Setelah sebelumnya aku berbagi sedikit tentang oleh-oleh cutiku, maka kali ini aku akan menuntaskan membagi oleh-oleh cuti itu. Supaya aku tak lagi punya hutang janji pada sahabat semua. Kalau teman-teman kantor dan tetanggaku sudah mendapat bagian oleh-oleh jenang, sale pisang dan lain-lain... maka teman-teman dari dunia maya cukup mendapatkan oleh-oleh cerita saja ya ?
Sebenarnya dari awal berangkat ke Pacitan, Shasa sudah bilang ingin ke Gua. Rupanya, pengalamannya masuk ke Gua Tabuhan di Pacitan setahun yang lalu membuatnya terkesan, dan dia ingin ke Gua Gong. Namun terpaksa kali ini kami tak dapat memenuhi keinginan Shasa untuk masuk ke Gua Gong. Penyebabnya adalah, kami khawatir saat kami sedang berada di dalam gua, tiba-tiba ada gempa. Sebab, pada hari Kamis pagi, sebelum kami sampai di Pacitan, ternyata Pacitan kembali dilanda gempa. Tentu saja, berita itu membuat kami khawatir juga kalau harus masuk ke gua. Untung saja, setelah diberi penjelasan, Shasa mau mengurungkan niatnya ke Gua Gong.
Jum'at pagi, aku, suami, Shasa dan ibuku berangkat jalan-2 dengan mengendarai mobil iparku. Kami ingin melihat dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan yang baru diresmikan SBY beberapa waktu yang lalu. Lucunya, kami sempat nyasar, maklum saja kami sama-sama tak hafal dengan jalan-jalan di Pacitan.
Ada untungnya juga kami kesasar, karena kami bisa sampai ke Monumen Tumpak Rinjing terletak di desa Pringkuku, kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Monumen itu dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran yang terjadi pada tanggal 7 Juni 1948 di Tumpak Rinjing antara tentara Indonesia yang dipimpin Jendral Soedirman dibantu masyarakat Pacitan melawan Pemerintah Kolonial Belanda. Sayang sekali, lokasi tempat monumen itu dibangun kurang terpelihara, sehingga kurang menarik minat orang untuk berkunjung.
Monumen untuk mengenang Jendral Soedirman
Meskipun kami sempat kesasar lumayan jauh, akhirnya sampai juga kami ke dermaga. Pertama kami langsung menuju tempat mercusuar dibangun, tepat di ujung jalan, karena setelah jalan itu yang terhampar hanyalah hamparan Laut Selatan. Pemandangan yang tersaji di depan mata sangat indah. Meskipun panas menyengat, namun aku tak kuasa beranjak meninggalkan pesona laut selatan yang demikian indah. Subhanallah... betapa indah ciptaanNya.
Pemandangan indah yang menyambut di pintu masuk
Jalan menuju mercusuar
Inilah ujung jalan itu, dan tampak puncak mercusuar tepat di ujung jalan
Yang ini mercusuarnya (semula kukira mercusuarnya besar, ternyata hanya kecil saja)
Setelah kami puas memandang laut yang demikian indahnya, kami berpindah menuju Tempat Pelelangan Ikan. Beruntung, saat kami datang, ada sebuah kapal yang sedang merapat dan menurunkan hasil tangkapannya. Ternyata banyak sekali ikan hasil tangkapan mereka hari itu. Sebuah pengalaman baru bagi Shasa, menyaksikan nelayan membongkar hasil tangkapannya. Menariknya, ternyata ikan-ikan yang berhasil ditangkap ada yang sangat besar..!
Ini dia dermaganya dan kapal-2 yang ada di dermaga
Kapal yang sedang merapat untuk menurunkan hasil tangkapan
Mercusuar dilihat dari dermaga
Shasa yang sedang main air di dermaga
Kali ini kami juga tak mengunjungi Pantai Teleng Ria, karena pada kunjungan-kunjungan kami sebelumnya, Teleng Ria selalu tak terlewatkan. Kali ini kami ingin ke Pemandian Air Panas yang terletak di Kecamatan Arjosari, kurang lebih 15 Km dari kota Pacitan. Kabarnya, Pemandian Air Panas (Banyu Anget) "Tirto Husodo" itu menyimpan berbagai khasiat dan manfaat karena mengandung belerang, dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Pemandangan menuju Pemandian Air Panas itu sangat indah, melewati daerah pedesaan yang masih asri. Sawah-sawah membentang di bawah gunung yang menjulang dengan gagahnya. Sungguh suatu pemandangan yang luar biasa. Pemandangan di lokasi Pemandian Air Panas juga bagus ~jika kita masih sempat memperhatikannya~ karena berada di bawah lereng bukit batu putih atau Gunung Kelir.
