Senin, 26 Januari 2009

Rebutan Angpao


Hari ini (26 Januari 2009) adalah perayaan Tahun Baru Imlek. Tahun Baru Imlek selalu identik dengan angpao. Dari informasi yang aku dapat, kata angpao berasal dari kata Hokkian, yaitu ang (merah) dan pao (amplop). Jadi, angpao berarti amplop merah atau bingkisan merah. Sedangkan maksud dari pembagian angpao adalah sebagai wujud syukur atas rezeki yang telah diperoleh selama setahun terakhir sekaligus ajaran untuk menularkan rezeki dan kebahagiaan.

Perayaan Tahun Baru Imlek di Kota Madiun dipusatkan di tempat Peribadatan Tri Dharma yang terletak di Jalan Cokroaminoto. Untuk merayakannya dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai dan tari-tarian. Meriah deh pokok'e...


Perayaan tersebut dimulai tanggal 25 Januari 2009 pada pukul 20.00. Selanjutnya dilakukan sembahyang di altar Klenteng Hwie Ing Kiong tersebut pada pukul 00.00. Pada tanggal 26 Januari 2009 masyarakat Madiun dan sekitarnya disuguhi aksi barongsai dari Tri Dharma Kota Madiun. Aksi Baronsai tersebut sempat membuat kemacetan yang parah di beberapa jalan, mulai dari Jalan Cokroaminoto, Sleko, dan H. Agus Salim.

Pada saat barongsai berkeliling di Kota Madiun tersebut, ada acara bagi-bagi angpao yang dilakukan oleh pemilik beberapa toko di Kota Madiun. Rencananya, acara pembagian angpao dan atraksi barongsai tersebut untuk menandai berakhirnya Tahun Tikus dan berganti Tahun Kerbau.

Sayangnya, pada saat pembagian angpao terjadi rebutan. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun tidak melewatkan kesempatan untuk berebut mendapatkan angpao tersebut. Terbatasnya jumlah angpao yang dibagikan membuat mereka saling sikut untuk mendapatkannya. Tak heran banyak anak terjatuh dan pingsan untuk mendapat beberapa lembar uang ribuan.

Kejadian yang serupa kembali terjadi. Kalau dulu saat pembagian zakat di beberapa kota terjadi rebutan, kali ini saat pembagian angpao terjadi juga rebutan. Masyarakat yang berebut untuk mendapatkan sejumlah uang yang bagi beberapa orang "tidak seberapa". Kecil bagi orang lain tapi bisa berarti besar bagi yang lainnya. Oleh karena itu, setelah kejadian serupa terjadi dan berulang di beberapa tempat, kita jadi makin sadar bahwa sebagian besar masyarakat kita masih menganggap uang yang "tidak seberapa" itu besar artinya.

Itulah potret sebagian besar masyarakat kita pada saat ini. Semoga saja perubahan ke arah kebaikan segera terjadi. Semoga saja kesejahteraan dapat segera dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa kecuali. Amien.

2 komentar:

  1. Mbakkkk minta angpaunya donkkk, buat akyuuuu ...

    BalasHapus
  2. Waduh..., mbak Kuyus telat. Angpaunya udah habis tuh... Imlek kemarin lihat barongsay gak ?

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)