Minggu, 18 April 2010

Di balik peristiwa

Tragedi Koja masih menyisakan duka. Banyak pihak yang dirugikan. Banyak pihak yang menjadi korban. Banyak pihak yang masih menyimpan trauma hingga sekarang. Bahkan, kepala Satpol PP mengatakan bahwa masih banyak anak buahnya yang belum diketahui nasibnya.

Aku.... adalah penonton dari tragedi tersebut dan hatiku benar-benar miris melihat kekerasan yang terjadi. Meskipun media elektronik (televisi) berlomba-lomba mempertontonkan kerusuhan dan aksi anarkis itu, aku tak tahu siapa yang memicu kerusuhan itu pertama kali. Yang aku tahu hanyalah setiap orang bisa berubah menjadi anarkis dan brutal. Setiap orang bisa dikuasai oleh amarah dan ingin menyakiti orang lain.

Itulah wajah negeri kita, yang anarkis dan brutal, yang dipertontonkan oleh berbagai stasiun televisi kita kepada dunia luar. Aku setuju... bahwa informasi harus disampaikan kepada masyarakat. Tapi... apakah tidak bisa informasi disampaikan dengan 'bijaksana' ? Bagaimanapun informasi yang kita dapatkan akan menggiring kita pada sebuah pemahaman dan opini. Jika informasi yang disampaikan 'tidak tepat' maka akan membuat kita sampai pada pemahaman dan opini yang tidak tepat juga.

 Foto oleh Yudhi Mahatma (Antara)

Terus terang.., aku sempat gusar dengan salah seorang pembawa acara di sebuah stasiun televisi yang mewawancarai narasumbernya dengan sangat berapi-api. Ujung-ujungnya, yang terjadi adalah perseteruan antara pihak-pihak yang bertikai malah semakin memanas. Mengapa berita yang disampaikan bisa memicu kebencian pada salah satu pihak, padahal yang terjadi sebenarnya juga masih belum jelas benar ? Mengapa semua justru sibuk mencari siapa yang salah ? Mengapa tidak dicari solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut dan agar masalah serupa tidak akan pernah terjadi lagi ?

Seandainya media elektronik tak terburu nafsu mengumbar aksi anarkis dan brutal itu dan memilih untuk memberitakan sebuah peristiwa secara 'bijaksana'.... rasanya aroma kebencian dan kemarahan tak akan menyebar sedemikian cepatnya. Bagaimanapun.... media adalah ujung tombak yang dipercaya untuk memenuhi kebutuhan informasi. Semoga tragedi itu dapat menjadi pembelajaran bagi banyak pihak. Semoga....


35 komentar:

  1. kan supaya rating acaranya naik mbak,,makanya dibuat seperti itu. Untungnya saya jarang nonton tipi.
    Hehehe. .

    BalasHapus
  2. memang tidak bijaksana sekali mbak, jangan teruskan menyalahkan satpol dunk kasihan juga lihat mereka sudah tidak melawan ada yang dipukuli disabet pake samurai apa bangsa ini sudah berubah menjadi monster yang selalu mengedepankan kekerasan

    BalasHapus
  3. Negeri ini kaya ngga ada pemimpinnya aja mbak..
    begitu banyak kekacauan tapi gak ada satupun yang bergerak buat mengamankan..

    BalasHapus
  4. semoga dgn adanya kejadian ini, masing2 pihak bisa introspeksi diri

    BalasHapus
  5. Yah,,itulah potret bangsa kita...

    BalasHapus
  6. nggak sepak bola nggak apapun kalau ada masalah ujung2nya bentrok, mang gak bisa apa di selesaikan baik2

    BalasHapus
  7. Betul mbak. Media seharusnya lebih bersikap membangun. Ada etika jurnalistik yang harus mereka penuhi.

    BalasHapus
  8. salam sobat
    saya lihat di TV online,,peristiwa mbah priuk ini mba,,
    memprihatinkan ya,,
    ada hikmahnya dibalik peristiwa Koja ini.

    BalasHapus
  9. iya mbak..seperti menyulut api dgn bensin..moga kedepannya ada perubahan dlm tiap liputan..

