Jumat, 08 Januari 2010

Kisah seorang sales

Sore itu sepulang kantor aku melihat seorang sales sedang berjalan dengan membawa barang dagangan yang banyak sekali. Ada sebuah tas besar yang bergantung di pundaknya, sementara kedua tangannya membawa contoh barang dagangannya. Melihat penampilannya, pakai hem lengan panjang dan berdasi... sambil membawa barang sebanyak itu pasti akan terasa gerah sekali. Apalagi cuaca sedang sangat panas seperti saat itu.

Kulihat rona kelelahan tampak di wajahnya. Terpikir olehku, sudah berapa lama dia berjalan menawarkan dagangan. Sudah berapa jauh jarak ditempuhnya dalam sehari itu. Pasti sangat melelahkan berjalan jauh, di tengah teriknya matahari sambil membawa barang sekian banyaknya. Saat kulihat tas yang tergantung di pundaknya, sepertinya masih sangat berat. Mungkin belum banyak barang yang belum mampu dijualnya pada hari itu.

Aku jadi teringat dengan saudaraku. Dulu dia pernah bekerja di suatu kantor yang memasarkan produk-produk tertentu melalui sales seperti itu. Saudaraku bekerja sebagai tenaga administrasi yang mengurusi kurang lebih 20 orang sales. Setiap hari para sales itu harus berkeliling dengan membawa aneka jenis dagangan milik kantor itu.

Para sales itu berangkat "bekerja" tanpa dibekali uang oleh kantor / agennya. Jika mereka ingin menjual barang-barangnya ke daerah lain, maka dia harus merogoh kantongnya sendiri terlebih dulu. Begitu juga bila dia ingin membeli makan, maka semuanya harus dibayarnya dengan uangnya sendiri. Setelah dia berhasil menjual barang..., barulah uang untuk transport dan makan itu dapat diganti. Itupun dengan catatan, pendapatannya hari itu lebih besar daripada pengeluarannya untuk transport dan makan.

Kebetulan sistem yang diberlakukan di kantor saudaraku seperti ini : para sales diberi tahu jumlah uang yang harus disetor untuk setiap barang yang terjual. Sales diberi kebebasan untuk menentukan harga jualnya sendiri. Selisih antara harga jual dan harga yang ditetapkan oleh kantor itulah pendapatan dari salesnya. Meskipun para sales bebas menentukan harga, biasanya mereka tak berani mematok harga yang jauh lebih tinggi daripada harga yang ditentukan kantor, karena pasti tak akan ada yang mau membelinya, karena terlalu mahal. Sementara jika dia menjual dengan selisih harga sedikit dari harga yang ditetapkan kantor, maka tak banyak uang yang akan diperolehnya hari itu.

Dengan sistem seperti itu, bisa juga seorang sales yang tidak pandai menjual.. tak mendapatkan penghasilan sama sekali dalam sehari itu. Padahal bisa saja sales itu sebelumnya sudah mengeluarkan uang untuk ongkos transport menuju daerah tempat dia ingin menawarkan dagangannya. Dan yang pasti sales-sales itu sudah mengeluarkan uang untuk biaya makan dalam sehari itu. Jadi, adalah hal biasa jika seorang sales dalam sehari itu tak mendapatkan penghasilan.. tapi justru malah "nombok".

Beratnya kerja sales seperti itu menyebabkan banyak sales yang tak bertahan lama menjadi sales. Itu sebabnya, kantor saudaraku bisa dipastikan setiap bulan membuka lowongan pekerjaan di koran. Dalam setiap kali rekrutmen, kantor itu bisa mendapatkan 10-15 sales baru. Tapi selalu saja, sebagian besar dari mereka memilih mengundurkan diri meskipun baru menjalani kehidupan sebagai sales beberapa hari saja.

Ingatan itu membuatku memandang dengan kagum pada sales yang sedang berjalan siang itu. Betapa gigihnya dia berusaha untuk mencari penghasilan. Meski berjalan jauh dan lama.., dia tetap memiliki harapan akan mendapatkan penghasilan -berapaun itu- yang dapat dibawanya pulang. Namun bagaimana jika ternyata pada hari itu tak ada satupun barang yang berhasil dijualnya ? Jika dia sudah tak memiliki uang sama sekali, lantas "modal" apa yang akan dipakainya untuk kembali menjajakan barang berkeliling ?

