Senyum penuh rahasia di bibirmu berhasil memancing keingintahuanku. Kupandang dirimu penuh tanya. Isyarat darimu membuatku mengalihkan pandang ke jemarimu. Dan, hai..! Kutemukan cincin emas melingkar di jari manismu.
Aku tersenyum lebar memandangmu. Ku menahan diri mengajakmu bicara banyak tentang cincin itu. Meski ku sangat ingin membicarakannya. Isyaratmu padaku membuatku paham. Kau tak ingin orang-orang yang di sekitarku tahu tentang hal itu.
Sungguh, aku sangat bahagia untukmu. Butuh waktu yang sangat panjang bagimu untuk kembali pada 'jalur'mu. Setelah sekian lama aku prihatin dengan lika-liku perjalanan cintamu. Setelah sekian lama aku terus berusaha untuk mengingatkanmu. Usaha yang tidak mudah karena orang-orang di sekitarku meragukan usaha yang kulakukan untukmu. Meski harus kuakui, aku sempat beberapa kali putus asa mengingatkanmu.
Dan kini setelah sekian waktu berlalu, akhirnya mulai muncul harapan yang membahagiakan. Cincin emas yang melingkar di jari manismu itu menumbuhkan kembali harapanku. Harapku, cincin emas itu telah merekatkan kembali keharmonisan rumah tanggamu. Dan kau tak lagi tergoda dengan senyum manis bidadari-bidadari di sekitarmu.
Semoga kini kau sadari bahwa bidadari terindah adalah istrimu. Dialah anugerah luar biasa dalam hidupmu. Dialah yang selama ini setia menunggumu. Dialah yang selama ini bersabar menghadapi segala tingkah polahmu. Dialah wanita yang membuatku kagum. Dia jualah yang membuatku tak lelah mengingatkanmu untuk kembali ke 'jalur'mu. Karena ku ingin melihat senyum selalu hadir di wajah teduhnya.
Sekali lagi kupandang dirimu dengan senyum bahagia. Aku bahagia untukmu dan untuk wanita istimewa pendamping hidupmu. Dan sekali lagi kau mengisyaratkan sesuatu padaku. Segera kusambut HP yang kau ulurkan padaku. Nyaris terpekik bahagia aku memandang foto di depanku. Kau tengah mencium mesra istrimu. Subhanallah... semoga kebahagiaan telah benar-benar kembali padamu dan dalam rumah tanggamu.
Sekali lagi.. aku sangat bahagia untukmu dan khususnya untuk wanita pendampingmu. Semoga kini tak ada lagi yang mengusik kebahagiaan itu.
Aku tersenyum lebar memandangmu. Ku menahan diri mengajakmu bicara banyak tentang cincin itu. Meski ku sangat ingin membicarakannya. Isyaratmu padaku membuatku paham. Kau tak ingin orang-orang yang di sekitarku tahu tentang hal itu.
Sungguh, aku sangat bahagia untukmu. Butuh waktu yang sangat panjang bagimu untuk kembali pada 'jalur'mu. Setelah sekian lama aku prihatin dengan lika-liku perjalanan cintamu. Setelah sekian lama aku terus berusaha untuk mengingatkanmu. Usaha yang tidak mudah karena orang-orang di sekitarku meragukan usaha yang kulakukan untukmu. Meski harus kuakui, aku sempat beberapa kali putus asa mengingatkanmu.
Dan kini setelah sekian waktu berlalu, akhirnya mulai muncul harapan yang membahagiakan. Cincin emas yang melingkar di jari manismu itu menumbuhkan kembali harapanku. Harapku, cincin emas itu telah merekatkan kembali keharmonisan rumah tanggamu. Dan kau tak lagi tergoda dengan senyum manis bidadari-bidadari di sekitarmu.
Semoga kini kau sadari bahwa bidadari terindah adalah istrimu. Dialah anugerah luar biasa dalam hidupmu. Dialah yang selama ini setia menunggumu. Dialah yang selama ini bersabar menghadapi segala tingkah polahmu. Dialah wanita yang membuatku kagum. Dia jualah yang membuatku tak lelah mengingatkanmu untuk kembali ke 'jalur'mu. Karena ku ingin melihat senyum selalu hadir di wajah teduhnya.
