Selama ini aku jarang memberikan uang saku kepada Shasa. Aku memang tak ingin Shasa beli jajan sembarangan di sekolah. Maklum saja, Shasa sangat rentan terkena amandel. Seringkali hanya karena makan sedikit makanan saja, amandel Shasa langsung kambuh.
Namun semenjak Shasa kelas 4 ini, aku terpaksa harus memberinya uang saku. Jadwal Shasa yang membuatku harus melakukan itu. Sekarang Shasa pulang sekolah sudah siang bahkan terkadang sore. Sebenarnya setiap pagi, Shasa selalu sarapan sebelum berangkat sekolah. Selain itu, Shasa juga sudah membawa bekal ke sekolah. Namun tetap saja, bekal itu tak cukup jika jadwalnya pulang sampai sore.
Shasa sering mengeluh kelaparan setiap kali pulang sekolah. Aku jadi tak tega mendengar keluhannya. Aku berpikir, bagaimana dia bisa konsentrasi di sekolah kalau yang dipikirkannya adalah perutnya yang keroncongan. Akhirnya, aku memberinya uang saku dengan wanti-wanti agar uang tersebut jangan untuk jajan sembarangan. Aku mengijinkan jika uang itu untuk membeli makan siang, seperti nasi soto, nasi bali, nasi goreng atau susu.
Shasa memang tak betah lapar, makanya itu badannya subur. Sejak kecil, Alhamdulillah, aku tak pernah punya masalah tentang anak yang tak doyan makan. Shasa sangat mudah makan, doyan sekali malah. Dan ternyata sampai sekarang Shasa masih sulit untuk mengerem hasratnya untuk makan.
Sebenarnya ada yang usul agar Shasa mulai aku ajarin untuk diet. Tapi terus terang aku tak tega, apalagi dia saat ini sedang dalam masa pertumbuhan. Jadi sementara biarlah Shasa seperti ini dulu, untuk urusan diet biarlah 3 atau 4 tahun lagi.
Kembali pada uang saku Shasa, sejak aku memberinya uang saku dia tak pernah lagi mengeluh kelaparan saat pulang sekolah. Yang jelas, jadwal waktu makan siang Shasa jadi tak pernah terlambat lagi. Dan...., kegiatan Shasa di sekolah dapat tetap diikuti dengan baik.
Sebelumnya, aku memberinya uang saku harian. Namun semenjak seminggu ini aku mencoba memberi Shasa uang saku mingguan. Aku berpesan padanya, bahwa uang itu harus cukup untuk seminggu, dan harus ada sisa yang ditabung. Dan tetap dengan satu pesan... jangan beli jajan sembarangan.
Niatku adalah mengajarkan pada Shasa untuk mengelola uang. Selain itu agar Shasa belajar bertanggung jawab dalam membelanjakan uangnya tersebut. Aku ingin melihat apakah uang itu habis untuk beli makanan, atau benar-benar ada yang disisakan untuk ditabung. Alhamdulillah..., sejauh ini sepertinya semua berjalan dengan baik.
Semoga saja untuk seterusnya Shasa tetap dapat mengelola uang sakunya dengan baik dan niat baikku tidak berakibat buruk padanya. Amin.
Gambar diambil dari sini
Namun semenjak Shasa kelas 4 ini, aku terpaksa harus memberinya uang saku. Jadwal Shasa yang membuatku harus melakukan itu. Sekarang Shasa pulang sekolah sudah siang bahkan terkadang sore. Sebenarnya setiap pagi, Shasa selalu sarapan sebelum berangkat sekolah. Selain itu, Shasa juga sudah membawa bekal ke sekolah. Namun tetap saja, bekal itu tak cukup jika jadwalnya pulang sampai sore.
Shasa sering mengeluh kelaparan setiap kali pulang sekolah. Aku jadi tak tega mendengar keluhannya. Aku berpikir, bagaimana dia bisa konsentrasi di sekolah kalau yang dipikirkannya adalah perutnya yang keroncongan. Akhirnya, aku memberinya uang saku dengan wanti-wanti agar uang tersebut jangan untuk jajan sembarangan. Aku mengijinkan jika uang itu untuk membeli makan siang, seperti nasi soto, nasi bali, nasi goreng atau susu.
