Suatu kali aku mendapatkan email dari Mas Trimatra. Intinya, mulai Bulan Juni 2009 mas Trimatra ingin membuat Slim Magazine Blogger. Dan untuk kepentingan itu, Mas Trimatra mengundang 10 orang untuk mengisi kolom sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Untuk edisi pertama, aku dipilih untuk mengisi kolom "ekonomi". Awalnya aku merasa keberatan dan merasa tidak akan mampu memenuhinya.
Tapi kemudian aku teringat tokoh yang sangat revolusioner di bidang ekonomi : Muhammad Yunus !! Maka, akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan saja tentang keberhasilan Muhammad Yunus dalam mengentas kemiskinan di negaranya melalui Bank Grameen yang sangat inovatif sekaligus berpengaruh di dunia.
Kali ini aku tidak akan bercerita tentang Bank Grameen karena sudah aku tuliskan semuanya di Slim Magazine edisi pertama. Kali ini aku hanya ingin bercerita tentang sang revolusioner : Muhammad Yunus !
Ketertarikan pria kelahiran Chittagong tahun 1940 itu terhadap kaum miskin dimulai sejak tahun 1974. Saat itu Yunus, yang merupakan profesor ekonomi di Universitas Chittagong, sedang memimpin para mahasiswa berkunjung ke desa-desa miskin di Bangladesh. Dalam kunjungan tersebut dia kaget saat menyaksikan warga miskin bertahan dari kelaparan yang melanda negara itu, yang telah menewaskan ratusan ribu orang
Menyaksikan keadaan itu, dia merasa sangat berdosa. Dari perasaan itulah, dia mulai mengembangkan konsep pemberdayaan kaum miskin. Filosofi yang dibangunnya adalah bagaimana membantu kaum miskin agar mereka bisa mengangkat derajat mereka sendiri.
Dunia mengakui keberhasilan tersebut, bahkan kemudian mengadopsinya. Telah lebih dari 30 penghargaan internasional dan sekitar lebih dari 25 gelar kehormatan dari berbagai perguruan tinggi di dunia telah diperoleh Muhammad Yunus berkat konsep Bank Grameen yang digagasnya.
Bahkan, Komiter Nobel Norwegia telah memberikan Hadiah Perdamaian Nobel 2006 kepada Muhammad Yunus dan Bank Grameen. Ini untuk pertama kalinya, sebuah pemberantasan kemiskinan mendapatkan apresiasi. Untuk pertama kalinya yang menang bukanlah selebriti yang sudah terkenal di dunia, juga bukan figur yang dijagokan, melainkan orang yang peduli pada pemberdayaan kaum miskin dan wanita.
Komite Nobel mengatakan bahwa Yunus dan Bank Grameen telah menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari masyarakat banyak. Menurut pandangan Komite Nobel, perdamaian yang berkesinambungan tidak akan dapat dicapai kecuali ditemukan cara untuk keluar dari kemiskinan. Menurut merekan, pencegahan perang yang paling fundamental adalah pemberantasan kemiskinan. Perdamaian haruslah merupakan sebuah perdamaian yang berkeadilan.
Muhammad Yunus dengan pemikirannya yang revolusioner telah tampil sebagai seorang pemimpin, yang menerapkan visinya ke dalam hal praktis demi peruntungan jutaan orang, tidak hanya di Bangladesh, tetapi juga di banyak negara. So.., sangat pantas jika Yunus kemudian menjadi inspirasi dan teladan bagi para pengambil keputusan di berbagai negara.
Kapan ya di Indonesia hadir seorang seperti Muhammad Yunus ?? *berharap mode on*
Tapi kemudian aku teringat tokoh yang sangat revolusioner di bidang ekonomi : Muhammad Yunus !! Maka, akhirnya aku memutuskan untuk menceritakan saja tentang keberhasilan Muhammad Yunus dalam mengentas kemiskinan di negaranya melalui Bank Grameen yang sangat inovatif sekaligus berpengaruh di dunia.
Kali ini aku tidak akan bercerita tentang Bank Grameen karena sudah aku tuliskan semuanya di Slim Magazine edisi pertama. Kali ini aku hanya ingin bercerita tentang sang revolusioner : Muhammad Yunus !
Ketertarikan pria kelahiran Chittagong tahun 1940 itu terhadap kaum miskin dimulai sejak tahun 1974. Saat itu Yunus, yang merupakan profesor ekonomi di Universitas Chittagong, sedang memimpin para mahasiswa berkunjung ke desa-desa miskin di Bangladesh. Dalam kunjungan tersebut dia kaget saat menyaksikan warga miskin bertahan dari kelaparan yang melanda negara itu, yang telah menewaskan ratusan ribu orang
Menyaksikan keadaan itu, dia merasa sangat berdosa. Dari perasaan itulah, dia mulai mengembangkan konsep pemberdayaan kaum miskin. Filosofi yang dibangunnya adalah bagaimana membantu kaum miskin agar mereka bisa mengangkat derajat mereka sendiri.
