Jumat, 29 Oktober 2010

Kecewanya para peserta lomba

Minggu pagi (24 Oktober 2010) yang lalu, aku mengantarkan Shasa untuk mengikuti lomba Spelling yang diselenggarakan oleh sebuah Bimbingan Belajar yang terkenal di kotaku. Peserta lomba Spelling (mengeja) untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar kurang lebih 50 orang. Meskipun di brosur dituliskan setiap peserta diminta kumpul jam 7 pagi, tapi ternyata lombanya baru dimulai jam 9 pagi.

Setiap peserta diminta untuk duduk di kursi sesuai dengan nomor pesertanya. Teknik pelaksanaan lomba adalah sebagai berikut :
  • Setiap peserta akan dipanggil urut berdasarkan nomor pesertanya.
  • Setiap peserta (urut dari nomor pertama sampai terakhir) harus maju dan menjawab 1 pertanyaan dari juri. Jika jawaban benar, dia diminta untuk duduk kembali ke tempatnya. Sementara yang tak bisa menjawab dengan benar akan langsung gugur dan harus meninggalkan kursinya.
  • Begitu seterusnya, hingga peserta yang tersisa tinggal 10 orang.
  • Juri hanya berhak memberikan 3 buah bantuan berupa : mengulang sekali lagi pertanyaan, memberikan definisi dari kata yang ditanyakan, memberi contoh kata itu dalam sebuah kalimat. Jika ketiga bantuan itu sudah diberikan dan peserta tak bisa menjawab dengan benar, maka langsung gugur.
  • Jawaban yang diberikan pertama kali itulah jawaban yang dinilai.

Semua peserta sudah paham dan sepakat dengan syarat tersebut. Namun sayang sekali dalam pelaksanaannya banyak kekecewaan dari para peserta dan bahkan orang tua. Pertama, yang memberikan pertanyaan ada 2 orang juri secara bergilirian. Namun sayangnya kedua juri itu sangat berbeda karakternya. Juri pertama sangat keras dan jelas bicaranya, selain itu dia sangat royal dalam memberikan bantuan. Sementara juri kedua, bicaranya pelan dan tidak jelas, bahkan tidak terlalu suka memberikan bantuan pada peserta. Akibatnya, peserta yang mendapat giliran diberi pertanyaan oleh juri kedua banyak yang gugur karena tidak bisa menangkap dengan baik soal dan bantuan yang diberikan oleh juri kedua.

Harusnya, semua peserta mendapat pertanyaan dari 1 juri saja. Jadi semua peserta mendapat perlakuan yang sama. Bahkan, peraturan lomba sempat beberapa kali dilanggar. Misalkan saja, ada seorang peserta yang mendapat banyak sekali bantuan dari juri, padahal dalam peraturannya hanya boleh diberi bantuan sebanyak 3 kali. Ada lagi kasus dimana juri tidak bisa mendengar dengan jelas jawaban dari peserta (yang diberikan dengan ragu-ragu), dia diberi pertanyaan lain lagi oleh juri, sehingga dia harus menjawab 2 soal. Padahal jelas-jelas, jawaban pertama yang harusnya dinilai.

Selama kegiatan lomba itu banyak sekali orang tua dan guru yang protes. Ada peserta yang mengatakan J-U-S dan dinyatakan benar oleh juri (karena tidak mendengar dengan baik), padahal harusnya J-U-I-C-E. Ada juga yang mengatakan W sebagai "We" dibenarkan oleh juri, padahal harusnya "Doubel U". Kasus-kasus lainnya masih banyak lagi.

Salah dengar seperti itu seringkali terjadi, karena jarak antara juri (yang bertanya) dan peserta yang menjawab agak jauh. Sehingga sering terjadi apa yang diucapkan juri ditangkap salah oleh peserta. Demikian juga sebaliknya, jawaban peserta ditangkap salah oleh juri. Meskipun juri dan peserta sama-sama menggunakan bantuan microphone, namun salah dengar ini seringkali terjadi. Kondisi demikian tentu saja merugikan peserta lomba, maka aku mengusulkan pada juri dan panitia agar jarak antara peserta dan juri diperpendek saja, dengan jalan memajukan microphone peserta di dekat meja juri.

