Kamis, 27 Oktober 2011

PNS dan kepandaian

Aku sudah beberapa kali ini mendengar beberapa orang berkata bahwa tak ada PNS yang pintar karena untuk bekerja sebagai PNS tidak perlu pintar. Aku terus terang saja sangat sedih mendengar perkataan itu, apalagi yang mengatakannya juga berstatus PNS.

Aku heran, mengapa mereka punya anggapan dan penilaian seperti itu. Bukankah dengan begitu, mereka pun menganggap diri mereka sendiri tidak pintar. Aku tak tahu apa tolok ukur yang dipakai mereka, sehingga mereka mendapat kesimpulan yang menyakitkan seperti itu. Mengapa mereka memandang rendah diri mereka sendiri dan rekan-rekan kerja mereka, termasuk para pemimpin mereka ?

Aku coba untuk mencari alasan (yang dapat diterima akalku) mengapa penilaian dan anggapan seperti itu muncul. Hasilnya seperti di bawah ini :

Mungkin saja mereka (yang berkata seperti itu) sadar betul bahwa mereka tidak pintar, tapi sejauh ini mereka tak punya kendala berarti dalam menjalankan pekerjaan mereka sehari-hari (karena sudah berpengalaman bertahun-tahun mengerjakan hal yang sama). Bahkan beberapa di antara mereka (yang sebenarnya tidak pintar itu), karena faktor hoki ataupun relasi, bisa menduduki posisi yang 'bagus'. Jadi, wajar bila mereka beranggapan seperti itu.

Mungkin mereka sempat beberapa kali bekerja dengan orang-orang yang kurang kompeten dalam melaksanakan tugas. Penyebab kurang kompeten itu kan bisa macam-macam, misalkan saja karena salah dalam penempatan atau kurangnya ketrampilan. Orang pinter dalam berhubungan dengan orang lain, akan lebih cocok jadi humas, sehingga wajar jika mereka tak mampu bekerja maksimal sebagai bendahara. Ketrampilan seseorang bukan tergantung pintar tidaknya seseorang, tapi berdasarkan pengalamannya. Menurutku, makin berpengalaman maka seseorang akan makin trampil.

Mungkin karena mereka (yang berkata seperti itu) pada dasarnya adalah orang-orang yang suka memandang rendah orang lain. Mereka juga sulit menghargai kelebihan orang lain. Mereka ini tak suka mengakui kalau ada orang yang punya kemampuan lebih daripada mereka. Itu sebabnya daripada mengakui bahwa kemampuan mereka ada di bawah orang lain, mereka lebih memilih mengatakan bahwa PNS tak ada yang pinter dan tak perlu pinter.

Aku sendiri terus terang saja sangat tak suka mendengar perkataan seperti itu. Bukannya aku sok pinter, tapi aku tak mau dong dikatakan tidak pinter (meskipun pada kenyataannya aku 'biasa-biasa saja'). Bahkan menurut pandanganku, PNS di lingkungan kerjaku banyak yang pinter. Banyak juga yang kreatif. Jadi, menurutku tak ada alasan bagi mereka untuk punya anggapan dan penilaian seperti itu.

Itu pendapatku, apa pendapatmu..? (^_^)

34 komentar:

  1. PNS kan juga macem2, bapakku PNS dosen, adikku PNS S3. Malah mungkin di perusahaan swasta terlalu money oriented... halah. Biasalah banyak orang gak seneng liat orang lain seneng, ngomong asal aja...

    BalasHapus
  2. ya memang ada yg gitu. normal lah. tapi banyak juga yg pinter. nunjuk diri sendiri, he

    BalasHapus
  3. wah salah itu bu
    untuk jadi pns rendahan saja minimal harus lulusan slta
    kalo yang ga perlu sekolah atau pake otak tuh jadi anggota dpr bu...

    BalasHapus
  4. Bapak saya pensiunan pns. Dia biasa biasa saja pada beberapa hal, tapi jenius di beberapa lainnya.

    Sahabat saya (namanya bahtiar), dia pns. Seorang pribadi yang menarik dan juga pandai.

