Sejak dulu, aku suka sekali puisi. Aku kagum dengan keindahan bahasa dan kekuatan kata dalam sebuah puisi yang mampu menyampaikan suatu kisah dan cerita. Aku sungguh kagum dengan kemampuan seorang penyair yang mampu menggunakan sedikit kata / kalimat untuk mengungkapkan sesuatu.
Sejak dulu, aku suka sekali membaca puisi. Aku sering membaca puisi untuk diriku sendiri. Aku memang tak cukup Percaya Diri untuk melakukannya di depan orang lain. Meski aku sangat suka puisi, aku tak tahu bagaimana cara membaca puisi atau berdeklamasi dengan baik. Selama ini aku membacanya hanya mengikuti penalaranku saja tentang apa yang terdapat dalam puisi itu.
Sejak dulu, aku ingin sekali bisa menulis puisi. Tapi..., ternyata aku tak pernah berhasil menulis sebuah puisi yang indah dan sarat makna. Bagiku sangat sulit untuk mengekspresikan diri hanya lewat beberapa baris kalimat. Lebih mudah bagiku menceritakannya lewat kalimat yang panjang dan cerita yang lengkap.
Mungkin aku memang lebih "sreg" kalau menyampaikan sesuatu secara detail dan panjang lebar. Melalui rentetan kata-kata yang panjang, ternyata aku merasa lebih mengena. Sementara dalam puisi, seseorang dituntut untuk tidak menggunakan terlalu banyak kata dan kalimat, tapi mampu menyampaikan isinya. Nah, berat kan ?
Terus terang, saat aku membaca puisi yang indah dari blog beberapa sahabat, aku iri juga lho. Ingin sekali aku bisa membuat puisi seindah hasil karya sahabat semua. Tapi meskipun aku telah mencoba beberapa kali, ternyata hasilnya jauh dari kata mengesankan.... Akhirnya, dengan menyadari kemampuan yang aku miliki, maka aku tak lagi ngotot untuk bisa menulis puisi yang indah. Cukuplah dengan menikmati puisi, aku bisa merasakan bahagia.
Banyak penyair yang aku suka. Aku suka dengan Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Taufik Ismail, Sutardji Calzoum Bachri, Toto Sudarto Bachtiar, WS Rendra dan seorang penyair muda yaitu Abdurrahman Faiz. Menurutku, mereka mampu menyampaikan isi hai dengan sangat indah. Meskipun ada juga penyair lainnya yang beberapa karyanya aku suka.
Sebagai penutup aku ingin menuliskan salah satu puisi WS Rendra yang sangat aku suka, yang berjudul : Sajak Joki Tobing untuk Widuri. Menurutku sih puisi ini indah sekali...
Sejak dulu, aku suka sekali membaca puisi. Aku sering membaca puisi untuk diriku sendiri. Aku memang tak cukup Percaya Diri untuk melakukannya di depan orang lain. Meski aku sangat suka puisi, aku tak tahu bagaimana cara membaca puisi atau berdeklamasi dengan baik. Selama ini aku membacanya hanya mengikuti penalaranku saja tentang apa yang terdapat dalam puisi itu.
Sejak dulu, aku ingin sekali bisa menulis puisi. Tapi..., ternyata aku tak pernah berhasil menulis sebuah puisi yang indah dan sarat makna. Bagiku sangat sulit untuk mengekspresikan diri hanya lewat beberapa baris kalimat. Lebih mudah bagiku menceritakannya lewat kalimat yang panjang dan cerita yang lengkap.
Mungkin aku memang lebih "sreg" kalau menyampaikan sesuatu secara detail dan panjang lebar. Melalui rentetan kata-kata yang panjang, ternyata aku merasa lebih mengena. Sementara dalam puisi, seseorang dituntut untuk tidak menggunakan terlalu banyak kata dan kalimat, tapi mampu menyampaikan isinya. Nah, berat kan ?
