Hari ini aku menemukan sebuah kisah yang menarik dari note facebook Dedy, teman lamaku. Terkesan dengan kisah itu, maka aku langsung ijin untuk mempostingnya di blogku, tentu saja setelah aku melakukan edit di sana-sini. Inilah kisah yang membuatku terkesan itu.
Setiap hari Pak Ary pergi ke kantor dari rumahnya di bilangan Depok ke daerah Pondok Pinang. Setiap hari pula dia melewati pintu tol Jakarta Outer Ring Road yang sama. Interaksi yang terjadi antara pak Ary (selaku pengguna tol) dan petugas tol selama ini tak ada yang istimewa, tak ada hal istimewa yang terjadi di jalan tol itu.
Sebagaimana diketahui, tugas dari para petugas tol hanya melihat jumlah uang yang diterimanya, mengambilnya, menghitungnya dan mengembalikan uang sisa beserta tanda bukti pembayaran. Nyaris tanpa ada komunikasi. Hal yang sama akan terus dilakukan kepada mobil berikutnya, setiap waktu, setiap hari. Jika mereka dimutasi, maka hanya mutasi antar pintu tol. Dengan kondisi seperti itu sangat dimaklumi jika miskinnya komunikasi dalam menjalani pekerjaannya menyebabkan munculnya rasa tidak bahagia bagi petugas pintu tol. Maklum saja, manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan interaksi dengan orang lain.
Namun suatu hari Pak Ary menemukan kejadian yang berbeda saat berada di pintu tol. Petugas pintu tol yang melayaninya kali ini bertindak berbeda. Ketika Pak Ary menyerahkan uangnya, seorang pria penjaga pintu tol tersebut menyapanya dengan hangat, "Selamat Pagi Pak.." disertai dengan guratan senyum di wajahnya. Tak lama kemudian dia menyerahkan sisa uang dan karcis tol kepada pak Ary disertai ucapan "Selamat sampai di tujuan Pak...". Pak Ary tertegun tak percaya, karena baru kali ini dia merasakan pengalaman tersebut. Sebuah hal kecil yang dilakukan oleh pria tersebut berdampak besar dan telah membuat perasaan Pak Ary Bahagia meluncur di jalan tol menuju kantornya.
Keesokan harinya Pak Ary kembali pergi ke kantor dan kembali melewati pintu tol yang sama. Ternyata petugas yang kemarin melayaninya masih melakukan hal yang sama seperti kemarin. Hal itu pun dilakukan kepada semua mobil yang melewati pintu tol tersebut. Mengetahui hal itu, mau tak mau Pak Ary merasa kagum padanya sekaligus merasa penasaran dengan sikap yang 'berbeda' itu.
Terdorong oleh rasa penasaran, setelah menyelesaikan transaksi tersebut, Pak Ary memparkirkan kendaraannya di tepian tol. Dihampirinya petugas penjaga tol tadi. Kemudian Pak Ary bertanya padanya "Pak, apa yang membuat Anda bertindak berbeda dengan para penjaga tol lainnya?"
Jawaban dari penjaga tol itu benar-benar tak terduga dan sempat membuat Pak Ary tercenung.
Penjaga tol itu telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. Dia telah mampu menempatkan profesinya sebagai bakti dan ibadah kepada Sang Maha Kuasa. Inilah kecerdasan spiritual, sebuah kecerdasan yang memiliki porsi terbesar dari sekedar kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) yang akan membawa kita kepada kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Semoga kisah di atas dapat memberikan manfaat bagi kita dan membuat kita mencintai pekerjaan kita sebagai bukti cinta kita kepadaNYA.
Setiap hari Pak Ary pergi ke kantor dari rumahnya di bilangan Depok ke daerah Pondok Pinang. Setiap hari pula dia melewati pintu tol Jakarta Outer Ring Road yang sama. Interaksi yang terjadi antara pak Ary (selaku pengguna tol) dan petugas tol selama ini tak ada yang istimewa, tak ada hal istimewa yang terjadi di jalan tol itu.
