Setiap hari yang aku nantikan setiap pulang dari kantor adalah cerita Shasa. Aku selalu memintanya untuk bercerita tentang apa saja yang telah dialaminya pada hari itu. Khususnya cerita tentang segala hal yang terjadi di sekolahnya.
Aku yang bekerja di luar rumah, sangat senang bisa mengetahui segala hal yang terjadi pada Shasa-ku. Karena aku tak bisa mendampinginya penuh, maka aku berusaha untuk mengikuti perkembangannya dari cerita Shasa. Terkadang cerita tentang Shasa aku dapatkan dari eyangnya, yang menemani Shasa sepulang sekolah. Terkadang guru-gurunya yang berbagi cerita denganku.
Namun, sejujurnya aku paling suka mendengarkan cerita itu dari Shasa secara langsung. Aku suka melihat ekspresinya saat bercerita. Jika dia menceritakan hal-hal yang membuatnya senang dan bangga, aku pun merasakan hal yang sama. Saat dia bercerita tentang hal-hal yang membuatnya sedih, sungguh hati ini pun ikut nelangsa melihat raut mukanya yang sedih.
Jika Shasa lupa tak berbagi cerita padaku apa yang telah dialaminya seharian itu, maka aku akan menagihnya. Hal itu pernah membuat Shasa mengajukan pertanyaan kepadaku, mengapa aku suka sekali mendengarkan ceritanya. Saat itu, aku tak dapat langsung memberinya jawaban. Setelah sempat terdiam barulah aku memberikan jawaban yang dimintanya.
Kukatakan padanya bahwa sangat penting bagiku untuk mengetahui segala hal yang dialaminya hari itu, karena aku tak bisa mendampinginya penuh. Selain itu, dari ceritanya aku dapat mengetahui jika ada hal-hal yang tak semestinya, karena aku sebagai ibunya telah punya pengalaman yang jauh lebih banyak darinya. Oleh karena itu, jika dia tak mau berbagi cerita padaku, aku takut jika aku terlambat mengetahui jika ada sesuatu yang buruk terjadi dan aku terlambat mengambil langkah untuk menyikapinya.
Untunglah Shasa bisa menerima penjelasanku, sehingga dia tak keberatan jika setiap hari tanpa bosan aku bertanya : "Ada cerita apa hari ini?". Kadang jika ada waktu luang di kantor, pertanyaan itu aku sampaikan via telpon, setelah dia pulang sekolah. Hal ini paling sering aku lakukan jika pada hari itu di sekolah ada jadwal tes / ulangan. Namun, karena aku lebih suka mendengarkan ceritanya sambil melihat ekspresinya, maka seringkali saat bertemu dengannya di rumah pertanyaan yang sama aku ulangi lagi... hehehe.
So.... akan ada cerita apa esok hari dari Shasaku...?
Aku yang bekerja di luar rumah, sangat senang bisa mengetahui segala hal yang terjadi pada Shasa-ku. Karena aku tak bisa mendampinginya penuh, maka aku berusaha untuk mengikuti perkembangannya dari cerita Shasa. Terkadang cerita tentang Shasa aku dapatkan dari eyangnya, yang menemani Shasa sepulang sekolah. Terkadang guru-gurunya yang berbagi cerita denganku.
Namun, sejujurnya aku paling suka mendengarkan cerita itu dari Shasa secara langsung. Aku suka melihat ekspresinya saat bercerita. Jika dia menceritakan hal-hal yang membuatnya senang dan bangga, aku pun merasakan hal yang sama. Saat dia bercerita tentang hal-hal yang membuatnya sedih, sungguh hati ini pun ikut nelangsa melihat raut mukanya yang sedih.
Jika Shasa lupa tak berbagi cerita padaku apa yang telah dialaminya seharian itu, maka aku akan menagihnya. Hal itu pernah membuat Shasa mengajukan pertanyaan kepadaku, mengapa aku suka sekali mendengarkan ceritanya. Saat itu, aku tak dapat langsung memberinya jawaban. Setelah sempat terdiam barulah aku memberikan jawaban yang dimintanya.
