Jumat, 05 Februari 2010

Bertetangga dengan stasiun radio

Sudah selama 8 tahun aku tinggal di komplek perumahan, setelah sebelumnya aku dan suami masih numpang di rumah ortu. Komplek perumahan-ku ini berdekatan dengan sebuah radio swasta yang cukup terkenal di kotaku. Kebetulan, yang paling dekat dengan stasiun radio itu adalah blok tempatku tinggal. Bahkan.., tower (pemancar) dari stasiun radio itu tak jauh dari rumahku (hanya berjarak kurang lebih 8 meter).

Pada awal-awal bertetangga dengan stasiun radio itu, ada rasa was-was dalam hatiku, terutama jika ada petir dan angin besar. Maklum saja..., tower dari stasiun radio itu tinggi sekali (kurang lebih 70 meter !). Jadi selalu ada rasa khawatir jika sewaktu-waktu tower itu ambruk terkena petir atau angin. Namun lama-lama aku mulai bisa 'cuek'... soalnya capek juga kalau terus menerus merasa khawatir dan was-was.

Aku tak tahu bagaimana proses pembangunan tower itu sebelumnya. Seingatku dulu sewaktu aku membeli kapling rumah di situ, tower dan stasiun radio itu belum berdiri. Tapi sewaktu aku mulai menempati rumah di sana... stasiun radio dan tower itu sudah berdiri dengan gagahnya. Para tetanggaku juga tidak bilang bahwa sebelumnya ada permintaan ijin dari stasiun radio itu untuk membangun tower di dekat perumahan kami.

Ternyata, "bertetangga" dengan sebuah stasiun radio itu sangat tidak enak. Beberapa kali kejadian televisi / radio di rumahku terganggu (muncul suara dari siaran di radio itu) karena ada "kebocoran" dari radio itu. Tentu saja hal itu mengganggu keasyikan kami dalam menyaksikan siaran televisi atau mendengarkan radio.

Selain itu masih ada jenis "gangguan" lainnya, yaitu keramaian. Sudah biasa terjadi, bahwa di sebuah stasiun radio pasti akan sering menyelenggarakan "keramaian" seperti membuat panggung hiburan dan sebagainya. Dan karena rumah kami sangat dekat dengan stasiun radio itu, maka keramaian itu sangat mengganggu.

Hal itu terjadi lagi, kemarin malam. Entah sedang menggelar acara apa, yang jelas stasiun radio itu membuat panggung terbuka mulai jam 8 kemarin malam. Terpaksa..., aku harus mendengarkan aneka lagu yang ditampilkan di acara itu. Dan... seperti pengalaman-pengalaman terdahulu, kemeriahan itu baru akan berakhir pada pukul 24.00 WIB.

Keramaian yang terjadi kemarin malam sempat membuatku dan Shasa sulit untuk tidur. Kejadian seperti ini sudah sering kali terjadi. Aku heran, apakah memang stasiun radio bebas menggelar keramaian seperti itu tanpa perlu minta ijin juga pada lingkungannya ya..? Apakah mereka tak menyadari bahwa warga kompleks kami sangat terganggu dengan keramaian itu ?

Dulu pernah ada kabar bahwa tower stasiun radio itu akan "dipotong" supaya tidak terlalu tinggi. Namun sampai sekarang ternyata tidak direalisasikan. Dulu pernah perwakilan RT di kompleks perumahanku melakukan dialog dengan stasiun radio itu... tapi ternyata sampai sekarang tetap saja tak ada perubahan apa-apa.

Entahlah..., aku tak tahu harus berbuat bagaimana lagi. Namun di atas semua masalah di atas, setidaknya aku masih bersyukur bahwa aku sudah memiliki rumah sendiri. Meskipun rumah itu sederhana, tidak besar dan 'bertetangga' dengan sebuah tower radio... aku masih lebih 'beruntung' dibandingkan dengan orang lain yang hingga kini belum memiliki tempat untuk berteduh.

40 komentar:

  1. Paragraf terakhirnya, aku suka. Inilah, ciri khas mbak Reni. Hikmah dari setiap kejaidan. Semoga, pihak radio mau diajak kompromi :)

    BalasHapus
  2. Sebelum tidur, nyepam dulu di rumah Mbak reni :) met istiraat mbak..