Sekali lagi kupandang dirimu dengan senyum bahagia. Aku bahagia untukmu dan untuk wanita istimewa pendamping hidupmu. Dan sekali lagi kau mengisyaratkan sesuatu padaku. Segera kusambut HP yang kau ulurkan padaku. Nyaris terpekik bahagia aku memandang foto di depanku. Kau tengah mencium mesra istrimu. Subhanallah... semoga kebahagiaan telah benar-benar kembali padamu dan dalam rumah tanggamu.
Sekali lagi.. aku sangat bahagia untukmu dan khususnya untuk wanita pendampingmu. Semoga kini tak ada lagi yang mengusik kebahagiaan itu.
Amiin
BalasHapusMemaafkan dan memberi kesempatan pada orang yg melakukan kesalahan mungkin sulit dilakukan. Tp mempertahankan mahligai rumah tangga adalah suatu keindahan. Ceritanya menyentuh sekali hehe Amiin
Memaafkan dan memberi kesempatan pada orang yg melakukan kesalahan mungkin sulit dilakukan. Tp mempertahankan mahligai rumah tangga adalah suatu keindahan. Ceritanya menyentuh sekali hehe
sangat bangga punya kawan yang bernama sama yang mempunyai hati yang besar .. :)
BalasHapusini fiksi mbak?
BalasHapusCurhatan ibu kepada sang ayah :)
BalasHapusDah saya follow blog'a ya bu,tolong follow back blog saya
Meski mungkin aku tak mengenalmu, ijinkan aku turut bahagia bersamamu. Hanya saja, tanpa bermaksud mengurangi kebahagianmu, akan lebih baik bila cincin "emas" itu kau simpan di lemarimu, karena benda bebahan itu tak boleh melekat di badanmu.
BalasHapusSaya pikir ini cincin emas di jari 'saudari' yang itu...
gemes ya ngeliat laki2 jadi petualang cinta... ngakunya puber kedua, yang beban kerja, yang inilah yang itulah... ending bahagia laki-laki ini meluruskan lagi hidupnya...
BalasHapusdan semoga laki2 itu bahagia selamanya dengan sang istri dan hanya sang istri.. :)
BalasHapuswah, apakah si suami nyaris berselingkuh?
BalasHapusHappy Ending... I like it :)
BalasHapusMemang seharusnya kita merasakan kebahagiaan saudara kita yang memperoleh kebahagiannya, dan merasa sedih ketika mereka melakukan tindakan diluarbatas kemudian kita mengingatkannya dan terus mengingatkannya, dan akhirnya kita bersama-sama bahagia..
BalasHapusYang saya tahu dalam islam cincin emas bagi laki2 dilarang mba..
salam silaturahmi..
Persahabatan yang indah tapi sedikit rumit..
BalasHapusAntara seorang laki laki yang sudah beristri, dengan seorang perempuan.
saya gak pake cincin mbak, suka gatel. tapi kalo nyium istri sering...
BalasHapuswah.. wah.. turut bahagia saja deeeh,
BalasHapusakhirnya liku-liku itu berahir sudah, hehe
wlw kami ga mengenal orang yg dalam crita mba reni,kami akan mendoakan agar dia trus stia dengan 1 cinta :D.. dan pernikahannya diberkahi Allah SWT
BalasHapuswah cerita lama mba ? pengalamn gitu ap cerpen? hehe
BalasHapusWah cerita fiksinya bagus mbak, terharu bacanya
BalasHapusbu reni,,,
BalasHapussekalian mau bilang mohoon maaf lahir dan batin.
sepertinya ga smua lelaki deh, hha. Semoga aku nanti jd lelaki yg adil, :p
oh iya, bunga edelweis itu lebih indah aslinya loh bu, hha
Alhamdulillah.... Dia kembali dijalurnya bersama sang istri tercinta... wow ikut bahagia.
BalasHapusIni curhat seseorg ya. mbak ??
hmm sudut pandang ceritanya keren mbak.. saya awalnya mengira kalo ini cerita mbak.. semoga langgeng sampir akhir hayat :)
BalasHapus