Untuk dapat masuk ke pemandian itu, pengunjung dikenakan tarif retribusi Rp. 3.000/orang. Murah bukan ? Kolamnya ada 3 buah, dan aku memilih kolam yang paling dangkal, karena aku hanya ingin merendam kaki saja, aku tidak berniat untuk berenang di air yang panas itu. Sewaktu aku memasukkan kaki ke dalam kolam, untuk pertama kalinya, airnya terasa panas sekali. Namun setelah berulang kali memasukkan kaki, dan akhirnya nekad merendam kaki di kolam itu, panasnya tak terlalu terasa lagi. Melihatku berani merendam kaki, Shasa pun ikut-ikutan, walaupun dengan meringis menahan rasa panas.
Foto oleh Bayu Kurniawan (karena aku malah lupa mengambil gambarnya)
Aku dan Shasa yang mencoba masuk ke kolam air panas
Itulah oleh-olehku selama menghabiskan waktu berliburku di Pacitan, Kota seribu gua. Bagiku, Pacitan adalah kota yang berada dalam lingkaran pegunungan, karena sejauh mata memandang, yang tampak hanyalah pegunungan yang sambung menyambung tiada terputus. Benar-benar indah, dan membuatku rindu untuk bisa kembali berkunjung ke sana, suatu saat nanti. Insya Allah...
Ohya..., sebelum postingan ini aku tutup aku akan memberitahukan bahwa... postingan ini adalah postinganku yang ke-300..! Akhirnya, aku bisa juga menyusul Bang Seti@wan. Duh.... senengnya.... ^_^ (hip hip horeeee....)
Sebenarnya dari awal berangkat ke Pacitan, Shasa sudah bilang ingin ke Gua. Rupanya, pengalamannya masuk ke Gua Tabuhan di Pacitan setahun yang lalu membuatnya terkesan, dan dia ingin ke Gua Gong. Namun terpaksa kali ini kami tak dapat memenuhi keinginan Shasa untuk masuk ke Gua Gong. Penyebabnya adalah, kami khawatir saat kami sedang berada di dalam gua, tiba-tiba ada gempa. Sebab, pada hari Kamis pagi, sebelum kami sampai di Pacitan, ternyata Pacitan kembali dilanda gempa. Tentu saja, berita itu membuat kami khawatir juga kalau harus masuk ke gua. Untung saja, setelah diberi penjelasan, Shasa mau mengurungkan niatnya ke Gua Gong.
Jum'at pagi, aku, suami, Shasa dan ibuku berangkat jalan-2 dengan mengendarai mobil iparku. Kami ingin melihat dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan yang baru diresmikan SBY beberapa waktu yang lalu. Lucunya, kami sempat nyasar, maklum saja kami sama-sama tak hafal dengan jalan-jalan di Pacitan.
Ada untungnya juga kami kesasar, karena kami bisa sampai ke Monumen Tumpak Rinjing terletak di desa Pringkuku, kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Monumen itu dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran yang terjadi pada tanggal 7 Juni 1948 di Tumpak Rinjing antara tentara Indonesia yang dipimpin Jendral Soedirman dibantu masyarakat Pacitan melawan Pemerintah Kolonial Belanda. Sayang sekali, lokasi tempat monumen itu dibangun kurang terpelihara, sehingga kurang menarik minat orang untuk berkunjung.
Monumen untuk mengenang Jendral Soedirman
Meskipun kami sempat kesasar lumayan jauh, akhirnya sampai juga kami ke dermaga. Pertama kami langsung menuju tempat mercusuar dibangun, tepat di ujung jalan, karena setelah jalan itu yang terhampar hanyalah hamparan Laut Selatan. Pemandangan yang tersaji di depan mata sangat indah. Meskipun panas menyengat, namun aku tak kuasa beranjak meninggalkan pesona laut selatan yang demikian indah. Subhanallah... betapa indah ciptaanNya.