Shasa memang tak betah lapar, makanya itu badannya subur. Sejak kecil, Alhamdulillah, aku tak pernah punya masalah tentang anak yang tak doyan makan. Shasa sangat mudah makan, doyan sekali malah. Dan ternyata sampai sekarang Shasa masih sulit untuk mengerem hasratnya untuk makan.
Sebenarnya ada yang usul agar Shasa mulai aku ajarin untuk diet. Tapi terus terang aku tak tega, apalagi dia saat ini sedang dalam masa pertumbuhan. Jadi sementara biarlah Shasa seperti ini dulu, untuk urusan diet biarlah 3 atau 4 tahun lagi.
Kembali pada uang saku Shasa, sejak aku memberinya uang saku dia tak pernah lagi mengeluh kelaparan saat pulang sekolah. Yang jelas, jadwal waktu makan siang Shasa jadi tak pernah terlambat lagi. Dan...., kegiatan Shasa di sekolah dapat tetap diikuti dengan baik.
Sebelumnya, aku memberinya uang saku harian. Namun semenjak seminggu ini aku mencoba memberi Shasa uang saku mingguan. Aku berpesan padanya, bahwa uang itu harus cukup untuk seminggu, dan harus ada sisa yang ditabung. Dan tetap dengan satu pesan... jangan beli jajan sembarangan.
Niatku adalah mengajarkan pada Shasa untuk mengelola uang. Selain itu agar Shasa belajar bertanggung jawab dalam membelanjakan uangnya tersebut. Aku ingin melihat apakah uang itu habis untuk beli makanan, atau benar-benar ada yang disisakan untuk ditabung. Alhamdulillah..., sejauh ini sepertinya semua berjalan dengan baik.
Semoga saja untuk seterusnya Shasa tetap dapat mengelola uang sakunya dengan baik dan niat baikku tidak berakibat buruk padanya. Amin.
Gambar diambil dari sini
Uang saku terhadap anak mungkin perlu ya,hanya saja harus disesuaikan dengan usia dan jam waktu dia aktifitas sekolah ,seperti contoh kelas satu saya bawakan bekal dari rumah,kelas dua karena udah mulai menolak bila dibawakan bekal ,akhirnya saya mulai memberi uang saku yang sesuai kebutuhan dia,tapi tidak berlebihan.Hanya sy sempat kaget ada anak kelas dua uang saku 20 rb sehari,bagiku 20 rb itu sy berikan untuk anak yg sudah kuliah.Menurut sy sangat tidak mendidik ya mba.
BalasHapusMemberi anak uang saku (apalagi mingguan seperti Shasa), sebenarnya melatih mereka juga agar bisa mengelola uang. Betul gak mbak ?
BalasHapuswah kalau indra (anak saya) masih belumbawa uang jajan soalnya masih TK.......jadi masih dapat jajan dari sekolahnya!!! gak tahu nanti kalau dah besar!!
BalasHapuskali minta nasehat dari mba reni ni wkwkwkwkwkwk!!!
amin... semoga sasha ga boros ya...
BalasHapusdengerin nasehat mama tuh, ya sha... hehhe
melatih diri disiplin dlm pengeluaran uang lho kalau dikasi uang saku... apalagi mingguan. Jadi bisa tau gmn rasanya susah nyari uang dan ga foya-foya...
selamat pagi, mbaaak... :)
wah asik ya, dari kecil udah di ajarin manajemen keuangan. hehe...
BalasHapusYap, semoga sesuai rencana mbak, nggak di pakai jajan sembarangan, terus masih disisain buat ditabung :)
anak saya aja yang baru $ tahun selalu minta uang mbak kalau tidak dikasih gambek dia
BalasHapuswaahh,, bagus tuh mbak,, udah ngajarin mengatur uang dan bertanggung jawab sejak dini... ^^
BalasHapusjadi inget dulu jaman sekolah
BalasHapusuang saku ku kukumpulin hanya untuk beli kaset atau majalah atau komik XD
anakku ga aku kasih uang saku. aku kasih bekal makanan doang....