Terus terang, saat aku membaca puisi yang indah dari blog beberapa sahabat, aku iri juga lho. Ingin sekali aku bisa membuat puisi seindah hasil karya sahabat semua. Tapi meskipun aku telah mencoba beberapa kali, ternyata hasilnya jauh dari kata mengesankan.... Akhirnya, dengan menyadari kemampuan yang aku miliki, maka aku tak lagi ngotot untuk bisa menulis puisi yang indah. Cukuplah dengan menikmati puisi, aku bisa merasakan bahagia.
Banyak penyair yang aku suka. Aku suka dengan Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Taufik Ismail, Sutardji Calzoum Bachri, Toto Sudarto Bachtiar, WS Rendra dan seorang penyair muda yaitu Abdurrahman Faiz. Menurutku, mereka mampu menyampaikan isi hai dengan sangat indah. Meskipun ada juga penyair lainnya yang beberapa karyanya aku suka.
Sebagai penutup aku ingin menuliskan salah satu puisi WS Rendra yang sangat aku suka, yang berjudul : Sajak Joki Tobing untuk Widuri. Menurutku sih puisi ini indah sekali...
SAJAK JOKI TOBING UNTUK WIDURI
Oleh : W.S. Rendra
Oleh : W.S. Rendra
Dengan latar belakang gubug-gubug karton,
aku terkenang akan wajahmu.
Di atas debu kemiskinan,
aku berdiri menghadapmu.
Usaplah wajahku, Widuri.
Mimpi remajaku gugur
di atas padang pengangguran.
Ciliwung keruh,
wajah-wajah nelayan keruh,
lalu muncullah rambutmu yang berkibaran
Kemiskinan dan kelaparan,
membangkitkan keangkuhanku.
Wajah indah dan rambutmu
menjadi pelangi di cakrawalaku.
Jakarta, 9 Mei 1977
aku terkenang akan wajahmu.
Di atas debu kemiskinan,
aku berdiri menghadapmu.
Usaplah wajahku, Widuri.
Mimpi remajaku gugur
di atas padang pengangguran.
Ciliwung keruh,
wajah-wajah nelayan keruh,
lalu muncullah rambutmu yang berkibaran
Kemiskinan dan kelaparan,
membangkitkan keangkuhanku.
Wajah indah dan rambutmu
menjadi pelangi di cakrawalaku.
Jakarta, 9 Mei 1977
selamat malam mbak .. ^.^
BalasHapushayoo ..mulai dipublikasikan puisi sendiri donk mbak. he he he ..
Biar belum sreg, tapi khan harus dicoba. Musti ada yang pertama, untuk bisa menjadi yang ke-10, 100, dan seterusnya. He he he .. rayuanku maut gak?
Aku tunggu loh !!! ^.^
puisi memang indah mbak..penuh makna curahan dan pemikiran seni..
BalasHapusaku jadi penasaran nih gmn yah puisinya mbak reni.....ayo dipublikasikan donk mbakkkk...
BalasHapusAngin sore itu berhembus lirih.
BalasHapusMembisikkan satu nama ditelingaku.
Nama yg tak asing bagiku.
Nama yg membuat hatiku teriris perih.
Kau datang dengan senyum manis dibibirmu.
Membisikkan kata mencoba menghiburku.
Ach, terima kasih wahai sahabatku.
Kau selalu ada untukku dikala piluku.
Terus terang aku ga begitu suka dgn puisi, mgkn krn aku ini orgnya praktis dan krg mampu berimajinasi ya? Baca puisi butuh wkt utk mengerti, dan seringkali setelahnya masih belum ngeh apa yg dimaksud penulisnya. hehehe...
BalasHapusTapi buat mbak Reni, dicoba aja mbak! Toh puisinya kan tidak harus disukai org. Yg penting mbak Reni mencoba utk berkarya seperti yg mbak Reni inginkan.
Hm....meski belum berhasil bikin puisi, puisi jiwa mbak Reni sudah tampil manis di setiap tulisannya.