Pemandangan indah yang menyambut di pintu masuk
Jalan menuju mercusuar
Inilah ujung jalan itu, dan tampak puncak mercusuar tepat di ujung jalan
Yang ini mercusuarnya (semula kukira mercusuarnya besar, ternyata hanya kecil saja)
Setelah kami puas memandang laut yang demikian indahnya, kami berpindah menuju Tempat Pelelangan Ikan. Beruntung, saat kami datang, ada sebuah kapal yang sedang merapat dan menurunkan hasil tangkapannya. Ternyata banyak sekali ikan hasil tangkapan mereka hari itu. Sebuah pengalaman baru bagi Shasa, menyaksikan nelayan membongkar hasil tangkapannya. Menariknya, ternyata ikan-ikan yang berhasil ditangkap ada yang sangat besar..!
Ini dia dermaganya dan kapal-2 yang ada di dermaga
Kapal yang sedang merapat untuk menurunkan hasil tangkapan
Mercusuar dilihat dari dermaga
Shasa yang sedang main air di dermaga
Kali ini kami juga tak mengunjungi Pantai Teleng Ria, karena pada kunjungan-kunjungan kami sebelumnya, Teleng Ria selalu tak terlewatkan. Kali ini kami ingin ke Pemandian Air Panas yang terletak di Kecamatan Arjosari, kurang lebih 15 Km dari kota Pacitan. Kabarnya, Pemandian Air Panas (Banyu Anget) "Tirto Husodo" itu menyimpan berbagai khasiat dan manfaat karena mengandung belerang, dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Pemandangan menuju Pemandian Air Panas itu sangat indah, melewati daerah pedesaan yang masih asri. Sawah-sawah membentang di bawah gunung yang menjulang dengan gagahnya. Sungguh suatu pemandangan yang luar biasa. Pemandangan di lokasi Pemandian Air Panas juga bagus ~jika kita masih sempat memperhatikannya~ karena berada di bawah lereng bukit batu putih atau Gunung Kelir.
Untuk dapat masuk ke pemandian itu, pengunjung dikenakan tarif retribusi Rp. 3.000/orang. Murah bukan ? Kolamnya ada 3 buah, dan aku memilih kolam yang paling dangkal, karena aku hanya ingin merendam kaki saja, aku tidak berniat untuk berenang di air yang panas itu. Sewaktu aku memasukkan kaki ke dalam kolam, untuk pertama kalinya, airnya terasa panas sekali. Namun setelah berulang kali memasukkan kaki, dan akhirnya nekad merendam kaki di kolam itu, panasnya tak terlalu terasa lagi. Melihatku berani merendam kaki, Shasa pun ikut-ikutan, walaupun dengan meringis menahan rasa panas.
Foto oleh Bayu Kurniawan (karena aku malah lupa mengambil gambarnya)
Aku dan Shasa yang mencoba masuk ke kolam air panas
Itulah oleh-olehku selama menghabiskan waktu berliburku di Pacitan, Kota seribu gua. Bagiku, Pacitan adalah kota yang berada dalam lingkaran pegunungan, karena sejauh mata memandang, yang tampak hanyalah pegunungan yang sambung menyambung tiada terputus. Benar-benar indah, dan membuatku rindu untuk bisa kembali berkunjung ke sana, suatu saat nanti. Insya Allah...
Ohya..., sebelum postingan ini aku tutup aku akan memberitahukan bahwa... postingan ini adalah postinganku yang ke-300..! Akhirnya, aku bisa juga menyusul Bang Seti@wan. Duh.... senengnya.... ^_^ (hip hip horeeee....)
seronok sangat bisa jadi yang pertama disini
BalasHapuswah kok aku jadi korban upin dan ipin yah, eh iya selamat udah kembali dari liburan bilang juga ama sasha makasih udah berkunjung ke blognya najwa
BalasHapusjika berkenan sila Ncik berkunjung melihat blog baru I
BalasHapusliburan yang sangat menyenangkan ya mbak... apalagi kalo liat foto-fotonya itu... selamat juga untuk postingannya yang ke-300... moga makin sukses...
BalasHapusNggak rugi, Bener Nggak Rugi, Buwel ajah lihat gambar2nya jadi pengen ke Pacitan.... Thanks Mbak Oleh2nya..
BalasHapusdan selamat tuk postingan ke 300nya Ya... Kalo buwel udah nyampe berapa postingan ya, hihihiih..nggak pernah dihitung...waduh kok... :-)
asyiknya yang ke Pacitan
BalasHapusjauh banget dari Madiun ya mbak?
fotonya shasha lucu...
deuuuh enaknya yg habis jalan2 baareng keluarga ngiri... coz jadi berkhayal kapan yah bisa ngambil cuti trus naik ke argopuro ? hehehehe
BalasHapuswah selamat mb atas postingan 300 ini.
