Senin, 11 Januari 2010

Cobaan hidup

Begitu banyak tragedi kehidupan yang terjadi. Sudah terlalu banyak dan terlalu sering kita baca dan kita dengarkan berbagai kisah tragis manusia. Tak dapat dipungkiri, bahwa berita-berita itu selalu saja membuat trenyuh siapa saja yang mengetahuinya.

Kita ambil saja dua contoh. Tentu semua masih ingat tragedi yang menimpa Tegar dan Sinar. Kedua peristiwa yang berbeda, namun semuanya menyisakan emosi yang sangat mendalam. Tegar, seorang bocah laki-laki umur 3,5 tahun itu kaki kanannya buntung setelah dilindaskan kereta api (KA) oleh ayah kandungnya sendiri. Sedangkan Sinar adalah seorang anak yang masih berusia 6 tahun, namun sanggup merawat seorang diri ibunya yang lumpuh dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Jika kita sebutkan satu per satu.., akan sangat banyak kejadian atau peristiwa yang membuat kita mengelus dada. Sebenarnya, banyak tragedi kehidupan yang terjadi dan jauh lebih mengenaskan. Aku yakin, diantara kita pasti akan berpikir betapa beratnya hidup yang mereka jalani. Dan... diam-diam kita bersyukur bahwa kita tidak mengalami semua kejadian mengenaskan seperti itu.

Sementara itu akhir-akhir ini kita makin sering mendengar berita tentang kejadian bunuh diri. Seorang anak yang tak mampu membayar biaya rekreasi memilih bunuh diri. Seorang remaja yang putus cinta pun mengakhiri hidupnya sendiri lewat sebotol obat pembunuh serangga. Seorang ibu yang putus asa karena kesulitan ekonomi bukan saja mengakhiri hidupnya namun juga keempat anaknya. Seorang pria yang putus asa dengan penyakitnya, memilih meloncat dari sebuah mall yang tinggi.

Pada saat seperti itu aku teringat akan sebuah ayat Al-Qur’an yang mengatakan bahwa Allah tak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya. Untuk kasus bunuh diri di atas, rupanya mereka lupa akan potongan ayat Al-Qur'an itu. Sehingga dalam keputusasaannya karena merasa tak menemukan kebahagiaan dalam hidupnya, mereka memilih bunuh diri. Padahal Allah sangat membenci orang-orang yang putus asa.

Kembali pada ayat Al-Qur'an itu, aku jadi sangat kagum pada Tegar dan Sinar. Mereka mengalami cobaan seberat itu... yang bagi Allah sudah diukur sesuai dengan batas kemampuan mereka. Allah menilai Tegar cukup Tegar menjalani hidup dengan hanya satu kaki. Allah memandang Sinar akan tetap bersinar meskipun kehilangan masa kanak-kanaknya. Subhanallah.... (Dan aku masih merasa takjub betapa nama pemberian orang tuanya sangat cocok disandang anak-anak itu).

Terus terang, dulu aku merasa kasihan dengan orang tua yang dikaruniai anak-anak yang kurang sempurna. Namun kini aku tak lagi berpikir begitu. Aku kini sangat kagum dan angkat topi bagi orang tua yang mendapatkan anugerah berupa anak-anak yang perlu perhatian khusus seperti itu, karena di mata Allah... mereka memiliki kelebihan untuk itu. Apalagi jika mereka dapat merawat anaknya dengan cinta kasih yang tulus seolah anak mereka sama normalnya dengan anak-anak lainnya.

Oleh karena itu aku berpikir bahwa tidak semestinya ujian itu dianggap sebagai kesempitan hidup atau bencana. Bahkan ketika ujian itu datang seharusnya disyukuri, karena orang yang diuji adalah orang yang dicintai Allah. Orang yang dipilih. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist : "Jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka Ia akan mengujinya"

Cobaan hidup yang diberikanNya kepada kita.., adalah salah satu cara mempersiapkan kita menerima kenikmatan yang jauh lebih besar. Yang kita perlukan untuk lolos dari setiap cobaan itu adalah menghadapi dengan tegar, terus bersabar dan terus berusaha melewatinya. Dan yang terpenting sebagai bekal kita dalam menjalaninya adalah sebagaimana firman Allah : "Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu."

Semoga aku dapat mencontoh ketegaran dan kesabaran Tegar dan Sinar dalam menghadapi segala macam cobaan. Amin........

24 komentar:

  1. Pertamanya kah saya mbak...??? :)

    BalasHapus
  2. Mengamankan kaplinga.. :)

    Yah, Allah memberi cobaan, sesuai dengan kemampuan hambanya. Betapa, kita lebih baik kehidupannya dari merek semua. Maha suci Allah, yang telah menciptakan Tegar, Sinar dan manusia2 teguh lainnya. Semoga kita mampu mempelajarinya, sebagai cobaan hidup. Bersabar apa bila di uji, dan bersyukur dengan apa yang diberi. Insya Allah...

