Aku tertegun memandang layar telepon genggamku. Hatiku rasanya seperti tersiram es. Dingiiinnn sekali. Rasanya aku sulit mempercayai pesan masuk di telepon genggamku tadi. Kembali aku membacanya, berharap bahwa aku telah salah baca. Namun ternyata bunyi pesan itu tetap sama.
Pesan itu singkat saja, namun memberikan efek yang luar biasa bagiku. Seorang teman dekatku yang mengirimkan pesan itu padaku untuk mengabarkan bahwa adik kandungnya akan menggugat cerai istrinya. Aku dapat merasakan kesedihan dan keputusasaan dalam pesan yang dikirimkan padaku itu.
Sebelumnya, sudah sering teman dekatku itu bercerita padaku tentang rumah tangga adiknya itu. Betapa seringnya pertengkaran demi pertengkaran hadir dalam rumah tangga adiknya. Sudah sejak 3 tahun lalu rumah tangga adiknya itu guncang. Penyebabnya bukan karena hadirnya pihak ketiga, melainkan materi.
Istri Dede sebenarnya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Meskipun begitu, saudara-saudara kandung dari Istri Dede telah berhasil menjadi orang-orang yang sukses (baca : kaya). Kebetulan, dari pihak keluarga Dede, memang hanya Dede yang belum memiliki rumah dan mobil. Sampai sekarang ini Dede beserta istri dan seorang anaknya yang masih balita tinggal di sebuah rumah kontrakan. Jadi, dari pihak Dede maupun Istrinya, memang bisa dikatakan bahwa keluarga Dede belum 'mapan' secara materi.
Dede hanyalah pegawai biasa pada sebuah perusahaan swasta di kotanya, sementara itu Istri Dede hanyalah ibu rumah tangga biasa. Meskipun begitu, sejak setahun yang lalu, Dede bersama seorang temannya mencoba untuk menambah penghasilan dengan berbisnis kecil-kecilan. Walau tak banyak, namun hasil dari bisnis itu bisa untuk menambah uang belanja Istri Dede.
Rupanya, Istri Dede tetap belum puas dengan apa yang diterimanya selama ini. Setiap berkumpul dengan saudara-saudara kandungnya ataupun saudara-saudara dari suaminya, ada rasa iri yang terselip di hatinya. Dia ingin seperti mereka semua, punya rumah dan mobil pribadi. Intinya, dia ingin segera kaya. Dan keinginan inilah yang terus menerus menjadi penyebab pertengkaran mereka selama 3 tahun terakhir.
Puncaknya, 5 hari yang lalu Istri Dede marah-marah dan meminta Dede pergi beserta anak mereka. Mungkin kesabaran Dede sudah sampai pada batasnya, sehingga akhirnya dia menelpon kakaknya (teman dekatku) dan menyampaikan keinginannya untuk berpisah dari istrinya. Dede meminta kakaknya menyampaikan keinginannya itu kepada kedua orang tua mereka, karena Dede tak punya keberanian melakukannya. Dede tak sanggup melihat kekecewaan di wajah kedua orang tuanya.
Terus terang aku merasa sangat sedih dengan masalah yang dihadapi Dede dan keluarganya. Aku yang tak ada pertalian darah dengan mereka saja merasa sedih, apalagi keluarga mereka ya? Membina rumah tangga memang tidak mudah, karena menyatukan 2 pribadi yang berbeda. Bahkan seumur hidup suami/istri perlu belajar untuk memahami pasangannya.
Yang aku tahu, tak ada perahu yang tak diterjang badai. Tak ada jalan yang tak ada kerikilnya. Begitu juga rumah tangga... tak ada yang mulus tanpa ada cobaan di dalamnya. Andai setiap orang dengan mudahnya menyerah dan memutuskan untuk berpisah, betapa menyedihkannya. Semoga saja Dede dan Istrinya bisa berpikir jernih sebelum mengambil keputusan.
Aku jadi ingat dengan syair lagu Gerimis-nya KLa Project yang menggambarkan seseorang yang menyesali keputusannya untuk berpisah. Bagi yang ingin tahu bagaimana bunyi syair lagu gerimis itu, bisa langsung klik di bawah ini.
Mbak, Dede akan menggugat cerai istrinya.
Pesan itu singkat saja, namun memberikan efek yang luar biasa bagiku. Seorang teman dekatku yang mengirimkan pesan itu padaku untuk mengabarkan bahwa adik kandungnya akan menggugat cerai istrinya. Aku dapat merasakan kesedihan dan keputusasaan dalam pesan yang dikirimkan padaku itu.
Sebelumnya, sudah sering teman dekatku itu bercerita padaku tentang rumah tangga adiknya itu. Betapa seringnya pertengkaran demi pertengkaran hadir dalam rumah tangga adiknya. Sudah sejak 3 tahun lalu rumah tangga adiknya itu guncang. Penyebabnya bukan karena hadirnya pihak ketiga, melainkan materi.