Sebagaimana diketahui, tugas dari para petugas tol hanya melihat jumlah uang yang diterimanya, mengambilnya, menghitungnya dan mengembalikan uang sisa beserta tanda bukti pembayaran. Nyaris tanpa ada komunikasi. Hal yang sama akan terus dilakukan kepada mobil berikutnya, setiap waktu, setiap hari. Jika mereka dimutasi, maka hanya mutasi antar pintu tol. Dengan kondisi seperti itu sangat dimaklumi jika miskinnya komunikasi dalam menjalani pekerjaannya menyebabkan munculnya rasa tidak bahagia bagi petugas pintu tol. Maklum saja, manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan interaksi dengan orang lain.
Namun suatu hari Pak Ary menemukan kejadian yang berbeda saat berada di pintu tol. Petugas pintu tol yang melayaninya kali ini bertindak berbeda. Ketika Pak Ary menyerahkan uangnya, seorang pria penjaga pintu tol tersebut menyapanya dengan hangat, "Selamat Pagi Pak.." disertai dengan guratan senyum di wajahnya. Tak lama kemudian dia menyerahkan sisa uang dan karcis tol kepada pak Ary disertai ucapan "Selamat sampai di tujuan Pak...". Pak Ary tertegun tak percaya, karena baru kali ini dia merasakan pengalaman tersebut. Sebuah hal kecil yang dilakukan oleh pria tersebut berdampak besar dan telah membuat perasaan Pak Ary Bahagia meluncur di jalan tol menuju kantornya.
Keesokan harinya Pak Ary kembali pergi ke kantor dan kembali melewati pintu tol yang sama. Ternyata petugas yang kemarin melayaninya masih melakukan hal yang sama seperti kemarin. Hal itu pun dilakukan kepada semua mobil yang melewati pintu tol tersebut. Mengetahui hal itu, mau tak mau Pak Ary merasa kagum padanya sekaligus merasa penasaran dengan sikap yang 'berbeda' itu.
Terdorong oleh rasa penasaran, setelah menyelesaikan transaksi tersebut, Pak Ary memparkirkan kendaraannya di tepian tol. Dihampirinya petugas penjaga tol tadi. Kemudian Pak Ary bertanya padanya "Pak, apa yang membuat Anda bertindak berbeda dengan para penjaga tol lainnya?"
Jawaban dari penjaga tol itu benar-benar tak terduga dan sempat membuat Pak Ary tercenung.
"Karena saya menyadari bahwa saya tidak memiliki bekal pendidikan yang tinggi. Saya bukan seorang guru, sehingga saya tak memiliki tabungan amal yang bisa membawa saya ke surga. Saya bukan seorang dokter, sehingga saya tak memiliki profesi yang bisa membawa saya ke surga. Saya bukan seorang insiyur, sehingga saya tak memiliki karya yang bisa membawa saya ke surga. Saat ini saya tidak memiliki profesi yang "elit" seperti Anda. Namun saya tahu, siapapun yang melewati jalan tol ini, mereka adalah pribadi-pribadi yang sedang terburu-buru pergi menuju kantornya, tempat mereka berjihad dan berjuang. Mereka memilih melewati jalan tol ini agar cepat sampai di tujuan. Ketika saya menyapa mereka dan mendoakan mereka agar selamat sampai di tujuan, saya hanya berharap saya juga memiliki andil terhadap kerja dan karya mereka yang akan membawa mereka menuju perjumpaan mulia dengan Tuhan di surga. Paling tidak itulah yang bisa saya lakukan. Tuhan tidak menilai dari apa jenis profesi saya, namun Tuhan melihat, mendengar dan menilai bagaimana saya melakukan kerja profesi saya. Itulah yang Insya Allah akan membuat saya berjumpa Tuhan di surga-Nya kelak."