"Ketika banyak orang sedang sekarat di jalan-jalan karena kelaparan, saya justru sedang mengajarkan teori-teori ekonomi yang elegan. Saya mulai membenci diri saya sendiri karena bersikap arogan dan menganggap diri saya bisa menjawab persoalan kemiskinan itu. Kami profesor universitas semuanya pintar, tetapi kami sama sekali tidak tahu mengenai kemiskinan di sekitar kami. Sejak itu saya putuskan kaum miskin menjadi guru saya." (penjelasan Yunus mengenai penyebab keterlibatannya dengan kaum miskin)Upayanya membantu kaum miskin semakin berkembang setelah dia membentuk Bank Grameen sebagai sarananya. Melalui Bank Grameen inilah Yunus telah mengembangkan berbagai upaya dalam mengangkat harkat dan martabat kaum miskin. Ternyata..., setelah berjalan sekian tahun, terlihatlah hasil yang menggembirakan bahwa ternyata upaya Yunus membantu kaum miskin telah membuahkan hasil. Pengentasan kemiskinan bukan hanya jadi slogan semata di Bangladesh, karena ternyata kaum miskin dan para gelandangan angkanya semakin mengecil.
Dunia mengakui keberhasilan tersebut, bahkan kemudian mengadopsinya. Telah lebih dari 30 penghargaan internasional dan sekitar lebih dari 25 gelar kehormatan dari berbagai perguruan tinggi di dunia telah diperoleh Muhammad Yunus berkat konsep Bank Grameen yang digagasnya.
Bahkan, Komiter Nobel Norwegia telah memberikan Hadiah Perdamaian Nobel 2006 kepada Muhammad Yunus dan Bank Grameen. Ini untuk pertama kalinya, sebuah pemberantasan kemiskinan mendapatkan apresiasi. Untuk pertama kalinya yang menang bukanlah selebriti yang sudah terkenal di dunia, juga bukan figur yang dijagokan, melainkan orang yang peduli pada pemberdayaan kaum miskin dan wanita.
Komite Nobel mengatakan bahwa Yunus dan Bank Grameen telah menciptakan pembangunan ekonomi dan sosial dari masyarakat banyak. Menurut pandangan Komite Nobel, perdamaian yang berkesinambungan tidak akan dapat dicapai kecuali ditemukan cara untuk keluar dari kemiskinan. Menurut merekan, pencegahan perang yang paling fundamental adalah pemberantasan kemiskinan. Perdamaian haruslah merupakan sebuah perdamaian yang berkeadilan.
Muhammad Yunus dengan pemikirannya yang revolusioner telah tampil sebagai seorang pemimpin, yang menerapkan visinya ke dalam hal praktis demi peruntungan jutaan orang, tidak hanya di Bangladesh, tetapi juga di banyak negara. So.., sangat pantas jika Yunus kemudian menjadi inspirasi dan teladan bagi para pengambil keputusan di berbagai negara.
Kapan ya di Indonesia hadir seorang seperti Muhammad Yunus ?? *berharap mode on*
waaaaah.... bagus sekali mbak postingannya.... bermanfaat buat menambah ilmu pengetahuan...
BalasHapusPemimpin seperti itulah yg dibutuhkan negeri ini Bu... semoga nanti lahir "Muhammad Yunus" baru dari Indonesia....
BalasHapus(Bukan karena dapat hadiah Nobel nya lho yaa...tp karena tindakannya)
owh,,ini tha foto pak yunus yg revolusioner itu.
BalasHapuskok perasaan mirip fotoku 25tahun yang akan dateng yah? *berharap: modeON*
slim mgazine blogger jugah upaya untuk mengentaskan kemiskinan "ide" warga blogger mbak.., hehe
Mbak, sayang profilingnya kurang lengkap. Mbok dijelasin gitu, Bank Grameen ini ngapain kok sampai bisa mengentaskan kemiskinan? Apakah mereka nyuruh orang miskin nabung di bank dengan iming-iming bunga tinggi? Atau mereka ngucurin kredit diobral supaya orang-orang miskin itu bisa buka usaha? Biar banknya Yunus ini bisa ditiru di Indonesia, gitu lho..
BalasHapuskemungkinan selalu ada mba, tapi waktunya entah kapan hehehehe, moga gak lama lagi Negeri kita mendapatkan orang2 yang seperti ini, biar negara ini makin keren :)
BalasHapusluar biasa pola pikir sosok M.Yunus, umumnya pakar ekonomi kita cenderung berbicara dari teori ke teori, membahas kemiskinan di ruangan yang serba lux sambil menikmati makanan yang begitu wah... tapi M.Yunus justru belajar dari kemiskinan dengan pendekatan kepada objek yang sebenarnya. sayangnya, tidak diceritakan bagaimana M.Yunus kemudian bisa membangun sebuah bank dan melakukan program apa terhadap rakyat miskin atas berdirinya bank tersebut....