Aku salut dengan jalan yang dipilihnya, meskipun berat tetap dijalaninya. Mereka yang tetap teguh menekuni pekerjaan itu, pasti memiliki keyakinan yang sangat besar bahwa Allah pasti memberikan rizki-Nya kepada umatnya. Sementara di sisi lain, tak sedikit orang sudah mulai putus asa dan mencoba mencari uang dengan cara yang lebih cepat dan mudah. Seperti mencopet, mencuri dan sebagainya.

Betapa kerasnya usaha mereka untuk hidup. Belum lagi jika usahanya menjual barang disambut dingin, bahkan sinis, oleh orang-orang yang ditawarinya. Bahkan tak sedikit yang dengan kasar menolak kehadiran seorang sales. Aku tak menutup mata atas anggapan negatif sebagian masyarakat terhadap sales. Aku sendiri menyadari, di saat lapangan pekerjaan sulit didapat seperti sekarang ini, maka pekerjaan apa saja asal halal seringkali menjadi pilihan. Dan... sales adalah salah satunya.

Semua pekerjaan adalah mulia... selama dijalankan dengan kesungguhan hati dan jujur. Sepakat kawan..?

Gambar diambil dari sini

34 komentar:

  1. jadi sales itu emang nggak enak mbak... paling tidak untuk yang tidak bakat menawarkan barang kayak aku ini... betapa sengsaranya karena ke sana ke mari nggak ada yang mau beli... tapi aku sepakat mbak... asal pekerjaan itu halal... jika ditekuni dengan sungguh-sungguh pasti akan memberi berkat untuk yang menjalaninya...

    BalasHapus
  2. Setujua Mbak... Walaupun jadi sales lebih mulya dari pada orang yang mau usaha atau kerja nya cuman tidur2an aja,..

    BalasHapus
  3. Fiuh... melepas napas panjang...... betapa beratnya, mencari rizki. Tapi, dengan inilah, kita mudah membuka hati.

    BalasHapus
  4. mbak, kalau mau komen di blog duoelly gak bisa, coba tekan tab, Insya Allah bisa :)

    Perjuangan sales itu berat juga yah mbak.. Tapi, saya juga sering memandang sebelah mata ke para sales. Ada perasaan takut, takut mereka menipu. Wallahu'alam.

    BalasHapus
  5. Salah satu potret Indonesiaku yang mengiris hati. Namun ada motivasi yang luhur di postingan ini. Tetap semangat. Sepakat! Semua pekerjaan adalah mulia selama dijalankan dengan kesungguhan hati dan jujur.

    BalasHapus
  6. Yep setuju mbak. Salesman adalah perkerjaan yang memerlukan ketabahan, kesabaran dan kegigihan. Jelas pekerjaan mulia ya.

    BalasHapus
  7. apa pun sebuah profesi janji d jalankan d jalan TUHAN...sales juga manusia y hargailah walaupun gak beli.pilih kata2 yg sopan juga tersenyum maka s sales pun akan ringan hati.

    BalasHapus
  8. jadi sales itu emang susah ya
    udah suka banyak konsumen yg nolak karena malas ditawari barang, capek pula lagi...kasiahn

    BalasHapus
  9. Pekerjaan sales itu memang banyak tantangannya, mbak. Dan memang, ga semua org bisa melakukannya karena:

    1. Butuh karakter yg kuat utk menembus semua tantangan berat, termasuk dr atasan, dr sesama sales dan dr customer

    2. Butuh pribadi yg menyenangkan, krn kebanyakan keputusan org membeli/tidak bisa disebabkan kepribadian salesnya.

    Setelah bertahun2 menangani para sales, aku jd tahu bhw aku sama sekali ga tertarik utk jd sales. Cukup ngurusin aja deh...

    BalasHapus
  10. Setuju mbak, asal kita menjalani profesi (apapun) dengan tulus dan baik, pasti kita akan mendapat pahala dariNya.

    BalasHapus
  11. Susah banget memang mbak kalu jadi sales itu,,ehm,,kalau diibaratkan mengabdi lah
    kita harus bener-bener pegal kalau ingin laku, itupun lum tentu laku dagangan kita..

