Senin, 01 November 2010

Masalah sampah

Bagi sebagian besar orang, sampah adalah masalah yang tidak menarik untuk dibicarakan, karena ada banyak hal lain yang lebih menarik dan lebih penting. Sudah bertahun-tahun lamanya, bahkan sejak dulu kala, masalah sampah dianggap bukanlah sebagai masalah. Bagi mereka, jika sampah sudah dibuang, maka masalah sudah selesai.

Tapi, benarkah jika sampah sudah dibuang maka masalah selesai ? Mereka lupa bahwa tempat dimana sampah dibuang itu sangat penting, karena sebenarnya sampah yang tidak dibuang pada tempatnya akan menimbulkan banyak masalah. Sampah yang dibuang secara sembarangan di jalan, akan membuat kota menjadi kotor. Sampah yang dibuang di sungai akan mencemari air sungai dan menimbulkan banjir. Bahkan sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Akhir pun bisa menjadi masalah.

Coba kita lihat kondisi Tempat Pembuangan Akhir sampah yang ada di kota kita masing-masing. Lihatlah, sudah seberapa tinggi gundukan sampah yang ada disana. Jika kita tak dapat 'mengelola' sampah dengan baik, maka tak lama lagi gundukan sampah itu akan semakin tinggi. Jika itu terjadi, tidak menutup kemungkinan tragedi longsor sampah seperti di Leuwigajah dapat terulang lagi. Apakah kita menginginkannya ? Aku yakin sekali jawabannya adalah... tidak.

Sebelum semakin banyak masalah sampah yang akan merugikan kita semua, rasanya mulai sekarang kita harus semakin bijak dalam berurusan dengan sampah. Kita dapat memulainya dengan berpikir dulu sebelum membuang sampah. Tentu saja, kita tak lagi harus membuang sampah sembarangan di jalan atau di sungai, agar kota kita bersih dan terhindar dari banjir.

Kita juga harus mulai selektif memilah-milah sampah yang ada. Sampah-sampah yang bisa membusuk biar kita serahkan saja pembuangannya di Tempat Pembuangan Akhir. Dengan demikian, gundukan sampah tidak akan terlalu cepat meninggi karena sampah-sampah itu dapat membusuk dan terurai.

Sementara itu, sampah-sampah anorganik sedapat mungkin dimanfaatkan kembali, baik oleh kita sendiri atau orang lain. Caranya antara lain : menyerahkannya pada pemulung, menjualnya pada pembeli barang-barang rongsokan/barang bekas, mendaur-ulangnya menjadi barang-barang yang bernilai ekonomis atau mengalihfungsikannya.

Sejauh ini aku baru bisa mengalihfungsikan beberapa 'sampah' seperti : mengubah kardus bekas menjadi kardus kado, mengubah kaleng snack menjadi tempat pensil/bolpoint, mengubah kertas manila bekas menjadi pembatas buku. Untuk me-reuse barang-barang lainnya, aku memang belum mampu.

Jadi, menurutku, jika sampah anorganik itu dapat kita manfaatkan dan tidak ikut terbawa ke Tempat Pembuangan Akhir, aku yakin gundukan sampah di sana tidak akan dengan cepat menjadi tinggi. Dan, jika kita memang peduli pada lingkungan kita, tak ada salahnya mulai sekarang kita harus berpikir dulu sebelum membuang sampah. Setuju bukan ?

Tulisan di atas aku buat untuk berperan serta dalam Posting Kolaborasi dengan tema : Pikir Dulu Sebelum Buang Sampah.

27 komentar:

  1. Bener bgt mba,masalah sampah harus di perhatikan secara serius,jgn sampai kt terkena dampak negatif dari sikap kt yg tdk memperdulikan kebersihan

    BalasHapus
  2. membutuhkan kesadaran dan kesabaran untuk memulai, maka kita harus memulai mengelola sampah dengan kesadaran itu

    BalasHapus
  3. di asrama itu masih banyak juga mahasiswa yang belum sadar untuk membuang sampah pada tempatnya..

    mungkin perlu diadakan seminar tentang sampah

    BalasHapus
  4. iya mbak,sampah rumah kita itu problem dunia yang belum teratasi. mau dibuang atau dibakar sekalipun tetep menimbulkan masalah baru yaitu polusi lingkungan. solusinya pemerintah perlu memebrikan pelatihan pada setiap KK utk bisa mengolah sampah organik jadi pupuk kompos misalnya, dan memisahkan sampah anorganik utk didaur ulang oleh pengepul. terima kasih atas partisipasinya di posting kolaborasi, tulisanya bagus lho..., ga kayak postinanku ada bau2 PROMONYA :D

    BalasHapus
  5. Yang aku bingung banyak orang yang peduli dengan sampah, tapi ingin membuah sampah saja susah karena tempatnya tidak ada. Contohnya di pinggiran jalan saja jarang tempat sampah.

