Sabtu, 31 Januari 2009

Jakarta oh Jakarta

Jakarta...? Siapa sih warga negara Indonesia yang belum pernah dengar kata Jakarta? Atau belum pernah membaca tentang Jakarta? Aku yakin semua orang udah sangat familiar dengan kata Jakarta. Ibukota negara kita tercinta, gito looh.

Aku ke Jakarta terakhir kali pada tahun 1994 yang lalu. Oh My God, udah lama juga ya? Gak kerasa udah lebih dari 14 tahun yang lalu. Tentu saja udah sangat banyak perubahan tuh. Saat itu aku yang nginep di rumah saudara di daerah Pamulang, cuma sempet jalan-jalan ke Monas dan Pondok Indah Mall. Hu uh..., selama di Jakarta aku capek dalam perjalanan. Kemana-mana jauh. Masak hanya untuk sampai tujuan butuh waktu 2 jam? Itu sih sama saja dengan perjalanan dari Madiun ke Solo!



Gambar diambil dari sini

Lihat aja tuh foto monas plus air mancurnya. Keren banget ya ? Tentu saja saat aku berkunjung ke Monas tahun 1994 yang lalu belum ada tuh air mancurnya. Ih..., jadi pengen deh bisa ke Jakarta lagi. Tapi kapan ya...?

Shasa-ku sebenarnya udah lama pengen ke Jakarta. Pengen lihat Taman Mini Indonesia Indah, katanya. Makanya, waktu dia ikut babak semifinal Olimpiade Sains Kuark Tahun 2008 yang lalu, saat diminta menuliskan tempat yang ingin dikunjungi jika nanti bisa sampai babak final yang akan diselenggarakan di Jakarta, Shasa menulis : Taman Mini Indonesia Indah! Sayang sekali, keberuntungan belum berpihak padanya, sehingga Shasa belum bisa sampai babak final. Dan angan-angan pergi ke Jakarta untuk sementara ditunda dulu.



Gambar diambil dari sini

Sebenarnya, tanggal 8 Pebruari 2009 nanti kakak sepupu Shasa (mbak Tita) yang di Jakarta mau nikah. Kebetulan, resepsinya diselenggarakan di Taman Mini dan semua keluarga besar mau "diinapkan" di Taman Mini juga. Sebenarnya pengen banget sih untuk datang, tapi apa daya tanggal 7 Pebruari 2009 nanti Shasa akan mewakili sekolahnya untuk ikut (lagi) Olimpiade Sains Kuark Tahun 2009. Yah..., lagi-lagi keinginan untuk ke Jakarta ditunda lagi. Siapa tahu tahun ini keikutsertaan Shasa dalam Olimpiade Sains Kuark bisa sampai final. Itu berarti Shasa bisa sampai Jakarta. Semoga.

Sebetulnya Krisna, keponakanku yang di Pacitan, juga pengen banget ke Jakarta. Kalau Krisna ditanya kenapa ingin ke Jakarta, jawabannya sederhana saja : Karena Fa'i teman mainnya sudah pernah ke Jakarta naik Kereta Api. :D Dan katanya juga karena kepengen lihat Jakarta yang setiap hari ditontonnya lewat televisi.

Jakarta memang menjadi magnet bagi banyak orang untuk mengunjunginya. Di Jakarta semua ada. Banyak hiburan yang ditawarkan untuk dinikmati, dan tentu saja semua tergantung kemampuan dompet masing-masing ;) Seperti kemarin aku membaca tentang air mancur menari atau tentang seluncuran di mall. Hmm, begitu banyak ragam upaya yang dilakukan, agar tempat-tempat itu semakin banyak dikunjungi.


Gambar diambil dari sini


Gambar diambil dari sini

Jakarta memang memiliki daya tarik yang lebih daripada kota-kota lain di Indonesia. Maklum aja, sebagai kota metropolitan (ada yang bilang megapolitan) Jakarta memiliki segalanya. Jakarta menawarkan mimpi dan harapan bagi banyak orang. Sehingga banyak yang berlomba-lomba pergi ke Jakarta dan mencoba menggantungkan harap pada Jakarta.

Tapi ternyata Jakarta tak selalu gemerlap dan indah. Beragam masalah sedang menjadi PR bagi Pemerintah Jakarta. Betapa seringnya kita mendengar berita Jakarta yang terendam banjir? Atau tentang kemacetan Jakarta yang semakin hari tak terkendali, sampai-semapi sekolah harus masuk lebih pagi. Belum lagi masalah sampah yang bertumpuk dan memenuhi sungai.