    BalasHapus
  12. saya sering mencontohkan kerja seorang sales untuk menggenjot produktifitas tim di kantor. sales itu berprinsip: bisa menjual atau mati? kadang2 kita yang bekerja di kantor suka lupa bahwa kita sudah sangat tidak produktif dan banyak menyia-nyiakan waktu hanya karena kita dibayar bulanan :(

    nice sharing bu...

    BalasHapus
  13. Ini pekerjaan yang berat. Belum lagi kalau ada penolakan atau orang yang mencibir dan meremehkan.

    BalasHapus
  14. Banyak orang sukses awalnya dari sales. Mereka sudah terbiasa menghadapi segala macam karakter manusia, dan ini yang penting... rasa malunya sudah dibuang jauh. Mereka-lah pemberani....
    Salam

    BalasHapus
  15. iya ya mbe kalau jadi sales ntu susah ya!!!!!

    tapi masih lebih baik dibandingkan pekerjaan yang gak hallal!! meski penghasilan sedikit!!..........

    BalasHapus
  16. semua pekerjaan memang mulia,,
    tapi kadang aku suka sebel sama sales yang maksa...

    BalasHapus
  17. waahh berat juga yah jadi sales,, belom lagi kalo harus menghadapi oang yang suka judes kalo didatengin rumahnya...

    BalasHapus
  18. saya terkadang kasihan ma saLes yg kesana-kesini menawarkan brang...
    tp pa boleh bwat sy jg bkn org kaya yg bsa membeLi brangnnya

    BalasHapus
  19. yui mba, yang membuat pekerjaan jadi oke itu, kalau kita menikmatinya.

    BalasHapus
  20. Inilah hidup ya mba,ada tantangan,bila tidak bekerja keras tak akan ada pendapatan,sungguh tulus dan mulianya seorang bapak bekerja tanpa lelah ,demi keluarga tercinta.

    Nice post mba ,seperti biasa.

    BalasHapus
  21. begitulah hidup mba, selama punya niat dan keyakinan, pastilah kita dapat menjalaninya dengan ikhlas, hidup ngga selalu mulus , seperti yang kita inginkan :).

    BalasHapus
  22. tentu saja sepakat mba.
    selama dikerjakan itu halal dan jujur serta ikhlas menjalaninya pasti berkah ^_^

    miss u too much mba ^_*

    BalasHapus
  23. jadi inget, seringkali ummi menawari makan setiap sales yang mampir ke rumah...emang kasian banget liatnya, apalagi kebanyakan masih berusia sangat muda

    BalasHapus
    Balasan
    1. baik skali ummi kmu nona. trima kasih sdah menghargai sales

      Hapus
  24. Jadi sales bila tidak sabar akan makan hati! Kadang seperti kerja bakti, bahkan tombok!

    BalasHapus
  25. Yup menurutku pekerjaan jadi seorang sales tuh paling berat. Membutuhkan kegigihan, keuletan, kesabaran dan kekuatan mental. Sedangkan saya masih sangat jauh dari itu semua.

    BalasHapus
  26. kudu tahan malu juga sis hehehe.Nice posting

    BalasHapus
  27. Sering kasihan b lihat salesnya jalan jauh menenteng barang lagi dan nggak ada yang laku pingin beli tapi nggak punya uang

    BalasHapus
  28. benar!!!sales pekerjaan yang halal. sayang, sebagian oang tak pernah menghargainya.

    BalasHapus
  29. saya 8 bulan jadi sales belum satupun dapat konsumen, dan tak satupun saya bisa menjual barang.
    putus asa rasanya, ingin keluar dari kantor tapi tidak di perbolehkan sama si bos. kemana lagi kaki ini melangkah

    BalasHapus
  30. Siapa bilang jadi sales itu tdk enak dan susah, saya jd sales sejak tahun 2003 banyak sekali lika-liku yg saya hadapi,yg saya punya pada waktu itu hanya semangat dan tidak pernah putus asa. Di tahun 2011 saya sdh menjadi Branch Head di beberapa perusahaan.
    Saya dulu sering di hina karena pekerjaan saya seorang sales, tp saya membuktikan seorang sales itu bisa berhasil jika kita memiliki kemauan dan semangat untuk maju. Semoga dengan kisah saya ini dpt menginspirasi semua sales..saya bangga jadi seorang salesman.

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)