    BalasHapus
  3. Setuju dengan mbak Anaz... memang inilah ciri khas mbak Reni... cermat, runtut dan selalu ada hikmah yang disampaikan...

    BalasHapus
  4. yup,setuju juga dgn mas goen,...mba reni memang paling pandai menggambarkan suatu keadaan atau cerita hingga begitu detil dan enak dibaca ,sampai2 tergambar dgn jelas suasananya ...

    aku mengunjungi mba reni disaat aku terjaga hingga dini hari hikss....

    BalasHapus
  5. wah bener2 dah stasiun radio...harusnya dibangun di atas gunung aja...hahaha...biar sekalian "rame"...

    BalasHapus
  6. yes! selalu ada celah untuk bersyukur kan bu? btw, perumahan itu mestinya steril dari aktivitas komersil, apalagi yang potensial mengganggu penghuni lain.

    BalasHapus
  7. hak asasi manusia memang bersebelahan dengan hak asasi orang lain jadi bila begitu pasti ada hak orang yang dilanggar, seharusnya stasiun radio itu ngerti

    BalasHapus
  8. sekali lagi maaf ya mbak telat terus datangnya kesini

    BalasHapus
  9. benar, mbak, selalu ada celah dalam setiap peristiwa untuk bersyukur. Semoga ada jalan keluar yang tidak saling merugikan bagi semua pihak. Amiiin

    BalasHapus
  10. wao masalah ini Bang Ivan (Sastra Radio) yang pas untuk mengomentari, yang jelas waktu SMP dan SMA saya selalu berkunjung ke Stasiun Radio di Malang hampir 2/3 stasiun radio di Malang pernah kumasuki dan sebagai pendengar setia!

    BalasHapus
  11. Banyak kejadian gak enak ya mbak. Untungnya bisa diminalisir oleh mbak Reni. Ambil hikmahnya ya mbak.

    BalasHapus
  12. untungnya umah q jauh bgt dr stasiun radio..... mklum ndeso klethuk mb'

    BalasHapus
  13. emang gak enak rumah dekat tower spt itu, mudah2han lebih banyak barokahnya deh tuh tower buat mbak dan keluarga..amin.

    BalasHapus
  14. wah paling ga enak ya kalo udah malem tapi masih diganggu sama suara" hiburan yg berisik. dinikmati aja mbak, jadi kan dapet hiburan gratis hehehehe...

    BalasHapus
  15. biar ndak merasa terganggu, dimanfaatin aja Mbak buat promosi blognya, hehee...

    BalasHapus
  16. Kondisi seperti ini menurut saya termasuk salah satu pencemaran. Artinya telah mengganngu kenyamanan orang lain. tapi....sepanjang tidak ada yang merasa terganggu dan tidak komplain, maka hal tsb dianggap tidak apa2. Tetapi saya salut dengan mbak Heny yang bisa menerima keadaan ini, hanya dengan satu ucapan. mengucap syukur atas segala berkat yang diterima, ykni sebuah rumah idaman yang membawa kebahagiaan:)

    BalasHapus
  17. stasiun radio kok sampai 70 meter, tingginya ampuuun dewh!!
    pantesnya buat tower tipi atau jaringan ponsel tuh mbak, bukan radio. *yuk protes!

    BalasHapus
  18. Wah enak donk sob.. bisa siaran setiap hari.. hehehehe. Salam kenal sob..

    BalasHapus
  19. aku nggak tau deh mba, tapi yang pernah aku denger katanya sih nggak sehat ya tinggal di deket begituan... tapi ya bener tuh mba, yang penting kita selalu bersyukur ya.....

    BalasHapus
  20. wah, mestinya ada ijin UG ato Undang2 gangguan. warga bisa protes dan menanyakan pakah mereka punya UG?

    BalasHapus
  21. bener mba, setidaknya bersyukur sudah punya rumah sendiri. Di JKt malah banyak orang susah punya rumah. Jadi mesti ngontrak itupun lebih banyak kontrakan berupa rumah petak.