    BalasHapus
  5. Pinter ada pada kejujuran, jika dianggap pandai tapi tidak jujur, maka kepandaian itupun berubah jadi kutukan.

    BalasHapus
  6. PNS, bukannya kalau amsuk kudu ada tesnya? Itu yang lucu PNS malah ngomong begitu :D

    Mbak Reni, kalau Ana jujur apatis dengan dunia PNS. Bukan berarti membenci orang2 PNS, tapi Ana sendiri gak berminat dan terjun ke dalam PNS soale gak punya ijazah. kalaupun punya juga gak berminat sih :D

    Jangan marah, yo, Mbak? :) pisss

    BalasHapus
  7. @Ami >> Mbak, mungkin yg dimaksud oleh mereka (yg berkata spt itu) adalah PNS yang berada di lingkungan kami. Aku juga sebel sih kok dia bisa dg mudah mengatakan hal itu.

    @Rusydi >> emang sih, ada juga PNS yg gak terlalu pinter, tapi menurutku tak patut jika semua orang (PNS) dinilai gak pinter spt itu. Buktinya ada juga yg pinter kan? #ngelirik Rusydi hikmawan

    @Rawins >> sekarang syarat minimal utk daftar sbg PNS adalah mereka yg punya ijazah D3, Kang.

    @Masbro >> Bapakku juga pensiunan PNS dan aku tak rela dikatakan kalau bapakku gak pinter...

    @Terapi qolbu >> yups aku setuju, kejujuran memang harus tetap jadi pedoman kita dalam bekerja bukan?

    @Anaz >> hahaha... gak apa2 lah mbak, tiap orang punya jalannya sendiri2. Mbak Anaz tetap aja jadi blogger yg kreatif dan mencari duit dari ngeblog aja. Enak tuh.. :)

    BalasHapus
  8. Kenyataannya seperti itu mb, karna hoki berkat relasi bisa jadi pns.
    Susah payah dan berulang-ulang baru bisa jadi PNS...ini mungkin baru bisa di katakan yang pintar mb.

    Tempatku banyak mb PNS yang serius sama ogah-ogahan. Saya punya pengalaman gak enak waktu di kelurahan makanya bisa ngomong gini..

    Tapi kembali kepada pribadi pns itu masing2 mb, tidak semua memang sih..tapi dari 1 yg buat kan bisa keyang lain jadi disayangkan kan mb.

    BalasHapus
  9. iya mbak jika diberi pekerjaan tak sesuai bidang tentu saja seorang manusia manapun takkan mampu ya, jadi yg penting kompetensi, masalah cerdas, pandai atau apalah itu ya bisa diasah kan? mbak pns dimana?sy jg pns

    BalasHapus
  10. Mba Reni, hm.. menarik nih topiknya...
    jujur nih mba ya....
    dimanapun juga, sebenarnya ada dua versi manusia.
    yang satu pintar, dan yang satu adalah malas dan tidak ingin meningkatkan kapasitas diri.

    Saya punya pengalaman yang cukup lama bekerja di swasta, sektor swasta itu penuh persaingan, dimana pekerja yang tidak kreatif/membawa profit bagi perusahaan, maka dia berpeluang utk digantikan dengan orang baru lainnya. Ini tentu saja menuntut mereka utk berusaha keras meningkatkan kinerjanya.

    Sementara di dunia PNS, mungkin jarang sekali ada PNS yang harus menanggalkan ke PNSannya ya? separah2nya paling dimutasi atau bangku panjangkan.

    Saya sejak 6 tahun lalu (paska tsunami) berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para PNS. Fyi, saya bukanlah seorang PNS, hanya pekerja kontrakan di sebuah lembaga PBB. Nah, interaksi erat ini memberi gambaran jelas bagi saya akan hal yang saya sebutkan dikalimat awal tadi. Bahwa ada yang pintar dan ada yang malas utk meningkatkan kapasitas diri sehingga akhirnya menjadi benar2 tidak pinter.

