Ini cerita tentang curhat teman-teman padaku. Sebenarnya, aku punya beberapa teman ~pria dan wanita~ yang suka curhat padaku tentang beberapa hal dalam hidup mereka. Kebanyakan sih curhat masalah pekerjaan, pertemanan, ada juga yang soal kekasih atau rumah tangganya. Pokoknya tentang apa saja yang membuat hati sumpek dan dada sesak.
Sejauh ini sih, aku hanya butuh menyediakan telinga untuk mendengarkan. Aku sebenarnya tak terlalu banyak memberikan masukan kepada mereka. Setelah sekian lama, aku tahu bahwa seringkali yang mereka butuhkan bukanlah nasehat, namun hanya telinga yang mau menampung segala keluh kesah mereka. Seringkali mereka sudah merasa sangat lega, setelah berhasil mengeluarkan uneg-uneg mereka.
Namun di antara semua teman yang suka curhat padaku, ada 3 orang yang istimewa. Satu orang adalah teman wanita yang berdomisili di Jakarta. Sehingga, untuk curhat padaku dia rela menelponku berlama-lama atau mengirimkan banyak SMS. Semuanya hanya untuk curhat, dari yang tak penting sampai yang bikin sesak napas.
Aku sih maklum saja, karena dia memang hidup sendiri di Jakarta, dan mungkin hanya butuh telinga untuk mendengarkan seluruh kisah hidupnya. Bukannya tak semua orang dapat begitu saja diajak curhat ? Kebetulan aku mengenalnya sudah lama, dan dia sangat percaya padaku, sehingga hal apapun dia curhatkan padaku. Aku sih senang-senang saja membantunya meringankan beban pikirannya.
Sementara 2 orang lainnya berjenis kelamin pria. Yang satu, setia menceritakan jatuh bangun perjalanan cintanya sampai akhirnya menikah, lengkap dengan aneka macam problematikanya. Sementara yang satu lagi seringkali curhat tentang kisah cintanya yang rumit. Maklum saja, meskipun sudah menjalani kehidupan rumah tangga, dia masih memiliki banyak cinta kepada beberapa wanita. *geleng-geleng kepala*
Temanku yang terakhir ini kalau sedang curhat sangat terbuka. Curhatnya padaku nyaris tanpa tedeng aling-aling, nyaris tak ada yang disembunyikan. Terkadang kalau ceritanya (menurutku) agak keterlaluan, aku pun tak sungkan-sungkan untuk mencela dan mengkritiknya. Bagusnya, dia bisa menerima celaan dan kritikan dariku dengan senyuman. Bahkan dia bilang agar aku jangan sampai bosan mendengar curhatnya, karena kalau aku sudah bosen mendengarnya, dia tak tahu lagi harus kemana menceritakan segala 'kegilaan'nya itu. Dia yakin, kalau semua itu tak diutarakan pada seseorang, dia bisa gila.... ^_^
Nah, dari temanku inilah yang telah memberikan banyak "inspirasi" untuk kutuliskan dalam blog ini. Walaupun tentu saja, aku perlu sedikit merubah cerita dan identitasnya agar 'tokoh yang aku ceritakan' itu tidak dikenal oleh teman-temanku yang kebetulan juga membaca tulisanku disini. Tak enak kan, kalau apa yang dipercayakan kepadaku akhirnya diketahui umum juga..?
Alasan mengapa aku suka menuliskan pengalaman hidup temanku yang telah di-curhat-kan padaku karena aku sering mengambil banyak pelajaran pengalaman hidup mereka itu. Siapa tahu, teman-teman yang lain pun dapat mengambil pelajaran dari pengalaman hidup teman-temanku itu. Karena menurutku, untuk pelajaran hidup dapat diperoleh tanpa kita harus mengalaminya sendiri. Bahkan, seringkali pengalaman hidup orang lain yang memberikan banyak pelajaran hidup bagi kita.
Apakah benar begitu....?
Gambar diambil dari sini
Sejauh ini sih, aku hanya butuh menyediakan telinga untuk mendengarkan. Aku sebenarnya tak terlalu banyak memberikan masukan kepada mereka. Setelah sekian lama, aku tahu bahwa seringkali yang mereka butuhkan bukanlah nasehat, namun hanya telinga yang mau menampung segala keluh kesah mereka. Seringkali mereka sudah merasa sangat lega, setelah berhasil mengeluarkan uneg-uneg mereka.
