Sabtu, 17 September 2011

Kisah sedih dari sekolah

Ada lagi kisah sedih dunia pendidikan kita. Kali ini kisah berasal dari sebuah SMP di Surabaya. Senin yang lalu, belasan siswa dijemur saat upacara bendera. Penyebabnya adalah belasan siswa itu belum mengenakan seragam yang baru dan karena badge di lengan belum diganti.

Rupanya saat kenaikan kelas yang lalu sekolah sudah membagikan rincian harga seragam baru. Memang ada beberapa seragam yang harus dibeli, diantaranya seragam batik, seragam olahraga, seragam lab, kaus kaki, logo sekolah dan badge, ID Card, asuransi, pas foto da LJK. Total biaya yang harus dibayar adalah sebesar Rp. 350.000.

Masalahnya seragam baru dan perlengkapan sekolah itu rupanya wajib dibeli oleh semua murid. Bahkan, murid kelas 2 yang seragamnya masih 'layak pakai' pun harus membeli. Buktinya, murid-murid yang masih mengenakan seragam lama dan badge-nya belum diganti (masih bertuliskan kelas 1 dan belum diganti dengan kelas2) Senin yang lalu mendapat hukuman dijemur.

Berita itu mencuat setelah masalah tersebut dimuat di media massa. Salah seorang murid, Fitri namanya, yang mendapat hukuman dijemur itu ternyata kondisinya sangat memprihatinkan. Bahkan sebagai keluarga miskin mereka harusnya mendapat bantuan agar anak-anaknya bisa mendapat pendidikan dasar secara gratis, bukannya malah dibebani dengan aneka pungutan yang sangat memberatkan.

Ayah Fitri hanyalah pengayuh becak yang pendapatan sehari-harinya sangat kurang. Rumah yang mereka tempati pun sangat tidak layak. Bangunan yang mereka sebut rumah itu hanyalah bangunan yang disekat dinding kayu untuk 4 orang anggota keluarga. Tidak ada tempat tidur, kecuali selembar kasur tipis yang dengan mudah digulung jika butuh jalan. Bahkan di kamar itu jugalah kegiatan masak dilakukan.

Begitulah, pendidikan yang kabarnya gratis itu ternyata tetap saja menjadi barang mewah bagi rakyat miskin. Pendidikan tetap saja sulit terjangkau bagi mereka. Semoga saja keadaan seperti ini segera berakhir dan setiap masyarakat tanpa kecuali dapat memperolah kesempatan untuk menuntut ilmu.


21 komentar:

  1. hemm... bukan cuman SMP deh embak, di sekolah saya SMK juga demikian tapi beruntung tidak dpt hukuman di jemur.

    Daftar ulang memang di wajibkan setiap tahun untuk siswa kelas 10 yang sudah duduk di kelas 11 bergitu juga kelas 11 yang duduk di bangku 12. Kami di wajibkan membayar daftar ulang sekaligus membayar irun yang lainnya termasuk buku baru, logo sekolah, kaus kaki, dll.

    Yang membuat saya kecewa ada tindakan guru saya yg kurang terpuji, logo sekolah mereka yg masih menunjukan angka "XI" dicoret oleh salah satu guru menggunakan spidol hingga menjadi "XII" ini tindakan yg kurang terpuji bagi saya untuk seseorang yang mengajarkan pendidikan.

    BalasHapus
  2. Iya, kmrn rame juga ngobrolin masalah ini di twitter. Prihatin banget jadinya liat kondisi dunia pendidikan kita..
    Anak sekolah yg seharusnya dibantu krn kurang mampu, malah dihukum dipermalukan cuma gara2 seragam yg gak baru, kelewatan banget!! Pihak sekolah kok ya gak mendidik gt!!

    BalasHapus
  3. Iya.. sampai sekarang emang hanya iuran tiap bulan aja yg gratis.. kalau beli baju/buku ya tetep bayar.. ya walaupun gak bs juga kalau mereka gak beli seragam.. tapi mgkn jgn sampai lah ada kejadian seperti ini.. kalau pakaiannya masih layam pake kenapa musti diributkan!

    BalasHapus
  4. Aku bahkan nggak ngerti kenapa seseorang harus dihukum cuman gara-gara dia belum BELI seragam yang DITENTUKAN SECARA SEPIHAK.
    Apakah tidak membeli seragam itu termasuk melanggar peraturan?

    SMP mana sih di Surabaya nih? Nanti kalo aku punya anak, aku nggak mau sekolahin anakku di situ.

    BalasHapus
  5. iya, aku liat beritanya agak terlambat td pagi. ironis bgt ya. bahkan akhirnya ada yg terpaksa memutuskan utk tidak sekolah lagi hanya karena itu.padahal intinya sekolah kan...ilmunya ya mbak!

    BalasHapus
  6. jaman ajaib
    guru digugu ditiru dah mulai susah ditemukan
    yang makin banyak malah yang wagu dan saru...

    cuma bisa prihatin doang...
    belum sampai bilang wassuuuu...

    BalasHapus
  7. menteri pendidikan harus tanggung jawab tuh,,, jangan tidur sebelum masalah kayak gini terselesaikan.

    BalasHapus
  8. Kadang sekolah juga hanya mementingkan prestise/gengsi, agar terlihat bonafit mereka suka memaksakan kehendak dan membuat peraturan yang bisa memberatkan siswanya.

    Semoga keadaan itu bisa terselesaikan dengan baik, kasihan sekali siswa bila harus mengikuti hal hal ga penting diluar tugasnya untuk bisa belajar dengan aik.