    Yang menyebalkan dalam ke -PNS-an ini adalah, org2 yang tidak pintar ini, dan banyak juga menempati posisi agak penting, malah suka banget tuh memperpanjang birokrasi, dalam artian, kalo kita mengurus sesuatu itu, suka banget dilambat2kan. Misalnya, sebuah surat yang kita tujukan ke Gub, kok ya lamaaaaa banget sampai ke meja pak Gub. mengerti sih, bhw sebuah surat itu memang panjang perjalanannya karena harus melalui meja si ini dan si itu untuk direview and paraf, tp kalo ajudannya sigap, dan cekatan, dia tdk akan memperlambat proses ini tp malah akan membantu agar cepat sampai tujuan.
    Itu baru satu contoh, contoh lainnya takut yang antri mau kasih komen ntar ngambek mba... hehe.

    Jadi menurut saya tuh, PNS itu pinter apa tidak adalah tergantung pada pribadi masing2. Jika mereka bilang banyak PNS yg tidak pinter, apalagi spt kolega mba, yang mengklaim hal spt itu, itu berdasarkan penilaian ke diri mereka sendiri, dan akhirnya memang nerimo bhw mereka tidak pinter. Padahal nih mba.... Saya banyak banget menemukan PNS yang pinter, bijak dan penuh innovasi.
    Di rumah orang tua saya ada satu yang seperti ini mba, beliau adalah ayah saya, pinter banget, jujur dan kreatif. Memulai PNSnya sebagai seorang bendahara, hingga pensiun sebagai Kepala Bagian Keuangan di sebuah dinas provinsi Aceh ini, kami ga punya harta benda yang bisa dibilang mewah mba.. saking jujurnya. hehe. Tapi Alhamdulillah, beliau itu komit untuk mewariskan kami sebuah harta berharga bernama PENDIDIKAN pada kami anak2nya, sehingga Alhamdulillah lagi, kini anak2nya bisa mandiri, sayangnya tidak ada yang mengikuti jejaknya sebagai PNS. Hahahaha...

    Contoh lainnya adalah, para PNS yang merupakan atasan saya waktu bergabung dengan BRR NAD Nias seperti Bapak Kuntoro Mangkusubroto, Bapak Eddy Poerwanto, dll, mereka adalah para PNS yang benar2 cerdas dan bertanggung jawab.

    So? Hidup PNS!!

    sekali lagi, penilaian tdk boleh pukul rata, hrs ditilik siapa yang dinilai. begitu kan mba?

    Duh, panjang banget nih mba, dasar cerewet.... ampuuun mba Reni...maaf yaa...

    BalasHapus
  11. klo ga pintar gimana mereka mau mengalahkan saingan sebegitu banyaknya dalam tes...

    mungkin faktor "keberuntungan" memang ikut berperan tp klo ga punya otak (pinter) tetep aja susah.. *kecuali lewat jalur belakang* loh..

    BalasHapus
  12. @IbuDini >> sama juga, di tempatku juga ada yg ogah-ogahan dalam bekerja, tapi tentu saja tidak semua. Itu makanya aku sedih saat semua PNS dipukul rata sbg tidak pintar :(

    @Puteriamirillis >> Wah, mbak PNS juga ya? Sebagai guru ya? Aku PNS di Kota Madiun mbak.

    @Alaika >> hahaha... kapan mbak Alaika komen sedikit coba? Selalu saja komennya sama panjangnya dg postinganku :p
    Aku sependapat kok, bahwa penilaian thd PNS tak dapat dipukul rata. Memang orang yg berkata spt itu dasarnya adalah penilaian ke diri mereka sendiri.
    Bapak ibuku juga PNS, dan mereka juga PNS yg pintar, loyal dan jujur. Orang tuaku pun tak mewariskan harta yang berlimpah (bahkan kalah kaya dibandingkan dg staf2 beliau berdua heheh), hanya pendidikan dan keteladanan.
    So, aku beruntung karena mengenal dan 'dikelilingi' oleh para abdi negara yg hebat dan loyal. :)

    @ieyaz >> aku juga tak bisa memungkiri bahwa faktor 'keberuntungan' tak dapat dilepaskan dari hidup seseorang hehehe

