Seorang pemimpin dapat diibaratkan sebagai nahkoda bagi sebuah kapal. Pemimpin yang membawa anak buahnya akan bergerak ke arah mana. Baik tidaknya anak buahnya adalah hasil dari bimbingan dan pengarahan sang pemimpin.
Akan tetapi. seorang pemimpin adalah tetap manusia biasa. Oleh karenanya mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Begitulah yang telah aku alami setelah menghadapi beberapa orang pemimpin. Jika dihitung-hitung, selama menjadi abdi negara, aku telah mengalami perpindahan tempat tugas sebanyak 2 kali dan mengalami perubahan pimpinan sebanyak 7 kali.
Jika mau jujur, dari ketujuh orang yang pernah menjadi pemimpinku, aku sangat terkesan dengan 1 orang. Beliau adalah seorang bapak yang mendekati usia pensiun ketika aku berada dalam kepemimpinannya. Bagiku, cara kepemimpinannya berbeda dengan lainnya... dan aku menyukainya serta menghormatinya.
Beliau senantiasa menekankan anak buahnya untuk bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa minta dimanja dengan fasilitas yang berlimpah. Pernah kami mengusulkan penambahan komputer kantor agar pelaksanaan kerja dapat berjalan dengan lebih optimal. Aku ingat sekali, saat itu juga beliau langsung menolak usulan kami. Penolakan itu disertai dengan nasehat yang tak akan pernah aku lupakan : "Jangan meminta terlalu banyak, lakukan dulu tugas yang ada dengan baik. Jika kita bekerja dengan baik dan mampu menunjukkan prestasi, saya yakin apa yang kita butuhkan akan dipenuhi oleh atasan tanpa kita harus meminta"
Bagi setiap kepala satuan kerja, pasti disediakan kendaraan dinas roda empat. Bagi banyak kepala satuan kerja, kendaraan dinas roda empat seolah menjadi "hak milik"-nya. Namun, hal itu tidak berlaku bagi beliau. Suatu kali beliau harus mengikuti Diklat Spamen selama kurang lebih 3 bulan, dan selama itu kendaraan dinas tetap disediakan beliau untuk keperluan pelaksanaan tugas di kantor sehari-hari.
Aku masih ingat suatu kejadian yang "tak biasa". Saat itu, kebetulan beliau mendapat undangan untuk menghadiri hearing di DPRD. Namun pada saat yang bersamaan, orang tua salah satu dari teman sekantor kami meninggal. Seperti biasa, untuk acara-acara seperti itu beliau mengijinkan kami menggunakan kendaraan dinas untuk bisa pergi melayat bersama-sama. Agar kami tetap bisa pergi bersama melayat dengan kendaraan dinas, beliau minta diantarkan dulu ke gedung DPRD baru setelah itu kami pakai kendaraan dinasnya. Pada saat selesai hearing dan beliau menelepon ke kantor minta dijemput, ternyata kendaraan dinas masih belum sampai kembali di kantor. Yang saat itu berjaga di kantor bingung, mau jemput beliau menggunakan apa. Dengan entengnya, beliau minta dijemput dengan menggunakan sepeda motor saja. Di lain kesempatan, karena tak ada kendaraan yang bisa menjemputnya, beliau menumpang kendaraan dinas kepala satuan kerja yang lain untuk bisa kembali ke kantor.
Di mataku, beliau adalah seorang konseptor ulung. Banyak konsep yang telah disusunnya yang benar-benar inovatif dan mendukung kelancaran tugas. Selain itu, beliau adalah seseorang yang sangat peduli dengan data. Baginya, dasar semua pelaksanaan tugas adalah data yang valid. Oleh karenanya, kami harus siap untuk sewaktu-waktu diajak rapat dan ditanya bermacam-macam data. Oleh karenanya, data yang valid harus selalu siap di tangan kami.
Meskipun aku suka dengan gaya kepemimpinan beliau, namun beberapa teman-ku tidak menyukainya. Bagi teman-temanku, beliau adalah pemimpin yang disiplin dan kaku. Bagiku, beliau telah mengajarkan banyak hal yang tak aku dapatkan dari pemimpin yang lain. Dan.., kini aku bekerja dengan menerapkan banyak hal penting yang telah aku pelajari darinya.
