Sebagai wanita yang bekerja sekaligus ibu rumah tangga (tanpa ada asisten rumah tangga) aku harus pandai-pandai mengatur waktuku. Sebisa mungkin aku berusaha untuk menyelesaikan urusan rumah tangga sendiri. Walau Shasa dan suamiku kebagian tugas juga di rumah, tapi porsinya sangat kecil
Selama ini suamiku bantu-bantu aku cuci baju, karena aku tak sanggup mencuci baju sekian banyak sendirian. Sesekali dia juga bantu aku masak atau membersihkan kamar mandi. Sengaja aku tak membebani suamiku dengan banyak pekerjaan rumah tangga, karena suamiku sudah capek karena setiap hari harus antar jemput Shasa ke sekolah dan berbagai macam kegiatan di luar jam sekolah.
Shasa memang sejak kecil sudah aku biasakan membantuku menyelesaikan pekerjaan rumah, walau baru sebatas membantu menyapu. Tapi, jika dia sedang tak banyak PR atau sedang tak ada kegiatan, Shasa senang juga bantu aku memasak. Bahkan sesekali Shasa sudah bisa menggantikan tugasku memasak nasi lho.
Urusan masak memasak memang terkadang 'merepotkan'. Kami yang tinggal cuma bertiga, hanya makan 2 kali di rumah (pagi dan malam). Siang hari aku dan suami di kantor, sementara Shasa pulang sekolah langsung ke rumah eyangnya. Itu makanya, aku sengaja membuat sayur sedikit saja. Itu saja seringkali tak habis dan terpaksa dibuang.
Memasak sedikit dan banyak sebenarnya sama repotnya. Bahkan terkadang di saat aku sudah kelelahan dengan pekerjaan rumah lainnya, aku jadi tidak mood untuk masak. Meski banyak penjual makanan jadi di kotaku, tapi tentu saja jatuhnya lebih mahal. Itu sebabnya aku dan suami memutuskan untuk catering saja. Tapi menemukan catering yang pas sulit sekali.
Catering pertama yang aku pesan, kurang memuaskan. Menu yang disajikannya terasa asing di lidah, karena sebagian besar bukan masakan Jawa. Selain itu rasanya juga kurang pas di lidah kami. Kami pun pindah dan ganti berlangganan pada catering kedua. Kali ini kami merasa cocok dengan rasa masakannya, yang sebagian besar masakan Jawa. Namun sayangnya, lauknya lebih sering tempe/tahu/ayam. Lama-lama kami jadi bosan karena ketemu lauk yang itu lagi itu lagi.
Kami pun pindah catering lagi. Pada catering ketiga ini kami bisa memilih menunya, karena dia punya daftar masakan yang disiapkannya per hari. Kami tinggal memilih menu mana yang kami inginkan. Namun meskipun masakannya enak, tapi kami kurang puas. Penyebabnya, menunya sebagian besar bukan masakan Jawa. Selain itu, kami masih harus memikirkan lauk pauknya sendiri, karena tak setiap hari dia menawarkan lauk pauknya.
Baru di catering keempat kami merasa cocok. Kami suka dengan rasa masakannya. Menunya juga lebih banyak masakan Jawa. Selain itu, dan yang penting, harganya lebih murah dibandingkan dengan catering-catering sebelumnya. Bahkan, teman-teman kantorku akhirnya banyak yang ikutan catering juga dan semuanya juga merasa puas.
Sayangnya, setelah Idul Fitri usai, dia berhenti melayani catering rumahan. Dia sudah kewalahan melayani pesanan catering lainnya. Jadi untuk catering rumahan sudah tak mampu dilayaninya. Akibatnya, aku dan teman-teman kantorku kelabakan. Kami yang sebelumnya sudah dimanjakan oleh catering itu jadi harus mulai lagi berjibaku di dapur setiap hari. Mulai masak sendiri lagi...
Aku sekarang sedang berburu catering baru nih. Semoga saja segera dapat, karena terkadang pulang kantor dalam keadaan capek aku benar-benar malas untuk memasak. Siapa yang bisa membantuku...? (^_^)
Selama ini suamiku bantu-bantu aku cuci baju, karena aku tak sanggup mencuci baju sekian banyak sendirian. Sesekali dia juga bantu aku masak atau membersihkan kamar mandi. Sengaja aku tak membebani suamiku dengan banyak pekerjaan rumah tangga, karena suamiku sudah capek karena setiap hari harus antar jemput Shasa ke sekolah dan berbagai macam kegiatan di luar jam sekolah.