Kukatakan padanya bahwa sangat penting bagiku untuk mengetahui segala hal yang dialaminya hari itu, karena aku tak bisa mendampinginya penuh. Selain itu, dari ceritanya aku dapat mengetahui jika ada hal-hal yang tak semestinya, karena aku sebagai ibunya telah punya pengalaman yang jauh lebih banyak darinya. Oleh karena itu, jika dia tak mau berbagi cerita padaku, aku takut jika aku terlambat mengetahui jika ada sesuatu yang buruk terjadi dan aku terlambat mengambil langkah untuk menyikapinya.
Untunglah Shasa bisa menerima penjelasanku, sehingga dia tak keberatan jika setiap hari tanpa bosan aku bertanya : "Ada cerita apa hari ini?". Kadang jika ada waktu luang di kantor, pertanyaan itu aku sampaikan via telpon, setelah dia pulang sekolah. Hal ini paling sering aku lakukan jika pada hari itu di sekolah ada jadwal tes / ulangan. Namun, karena aku lebih suka mendengarkan ceritanya sambil melihat ekspresinya, maka seringkali saat bertemu dengannya di rumah pertanyaan yang sama aku ulangi lagi... hehehe.
So.... akan ada cerita apa esok hari dari Shasaku...?
waaaa,,,seru ya mbak denger cerita kaya gitu...
BalasHapusjadi pengen cepet2 punya anak...hehehe
waaah cerita dari anak paling ditunggu yah.. nanti aku juga bakal ngerasain hal itu kayaknya.. kekeke.. =D
BalasHapuskasih sayang seorang bunda yang tuluss... kira-kira besok kalo punya anak, anakku mau cerita apa yaa ke sayaa.. :D
BalasHapusiya mbak aku juga suka mendengarkan cerita anak-anaku sepulng sekolah,..
BalasHapusaduh, ibu.
BalasHapussooo sweet sekaleeeee
ntar kalo aku dah punya anak seperti itu kali ya?
hihihi
aduh, emak saya cuek banget berarti ya. ghahaha. senangnya shasha. :)
BalasHapusceritanya asyik, pasti penuh dengan kesan dalam diri mbak nih!
BalasHapusboro-boro punya anak istri juga ga punya
BalasHapushihii
BalasHapusemang enak ya mba dengerin cerita anak kecil yang masih polos :)
jadi nggemesin^^
Pagi Mb, sepertinya sifat kita sama ya mb..atau mungkin semua ibu pasti sama seperti kita..ingin mendengar cerita apa yang dilakukan putri kita selama kita tingalkan utk bekerja..
BalasHapusAku juga sering melakukannya dengan Dini, terkadang sampai berulang-ulang...dan sampai saat ini dia blm bosan untuk menjawabnya....
Klo saya, malah Chusaeri yang bertanya tentang cerita kereta stiap aku pulang kantor :)
BalasHapuswah seru ya, tiap hari selalu diceritain kegiatan-kegiatan si shasa seharian, jadi juga dapat mengetahui apa yang harus disarakan untk si shasa itu.
BalasHapuskebiasaan yang sangat bagus nih.
Bali Villas Bali Villa
salam sahabat
BalasHapusberkunjung sekalian silaturrahim
pasti seneng yah mba' melihat ekspresi buah hati saat bercerita ^^
BalasHapusyang seru kalau denger cerita shasa ditaksir temen sekelasnya mbak hehehe
BalasHapusIya mbak, sseneng ya kalau anak udah cerita macam2, seru aja rasanya. Kl cerita penglaman sedihnya, koq kayaknya, malah ibunya yg lebih sedih ya
BalasHapusBegitulah, Mbak kekuatiran para orang tua yang bekerja karena tidak bisa mendampingi anaknya sehari-harinya. Rasa kuatir cenderung akan berlebihan. Tapi saya rasa itu wajar. Itu sebagai bukti bahwa cinta kita para orang tua kepada anak sungguh sangat besar.
BalasHapusmbak Reni dekeett bangett yaa dengan Shasa, kek sahabatan aja niih, tiap hari denger curhatan :D
BalasHapusKomunikasi yg terjalin seperti itu semakin jarang sekarang Mbak, salut..
BalasHapus