    Salam.. .

    BalasHapus
  9. hal seperti ini benar2 memprihatinkan sekali ya mbak. saya kesel bacanya. sedih jg. kasian kalo anak dr keluarga tidak mampu ingin sekolah, cm gara2 seragam doaaanggg
    !!!

    BalasHapus
  10. Menyedihkan sekali..... Para TKW jg begitu mbak (saya tidak termasuk). Skrng Biaya agen hanya boleh memungut 10% dari gaji, tapi malah memunculkan aturan baru seperti medikal atau KTKLN. yg tadinya hanya 10%=$358 menjadi $1100. setiap tanda tangan kontrak baru. Ada-ada saja cara mengeruk uang dari rakyat kecil.

    Nb: Malu mbak kalo terima hadiah terus, sekali-kali kasih hadiah ama sahabat donk hehe. Ditunggu partisipasinya mbak.

    BalasHapus
  11. Sedih banget mendengar kisah buram pendidikan di negeri ini. Yang miskin tersingkirkan dan tidak bisa berbuat banyak untuk sekedar mengeyam bangku sekolah :(

    BalasHapus
  12. gratis tapi masih saja ada iuran2 lain mbak,sayang sekali ya padahal anak-anak merupakan masa depan bangsa juga ya

    BalasHapus
  13. iya barusan saya juga nonton beritanya di metrotv... Dengan dalih kebijakan pemerintah menyediakan akses pendidikan gratis di negri cma menkadi pepesan kosong, artinya utk saat sekarang biaya pendidikan msh di anggap kurang berpihak bgi orang yg tdk mampu, pdhl sebenarnya tonggak estafet generasi negri ini akan di pertaruhkan oleh anak2 tsb..

    BalasHapus
  14. Mengutamakan bungkus daripada isinya, begitulah kenyataannya. SPP boleh saja dibilang gratis, tapi banyak nama dan istilah lain yang tetep bayar, dan jumlahnya berlipat-lipat dari yang digratiskan. Mengenaskan. Sekolah kok buat bisnisan!

    BalasHapus
  15. saat instansi pendidikan melupakan urgensinya sebagai media pendidikan anak bangsa...

    *hopeless*

    BalasHapus
  16. @PakIes >> jika uang sebesar itu (kalaupun akhirnya ada) pasti lebih berguna utk kelangsungan hidup mereka sehari-hari ya?

    @Nuel >> setuju... sekolahnya gak punya hati tuh.

    @Adittya >> Kenapa guru tsb mencoret badge murid? Apa biar murid tsb membeli badge yg baru? Atau biar orang yg lihat tahu bahwa siswa tsb belum mengganti badge-nya? #geram

    @zacashi >> rupanya masalah ini ramai juga di twitter ya? Jadi inget nih, kalau twitterku udah sekian lama aku cuekin.. :(

    @niee >> harusnya kan selama siswa bisa memenuhi kebutuhan sekolah (seragam, buku dll) kan gak masalah ya? Entah itu barang lama atau barang pinjaman kan yang penting ada.

    @Vicky >> Mungkin di sekolah lain atau daerah lain masalah spt ini juga ada, bedanya tidak sampai muncul di media massa.

    @Ketty >> Bener mbak, kisah di atas menjadi berita hangat beberapa hari ini.

    @Rawins >> Tuh udah bilang.... Eit, jangan ngumpat di lapak orang dong... :p

    @Sketsaku >> Pastinya Menteri Pendidikan pusing sekarang ini, karena akhir2 ini begitu banyaknya permasalahan di dunia pendidikan, yg semuanya mengorbankan rakyat kecil.

    @Mood >> Saat ini pihak sekolah sudah membebaskan siswa tidak mampu dan memberikan seragamnya secara gratis kok. Pihak Pemkot Surabaya menanggung biaya siswa2 tidak mampu itu.

    @Meutia >> kalau terus menerus anak2 dari keluarga tidak mampu tak bisa sekolah, masa depan negara ini sangat memprihatinkan ya?

    @Tarry >> jadi para TKW juga jadi lahan pemerasan para agen tenaga kerja ya? Kasihan sekali... Semoga acara giveawaynya lancar dan sukses ya? Semoga aku juga bisa ikutan... :)

    @Irfan >> Semoga kebijakan akan lebih berpihak pada masyrakat miskin ya... Amin.

    @Lidya >> bener mbak, kalau terus menerus begini generasi penerus bangsa ini banyak yang tidak berpendidikan.

    @yayack >> dengan makin sering diberitakannya kisah di atas, semoga saja perhatian pemerintah kepada dunia pendidikan kian besar dan memperbesar juga kesempatan masyarakat tidak mampu utk mendapatkan pendidikan.

    @Abi >> pada kenyataannya, sekarang ini pendidikan bisa jadi lahan bisnis yg menjanjikan. Buktinya utk masuk TK saja orang tua harus mengeluarkan uang jutaan rupiah. :(

    @Arif >> jangan berhenti berharap dong... kita berdoa saja semoga saja masa depan dunia pendidikan kita bisa lebih cerah :)

    BalasHapus
  17. seharusnya kepala sekolahnya yg harus dihukum jemur, sejak kapan seragam sekolah musti baru?

    BalasHapus
  18. @R10 >> kata kepala sekolahnya hal itu dilakukan utk mendisiplinkan murid2nya.

    @adjiesaka >> wah, ada Rhoma Irama komen disini hehehe...

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)