    BalasHapus
  10. eh? tragedi Koja?
    aku kok ga tau ya >_<
    *ketinggalan berita mode on*

    BalasHapus
  11. turut berduka cita untuk para korban dari peristiwa ini, semoga tidak terulang lagi.

    BalasHapus
  12. kalau pembawa acara dalam wawancara langsung biasanya memang begitu ya?

    BalasHapus
  13. saya juga gak ngerti mbak kenapa sih orang-orang sekarang kok y tega banget.
    sesama manusia tapi tega menyiksa manusia yang lain. Duh gak tau lagi mesti ngomong apa saya.

    dan media kan tugasnya hanya menyiarkan bukan malah menyulut api yang memang sudah terbakar.

    BalasHapus
  14. iyaya mba.. media jadinya malah jadi memancing perseteruan lagi.. bener2 memprihatinkan..

    masyarakat juga jd dibuat bingung.. belum lagi masalah korupsi yang gak kelar2.. hfftt..

    BalasHapus
  15. innalillah..apakah akan seperti terus moral masyarakat kita...

    BalasHapus
  16. ulasannya menarik sekali mbak, semua rakyat negeri ini miris melihatnya,,

    BalasHapus
  17. karena saat ini media berlomba-lomba menjadi yang terdepan dan teraktual dalam menampilkan berita. Agak susah juga mana yang benar-benar berita mana yang akhirnya rekayasa.

    kasus yang tadinya cukup di beritakan secara wajar, malah jadi memanas akibat peran media yang terkesan memanas-manasi

    BalasHapus
  18. turut berduka cita atas jatuhnya korban tragedi Koja, berharap masyarakat indonesia menyudahi tindakan anarkis

    BalasHapus
  19. bangsa kita ini kalau gak bentrok ya mau gimana lagi,inilah bukti nyata masyarakat,yang tak punya rasa saling menghargai

    BalasHapus
  20. miris yah ngeliatnya... sediihh banget, semoga kejadian seperti ini ga terulang lagi deehh :(

    BalasHapus
  21. yups mbak media bisa menjadi baik di satu sisi, menjadi buruk di sisi lainnya kalo pemberitaannya kurang bijaksana.. :-))

    BalasHapus
  22. duh. moga cerahlah esok hari...

    BalasHapus
  23. Sangat sedih deh sis...semoga pertikaian di Indonesia lekas musnah amin.

    BalasHapus
  24. memang, mbak para wartawan melakukan ini karena sudah tugasnya, tapi lebih baik dalam menjalankan tugasnya ini pelaporannya harus lebih membangun, betul tidak mbak??? :)

    BalasHapus
  25. Akupun sebagai penonton yang bergolak hatinya dengan sejuta rasa dari tontonan yang memilukan. Maaf mba baru mampir kembali kecatatan kecilmu...

    BalasHapus
  26. aku serem beneran takut sama orang2 yang keras seperti itu
    dulu pernah lg naek motor ada demo orang FPI mereka rusuh
    langsung gemeteran aku liatnya sampe nangis hehehe

    BalasHapus
  27. *dateng telat*


    jd ikutan marah saya liat negeri ini...

    BalasHapus
  28. kejadian itu memang parah banget, ngeri liatnya....brutal banget

    BalasHapus
  29. Semoga aja bahasa kekerasan tidak lagi menjadi salah satu alternatip untuk menghadapi suatu masalah..

    BalasHapus
  30. salam sobat
    peristiwa Koja,,memakan korban jiwa 5 ya mba,,
    warga 2 orang dan satpol PP 3 orang.
    saya lihat beritanya di TV Online

    BalasHapus
  31. yg selalu dpt sorotan positif media adalah pihak yg jadi korban.waktu penggurusan dan yg terluka pkl,yg dianggap salah satpol ppnya,dan sekarnag yg dianggap salah warga. media tidak adil

    BalasHapus
  32. iya aku aja yang ngeliat d tv kaya jadi geram

    BalasHapus
  33. siapa yang mau disalahkan dalam kejadian ini?

    BalasHapus
  34. mari kita sikapi dengan bijaksana
    dan semua pihak dapat lebih bijaksana
    semoga tidak terulang lagi

    BalasHapus
  35. Ini nih modern yang kebablasan. Sampai-sampai berniat menghilangkan jejak sejarah bangsa.

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)