BalasHapusaku juga dulu dikasih uang saku baru waktu sma doang.... smp aku masih ke sekolah naik sepeda...heheheh
selamat taun baru ya mba
jadi teringat waktu jaman sekolah dulu, mbak. Memang susah kalo si anak ada pantangan ya, takutnya jajan sembarangan. Moga2 Shasa bisa berlatih menabung nih..
BalasHapusyup
BalasHapusanak-anak harus diajarkan mengelola uang kecil2an
membagi uang saku alias duit jajan untuk pagi, siang, dan sore
untuk pagi seribu misalnya
untuk siang 3 ribu
untuk sore seribu
nb :
maaf baru mbalas mba
PR tak muncul karena mbah gugel lagi apdet PR kemaren mba
Bermain dan bermain. Dari sana ia tumbuh dan belajar.
BalasHapusBarangkali hanya ini yg ada di pikiran saya tentang anak-anak. Maklum, bujang bu. hehe.
Semua ada masanya, dengan sendirinya anak akan belajar banyak hal. Ia hanya butuh di arahkan. Seperti anak panah.
Sementara banyak orang tua terlalu khawatir, atau justru berharap lebih melampaui masa-masa yang semestinya ia lalui.
Hehehe, maaf. hanya omongan bujang yg ngelantur. Semoga Shasha menjadi anak yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya, tentu dengan kasih sayang Ibu Reni.
Salam.
doa om buwel menyertaimu Sha, moga jadi anak yang nurut dan berbakti ama orang tua ya, soal gendut nggak papa Sha....heheheh
BalasHapusputra mba jangan disuruh diet ya...kasihan,yang penting sehat
BalasHapussemoga jadi anak yang pintar
krn anak saya yg sulung baru kls 2 sd, jd blm aku kasih uang saku, mbk..
BalasHapusmngkn nanti kalau dia sdh kls 3...soalnya sdh mulai pulang jam 2 siang.
maaf ya, mbk baru bisa mampir...ooh, met tahun baru 2010...moga tahun ini impian dan harapan dpt terwujud...
sebenernya yg terpenting itu adalah memberinya kepercayaan, karna dengan demikian, si anak akan merasa mempunyai tanggung jawab untuk mengelola uang sakunya. Mau dibelikan es tp bikin sakit, atau dibelikan makanan, yg penting kita kasih pengertian yg seluas-luasnya dan terakhir biarkan si anak yg menentukan
BalasHapussalam sobat
BalasHapusya ngga apa2 mba,,, SHASA dikasih uang saku,,kan jadwalnya padat,,lagian sudah kelas 4,,sudah tahulah jajanan yang dibeli tidak sembarangan.
Jadi ingat acaranya Oprah waktu tamunya Will Smith. Waktu itu anaknya minta uang saku 100 dollar seminggu. Lalu si WS bilang, "Kembali ke kamar tempatmu, diskusikan dengan saudara2mu berapa yang cukup utk seminggu". Akhirnya mereka diskusi, dan si anak memutuskan 40 dollar sudah cukup.
BalasHapusMungkin nggak ada hubungannya sih, tapi persamaannya, anak memiliki kebutuhannya sendiri,dan yang paling sulit adalah mengetahui seberapa itu "cukup".
lama sekali baru kesini... duh, keknya server saya yang eror nih, sering gak bisa buka blog mbak Reni :((
BalasHapusSelamat untuk Shasa, semoga semakin tamabh rajin menabungnya...
salah satu mengelola keuangan yaitu program tabungan yang diadakan oleh sekolah tapi kadang hal itu seakan2 "memaksa" murid untuk menabung setiap hari
BalasHapusapa yg dilakukan mbak Reni udah bener kok. lagipula, shasa memang belum perlu diet. masih masa pertumbuhan. nanti saja kalo dia sudah cukup dewasa. kasihan...
BalasHapus