    BalasHapus
  6. Sip, mantap mbak. Selama masih bisa kita manfaatkan kenapa harus kita buangkan?

    BalasHapus
  7. Setuju dengan postingan mbak..sampah harus benar ditempatkan pada tempat semestinya..

    BalasHapus
  8. dulu, sewaktu masih banyak waktu kosong, saya juga suka membuat kotak serba guna dari kardus hape mbak hihihi~

    BalasHapus
  9. Sangat setuju banget, mbak. Semoga semakin banyak orang yang bisa tergugah dengan tulisan di atas.

    BalasHapus
  10. setuju, mbak reni, sudah saatnya kita semua, semuanya, memilah sampah yang akan dibuang.

    BalasHapus
  11. iya deket tempat saya juga ada tuh TPA......kayaknya sekarang jadi pulau kecil deh ntu hehehehehe

    BalasHapus
  12. kemaren di pesta blogger sempat ada kampanye utk mengurangi sampah plastik. jadi ada orang yg pake baju yg terbuat dari plastik semuanya.. sayangnya saya ga sempat fotoan

    BalasHapus
  13. ya..masalah sampah emang ga ada abisnya. akan habis, kalo semua orang punya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya dan mulai mencintai lingkungan :)

    BalasHapus
  14. dijakarta samapah banyak bgt mba makanya kemaren bs mpe banjir
    kali2nya tersumbat sampah
    ayuk kita lebih bijak dengan sampah ^^

    BalasHapus
  15. Memilah sampah adalah cara yg bijak ya mbak, memudahkan juga dalam pengelolaannya nanti. Nice posting mbak :)

    BalasHapus
  16. Setuju bgt mba, dg berpikir dahulu sebelum buang sampah akan meningkatkan tingkat kesadaran org untuk membuang sampah pada tempatnya. Jd yang buang sampah sembarangan emang ga punya pikiran, akibatnya orang yg tdk bersalah ikut merasakan bencananya.

    BalasHapus
  17. mungkin bisa juga dengan membuang sampah organik dan non-organik di tempat terpisah. jadi walau bukan kita yang me-reuse, orang lain spt tukang sampah/pemulung bisa melakukannya.

    BalasHapus
  18. ya, jangan menyepelekan sampah..... mari berperilaku sehat sejak dini

    salam
    AF

    BalasHapus
  19. Mulai dari yang kecil, mulai hari ini, dan mulai dari diri sendiri. awalnya emang susah, tapi kalo udah kebiasaan jadi gampang koq.. saya kalo belanja bawa tas ato belanjaan cuman dikit nggak pernah minta tas plastik.. biar nggak memproduksi sampah.

    tapi kadang susah juga loh, kalo mau milah milihin sampah dengan detail.

    BalasHapus
  20. Met pagi mbak, moga masalah sampah ini ada solusi terbaik utk menanggulanginya

    BalasHapus
  21. Pagi Mb..
    Sukses ya mb, postingannya bagus..
    Kalau dipikir2 emang sedikit sulit utk masalah sampah ini ya Mb, karna butuh kesabaran dari setiap manusia..
    Bila ia bisa perpikir jika dibuag ditempat yg salah akan menjadi apa atau sebaliknya.
    Tapi bila tanpa pikiran trus main buang aja..ini yang sulit dikendalikan...maka terjadilah kerugian dimana-mana..ya seperti banjir dsb...
    Semoga kita juga rakyat indonesia tentunya dapat menjaga negara kita menjadi negara yg bersih ya Mb..

    BalasHapus
  22. @M.Suratman > begitulah seharusnya, karena masalah sampah tidak bisa dianggap sepele.

    @m.Khoirul Huda > PR kita sekarang adalah menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengelola sampahnya.