Gambar diambil dari sini
Akan tetapi. seorang pemimpin adalah tetap manusia biasa. Oleh karenanya mereka memiliki karakter yang berbeda-beda. Begitulah yang telah aku alami setelah menghadapi beberapa orang pemimpin. Jika dihitung-hitung, selama menjadi abdi negara, aku telah mengalami perpindahan tempat tugas sebanyak 2 kali dan mengalami perubahan pimpinan sebanyak 7 kali.
Jika mau jujur, dari ketujuh orang yang pernah menjadi pemimpinku, aku sangat terkesan dengan 1 orang. Beliau adalah seorang bapak yang mendekati usia pensiun ketika aku berada dalam kepemimpinannya. Bagiku, cara kepemimpinannya berbeda dengan lainnya... dan aku menyukainya serta menghormatinya.
Beliau senantiasa menekankan anak buahnya untuk bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa minta dimanja dengan fasilitas yang berlimpah. Pernah kami mengusulkan penambahan komputer kantor agar pelaksanaan kerja dapat berjalan dengan lebih optimal. Aku ingat sekali, saat itu juga beliau langsung menolak usulan kami. Penolakan itu disertai dengan nasehat yang tak akan pernah aku lupakan : "Jangan meminta terlalu banyak, lakukan dulu tugas yang ada dengan baik. Jika kita bekerja dengan baik dan mampu menunjukkan prestasi, saya yakin apa yang kita butuhkan akan dipenuhi oleh atasan tanpa kita harus meminta"
Bagi setiap kepala satuan kerja, pasti disediakan kendaraan dinas roda empat. Bagi banyak kepala satuan kerja, kendaraan dinas roda empat seolah menjadi "hak milik"-nya. Namun, hal itu tidak berlaku bagi beliau. Suatu kali beliau harus mengikuti Diklat Spamen selama kurang lebih 3 bulan, dan selama itu kendaraan dinas tetap disediakan beliau untuk keperluan pelaksanaan tugas di kantor sehari-hari.
Aku masih ingat suatu kejadian yang "tak biasa". Saat itu, kebetulan beliau mendapat undangan untuk menghadiri hearing di DPRD. Namun pada saat yang bersamaan, orang tua salah satu dari teman sekantor kami meninggal. Seperti biasa, untuk acara-acara seperti itu beliau mengijinkan kami menggunakan kendaraan dinas untuk bisa pergi melayat bersama-sama. Agar kami tetap bisa pergi bersama melayat dengan kendaraan dinas, beliau minta diantarkan dulu ke gedung DPRD baru setelah itu kami pakai kendaraan dinasnya. Pada saat selesai hearing dan beliau menelepon ke kantor minta dijemput, ternyata kendaraan dinas masih belum sampai kembali di kantor. Yang saat itu berjaga di kantor bingung, mau jemput beliau menggunakan apa. Dengan entengnya, beliau minta dijemput dengan menggunakan sepeda motor saja. Di lain kesempatan, karena tak ada kendaraan yang bisa menjemputnya, beliau menumpang kendaraan dinas kepala satuan kerja yang lain untuk bisa kembali ke kantor.
Di mataku, beliau adalah seorang konseptor ulung. Banyak konsep yang telah disusunnya yang benar-benar inovatif dan mendukung kelancaran tugas. Selain itu, beliau adalah seseorang yang sangat peduli dengan data. Baginya, dasar semua pelaksanaan tugas adalah data yang valid. Oleh karenanya, kami harus siap untuk sewaktu-waktu diajak rapat dan ditanya bermacam-macam data. Oleh karenanya, data yang valid harus selalu siap di tangan kami.
Meskipun aku suka dengan gaya kepemimpinan beliau, namun beberapa teman-ku tidak menyukainya. Bagi teman-temanku, beliau adalah pemimpin yang disiplin dan kaku. Bagiku, beliau telah mengajarkan banyak hal yang tak aku dapatkan dari pemimpin yang lain. Dan.., kini aku bekerja dengan menerapkan banyak hal penting yang telah aku pelajari darinya.