Sayangnya..., usulanku tidak diterima. Hingga akhirnya, tetap saja banyak peserta yang jadi korban salah dengar, terlebih jika yang memberikan pertanyaan adalah juri kedua. Misalkan saja, juri kedua mengatakan "bring" tapi ditangkap oleh peserta sebagai "break", atau saat juri mengatakan "hold" tapi ditangkap peserta sebagai "world". Shasa sendiri juga jadi korban juri kedua pada putaran kelima lomba itu. Saat juri mengatakan "plane", Shasa menangkapnya sebagai "play".

Shasa kaget waktu jawabannya dinyatakan salah, karena dalam pendengarannya juri mengatakan "Play". Dengan berat hati dia meninggalkan kursinya. Walau aku menghiburnya dan mengatakan tak perlu berkecil hati dengan kekalahannya kali ini, karena penyelenggara tidak profesional, tapi tetap saja dia sedih dan kecewa. Walau aku sendiri kecewa dengan panitia dan juri, tapi aku tak mau bersitegang lagi dengan juri dan panitia. Aku dan Shasa pun memilih untuk pulang.

Walau dalam lomba kali ini Shasa tidak berhasil, tapi setidaknya dia telah mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga. Ilmu yang didapat Shasa selama persiapan menghadapi lomba ini juga sangat berguna untuknya. Semoga saja dalam lomba berikutnya dia bisa berhasil. Amin.

23 komentar:

  1. amiin, semangat yaa buat shasa ;)
    salam kenal!

    BalasHapus
  2. Wah kasian shasha ya mbak, memang test spelling & listening ini pasti yg paling sulit karena harus mengandalkan pendengaran yg baik. Kl lawan bicaranya nggak jelas pasti bisa salah faham.
    Smg Shasha tdk patah semangat ya mbak, ttp semangat ya nak :)

    BalasHapus
  3. ayo shasha, yang semangat. masih banyak lomba lain yang bisa kamu menangkan! :)

    BalasHapus
  4. Kalah menang adalah biasa tapi seharusnya penjurian harus dilakukan dengan baik, benar, dan adil, kalau tidak akan mengecewakan peserta lomba. Terus semangat ya Shasa.

    BalasHapus
  5. Panitia rupanya kurang antisipasi..
    lalu Pemilihan Juri juga kurang tepat. Memang dalam bahasa Inggris pengucapan itu beda sekali dengan apa yang di tuliskan. Itulah mengapa perlu orang dengan suara Jelas dalam mengucapkannya. Itulah mengapa saya sering kecewa bila menemui orang dengan artiulasi bicara tak Jelas. karena sulit menangkap bicaranya..

    Untuk Shasa Jangan sedih, masih banyak kesempatan dan lomba.

    BalasHapus
  6. iya mbak.. seringnya gitu.. jamnya selalu molor..
    dan semoga lomba-lomba yang akan datang dipersiapkan lebih baik lagi..
    dan untuk Shasa.. tetap semangat ya!! Semoga lomba2 yang akan datang akan berhasil.. Amin..

    BalasHapus
  7. Selalu semangat untuk Shasa ya mb...
    Masalah ini mungkin sering terjadi, namun dari itu kita bisa belajar dan ambil positifnya..
    sukses untuk Shasa

    BalasHapus
  8. Iiiihhh jurinya pengen dipites hehehe sabar San...sabar!

    Gpp Sha, insya Allah akan ada kesempatan lain, yang lebih professional jurinya, dan Shasha bisa bener2 mengeluarkan kemampuannya spellingnya disitu.

    Teteup semangath yah Shasha & Mama Reni :-)

    BalasHapus
  9. jangan sedih ya sasha,,tetap semangaat...

    BalasHapus
  10. @ipah > salam kenal kembali

    @m.Winny > iya mbak, padahal aku dah minta pada juri dan panitia agar jarak peserta dan juri didekatkan, tapi tidak disetujui. Makasih supportnya utk Shasa.

    @ReBorn > Thanks ya udah menyemangati Shasa.

    @m.Misfah > jika penjurian dilaksanakan dg adil, mungkin jika kalah tak terlalu kecewa ya mbak.