BalasHapussalam kenal...
wah ini dia ibarat kata orang jawa mendem jero
BalasHapusSiip, Muhammad Yunus si penggagas Grameen Bank dari Bangladesh. Beberapa LSM sudah menerapkan konsep Grameen bank bagi kelompok usaha kecil ibu2, kelihatannya berhasil. Sayang tidak kita terapkan secara meluas. Nice posting mbak Reni.
BalasHapuskalau pengusaha di indo sekarang mereka bantu orang kecil tapi mereka juga memikirkan keuntungan yang sangat besar dari acara bantu membantu nya huh....
BalasHapusInsya Allah, akan ada Muhammad Yunus dari Indonesia. :) tapi, kapan yah...???
BalasHapusooh....bukan orang Indonesia ya?
BalasHapussekilas liat di awal tadi henny pikir itu orang Indonesia.
Aku jg kagum pd tokoh satu ini, sesuatu yg mungkin tidak berani dilakukan org lain, nyatanya bisa berhasil. Memang klo kita pny niat yg tulus, semua yg kita lakukan pasti akan dapat berjalan. Apalagi itu utk kepentingan banyak org.
BalasHapusIndonesia mempunyai banyak orang pintar, tapi sedikit sekali yang mengerti Indonesia itu sendiri
BalasHapuswadaw,aq ketinggalan brita nih..
BalasHapusaq sebelumnyagk ngerti nih sama orang ini (moh yunus)
tapi sekarang akhirnya aq ngerti
hehehehehehe
tengkyu..
Hehehe..kejatuhan pulung juga ya mbak. Aku juga tuh,tapi belum buat. Masih ribet karena sekolahku dijadikan tuan rumah Porseni se jatim (maaf mbak,komennya gak nyambung..)
BalasHapusNICE POSTING
BalasHapus@rangga : Alhamdulillah...
BalasHapus@yudie : Amin..
@trimatra : ternyata mas Tri hitam manis juga ya whekekek...
@vicky : cerita lengkap ttg sepak terjang Muhammad Yunus dan Bank Grameen udah aku tulis di blognya mas Trimatra.
@jonk : ya, semoga tak lama lagi ya ?
@jiwakelana : utk tahu lebih detail, baca aja ke blognya mas Trimatra. Aku sudah tulis disana kok.
@fetra : maksudnya...?
@newsoul : semoga LSM gak putus asa utk terus menjalankan program itu, mbak.
@edylaw : lewat program reality show ya ?
@ana : iya mbak, kapan ya ?
@henny : emang gak beda jauh dari wajah Indonesia kok ya ?
@fanda : kiprah Muh.Yunus memang layak utk diteladani, mbak.
@badrun : makanya perlu utk di"sadar"kan ya ?
@yanuar : syukur deh, sekarang dah paham siapa Muh.Yunus kan ?
@ajeng : buruan PR dari Mas Trimatra dikerjakan hehehe..
@sino : terima kasih
wah mba..tyt gak beda mba, dr dulu aku fan sama pak M. Yunus itu. betul2 layak mendapat nobel beliau. hmm kalo liat ideologi yg dianut kayaknya anti neoliberal ya, tul pa gak ya>>? sori neh mba gara2 mo pilpres jd inget itu mulu :)..
BalasHapusaku dah pernah baca postingannya mbak yang di tri matra....makasih lnfonya tentang Bpk Muhammad Yunus, jadi nambah pengetahuan neh...
BalasHapus@isro : Muhammad Yunus memang hebat.
BalasHapus@buwel : semoga apa yang aku tulis bermanfaat ya.
mantaf bgt tuch, smg sukses yach
BalasHapusSalut mba buat pak M. Yunus..
BalasHapuskalo bukan kita yang selalu mendukung bangsa Indonesia buat maju
siapa lagi??
@otto : amin.
BalasHapus@JengSri : bukan Nobelnya, tapi punya orang yg spt Muh.Yunus Jeng.
@Itik Bali : cinta Indonesia nih...
awalnya aku enggak kenal sapa itu M.Yunus..karena aku g ngerti bidang ekonom..
BalasHapustp pas baca, hm..aku lgsung mengidolakannya..prinsip dan actionnya bener2..BIG AMAZING ya mba..
mudah2an kita bisa seperti beliau, bukan hanya pemimpin saja yg kita tuntun,, tp kita harus gitu juga
GOOD POStinG mba ku yang smart..
^_^
nana-*
@ratna : Muhammad Yunus memang pantas diteladani dan pantas pula menerima Nobel..
BalasHapuswah dah lama absen dari blog mbak reni nih. ternyata banyak sekali kejutannya. mbak reni memang gak pernah gak buat posting yg bermutu.
BalasHapus@uke poet : aku tersanjung nih mbak..
BalasHapuswah, aku malah baru tahu tuch mbak .. bagaimana dia bisamembangun bank itu? apa dia termasuk yang berlatar belakang ber-uang, sehingga memiliki modal cukup untuk memulai.
BalasHapusMm .. perlu dibuat seri ke II nya nich mbak ...
@kuyus : sebenarnya sepak terjangnya aku tulis di blognya mas trimatra mbak. Gak enak kalau aku posting lagi. ^_^
BalasHapus