    BalasHapus
  22. kebocoran gimana? jadi saluran radionya, keganti jadi siaran mereka?

    BalasHapus
  23. Itu udah resiko, mbak. Sama juga dengan rumahku (meski tak terlalu dekat) dengan tower beberapa stasiun TV swasta. Kamipun was-was karena tingginya tower itu, sehingga umpama tower itu rubuh ke arah rumahku, rumahku pasti tertimpa, karena ada dalam radius ketinggiannya...

    BalasHapus
  24. Akhirnya gantin template juga ya mbak? Sebenarnya aku kangen ama kupu coklatnya... Dipasang aja versi kecilnya di sini, mbak!

    BalasHapus
  25. dulu aku juga pernah bertetangga sama radio. emang gal enak...

    BalasHapus
  26. naahh ini dia yang paling aku suka yaitu kata2 "BERSYUKUR" itulah yang paling penting kita nikmati atas rahmat yang diberikan Allah SWT kpd kita smua. Perbanyaklah bersyukur dimanapun dan kapanpun kita berada. setiap permasalahan pasti ada solusinya, bicarakan dengan pihak radio n musyawarahkan dengan secara baik2. Insya Allah hidup bisa rukun n damai.

    BalasHapus
  27. hmmm, deket sama DCS mba ? btw aq juga kerja di radio hehe,

    BalasHapus
  28. Semua sudah diatur oleh yang Mahakuasa mbak...
    Kita pasrahkan semua kepada-Nya.

    BalasHapus
  29. templatenya keren, lebih ringan dari si coklat yang dulu.

    BalasHapus
  30. Iya ya mb...takut jg kl gitu, mmg seharusnya pihak DCS segera mengevaluasi segala kepentingannya...

    BalasHapus
  31. hehehhehe, salute tuk lingkungannya embak... justru kalo dilingkunganku orkes2 kek nyanyian gini orang pada senang, nah kalo pengajian yang sampe malam malah diprotes... hiks..

    BalasHapus
  32. Keluh kesahnya selalu ada hikmahnya neh, tulisannya mantab mbak.. ;-)

    BalasHapus
  33. hmmm.... minta kompensansi aja mbak. hehehe... tapi bener mbak, kudu tetep di syukuri. "paling nggak udah punya rumah sendiri, meskipun deket tower radio." hehe..

    wah, template baru ya mbak... tambah oke n lebih cepet :)

    BalasHapus
  34. Kalo di RCa tempat saya kerja, setiap menggelar acara off air seperti live konser dsb sebelumnya harus ada tanda tangan tanda persetujuan dengan warga sekitar kompleks.

    BalasHapus
  35. Wah, templatenya baru ya, mbak. Keren. Aku suka.

    BalasHapus
  36. mbak kok mo koment di shoutcamp aku nggak bisa ya... kira2 kenapa ya....

    BalasHapus
  37. wah di beli aja stasiun radionya mbak biar kapok heheh

    BalasHapus
  38. hhhmmm.....aku ketawa sendiri baca tulisan mbak Reni! ups....soalnya ada kejadian tragis di radioku tempat kerja dulu! ijin sudah di buat keamanan sudah djaga sedemikian rupa Keramaian? sepertinya jarang ada kalau ada pun di pindah dilapangan kecamatan. Tapi puting beliung yang mengoyak smeunya Tower setinggi 100 meter lebih roboh dan untungnya jatuh di lapangan dan hanya mengenai ujung Gereja tetangga bangunan!! hhmmmmm kayaknya ada ide baru nih menulis di bloggku Selamat berttangga!!! atau kalo keberatan langsung aja lapor ke pihak keamanan setempat Kalo radionya legal biasanya segera memperbaiki diri Selama ini mereka bebas karena mungkin tidak ada yang merasa terganggu dengan keramaian mereka

    BalasHapus
  39. salam sobat
    pangling mba,begitu buka blog,
    templatenya ganti,,tambah keren mba Reni,,
    ada enak dan ngganya bertetangga dengan stasion radio ya mba,,

    BalasHapus
  40. klo untuk internet radio online yg memutar nonstop 24 jam musik hits indonesia sepanjang masa, kami ahlinya

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)