Penjaga tol itu telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. Dia telah mampu menempatkan profesinya sebagai bakti dan ibadah kepada Sang Maha Kuasa. Inilah kecerdasan spiritual, sebuah kecerdasan yang memiliki porsi terbesar dari sekedar kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) yang akan membawa kita kepada kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Semoga kisah di atas dapat memberikan manfaat bagi kita dan membuat kita mencintai pekerjaan kita sebagai bukti cinta kita kepadaNYA.
terimakasih bu atas renungan dari pejaga tol ini artikel yang menarik sekali dan untuk intropeksi ku
BalasHapusLuar biasa.
BalasHapusJawaban dari Penjaga Tol sangat singkat namun padat dengan makna dan menggena di hati.
Artikel yang bagus mam, layak jadi renungan dan pelajaran bagi kita semua
wow... Subhanallah... jawaban Si Penjaga pintu Tol itu benar2 mengingatkan saya bahwa betapa berharganya sekelumit kata doa yg keluar dari mulut kita, semoga Allah mencatat segala kebaikannya, amin. Salut..
BalasHapuswow... Subhanallah... jawaban Si Penjaga pintu Tol itu benar2 mengingatkan saya bahwa betapa berharganya sekelumit kata doa yg keluar dari mulut kita, semoga Allah mencatat segala kebaikannya, amin. Salut..
BalasHapussalam sobat
BalasHapustrims mba Reni sharingnya,,
saya juga kagum mba,,penjaga tol seperti itu,,kita semua bisa mengambil pelajaran dari penjaga tol tersebut.
sungguh, kata-kata bijak yang sangat2 bernilai mbak. izin kopas ya untuk pengingat diri :)
BalasHapusThanks for sharing..
bagus banget ceritanya mbak, kadang manusia memang tak sempat memikirkan ingin berbuat kebaikan apa terhadap orang disekelilingnya, termasuk lingkungan. padahal hal-hal kecil yang kita lakukan bisa saja bermanfaat bagi orang lain
BalasHapusSubhanallah.. Maha Besar Allah yang membentangkan ilmunya dimanapun. Terima kasih sharingnya mbak.. Ohya,awardnya silahkan dibawa njih mbak. Terima kasih..
BalasHapuskalo di tempatku kadang penjaga tolnya suka cemberut, keknya kesel dikurung di kotak itu agak lama XD
BalasHapuskagum + salut banget sama penjaga jalan tol itu....
BalasHapusdia tidak menganggap pekerjaannya sebagai beban tetapi menganggapnya sebagai ibadah kepada Tuhan..
benar-benar perilaku yang perlu dicontoh...
renungan yang bermanfaat sekali mbak.. :D
sekedar info mba, hari ini sy bw pake hp dan hasilnya blog mba memuaskan lancar
BalasHapuskualitas seseorang memang tidak bisa hanya dilihat dari pekerjaan ataupun pendidikannya...tq mbak dah berbagi :)
BalasHapuskualitas seseorang memang tidak bisa hanya dilihat dari pekerjaan ataupun pendidikannya...tq mbak dah berbagi :)
BalasHapusjawaban penjaga Tol yang mantap... sarat akan pencerahan.
BalasHapussubhanallah. dorongan itu yang membuat orang berfikir. berusaha. walau dengan suatu yang kecil
BalasHapussemoga kita sebagai orang2 yang diberi kelebihan dapat meniru penjaga tol tersebut dalam bersikap kepada Sang Pencipta.
BalasHapusmakasih atas bahan renungannya mbak....
BalasHapuspelajaran yang sangat indah niatkanlah sebelum kita berangkat kerja untuk beribadah apapun pekerjaan kita
BalasHapuslama nggak berkunjung bu, beginilah kalau blog rame-rame saling mengharap satu sama lain
BalasHapussubhanalloh... makasih mbak ceritanya... sungguh mencerahkan...
BalasHapusandai semuanya seperti penjaga tol itu...
BalasHapusehmmm...
WAW...tergetar dengan sikap tulus penjaga tol itu...dan menyadarkan klo hal-hal kecil pun (menyapa) ternyata dapat berguna bagi orang lain dan merupakan bentuk ibadah.Thanks for the awakening call. Aku link ya :)
BalasHapushebat..masih ada orang yg begitu..