    @m.Nita > memang yang paling sering terjadi kemarin adalah salah dengar, baik oleh peserta ataupun oleh juri.

    @ajengdewie > Amin... terima kasih doanya.

    @m.Mul > betul mbak... semoga Shasa bisa mengambil hikmah dari kejadian ini.

    @M.Susan > makasih mbak... tapi jangan sampai jurinya dipites to... hehehe

    @faiza > iya.. shasa akan tetap semangat kok. makasih ya.

    BalasHapus
  11. shasa tetep semangat yaa,,
    kalo ada lomba lagi, shasa pasti bisa,,

    BalasHapus
  12. kegagalan akan menghantarkan kepada kesuksesan khan buk :D

    BalasHapus
  13. sungguh terlalu itu juri :( semoga Shalsa gak patah arang ya :)

    BalasHapus
  14. @Abdul Malyk > Alhamdulillah, Shasa tetap semangat kok dan tetap akan ikut lomba lagi lain kali. ^_^

    @Reza > Insya Allah begitu... doakan saja ya..?

    @m.Aulawy > Shasa memang kecewa, tapi tak patah arang kok. Makasih ya... :)

    BalasHapus
  15. Wah, Shasa kecil2 udah lomba macem2 ya... waktu umur sgitu aku baru blajar ngurus rumah&lomba mapel wajib skulah doank, anak sekarang emang AKADEMISnya cepat berkembang. Semoga ibu2 Indonesia dan seluruh dunia bisa mengimbangi dengan pendidikan mental, emosional, dan spiritual.

    i`ve followed yours, so take my blog too, wanna exchange link?

    BalasHapus
  16. menang kalah biasa bu, hehe mungkin emang ada human error. tapi proses yang dilewati shasa lebih berharga ketimbang kemenangan sepertinya :D

    BalasHapus
  17. kunjungan malam buuu...
    giliran ronda nich :D hehehe....

    pertimbangan panitia dan peserta terkadang memiliki kebijaksanaan yg tidak sama. tapi saya salut terhadap anda yang berbesar hati menerima kebijaksanaan panitia lomba. ini adalah kesuksesan yang sebenarnya untuk ibu. :D

    BalasHapus
  18. @Resna > memang sekarang ini banyak sekali kompetisi yang digelar.. sisi positifnya para guru dan ortu jadi termotivasi utk mengembangkan multiple intelligence anak, dan tidak terpaku pada kepandaian akademis saja.

    @Atta > benar sekali... sekarang ini Shasa sedang menjalani proses menuju masa depannya dan semoga dia punya cukup banyak bekal utk menghadapi segala macam tantangan dan hambatan di masa yg akan datang. Amin.

    @Fir'aun > Sepertinya aku tidak cukup berbesar hati kok... aku hanya tidak ingin ngotot berdebat dg juri aja ... hehehe

    BalasHapus
  19. Halo :) Sebelumnya salam kenal, ya. Sejak dulu aku selalu pengen ikutan "spelling bee" tapi nggak ada kesempatan, hehehe. Selamat ya buat Shasha yang sudah berani untuk berlomba. Masuk putaran kelima itu sudah hebat, lho. Mudah-mudahan saja jurinya ada yang baca postingan ini, jadi nanti kalau bikin lomba lebih baik lagi, amen..

    BalasHapus
  20. dari awal aja udah terkesan amburadul. mosok diundangan dicantumkan mulai jam 7, baru dimulai jam 9.
    mungkin panitianya belum pengalaman mbak. jadi berantakan.
    buat shasha jgn putus asa. wong, juri-nya yang ga bener, bukan shasha-nya.
    tetap semangat ya shasha...

    BalasHapus
  21. @dunia kecil indi > Salam kenal kembali. Memang, Shasa masih beruntung bisa sampai putaran ke-3. Terima kasih utk dukungannya ya...

    @Bang Budi > Terima kasih Bang.. semoga Shasa dapat tetap semangat setelah diberi semangat oleh Om Budi... ^_^

    BalasHapus
  22. Saya juga mau ngadain lomba spelling bee.. tapi masih belum tau mau kayak gimana atau kerjasama sama lembaga apa.. Ada link?? Mohon sarannya
    Terimakasih juga atas infonya semoga nggak terulang di lomba2 berikutnya

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)