BalasHapushehe ditunggu puisinya ya
BalasHapusbener mbak, puisinya indah,,padahal latar dalam puisi itu sedih.
BalasHapussaya juga suka banget tuh bikin dan baca puisi
BalasHapussaya menganggap puisi saya sendiri bagus... entah apapun kata orang... kan menulis buat kepuasan pribadi ;)
WS rendra emank top markotopnya sastra indonesia dech
BalasHapusaku pingin mengikuti jejak beliau
hehehehe
wah puisi ya!!!!......hehehe dari dulu saya emang gak terlalu paham, apalagi kalo puisinya terlalu banyak pakai kiasan....gak ngerti bgt!!!!
BalasHapuskata istri saya saya kurang sensitif.....hehehehe (apa hubungannya coba sensitif ama puisi???)
sejujurnya aku ga pinter mbaca bahkan membuat puisi
BalasHapusmendengar pun aku kurang paham
tetapi aku salut dengan pembuat puisi, begitu kratif menyusun kata
kalo aku liat puisinya mbak...klo udah puisi kelas tinggi dengan bahasa yang berat. duh, pusing :P
BalasHapuspuisi yang paling aku suka tuh sajak seorang tua untuk istrinya rendra (eh judulnya bener gak yah? :P)
Dengan puisi kita bisa menumpahkan segala perasaan, dari seneng, mangkel, sebel, marah ngamuk dan sebagainya tanpa merusak lingkungan hidup... hi..hi..hii..
BalasHapuswaduh... sekarang juga berprofesi sebagai penulis puisi toh??
BalasHapuslha tak tinggal beberapa hari aja ternyata perkembangan mba Reni sudah langsung melejit... hebat!!
Lanjutkan mba.. tetap semangat!!
aku paling gak bisa nulis puisi Bu.... susah...ssuuussaaaahh banget...
BalasHapusheheheeh... menikmati puisinya Bu Reni aja deh...
wah punya bakat nulis puisi nih mbak Reni ayo mbak semangat mbak
BalasHapuspuisi tuh gak susah amat kok
tinggal pendalaman jiwa dan rangkaian kata
saya juga suka tuh nulis puisi
walau berantakan
@kuyus : udah coba 2x posting puisi, tapi terasa 'dangkal' banget mbak..
BalasHapus@JengSri : jangan ngintip ah.., malu.
@dinoe : yups... bener banget
@polar : udah pernah lho aku posting puisi hasil karyaku.
@rampadan : puisinya keren tuh.., sptnya sedang kangen ma seseorang ya?
@fanda : entah mengapa, aku sangat suka puisi mbak.
@newsoul : pujian mbak Elly membautku melayang nih hehehe...
@advintro : baca aja puisiku yg pernah aku posting beberapa bulan yg lalu. hehehe, tapi jelek kok.
@henny : itulah keahlian penyair yg membuatku kagum
@natazya : PD itu namanya. Bagus !!
@yanuar : setujuuuu...!!
@jhoni : mungkin juga penilaian sang istri benar tuh hehehe..
@attayaya : memang tak mudah dalam membuat dan memahami puisi.
@penikmat buku : aduh.., jangan pusing gara-2 baca puisi dong ^_^
@tukang komen : mengungkapkan perasaan bisa lewat puisi.. bisa juga lewat blog ^_^
@penny : belum jadi penulis puisi kok mbak...
@yudie : aku juga repot kalau disuruh nulis puisi yg bagus ^_^
@dwina : kayaknya aku gak ada bakat deh mbak..
Kalau puisi dalam bahasa Jawa namanya "geguritan", Bu Reni juga suka "gegutitan"kah? Kalau saya cuma pernah tahu saja,
BalasHapustapi kalau puisi saya sukanya kadang kadang, jika diri sedang ingin, maka puisi terasa indah sekali. Di angkutan umum seperti bus, ada juga "penjaja" puisi. Mereka melantunkan bait2 puisi dengan gayanya masing2.