    BalasHapus
  13. mudah-mudahan perkataan seperti itu memang hanya imajinasi... sebab kasihan benner negara ini...

    tapi sayangnya itu memang ada di kenyataan, sehingga kadang2 seseuatu yang harus dikerjakan oleh pns malah disuruh dikerjakan pihak lain.. ya tentu dengan bayaran... dan sayangnya bayarannya itu bukan dari kantong si PNS.. tapi dari apbd.. duh... kenapa haru begini..

    masak biaya ketik laporan pun dimasukkan dalam pengeluaran bulanan kantor... ckckck

    yang pasti selalu ada yang perlu diperbaiki... agar Indonesia ini semakin baik

    BalasHapus
  14. ya mungkin selama ini PNS telah identik dengan hal-2 negatif n lebih banyak berita negatif tentang PNS dibandingkan yang positif.jadinya telah terpatri di diri orang-2 kalo PNS itu ya begini begitu.padahal masih ada PNS yang tidak seperti yang mereka pikirkan..tapi bagaimana lagi.. sudah terlanjur jelek image PNSnya.namun kita yang di pihak netral tetap berusaha untuk tidak menjelekkan orang lah..apapun itu profesi mereka..

    BalasHapus
  15. @Pri >> ketik laporan apa itu? Laporan kegiatan kantor atau laporan pribadi?

    @Batz >> memang image PNS sudah carut marut belakangan ini, tapi hidup ini kan isinya baik dan buruk, maka begitu jugalah PNS, ada baik dan ada buruk juga. Makanya, aku menolak ada 'penyamarataan' persepsi negatif thd PNS.

    BalasHapus
  16. org yg berkata seperti itu, bs mungkin krn memang pikirannya sdh terdoktrin, klo untuk jd PNS ga mesti hrs pinter, krn dg mengeluarkan uang beberapa juta aja udah bisa jd PNS. Ironis. padahal msh banyak org2 yg lebih berkompeten yg mungkin lbh pantas menduduki jabatan itu

    BalasHapus
  17. kalau aku malas daftar PNS karena repot dengan syarat2nya mbak, harus legalisiri inilah itulah :-D
    makanya aku dari awal lebih suka bekerja di perusahaan swatsa gitu tanpa harus repot mengurus berkas-berkas.cukup foto kopi traskrip dan ijazah dan yang paling utama sewaktu di tes lulus :)

    BalasHapus
  18. hmmm, dosen2 ITB, mereka professor, bahkan bergelar emeritus (dipekerjakan negara karena ilmunya) mereka semua PNS lohh..... yg blg kayak gitu nggak mikir kali mbak.. cuekin aja

    BalasHapus
  19. Sama kayag pekerjaan lainnya, ada yg pinter pasti ada juga kurang pinter.. hehehe

    BalasHapus
  20. iya mba... blogger nusantara terbuaka bagi siapa aja yg telah mendaftar untuk datang ke sby, tapi kkulihat tadi, banyak juga kok yg datang baru mendaftar. kami diinepkan dekat stadiun sidoarjo

    BalasHapus
  21. Tergantung lingkungan kali mbak reni.. Kalau menurut aku di lingkungan kantor aku ada yang pinter banget ada juga yang biasa-biasa aja. Seperti kasubbag aku dia itu pinter banget, lulusan UI dan banyak kerjaan tambahan di luar PNSnya..

    Kalau aku nganggep diri aku sendiri? Ya pinter dong, udah aku bisa lulus dari ribuan orang yang ngedafter dan aku perlu setiap harinya mengerjakan pekerjaan yang perllu konsentrasi yang besar.. Gak banget kalau ada orang yang gak pinter ngerjain pekerjaan seperti itu kan :P

    BalasHapus
  22. mungkin karena mereka yg terangkat pns itu ,terangkatnya bukan karena otak tapi karena uang alias bayar...
    salam kenal ya bu,,,
    ijin follow juga...