BalasHapusbagus-bagus pemandangannya,salut ama yang motret bisa dapat objek seperti itu.
wah coba ditambah foto ikan besar yang dilihat Shasa itu..
Cuti diisi liburan bersama keluarga, pasti asyik ya. Pemandangannya keren mbak.
BalasHapushoreeee.. akhirnya, aku bisa keselip sama mbak reni :) mbak reni dah sampai 300 hehehe...
BalasHapusSeru yah mbak, liburan sama keluarga. btw, foto yang sekarang, angelnya lebih bagus2 mbak :) sekali lagi, mohon doanya untuk saya yah mbak, biar bisa beli kamera hehehe..
Owh ya mbak, makasih atas votenya, di blog denaihati :)
wuihh...senengnyaa..:-) asyik bgt mba jalan2nya..
BalasHapusDuh ....
BalasHapusCuti yang membuat hati dan fikiran menjadi lebih fresh dan bersemangat kembali menjalalni hari-hari yang rutin
slm kenal mbk ren, q dwi. liburan yang sangat mengasikkan ya mbk....
BalasHapuswaahh.. kalo ngeliat foto shasa itu keliatan airnya jernih banget yah... asiknya kalo aku bisa liburan juga...
BalasHapusMercusuarnya itu lho!! Ingatin Kota sabang :D
BalasHapuswah mba reni, lain kali aku di ajak yah, pengen maen aer juga kyk dhek shasa..
BalasHapushihiih, lautnya indahhhh banget,
postingku blom 300 :(, kapan ya.. ?!
BalasHapuspostingan liburan udah tamat, ga taunya udah 300 ya?
BalasHapusselamat mbak Reni..
haaaaaaaaa itu dia tempat pelelangan ikan yang kudatangi tahun lalu
BalasHapustapi ga singgah ke mercusuarnya
Perjalanan yg asyik mbak.. Apalagi lihat photo2 yg indah2 itu...jd pengen kesana
BalasHapuswah mbak...pantainya kerennnn banget, biru gitu lautnya. seru ya jalan-jalan ke sana, jadi pengen. aku juga suka liat laut.
BalasHapusbtw selamat untuk postingan 300 nya ya ^^
yayaya... rujukan dari saya sudah dikunjungi semua ternyata, kecuali Goa, ndak papa koq Mbak biarpun ada gempa tetep kokoh, Insya Allah
BalasHapussenangnya bisa jalan-jalan.
BalasHapusview di sekitar mercusuarnya bagus yaaa.
kunjungan perdana nih mba, salam kenal :)
Wah Mbak Reni betul2 menikmati liburannya tuh. Dan memang pemandangannya bagus2. Liburan memang bikin kita fresh lagi ya Mbak... ^_^
BalasHapusjadi pengen ikuutt......
BalasHapusair yang deket mercusuar, kagak nahaaan , hahaha. jadi pingin liat. liat doank lho mba, soalnya gak bisa berenang :D
BalasHapusselamat atas postingan ke-300 nya. wuiih banyak amat
ga dapet jenang n sale pisang ndak papa mbak, cukup puas dengan foto2nya yang komplet ;D
BalasHapusAllahu akbar!Moga nanti saya bisa kesana...Btw selamat ya sis...dengan postingan yang ke 300
BalasHapusIya mbak, sangat berbahaya kalau lagi di dalam gua terus ada gempa.
BalasHapusSelamat ya, sudah posting yg ke 300...
pengeeeeeeeeennnnnnnnnnn!!!!!!
BalasHapusNB pemandangannya keren banget mba!!!!
Wwaduh...tahu ada jenang & sale pisang aku datang ke kantor bu reni donk...hehe, asyiknya main di air-air.. dan alam yang alami..
BalasHapusmbak reni.. aku punya award neh buat mbak,, diambil yah.. ^^
BalasHapuswew ... 300?
BalasHapuskerennn ... aku aja masih 260 mbak. Ha ha ha .. makluk sudah jarang lagi buka blog .. ha ha ha
Perjalanan yg menyenangkan mbak....met malam ya mbak...salam buat keluarga..
BalasHapusperjalanan yg sangat menyenangkan tentunya mbak, tq dah berkunjung n salam kenal :)
BalasHapusseru banget perjalannya mba,..pemandangannya juga indah ya... ^^
BalasHapusaku sedang cari award yg mba reni kasih nih mau aku jmeput tapi di mana ya mba ??
wow..jalan2 ke kotanya pak SBY...hehehe...
BalasHapus