Tragedi Koja masih menyisakan duka. Banyak pihak yang dirugikan. Banyak pihak yang menjadi korban. Banyak pihak yang masih menyimpan trauma hingga sekarang. Bahkan, kepala Satpol PP mengatakan bahwa masih banyak anak buahnya yang belum diketahui nasibnya.
Aku.... adalah penonton dari tragedi tersebut dan hatiku benar-benar miris melihat kekerasan yang terjadi. Meskipun media elektronik (televisi) berlomba-lomba mempertontonkan kerusuhan dan aksi anarkis itu, aku tak tahu siapa yang memicu kerusuhan itu pertama kali. Yang aku tahu hanyalah setiap orang bisa berubah menjadi anarkis dan brutal. Setiap orang bisa dikuasai oleh amarah dan ingin menyakiti orang lain.
Itulah wajah negeri kita, yang anarkis dan brutal, yang dipertontonkan oleh berbagai stasiun televisi kita kepada dunia luar. Aku setuju... bahwa informasi harus disampaikan kepada masyarakat. Tapi... apakah tidak bisa informasi disampaikan dengan 'bijaksana' ? Bagaimanapun informasi yang kita dapatkan akan menggiring kita pada sebuah pemahaman dan opini. Jika informasi yang disampaikan 'tidak tepat' maka akan membuat kita sampai pada pemahaman dan opini yang tidak tepat juga.
Terus terang.., aku sempat gusar dengan salah seorang pembawa acara di sebuah stasiun televisi yang mewawancarai narasumbernya dengan sangat berapi-api. Ujung-ujungnya, yang terjadi adalah perseteruan antara pihak-pihak yang bertikai malah semakin memanas. Mengapa berita yang disampaikan bisa memicu kebencian pada salah satu pihak, padahal yang terjadi sebenarnya juga masih belum jelas benar ? Mengapa semua justru sibuk mencari siapa yang salah ? Mengapa tidak dicari solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut dan agar masalah serupa tidak akan pernah terjadi lagi ?
Seandainya media elektronik tak terburu nafsu mengumbar aksi anarkis dan brutal itu dan memilih untuk memberitakan sebuah peristiwa secara 'bijaksana'.... rasanya aroma kebencian dan kemarahan tak akan menyebar sedemikian cepatnya. Bagaimanapun.... media adalah ujung tombak yang dipercaya untuk memenuhi kebutuhan informasi. Semoga tragedi itu dapat menjadi pembelajaran bagi banyak pihak. Semoga....
Aku.... adalah penonton dari tragedi tersebut dan hatiku benar-benar miris melihat kekerasan yang terjadi. Meskipun media elektronik (televisi) berlomba-lomba mempertontonkan kerusuhan dan aksi anarkis itu, aku tak tahu siapa yang memicu kerusuhan itu pertama kali. Yang aku tahu hanyalah setiap orang bisa berubah menjadi anarkis dan brutal. Setiap orang bisa dikuasai oleh amarah dan ingin menyakiti orang lain.
Itulah wajah negeri kita, yang anarkis dan brutal, yang dipertontonkan oleh berbagai stasiun televisi kita kepada dunia luar. Aku setuju... bahwa informasi harus disampaikan kepada masyarakat. Tapi... apakah tidak bisa informasi disampaikan dengan 'bijaksana' ? Bagaimanapun informasi yang kita dapatkan akan menggiring kita pada sebuah pemahaman dan opini. Jika informasi yang disampaikan 'tidak tepat' maka akan membuat kita sampai pada pemahaman dan opini yang tidak tepat juga.
Foto oleh Yudhi Mahatma (Antara)
Terus terang.., aku sempat gusar dengan salah seorang pembawa acara di sebuah stasiun televisi yang mewawancarai narasumbernya dengan sangat berapi-api. Ujung-ujungnya, yang terjadi adalah perseteruan antara pihak-pihak yang bertikai malah semakin memanas. Mengapa berita yang disampaikan bisa memicu kebencian pada salah satu pihak, padahal yang terjadi sebenarnya juga masih belum jelas benar ? Mengapa semua justru sibuk mencari siapa yang salah ? Mengapa tidak dicari solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut dan agar masalah serupa tidak akan pernah terjadi lagi ?
Seandainya media elektronik tak terburu nafsu mengumbar aksi anarkis dan brutal itu dan memilih untuk memberitakan sebuah peristiwa secara 'bijaksana'.... rasanya aroma kebencian dan kemarahan tak akan menyebar sedemikian cepatnya. Bagaimanapun.... media adalah ujung tombak yang dipercaya untuk memenuhi kebutuhan informasi. Semoga tragedi itu dapat menjadi pembelajaran bagi banyak pihak. Semoga....
kan supaya rating acaranya naik mbak,,makanya dibuat seperti itu. Untungnya saya jarang nonton tipi.