BalasHapuswow sungguh terharu dan bisa dijadikan pembelajaran ini,,, makasih reviewna sobbb hikz hikz
BalasHapusberkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya
salm blogger
makasih
:D
bener banget kwalitas seseorang emng tidak bisa diliat dari siap dia dan apa pekerjaanya..
BalasHapusmelainkan dari hatinya,,,
yah.....bener juga yah!!! jika kita menjalankan profesi kita dengan segenap hati.....apapun itu pasti akan menjadi lebih baik!!!!
BalasHapussharing yang bagus mba!?!?!?!
makasih kak renungannya!
BalasHapusMAKASIH DOANYA KAK, Saya takkan mengecewakan orang2 yang mendoakanku!
Itulah Wawan!
sebuah pelajaran yang cukup bermakna dan dapat di jadikan sebuah perenungan diri agar menjadi lebih baik
BalasHapusSubhanallah saya kagum sama penjaga tol itu mbak..semoga saya bisa seperti beliau
BalasHapusdia itulah yg paling mengerti tentang "bekerja sebagai ibadah"
BalasHapusaku belom pernah ketemu petugas tol seperti itu
biasanya mukanya masam
sebuah kisah yang sangat indah mbak... betapa kecil perbuatan yang dilakukan jika itu dilakukan dengan setulus hati akan membawa kebahagiaan untuk orang lain... salam kasih...
BalasHapuspelajaran yang bagus mbak. cocok buat renungan. apapun profesi kita kalo di lakukan dengan baik semoga hasilnya pun baik.amin
BalasHapuspelajaran yang luar biasa bagi pandi.. meski pekerjaan sederhana tapi cara memaknainya sangat luarbiasa.. pegawai itu bukan pegawai biasa.. tapi luarbiasa..
BalasHapussaya juga pernah membaca ini di notes fb. memang kita harus berpikir juga apakah pekerjaan kita bisa menghasilkan pahala atau tidak. bukan hanya tentang materi (dunia).
BalasHapussepagi ini tulisan mba reni membuat saya tergugah....
BalasHapus* selamat pagi mba,maaf baru berkunjung....BW akhir2 ini terasa sulit dilakukan karena kesibukan,dan kadang jaringan net yg lemot bgt.
smg mba reni slalu dlm keadaan sehat ya....
Penjaga Tol salut untuk anda...
BalasHapusMaaf mbak reni baru bisa mampir ^^ sukse ea
alam semesta adalah tempat belajar tanpa batas
BalasHapustermask tol :)
penjaga tol yang di ring road arah cengkareng juga begitu.. :D BAIK BAIK BANGET..
BalasHapuskita bisa mengambil pelajaran dari siapapun
BalasHapusPelajaran kehidupan yang sangat berarti mbak...
BalasHapusMemang harus menjadikan semua pekerjaan kita sebagai ibadah, baik penjaga tol, penjaga mol, ibu RT, dll... Semua harus karena Allah...
Maaf baru mampir nih, semalam spidi ngadat. Pas On, eh... listrik mati sampi jam 4 subuh...
Semua yg kita lakukan itu pasti ada maknanya. Tinggal kita yg harus mencarinya, menanamkannya dalam diri kita, supaya hal itu mendorong kita untuk selalu berusaha yang terbaik.
BalasHapusPenjaga tol yang baik ..
BalasHapusSelalu memberikan yang terbaik. Karena pada akhirnya itu adalah urusan ia dan Tuhannya ..
Selalu melakukan yang terbaik .. dan ia berjala seperti lingkaran. Kebaikan itu akan kembali kepada kita. Sekalipun kebaikan tak selalu dilihat dengan kebaikan pula. tetap lakukan yang terbaik ..
wah, penjaga tol yg luar biasa
BalasHapussubhanallah...
BalasHapusmeskipun "cuma" penjaga pintu tol, tapi pasti ladang amalnya luar biasa banyak!!!
saluuut...
apa yang dilakukan Pak Penjaga tol itu patut di contoh.