    BalasHapus
  23. hmmm gini lo mbak kayaknya saya lebih setuju sama pendapat ibu dini...
    ada dua macam PNS..
    ada yang dengan kemampuannya sendiri meloloskan persaingan dari tes dengan gemilang. itu yang saya akui pinter.
    ada yang jadi PNS karena koneksi atau sebab2 X lain
    ini yang saya sebelin
    dan identiknya mereka dengan kebijakan2 yang memperlambat urusan.. kayak ada yang bilang diatas itu yang paling pengen saya toyor kepalanya meskipun secara umur beliau lebih tua dari saya.. (ini kayaknya masuknya gak pake modal pinter nih) yang tipe begitu yang suka bikin orang sebel. jadi ya gak semua PNS gak pinter, gak semua PNS juga pinter :)
    gitu deh hitam putih dunia... kayak mahasiswa aja kok :D

    BalasHapus
  24. pinter enggak pinter yang penting amanah dengan jabatan mbak Reny..

    BalasHapus
  25. INsyaallah saya masuk PNS murni karena kemampuan saya.

    BalasHapus
  26. Bapak saya seorang PNS. beberapa bulan lagi beliau pensiun, selama ini beliau mempunyai peran sangat banyak untuk kesejahteraan keluarga.
    Pilihan bapak untuk menjadi PNS bukan sebuah acuan atau tolak ukur, bahwa seorang PNS itu Pintar atau kurang Pintar. Kalau yang ngomong PNS kurang pintar, dapat diartikan dia memang pintar sekali. Bahkan sampai tingkat kejeliannya, namun sayang sekali... kini citra PNS kurang terpandang dimata sebagian masyarakat. Mungkin adanya praktek2 "wani piro??" untuk menjadi PNS itu sendiri.
    sehingga muncul argumen, bahwa kepintaran bukan segalanya untuk jadi PNS, tapi mempunyai uang yang cukup pun dapat menjadi PNS.

    kurang lebih seperti itu pendapat saya. mohon maaf ya mbak kalau panjangg...

    salam kenal.

    BalasHapus
  27. assalammualaikum..sblumnya salam knal dulu mbak Reni..:)
    dulu saya slalu menilai rendah kinerja PNS.
    bagaimana ga??dengan gaji yg berkecukupan tp hasil yg didapat jauh dr harapan.
    Apalagi kita ga bs memungkiri timbul stigma di masyarakat bahwa menjadi PNS adalah jln hidup yg terbaik.
    Itu buruk!!
    Tapi kini saya akan beranggapan fair,kinerja PNS kita tak maksimal karena program yg mereka kerjakan kadang tak jelas dan slalu berubah ubah.
    Banyak kok org2 yg saya kenal bekerja sbagai PNS & bekerja dengan baik,hanya saja mereka jg mengakui bahwa apa yg dituju terkadang samar&tidak jelas.
    Salah siapa??
    Tak ada yang salah,tapi memang harus kita akui bahwa Negara ini benar2 sedang kehilangan arah,tak ada tujuan dan sesuatu untuk dibanggakan.
    Pancasila perlhan ditinggalkan dan Korupsi kian diagungkan.
    Ahh..mungkin butuh waktu lama buat Negara kita sembuh.
    Tapi apapun itu tetep semangat mbak Reni,jgn pedulikan stigma2 negatif dr orang lain.
    Pendapat negatif itu ada sbagai pertanda bahwa masyarakat kita rindu akan pelayanan terbaik dari para pegawai negeri.

    BalasHapus
  28. @Nurlailazahra >> Alhamdulillah, saat aku masuk dan diterima sbg CPNS aku tak mengeluarkan uang sama sekali. Insya Allah pekerjaan yang aku jalani ini berkah. Amin.

    @Lidya >> memang sih persyaratan utk menjadi PNS banyak banget, spt Surat Keterangan Catatan Kepolisian, Surat Keterangan Sehat dari dokter pemerintah, Surat bebas dari obat2an terlarang, dll. Nanti kalau sudah jadi CPNS dan hendak diangkat sbg PNS cari lagi surat keterangan sehat dari dokter hehehe

    @Meutia >> sepertinya yg berkata spt itu hanya memandang masalah secara sempit, dalam arti PNS yang ada di sekitar kami. Aku malah gak yakin mereka paham bahwa dosen dan para guru besar di PTN juga berstatus PNS hehehe

    @Tiva >> Bener... Kalau begitu sih aku terima, jadi jangan disamaratakan.