Shasa memang sejak kecil sudah aku biasakan membantuku menyelesaikan pekerjaan rumah, walau baru sebatas membantu menyapu. Tapi, jika dia sedang tak banyak PR atau sedang tak ada kegiatan, Shasa senang juga bantu aku memasak. Bahkan sesekali Shasa sudah bisa menggantikan tugasku memasak nasi lho.
Urusan masak memasak memang terkadang 'merepotkan'. Kami yang tinggal cuma bertiga, hanya makan 2 kali di rumah (pagi dan malam). Siang hari aku dan suami di kantor, sementara Shasa pulang sekolah langsung ke rumah eyangnya. Itu makanya, aku sengaja membuat sayur sedikit saja. Itu saja seringkali tak habis dan terpaksa dibuang.
Memasak sedikit dan banyak sebenarnya sama repotnya. Bahkan terkadang di saat aku sudah kelelahan dengan pekerjaan rumah lainnya, aku jadi tidak mood untuk masak. Meski banyak penjual makanan jadi di kotaku, tapi tentu saja jatuhnya lebih mahal. Itu sebabnya aku dan suami memutuskan untuk catering saja. Tapi menemukan catering yang pas sulit sekali.
Catering pertama yang aku pesan, kurang memuaskan. Menu yang disajikannya terasa asing di lidah, karena sebagian besar bukan masakan Jawa. Selain itu rasanya juga kurang pas di lidah kami. Kami pun pindah dan ganti berlangganan pada catering kedua. Kali ini kami merasa cocok dengan rasa masakannya, yang sebagian besar masakan Jawa. Namun sayangnya, lauknya lebih sering tempe/tahu/ayam. Lama-lama kami jadi bosan karena ketemu lauk yang itu lagi itu lagi.
Kami pun pindah catering lagi. Pada catering ketiga ini kami bisa memilih menunya, karena dia punya daftar masakan yang disiapkannya per hari. Kami tinggal memilih menu mana yang kami inginkan. Namun meskipun masakannya enak, tapi kami kurang puas. Penyebabnya, menunya sebagian besar bukan masakan Jawa. Selain itu, kami masih harus memikirkan lauk pauknya sendiri, karena tak setiap hari dia menawarkan lauk pauknya.
Baru di catering keempat kami merasa cocok. Kami suka dengan rasa masakannya. Menunya juga lebih banyak masakan Jawa. Selain itu, dan yang penting, harganya lebih murah dibandingkan dengan catering-catering sebelumnya. Bahkan, teman-teman kantorku akhirnya banyak yang ikutan catering juga dan semuanya juga merasa puas.
Sayangnya, setelah Idul Fitri usai, dia berhenti melayani catering rumahan. Dia sudah kewalahan melayani pesanan catering lainnya. Jadi untuk catering rumahan sudah tak mampu dilayaninya. Akibatnya, aku dan teman-teman kantorku kelabakan. Kami yang sebelumnya sudah dimanjakan oleh catering itu jadi harus mulai lagi berjibaku di dapur setiap hari. Mulai masak sendiri lagi...
Aku sekarang sedang berburu catering baru nih. Semoga saja segera dapat, karena terkadang pulang kantor dalam keadaan capek aku benar-benar malas untuk memasak. Siapa yang bisa membantuku...? (^_^)
iya mbak, di rumahku juga jarang ada yg masak. tapi kita nggak pake catering xD
BalasHapusNanti pesen di tempat saya aja mbak. Haha *masih lama*
BalasHapusbetapa sibuknya jadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karier ya? harus pinter2 bagi waktunya.
BalasHapussemoga cepet menemukan tempat catering yg cocok mba :)
temen saya ada yang buka usaha catering buat rumahan/per orangan gitu mbak..di jogja..mbak reni dimana tho? :)
BalasHapusMbak, masak itu yang bikin cape beberesnya sama nyuci bekas2nya hehehe, pengalaman pribadi.