Namun di antara semua teman yang suka curhat padaku, ada 3 orang yang istimewa. Satu orang adalah teman wanita yang berdomisili di Jakarta. Sehingga, untuk curhat padaku dia rela menelponku berlama-lama atau mengirimkan banyak SMS. Semuanya hanya untuk curhat, dari yang tak penting sampai yang bikin sesak napas.
Aku sih maklum saja, karena dia memang hidup sendiri di Jakarta, dan mungkin hanya butuh telinga untuk mendengarkan seluruh kisah hidupnya. Bukannya tak semua orang dapat begitu saja diajak curhat ? Kebetulan aku mengenalnya sudah lama, dan dia sangat percaya padaku, sehingga hal apapun dia curhatkan padaku. Aku sih senang-senang saja membantunya meringankan beban pikirannya.
Sementara 2 orang lainnya berjenis kelamin pria. Yang satu, setia menceritakan jatuh bangun perjalanan cintanya sampai akhirnya menikah, lengkap dengan aneka macam problematikanya. Sementara yang satu lagi seringkali curhat tentang kisah cintanya yang rumit. Maklum saja, meskipun sudah menjalani kehidupan rumah tangga, dia masih memiliki banyak cinta kepada beberapa wanita. *geleng-geleng kepala*
Temanku yang terakhir ini kalau sedang curhat sangat terbuka. Curhatnya padaku nyaris tanpa tedeng aling-aling, nyaris tak ada yang disembunyikan. Terkadang kalau ceritanya (menurutku) agak keterlaluan, aku pun tak sungkan-sungkan untuk mencela dan mengkritiknya. Bagusnya, dia bisa menerima celaan dan kritikan dariku dengan senyuman. Bahkan dia bilang agar aku jangan sampai bosan mendengar curhatnya, karena kalau aku sudah bosen mendengarnya, dia tak tahu lagi harus kemana menceritakan segala 'kegilaan'nya itu. Dia yakin, kalau semua itu tak diutarakan pada seseorang, dia bisa gila.... ^_^
Nah, dari temanku inilah yang telah memberikan banyak "inspirasi" untuk kutuliskan dalam blog ini. Walaupun tentu saja, aku perlu sedikit merubah cerita dan identitasnya agar 'tokoh yang aku ceritakan' itu tidak dikenal oleh teman-temanku yang kebetulan juga membaca tulisanku disini. Tak enak kan, kalau apa yang dipercayakan kepadaku akhirnya diketahui umum juga..?
Alasan mengapa aku suka menuliskan pengalaman hidup temanku yang telah di-curhat-kan padaku karena aku sering mengambil banyak pelajaran pengalaman hidup mereka itu. Siapa tahu, teman-teman yang lain pun dapat mengambil pelajaran dari pengalaman hidup teman-temanku itu. Karena menurutku, untuk pelajaran hidup dapat diperoleh tanpa kita harus mengalaminya sendiri. Bahkan, seringkali pengalaman hidup orang lain yang memberikan banyak pelajaran hidup bagi kita.
Apakah benar begitu....?
Gambar diambil dari sini
salam sobat
BalasHapusbetul mba,,
pengalaman dari orang lain yang membuat kita jadi tahu dan hati2 dalam melakukan sesuatu..walaupun kita sendiri belum mengalaminya.
wah hebat mba RENI,,tempat curhat 3 orang ya,,walaupun satu sahabat yg perempuan berada di Jakarta.
Saya setuju Mbak.. Pengalaman adalah guru yang terbaik dan ilmu yang paling baik adalah ilmu yang di dapat dari pengalaman..
BalasHapussetuju mbak.... alangkah bahagianya punya sahabat seperti mbak yang selalu menyediakan diri untuk menampung 'curhat2' para sahabat... salut mbak....
BalasHapusBetapa beruntungnya saya mengenal mbak Reni yg ternyata adalah sahabat yg mau menampung keluh kesah temannya.
BalasHapusPengin bngt saya ketemuan sama Mbak Reni, kapan ya??