    @Atta >> hahaha... bang Atta komennya gak nyambung sendiri. OK selamat mengikuti kopdar 1000 blogger :)

    @Niee >> Itu makanya, kan gak semua PNS tidak pinter kan? Aku sebel banget tuh sama yg dengan semena-mena ngomong spt itu. :(

    @Atma >> hmm... mungkin juga begitu ya? BTW, terma kasih utk kunjungannya :)

    @Ninda >> aduh, siapa tuh yg mau ditoyor.. Intinya sih aku sepakat juga, bahwa gak semua PNS pinter, tapi gak semua PNS gak pinter juga. GItu kan..? Sepakat deh kalau gitu.

    @Lozz >> nah betul itu... jabatan adalah amanah dan harus dilaksanakan dg sebaikn-baiknya (meskipun andai PNS itu tak pinter sekalipun). Iya kan Kang..?

    @Pardi >> Bener sekali, saat ini citra PNS sedang carut marut. Tentu saja itu karena ulah segelintir orang, padahal masih banyak PNS yang jujur dan loyal. Karena "wani piro" itu tadi ibarat nila setitik rusak susu sebelanga deh:(

    @Awaludin >> Soal gaji yang berkecukupan itu relatif ya.. soalnya banyak yang menilai gaji PNS itu relatif kecil. Aku punya teman yg kerja di sebuah bank swasta, suatu saat dia iseng mendaftar CPNS. Waktu diterima dan melihat gajinya, dia memilih mundur... padahal saat itu dia pun sudah keluar dari bank swasta tadi sewaktu dinyatakan lolos CPNS. Tapi memang, adanya jaminan pensiun yang membuat orang2 mau bertahan sbg CPNS meskipun dengan tanya "akan dibawa kemana hubungan kita"... hehehe

    BalasHapus
  29. hehehe..betul tuh mbak,jaminan hari tualah yg membuat stigma masyarakat bahwa "jd PNS hidup terjamin".!!
    wah kalau itu tanya para pemimpin negara ini aja mbak..
    kan ga enak kalau hubungannya "Putus Nyambung"..^^

    BalasHapus
  30. ndak seharusnya memandang rendah PNS lho......
    dan juga merendahkan orang lain....
    semua punya kelemahan dan kelebihan....
    yg penting terus berkarya untuk indonesia tercinta....
    :)

    BalasHapus
  31. kalau ada yang pinter nanti dituduh sok keminter buw...hehehe..makanya sekarang saya memilih diem aja deh..walau dulu saya juga tak pintar...tapi drpd dibilang keminter...#menyakitkan....hiksss:(

    BalasHapus
  32. @Awaludin >> Wah kalau keterusan "putus nyambung" nanti ujung2nya "I'm sorry goodbye...". Halah opo to iki, kok malah mbahas lagu2 seh.. hehehe

    @zone >> Nah, poin terakhir itu aku setuju banget : yang penting terus berkarya utk Indonesia tercinta. Andai semua berpikir spt itu dan tidak mementingkan diri sendiri, Insya Allah Indonesia dapat lebih maju dan sejahtera... :)

    @Nyit2 >> walah repot juga ya ngadepin orang2 yg senengnya mencari kejelekan orang lain dan memandang rendah orang lain terus #capek deh... :(

    BalasHapus
  33. Sabar bu. Orang yang komen kayak gitu, hanya melihat pns di lingkungan dia sendiri aja. Coba kalau pns di tempat lain, kan belum tentu kayak gitu. Tapi, bagaimanapun juga kita harus menghargai pendapat orang lain.

    BalasHapus
  34. @Tanto >> mungkin juga memang dia berkomentar spt itu karena lingkungannya memang ada yg spt itu ya?

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)