BalasHapusIyah, yah, Mbak reni cuma bertiga, ribet juga kalau masak. Masak dikit atau banyak tetep aja cape
rofl lol zl http://v9.freepicshare.com/r.php?g0q1p3s-Picture48.JPG
BalasHapusingat katering
BalasHapusingat jaman kos dulu di padang dan jogja
hihihihihiiii...
ujung2nya masak telor ceplok doang
duit kiriman kurang kadang telat
sama ya mbak aku juga tanpa art jadi harus pintar2 membagi waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. dari hamil alvin aku katering tapi skr sudah tidak karena alvin sudah agak besar dan aku bisa mulai masak lagi
BalasHapuswah selamat mencari katering baru ya bu. aku kalo pagi sarapannya roti atau sereal sih. siang katering kantor dan malam beli di luar.
BalasHapusdapur di tempat tinggalku kecilllll... jadi males mau masak, hehehe.... (alasan, padahal emang ga bisa masak!)
Suamiku juga bantu2 nyuci baju mb...tapi utk yanglain semua aku yg kerjakan.
BalasHapusUntuk masak kadang2 juga timbul capek dan malas...kalau suamiku pilih praktisnya mb, paling beli..
Dankadang katring lauk juga.
Sebagai working Mom aku juga kurang lebih seperti Mbak Reni dlm urusan menyiapkan makanan ini, di tempatku belum ada yg nyediain katering rumahan yg ada warung makan yg ditempatku itu tinggal pilih aja saking banyaknya tp beli jadi terus lumayan tekor juga, makanya kalo hari selasa dan Jumat dan minggu aku ke pasar, beli makanan mentah untuk dua hari, selebihnya beli, kadang ngga kemasak jg udah kecapekan :)
BalasHapuscatering lebih simpel ya mbak, cuma repot aja cari yg cocok ..
BalasHapuskayak bosku jg gtu karna dirumah berdua doank sama ibunya jadi dia pesen katring gak sempet masak soalnya :D
BalasHapusSemoga ketemu catering yang cocok lagi ya mba
aku dapet makan siang kantor, kalo malem gak makan nasi lagi. Catering kantor kakak salah satu karyawan, hmmm... cocok banget. Kalo kepepet catering ke sana aja
BalasHapus@Clara >> jadi lebih sering beli makanan di luar ya?
BalasHapus@Tarry >> boleh... kapan mulai bisa pesan? hehehe
@Narti >> sayang sampai sekarang belum ketemu mbak. :(
@Rabest >> aku di Madiun... masak harus pesan catering dari Yogya? hehehe
@Anazkia >> itu masalahnya mbak, masak utk 3 orang sama ribetnya dg masak utk 10 orang kan?
@Attayaya >> jadi Bang Atta pinter bikin telor ceplok nih? hehehe
@Lidya >> wah Pascal dan Alvin psti senang sekali karena tiap hari bisa menikmati masakan bundanya ya?
@Olivia >> dapur rumahku juga kecil... tapi mau tak mau harus masak juga di dapur kecil itu.. hikss.
@IbuDini >> sekarang sih kalau aku gak sempat masak, beli di luar (karena belum dapat catering yang cocok)
@Misfah >> ternyata kita sama mbak.. terkadang niatnya mau masak pulang kantor, ternyata pulang kantor udah kecapekan dan sayur mayur yang menumpuk di kulkas jadinya terbuang deh... :(
@Dey >> bener mbak.. cari yg cocok itu susah banget.
@Ria >> masalahnya jarang yg menawarkan catering rumahan.. jadi susah nyarinya. :(
@Ami >> Mbak Ami sih enak.. gak perlu mikir masak di rumah.. hehehe. Masak aku harus catering dari Yogya sih mbak?
shahsa anak yang rajinn nch,,tambah rajin bantu ibu ya nak!!!add sayang sekali mbak di daerah saya gak da catering rumahan,,kenapa gak makan di warteg aza atau di rumah makan padang dll,.
BalasHapusSaya sudah sekitar 2 tahun belakangan ini menyempatkan diri memasak sendiri Bu. Menu andalan hanya goreng tempe/tahu dan sop sayur, terkadang capcay, pokoknya harus sayur supaya sehat dan praktis hehehe :D.
BalasHapus@Aparsuparjo >> aku lebih suka dg menu catering soalnya... kalau tiap hari ke warteg/rumah makan padang... bangkrut deh... hehehe
BalasHapus@mawi wijna >> Sebenarnya Shasa-ku lebih suka jika aku masak sendiri, tapi karena (lagi2) gak ada waktu setelah pulang kantor aku gak sempat masak. :(
jadi ibu rumah tangga pekerja kantoran itu emang ribet ya mbak.. ahh, gak kebayang deh ntar aku gimana, hahaha
BalasHapus