Gambar diambil dari sini
pemimpin memang sangat menentukan maju atau mundurnya apa yang dipimpiinanya, dan juga pemimpin yang baik adalah peminpin yang bisa meenerima aspirassi dari bawahannya...
BalasHapussalam kenal awal tahun
Tanggung jawab sebagai pemimpin dimata Allah sangat lah berat,maka dari itu menjadilah pemimpin yang memiliki kebijakkan hati yang luas.
BalasHapusOh ya mba,awardnya sudah terpasang ,monggo dicek ya !
hello yang disana.... mbak...
BalasHapusaku numpang lewat seklaian bersilaturahmi nih...
jadi salam kenal aja ya mbak...
Ya tidak semua pemimpin memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Pemimpin yang baik, pasti meninginggalkan kesan yang baik bagi orang-orang yang dipimpinnya, meski saat memimpin hal itu belum terlihat jelas.
BalasHapusMenjadi pemimpin adalah amanah, dan tidak setiap orang sanggup mengemban amanah sebesar itu. Tapi bukankah masing-masing kita adalah pemimpin untuk dirinya sendiri? Yg kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas yg dipimpinnya..
BalasHapusDi balik Jabatan yang tinggi ada sbuah tanggung jawab yang besar.. Untuk jadi pemimpin harus mempunyai rasa tanggung jwab yang tinggi..
BalasHapuspaling enak kalo bosnya asik yaahh mbak,, kerja juga jadi asiikk.... ^^
BalasHapussemoga beliau menjadi inspirasi setiap orang yang "sadar" akan kebenaran :), makasih mba sharingnya :)
BalasHapusWah bagus ya mbak... kalo semua pemimpin kayak bosnya mbak Reny...pasti negara kita gak akan banyak koruptor ...
BalasHapusNyatanya sekarang banyak pemimpin yang menekan anak buah untuk kerja sebaik-baiknya tapi kikir apresiasi terhadap anak buah... jadinya banyak yang numpuk kekayaan buat diri sendiri...
Bisa jadi keulungan seorang pemimpin tergantung dari penilaian anak buah juga ya sis.
BalasHapusBenar mbak..tidak semua pemimpin mempunya jiwa pemimpin....
BalasHapusMemang orang yang lurus, akan banyak musuh mbak. demikian sebaliknya, kalau serong, pasti di puja2 bawahan. enak, santai, dll. hehe...
BalasHapusuntung masih ada mbak reni yang begitu menghargai ketegasan, kesederhanaan, dan konsep2 beliau. selamat tahun baru ya mbak... ;)
Kalo kita mau happy bekerja, tentu hrs mengerti karakter pimpinan kita, seaneh apapun itu. hehehe... Seringkali lebih enak dapet klien aneh daripada os aneh loh.
BalasHapusitulah yang membedakan pemimpin dan pejabat....pemimpin memberi tauladan dan pengayoman..pejabat mengejar kekuasaan...negeri ini membutuhkan pemimpin
BalasHapuspemimpin seperti inilah yang membawa kemajuan negeri ini
BalasHapuskepemimpin beliau juga ikut henny acungi jempol! ^^
BalasHapusPemimpin, waktu kerja dipabrik saya pulang bersaing sama pemimpin, datang berusaha paling awal dan pulang paling akhir, ternyata saya kalah cepat, dan tetap dibawah dia, Salam Hormat buat Bpk Bachrien!
BalasHapusMbak, monggo awardnya dipilih!
Terkadang gaya kepempipinan yang kaku dan disiplin bikin rindu mbak, pernah dulu diriku punya pimpinan yang kurang lebihnya seperti yang Embak ceritakan. Waktu beliau memimpin, semuanya berjalan rapi dan terkendali, meski seperti ada 'tekanan', hehehehehe..
BalasHapusTetapi setelah sekarang beliau digamti pemimpin yang baru yang lebih nyante dan agak kurang begitu menampilkan kedisiplinan, banyak pekerjaan yang terbengkalai.
Malah enakan Yang dulu dan diriku rindu pemimpin seperti itu..... :-)
Semoga diberkahi bosnya Mbak Reni itu..
BalasHapus