BalasHapusHehehe. .
memang tidak bijaksana sekali mbak, jangan teruskan menyalahkan satpol dunk kasihan juga lihat mereka sudah tidak melawan ada yang dipukuli disabet pake samurai apa bangsa ini sudah berubah menjadi monster yang selalu mengedepankan kekerasan
BalasHapusNegeri ini kaya ngga ada pemimpinnya aja mbak..
BalasHapusbegitu banyak kekacauan tapi gak ada satupun yang bergerak buat mengamankan..
semoga dgn adanya kejadian ini, masing2 pihak bisa introspeksi diri
BalasHapusYah,,itulah potret bangsa kita...
BalasHapusnggak sepak bola nggak apapun kalau ada masalah ujung2nya bentrok, mang gak bisa apa di selesaikan baik2
BalasHapusBetul mbak. Media seharusnya lebih bersikap membangun. Ada etika jurnalistik yang harus mereka penuhi.
BalasHapussalam sobat
BalasHapussaya lihat di TV online,,peristiwa mbah priuk ini mba,,
memprihatinkan ya,,
ada hikmahnya dibalik peristiwa Koja ini.
iya mbak..seperti menyulut api dgn bensin..moga kedepannya ada perubahan dlm tiap liputan..
BalasHapuseh? tragedi Koja?
BalasHapusaku kok ga tau ya >_<
*ketinggalan berita mode on*
turut berduka cita untuk para korban dari peristiwa ini, semoga tidak terulang lagi.
BalasHapuskalau pembawa acara dalam wawancara langsung biasanya memang begitu ya?
BalasHapussaya juga gak ngerti mbak kenapa sih orang-orang sekarang kok y tega banget.
BalasHapussesama manusia tapi tega menyiksa manusia yang lain. Duh gak tau lagi mesti ngomong apa saya.
dan media kan tugasnya hanya menyiarkan bukan malah menyulut api yang memang sudah terbakar.
iyaya mba.. media jadinya malah jadi memancing perseteruan lagi.. bener2 memprihatinkan..
BalasHapusmasyarakat juga jd dibuat bingung.. belum lagi masalah korupsi yang gak kelar2.. hfftt..
innalillah..apakah akan seperti terus moral masyarakat kita...
BalasHapusulasannya menarik sekali mbak, semua rakyat negeri ini miris melihatnya,,
BalasHapuskarena saat ini media berlomba-lomba menjadi yang terdepan dan teraktual dalam menampilkan berita. Agak susah juga mana yang benar-benar berita mana yang akhirnya rekayasa.
BalasHapuskasus yang tadinya cukup di beritakan secara wajar, malah jadi memanas akibat peran media yang terkesan memanas-manasi
turut berduka cita atas jatuhnya korban tragedi Koja, berharap masyarakat indonesia menyudahi tindakan anarkis
BalasHapusbangsa kita ini kalau gak bentrok ya mau gimana lagi,inilah bukti nyata masyarakat,yang tak punya rasa saling menghargai
BalasHapusmiris yah ngeliatnya... sediihh banget, semoga kejadian seperti ini ga terulang lagi deehh :(
BalasHapusyups mbak media bisa menjadi baik di satu sisi, menjadi buruk di sisi lainnya kalo pemberitaannya kurang bijaksana.. :-))
BalasHapusduh. moga cerahlah esok hari...
BalasHapusSangat sedih deh sis...semoga pertikaian di Indonesia lekas musnah amin.
BalasHapusmemang, mbak para wartawan melakukan ini karena sudah tugasnya, tapi lebih baik dalam menjalankan tugasnya ini pelaporannya harus lebih membangun, betul tidak mbak??? :)
BalasHapusAkupun sebagai penonton yang bergolak hatinya dengan sejuta rasa dari tontonan yang memilukan. Maaf mba baru mampir kembali kecatatan kecilmu...
BalasHapusaku serem beneran takut sama orang2 yang keras seperti itu
BalasHapusdulu pernah lg naek motor ada demo orang FPI mereka rusuh
langsung gemeteran aku liatnya sampe nangis hehehe
*dateng telat*
BalasHapusjd ikutan marah saya liat negeri ini...
kejadian itu memang parah banget, ngeri liatnya....brutal banget
BalasHapusSemoga aja bahasa kekerasan tidak lagi menjadi salah satu alternatip untuk menghadapi suatu masalah..
BalasHapussalam sobat
BalasHapusperistiwa Koja,,memakan korban jiwa 5 ya mba,,
warga 2 orang dan satpol PP 3 orang.
saya lihat beritanya di TV Online
yg selalu dpt sorotan positif media adalah pihak yg jadi korban.waktu penggurusan dan yg terluka pkl,yg dianggap salah satpol ppnya,dan sekarnag yg dianggap salah warga. media tidak adil
BalasHapusiya aku aja yang ngeliat d tv kaya jadi geram
BalasHapussiapa yang mau disalahkan dalam kejadian ini?
BalasHapusmari kita sikapi dengan bijaksana
BalasHapusdan semua pihak dapat lebih bijaksana
semoga tidak terulang lagi
Ini nih modern yang kebablasan. Sampai-sampai berniat menghilangkan jejak sejarah bangsa.
BalasHapus