    BalasHapus
  3. nice article keep sharing and writing

    BalasHapus
  4. aku juga salut sama orangtua yang bisa mengasuh anak mereka yg kekurangan.

    BalasHapus
  5. sehalus-halus musibah adalah ketika kedekatan kita dengan Allah SWT perlahan-lahan tercabut, itu biasanya ditandai dengan menurunnya kwalitas ibadah.

    trims atas infonya sdh mau berbagi, smg sukses selalu n tetap semangat

    BalasHapus
  6. Ya setuju mbak. Cobaan hidup menjadikan seseorang kuat dan tegar.

    BalasHapus
  7. nice post... ujian itu membuat kita semakain paham dng suatu masalah yg kita hadapi saat ini :D

    BalasHapus
  8. iya mba saya sendiri heran dengan tingkat bunuh diri sekarang?!?!?

    sepertinya mental bangsa kita makin lemah ya!?!?! salut buat Sinar yg punya mental luar biasa!?!?!?

    BalasHapus
  9. Amin...semoga tauladan dari mereka ,menjadi introspeksi terhadap diri kita.Agar lebih sabar dan tegar dalam menghadapi segala cobaan hidup dibanding cobaan yang menimpa Sinar.

    BalasHapus
  10. Yup semoga dari mereka, kita bisa banyak belajar.

    Allah gak akan memberikan cobaan yg melebihi kemampuan umatnya.

    BalasHapus
  11. "tidak semestinya ujian itu dianggap sebagai kesempitan hidup atau bencana."

    setuju. walaupun, terus-terang, kadang2 ini sangat berat mb.

    BalasHapus
  12. AKu sungguh tersentuh dengan postingan ini.

    BalasHapus
  13. Aku jadi inget ma orang tuaku yg susah2 cari duit untuk nyekolahin aku trus ku hnya main2 skoLah'y.
    ku jD sedih bnget ni..

    BalasHapus
  14. Sebuah tausiah
    Yang amat berhikmah
    Disiang nan cerah
    Agar setiap ummah
    Jangan gampang menyerah
    karena pastilah
    ALLAH
    tak kan membenani umatnya dengan cobaan yang tidak mampu dia tanggungkan.


    nice sharing

    BalasHapus
  15. hidup seringkali mengajarkan, bahwa kearifan kerap lahir dari sesuatu yang tak kita duga. Saat hati bicara, ada banyak hikmah yang kita dapatkan, dari Tegar, dari Sinar, dari anak-anak yang kerap tak kita tengok.
    Subhanallah, terima kasih mbak

    BalasHapus
  16. hidup harus salin tolong-menolong

    BalasHapus
  17. sangat menginspirasi mbak... makasih ya...

    BalasHapus
  18. the greates person
    mungkin itulah mbak jenis kedua orang ini
    dan anehnya, kenapa itu sering terjadi di kalangan bawah yah??

    BalasHapus
  19. Mengenaskan ya.Yah begitulah sis,kehidupan.Ada yang tahan uji dan juga ada yang tidak tahan uji.tergantung dari seberapa iman seseorang.Yang jelas bunuh diri adalah perbuatan yang di larang Allah swt.
    Nice post sis.

    BalasHapus
  20. nice poem mba,...

    benar Allah akan menguji hambanya sebagai bentuk kecintaanNya thp hambaNYA itu.

    smg kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang TegaR dan diberikan SinaR dari Allah ya mba,dalam menjalani hidup ini,amienn....

    BalasHapus
  21. zaman sekarang udah susah nemuin orang yang masih inget beribadah. disekelilingku aja, banyak yang ga sholat. katanya sih islam, tapi ga pernah sholat, apalagi mengaji. makanya mereka yang memilih bunuh diri itu ga bisa memaknai cobaan hidupnya, ga bisa memaknai setiap ayat yang tertuang di AlQuran so, dia merasa ga punya pegangan hidup dan memilih mati sebagai pelarian, padahal masalah ga akan selesai disitu.
    Jadi kepanjangan komen nih mba,, postingannya bagus mba, buat ngingetin kita semua rajin ibadah dan lebih mendekatkan diri kepadaNya

    BalasHapus
  22. say belum bisa berkomentar banyak.. soalnya masih muda.. :)

    BalasHapus
  23. Kisah tegar dan sinar jadikan sebagai tauladan bahwa mereka masih bisa menempuh hidup ini dgn keyakinan...sedang kita yg di kasih kelebihan seharusnya bersyukur dan menjalankan hidup ini di jalan-NYA

    BalasHapus
  24. itulah hidup kalo gak kuat bisa bunuh diri, depresi,dll.

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)