    @Unires > aku rasa cukup dengan sosialisasi, apalagi mahasiswa adalah orang2 yang kritis sehingga akan lebih mudah memberikan pemahaman kepada mereka.

    @M.Trimatra > Alhamdulillah.., kemarin punya waktu dan kesempatan untuk ikutan posting kolaborasi. Syukurlah jika hasilnya tidak mengecewakan.. ^_^

    @ph-internet > itu membuktikan bahwa kita (masyarakat dan pemerintah) belum sepenuhnya sadar dalam urusan sampah ini. sayang sekali...

    BalasHapus
  23. @m.Ajeng > bener mbak, jadi kita memang harus berpikir dulu sebelum membuang sampah kan..? Jika kita dapat membantu mengurangi timbunan sampah di TPA, mengapa tidak kita lakukan ?

    @bang Dino > betul sekali itu Bang... mohon untuk diteruskan pada lingkungannya ya..?

    @m.Clara > itu namanya kreatif... dan kreativitas itu mahal harganya lho... Semoga bisa dipertahankan mbak.

    @Bang Ivan > Amin... Semoga saja begitu, Bang.

    @m.Annie > memang sudah waktunya bagi kita untuk tidak asal membuang sampah mbak.. hutan2 kita makin banyak yang gundul karena kita manfaatkan untuk produksi kertas/tissue.. padahal kita menggunakan kertas/tissue seenak kita sendiri kan..?

    BalasHapus
  24. @hanya seorang sahabat > bener banget... dan semoga kesadaran kita dapat menular kepada orang lain. Amin...

    @bli Jhoni > sama seperti di kotaku Bli... meskipun TPA-nya masih terhitung baru, namun tumpukan sampahnya sudah banyak lho... Harus segera diambil tindakan agar timbunan sampah itu tidak meninggi dg sangat cepat kan..?

    @M.Meutia > wah, keren tuh... pasti panas banget ya pakai baju yang terbuat dari plastik semua..? sayang sekali gak ada fotonya mbak.

    @ichaelmago > sampah tak akan pernah habis, karena setiap hari manusia dan semua makhluk hidup berproduksi. Tinggal bagaimana kita mengelola sampah yang ada dg bijak, agar tidak menumpuk dengan sangat cepatnya.

    @Ria > jika sampai terjadi banjir karena sampah yang menyumbat saluran air, sebenarnya yang menderita kita sendiri ya mbak..? Sayang sekali, kejadian yang sama berulang tapi kesadaran itu belum muncul juga.

    @M.Winny > betul mbak... jika kita memilah dg baik maka akan lebih mudah untuk mengelolanya. Semoga saja semakin hari semakin banyak yang peduli thd sampah.

    BalasHapus
  25. @Achmad Taher > orang yang membuang sampah sembarangan berarti dia orang yang egois, karena tidak peduli dg lingkungan dan orang lain. Apalagi dampak negatif dari perilakunya merugikan orang lain kan..?

    @miwwa > di rumahku tersedia 3 keranjang sampah : 1 untuk sampah basah, 1 untuk sampah kering (yang tidak diminati pemulung) dan 1 untuk sampah yang sengaja aku sediakan untuk pemulung. Jadi pemulung yang mengobok-obok tempat sampahku tak perlu harus mencari barang-2 diantara tumpukan sampah2 busuk dan sampah kering yang mereka ambil pasti bersih karena terpisah dari sampah basah (yang cepat busuk).

    @AF > Betul... jangan lagi kita menyepelekan sampah. Syukur2 jika kepedulian kita terhadap sampah mampu menggerakkan orang lain juga.

    @Gaphe > Nah, itu suatu tindakan yang patut ditiru, meminimalisasi penggunaan tas plastik. Memilah sampah mudah kok, tinggal sediakan saja tempat sampah yang berbeda untuk setiap jenis sampah (anorganik dan organik).

    @Bang Dino > Semoga saja begitu... demi kebaikan kita bersama kan..?

    @M.Mul > intinya memang pada kesadaran untuk berpikir dulu sebelum membuang sampah mbak. Jika setiap orang mau melakukannya, masalah sampah sedikit banyak akan teratasi kok. BTW, terima kasih utk pujiannya... ^_^

    BalasHapus
  26. ya...aku juga cuma bisa mengecat kaleng kaleng susu bayi, jadi lebih cantik

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)