengantisipasi penyakit antara lain pola mkn (nach yg ini aku msh kacau) & keturunan. Bicara masalah penyakit keturunan yg langka td pagi aku melayat kakak temenku yg meninggal krn sakit ataxia. So...mbah2 kita dulu selalu mengingatkan bibit, bebet, bobot sbl menikah ternyat ada benernya jg kan.... Suwun mbak reni kaparingan mampir....nuwun.
BalasHapus@anonim : nasehat orang tua kadang kala memang terlupakan. Ataxia ? Halah..., penyakit apa lagi tuh ?!
BalasHapus