Gambar diambil dari sini




Gambar diambil dari sini

Berapa banyak orang yang semula silau dengan gemerlapnya ibukota ternyata harus menghadapi kenyataan tinggal dalam kemuraman Jakarta ? Orang-orang yang datang ke Jakarta tanpa membawa modal ketrampilan serta keuletan terpaksa harus rela hidup dalam tempat-tempat kumuh. Hidup dalam kemiskinan di kota metropolitan yang menawarkan segalanya! Kontras sekali.


Gambar diambil sini

Jakarta oh Jakarta..., dibalik elok parasmu ternyata menyimpan begitu banyak duka dan masalah. Jadi sebelum memutuskan hijrah ke Jakarta harus dibarengi dengan kesiapan matang untuk menghadapi segala macam godaan dan permasalahannya. Atau mungkin lebih menyenangkan kalau kita ke Jakarta untuk berlibur saja, mencari hiburan yang belum ada di kota kita.

11 komentar:

  1. kueren banget deh ma pokoknya. kapan sih mama mau ngajak aku ke Jakarta. aku udah kebelet mau ke TMII dan ke rumah Tante Upiq. Yang ga pernah memenuhin janjinya untuk kirim foto atau nongolin wajahnya di Madiun sini. ayo dong ma cepet ajak aku kesana. udah ga sabar nih. uuhh!!..??

    BalasHapus
  2. @shasa : makanya shasa kudu semangat belajar OSKnya. Biar bisa masuk final dan berangkat ke Jakarta. OK ?

    BalasHapus
  3. segala sesuatu memang harus berubah

    BalasHapus
  4. memang sih kota semegah apapun pasti ada cacatnya.....
    contoh kecilnya kayak jakarta tuh....

    BalasHapus
  5. @pencerah : semoga perubahan itu ke arah kebaikan yach ? Thanks udah mampir. Salam kenal...

    @katobengke : Betul.., semua hal selalu lengkap dengan plus minusnya. Makasih dah mampir. Salam kenal...

    BalasHapus
  6. wah makasih yah dah mau mapir.....

    kalau gitu aq ucapin
    turut berduka cita yah buat anak teman kamu......

    salam yah buat mereka.....

    BalasHapus
  7. kalau disuruh pindah/hidup di jakarta aku mikir2 seribu kali. Tetanggaku yg suaminya kerja di jkt bercerita kalau lg musim hujan gini biar nggak telat sampai kantor hrs berangkat jam 4 pagi! jam segitu kita2 yg di daerah melek aja belum kali....Belum lg biaya hidup, alamak nggak bisa dech nemuin nasi pecel maknyusss seharga 3rb di jkt. Makanya kalau pas omong2 kosong ama suami aku bilang kalau suatu saat dipindah ke jkt gajinya jg hrs naik minim 5x lipat, bukan matrek tp realistis kan he...he...he...

    BalasHapus
  8. @katobengke : Terima kasih.

    @anonim : memang nasi pecel yg murah dan enak adanya di Madiun kok.

    BalasHapus
  9. ya benar .. kalau bukan cari makannya di jakarta, aku dan suami betahnya malah di pinggiran jakarta, seperti Bogor. Walau sekarang sudah mulai padat seperti jakarta *terutama saptu minggu* tapi yang namanya macet gak kebangetan kayak jakarta. Kemana mana masih bisa ditempuh lag ..*asal sabar* he he ..

    Belum macet, belum transportasinya yang lama dinanti *busway* belum polusi, belum tingkat kriminalitas yang tinggi, belum gaya hidup *harus kuat iman*, belum biaya hidup yang lebih tinggi, semua harud mateng dipersiapkan. Kalo gak .. yah, bisa habis semuanya.

    Jakarta memang dinamis. Buat yang cari ilmu en tetep trend dengan informasi, Jakarta memang gak ketinggalan. JAdi disesuaikan dengan kebutuhan saja ..

    Kalau buat saya dan suami, teuteup Bogor is the best lah .. he he

    BalasHapus
  10. kasian shasa.. apa ntar kla aku pas nengok grandis ke depok, shasa ikut aja! TMII deket loh klu dr depok, naik taxi cm 35rb! tp shasa aja ya yg ikut,mamanya enggak! hehe...

    BalasHapus
  11. @kuyus : temanku yg kerja di Jakarta juga memilih Bogor sbg tempat tinggal kok. Jakarta cuma buat cari duit aja.

    @anonim : mau ngajak ke Jakarta tanpa mamanya ? Tega nian......

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)