Kamis, 08 Januari 2009

Egois Part II

Cerita tentang manusia (super) egois ternyata berlanjut lagi. Karena menurutku sikap egoisnya dan sikap keras kepalanya makin menjadi-jadi (bahkan menurutku udah sangat kelewatan) beberapa hari terakhir ini. Aku heran banget..., kok bisa ya ada orang sebegitu menyebalkannya!?!

Kemarin aku ngobrol dengan beberapa orang teman. Maksudku aku sharing ama mereka tentang perasaanku pada si manusia (super) egois itu. Ternyata mereka juga mengeluhkan hal yang sama padaku. Olala... Berarti aku tidak sendiri. Ternyata orang-orang di sekitarku juga merasakan hal yang sama. Semua juga sependapat bahwa memang akhir-akhir ini manusia (super) egois itu semakin menyebalkan saja.


Berita itu di satu sisi "melegakan" aku. Itu berarti aku masih "normal" karena apa yang aku rasakan juga dirasakan juga oleh orang-orang di sekitarku. Di sisi yang lain, aku merasa kasihan juga pada manusia (super) egois itu. Karena dia yang kukenal dulu tidak begitu. Memang sedikit keras kepala, tapi masih mau dengar apa kata orang. Tapi kini dia jadi berubah sangat drastis. Jadi semena-mena, maunya semua kehendaknya dituruti dan tidak perduli dengan perasaan orang lain pula. Huuh ..., wis to pokoke nyebelin banget.

Aku jadi berpikir, sepertinya perubahan sikapnya itu dikarenakan dirinya sedang "under pressure". Sepertinya dia sedang stress berat. Mungkin dia gak punya teman untuk berbagi suka duka (maklum selama ini sikapnya sudah cukup nyebelin sih). Bisa jadi segala sikapnya yang nyebelin akhir-akhir ini adalah wujud dari "defence mecanism"nya dalam menghadapi tekanan. Walau aku sedang sebel banget sama dia, ada perasaan kasihan juga padanya (tapi dikit sih... *merasa bersalah*). Bukannya aku ga mau ngerti keadaan orang lain, tapi dia memang selama ini sulit mengerti dengan keadaan orang lain sih.

Jadi..., belajar dari manusia (super) egois ini bahwa agar kita dicintai orang lain, maka belajarlah mencintai orang lain. Karena apa yang akan kita dapatkan akan sebanding dengan apa yang kita berikan. Setuju gak?

2 komentar:

  1. waduh ..kalo sudah begitu .. emang menyebalkan mbak ..

    Paling .. saya ngebandel aja kalo ketemu orang egois .. biar dia merasakan apa yang dirasakan orang. he he .. walau akhirnya malah nggak menyelesaikan masalahnya ...

    BalasHapus
  2. Sekarang ini perasaan aku "naik-turunkan" dalam menghadapi orang-2 begitu.
    Di saat hati ini panas, aku coba melihatnya dari sisi yang lain bahwa sebenarnya dia layak "dikasihani".
    Tapi kadang usahaku ini tidak manjur juga hehehe.

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)