Terima kasih atas sharing puisinya bu Reni. Sebagai rasa terima kasih, semoga bu Reni berkenan mengambil award di tempat saya.
Selamat malam semuanya
wuah penyka puisi juga mba :D
BalasHapuskalau saya sih, paling suka ma Sapardi Djoko D. Tapi puisi WS Rendra sama Chairil Anwar juga oke-oke
eh generasi puisi masa kini sapa ya ?
selamat malam kawan salam hangat secangkir kopi neh
BalasHapusDuuuh bikin ajah mbak, wong puisi buwel juga masih entahlah nggak genah gitu....hehehehehhe...
BalasHapusOiya tentang puisi sih pendapatnya, ini kalo buwel nulis di postingan buwel ya....terkadang di beberapa postingan puisi buwel, buwel tahu mana yang paham dengan isinya apa nggak dilihat dari komentnya mbak....heehehe
dah pinter nulis, jago buat puisi juga bunda. salut
BalasHapus@agoez3 : geguritan aku gak paham, mas. Hehehe.. Ohya, aku akan langsung ambil awardnya. Makasih.
BalasHapus@jonk : generasi mudanya adalah Abdurrahman Faiz. Udah pernah baca puisinya Faiz ?
@bunga raya : makasih telah mampir, bunga.
@buwel : puisinya Buwel emang unik sih, makanya banyak yg sulit memahami hehehe.
@awal sholeh : itu bukan puisiku lho.. ^_^
satu lagi kehebatan penyair dalam berpuisi: bisa melukiskan penderitaan dengn kata2 yang indah.
BalasHapusaku suka puisi dan cerpen ws.rendra
ayo mbak mencoba aja menulis puisi, ntar jangan lupa di publish lo?
BalasHapusgimanapun hasilnya kalau karya kita sendiri itu pasti asik mbak. hehe..
aku aja nggak bisa nulis tapi tetep nyoba ngeblog. ahirnya jadinya ya kayak gini ini. bahasanya campur aduk. hahaha..
semangat mbak.. terus berkarya..
maaf baru sempat mampir
embaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkk
BalasHapus@trimatra : yups.. sangat setuju ama mas Tri nih !
BalasHapus@jimox : gak PD publish puisi sendiri hehehe
@wendy : mbak... kangennnnn....
sebelum nulis cerpen, aku sudah lebih dulu nulis puisi. lalu merambah ke cerpen. kadang cerpen aku malah ada bau2 puisinya. he hehe..tapi tiap orang beda talenta kok. so..kembangkan kemampuan yang ada pada dirimu, Ren.
BalasHapuslebih suka puisi yang gmn nih??
BalasHapusnulis terus ya tar klo dah jadi buku bilang2 ya...!! cayooo
Mbak, cobalah posting bait2 puisi mbak :) jadi penasaran saya :)
BalasHapusMuhammad Faiz tuh anaknya mbak Helvy yah mbak? moga aja bener...
@sang cerpenis : itulah mbak, makanya aku kini tak ngotot lagi utk bsia menulis puisi yg indah karena aku memang kurang berbakat di situ.
BalasHapus@chikal : aku suka puisi yang romantis dan menyuarakan penderitaan/kemiskinan. Buku Puisi ? Waduh... kayaknya hanya ada di angan-2ku aja deh... hihihi...
@anazkia : bukan mbak.., anakku cewek kok, Shasa namanya. Sedangkan Faiz adalah putri dari penulis kenamaan Helvy Tiana Rosa.
kalau saya menganggap puisi yang terlalu 'dalem' menjadikan tidak enak dibaca. lebih prefer dengan kata-kata yg lugas dan tegas..LOL
BalasHapussaya sebenarnya nulis puisi juga tapi dengan kata-kata yang sederhana dan tidak ribet LOL lagi
@sam : Semua kan kembali ke selera masing-2 pak. Yang penting puisi memang oke kan ? ^_^
BalasHapus