Saya setuju sekali, Mb Reni. Sharing akan kisah nyata seseorang sangat penting buat refleksi kita. Kita bisa mengambil hikmah dari sana. Yang positif kita tiru, yang negatif kita hindari. Dan dengan sharing Mb Reni kita jadi tahu betapa banyak sekali orang yang mempunyai problematika hidup...
BalasHapusyub betul sis,saya juga kadang belajar dari pengalaman teman.
BalasHapusSaya sangat setuju mbak...kita bisa belajar dari pengalaman kita dan orang lain....krn pengalaman adalah guru terbaik
BalasHapusbrarti mba reni pendengar yang baek dan kritikus jg dunk! hehehe..
BalasHapusSelalu ada hikmah positif ya mbak, bahkan dari curhat teman-teman.
BalasHapusbenar sekali mba ^^
BalasHapuskita biasanya bisa memetik banyak pelajaran dari kisah hidup orang lain.
hmmm... mbak reni ternyata "tempat curhat" yang enak to. hehe... yap, jarang mbak ada orang yang mau ndengerin cerita "nggak penting" dari orang lain. hehe... :)
BalasHapussaya juga sering bgt tuh mba dijadiin tempat curhat... kebanyakan sih teman cowok yg suka curhat ke saya...
BalasHapusdan saya setuju banget tuh kalo pengalaman orang lain justru ngasih pelajaran hidup yang lebih besara daripada yang kita alami sendiri...
kalo saya pribadi sebagai cowo kadang malu buat curhat. sesakit apapun terpakasa pendam dalam hati.
BalasHapushebat mba, bisa nampung curhatan orang..
BalasHapuspengalaman mereka bisa jadi pelajaran yaa..
Hebat deh ...
BalasHapusNgak ada yang salah dengan menceritakan kembali curhatnya teman sepanjang tujuannya adalah untuk saling mencerahkan...
saling berbagi ...
saling menasehati.
Salam sobat, datang mempererat silaturahmi... maaf baru mampir lagi... kesehatan memburuk baru membaik... Semoga selalu dalam kebahagiaan...
BalasHapusNinneta
Rupanya, saya belum curhat disini :)
BalasHapusBener atuh mbak, gak semua pengalaman hidup itu, kita mendapatkannya sendiri. Adakalanya, dari seorang teman lebih berarti.
bener mba...
BalasHapuscurhatan temen malah ada pelajaran di dalamnya yang bisa kita share
Mendengarkan itu sebenarnya lebih berat daripada didengarkan. Tp mb Reni malah sudah sering melakukannya. Artikel ini inspiratif.
BalasHapusKita memang terkadang belajar banyak dari pengalaman,,....baik pengalaman kita sendiri ataupun pengalaman orang lain.
BalasHapusMbak Reni dipercaya oleh beberpa temen untuk Curhat.....bisa buka praktek dong profesi baru 'PSIKOLOG MAYA'
Ok Banget boeat mbak reni berarti mungkin dianggap sebagai wong tuo.. sory kalu saya mengatakan wong tuo tsb. atau intinya bisa diboeat bahan pertimbangan oleh temen-2 yg curhat.
BalasHapusYa memang curhat sendiri adalah Curahan hati dari sesorang yang dilemparkan kepada orang lain yg dianggapnya bisa memecahkan masalah atau memberikan masukkan untuknya.
Dan Curhat sendiri menurut saya pribadi terbagai berbagai macam, Curhat pribadi, Curhat Bisnis, Curhat Rumah tangga.
Lebih jelasnya aku juga nulis Apa Arti dari Curhat.. mungkin mbak Reni sudah membukanya.
Thank's
Teman yg baik itu adalah yg mau menjadi 'shoulder to cry on'. Dan memang, kita bisa belajar dari pengalaman hidup org lain, yg baik maupun yg tidak. Beruntung ada mbak Reni yg mau berbagi dgn kita semua...
BalasHapusyah, kalo temen curhat memang harus didengerin mbak, biar lega dianya. tapi kalo dah keterlaluan terus ternagnnya mesti direm. hehhee.. saya malah pernah diceritain soal malam pertama hiiii...serem kan.
BalasHapuswah bisa jadi konsultan atau psikiater nih mbak
BalasHapusactually work as a blogger then what?
BalasHapus