Istri Dede sebenarnya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja. Meskipun begitu, saudara-saudara kandung dari Istri Dede telah berhasil menjadi orang-orang yang sukses (baca : kaya). Kebetulan, dari pihak keluarga Dede, memang hanya Dede yang belum memiliki rumah dan mobil. Sampai sekarang ini Dede beserta istri dan seorang anaknya yang masih balita tinggal di sebuah rumah kontrakan. Jadi, dari pihak Dede maupun Istrinya, memang bisa dikatakan bahwa keluarga Dede belum 'mapan' secara materi.
Dede hanyalah pegawai biasa pada sebuah perusahaan swasta di kotanya, sementara itu Istri Dede hanyalah ibu rumah tangga biasa. Meskipun begitu, sejak setahun yang lalu, Dede bersama seorang temannya mencoba untuk menambah penghasilan dengan berbisnis kecil-kecilan. Walau tak banyak, namun hasil dari bisnis itu bisa untuk menambah uang belanja Istri Dede.
Rupanya, Istri Dede tetap belum puas dengan apa yang diterimanya selama ini. Setiap berkumpul dengan saudara-saudara kandungnya ataupun saudara-saudara dari suaminya, ada rasa iri yang terselip di hatinya. Dia ingin seperti mereka semua, punya rumah dan mobil pribadi. Intinya, dia ingin segera kaya. Dan keinginan inilah yang terus menerus menjadi penyebab pertengkaran mereka selama 3 tahun terakhir.
Puncaknya, 5 hari yang lalu Istri Dede marah-marah dan meminta Dede pergi beserta anak mereka. Mungkin kesabaran Dede sudah sampai pada batasnya, sehingga akhirnya dia menelpon kakaknya (teman dekatku) dan menyampaikan keinginannya untuk berpisah dari istrinya. Dede meminta kakaknya menyampaikan keinginannya itu kepada kedua orang tua mereka, karena Dede tak punya keberanian melakukannya. Dede tak sanggup melihat kekecewaan di wajah kedua orang tuanya.
Terus terang aku merasa sangat sedih dengan masalah yang dihadapi Dede dan keluarganya. Aku yang tak ada pertalian darah dengan mereka saja merasa sedih, apalagi keluarga mereka ya? Membina rumah tangga memang tidak mudah, karena menyatukan 2 pribadi yang berbeda. Bahkan seumur hidup suami/istri perlu belajar untuk memahami pasangannya.
Yang aku tahu, tak ada perahu yang tak diterjang badai. Tak ada jalan yang tak ada kerikilnya. Begitu juga rumah tangga... tak ada yang mulus tanpa ada cobaan di dalamnya. Andai setiap orang dengan mudahnya menyerah dan memutuskan untuk berpisah, betapa menyedihkannya. Semoga saja Dede dan Istrinya bisa berpikir jernih sebelum mengambil keputusan.
Aku jadi ingat dengan syair lagu Gerimis-nya KLa Project yang menggambarkan seseorang yang menyesali keputusannya untuk berpisah. Bagi yang ingin tahu bagaimana bunyi syair lagu gerimis itu, bisa langsung klik di bawah ini.
inilah warna-warni kehidupan,love,peace and gaul.
BalasHapusAmiin... Aku juga ikut mendoakan mbak, semoga bisa kedua belah pihak bisa lebih berpikir jernih tanpa ada pihak2 lain yang memprovokasi. Amin....
BalasHapushidup itu memang penuh dengan onak dan duri.. jadi bagi kita yang bisa melewatinya, maka kualitas kita pasti akan naik di hadapan Tuhan yang Kuasa. :)
BalasHapusSemoga keputusan yang diambil bener2 bijak deh.. Amin.
BalasHapussmoga terhndr dr hal2 yg demikian. Amin
BalasHapussaya jg menyayangkan hal2 yg dmikian. Nikah muda dan dgn mudah memutuskan pisah. Pdhl sdh pny anak.
Pesan emak saya, syukuri apa yg kamu pny, jgn tolah toleh katanya hehe
iyah sayang banget kalau harus berpisah karena materi :(
BalasHapussemoga gak jadi ya mba mereka bercerainya
saya tak bisa mengomentari hal ini,..karena takut juga jika hati ini tiba2 berubah menjadi serakah dunia..
BalasHapushanya berharap semoga Allah,..senantiasa melindungi pernikahan saya dari godaan materi dan fanaanya dunia.amin,..
ikut belajar dari postingan di atas..:)
memang tak mudah menjadi seorang Dede dalam menghadapi situasi seperti itu. tapi mudah2an baik Dede maupun istrinya bisa meredam ego masing2 demi sibuah hati...
BalasHapusSubhanallah..ternyata materi bisa membuat seseorang jadi hilang akal sehatnya, jadi pelajaran yg brharga buat aku yang belum menikah,,supaya jangan sampai jadi seperti itu,,na'udzubillah deh..
BalasHapusBicara soal cerai memang semua ada masalah masing-masing. yang jelas kalo berkaitan dengan ABUSE susah ditolerir
BalasHapusInnalilahi.. mudah2an perceraian itu gak terjadi ya mbak.. alasan yg membingungkan menurut aku..
BalasHapusmudah2an diberi yang terbaik oleh Yang Maha Mengatur...
BalasHapusdalam rumah tangga pastinya ada saja masalah yang memang harus di selesaikan dengan jalan bijak. semoga apa yg menjadi keputusan mereka berdua adalah yg terbaik buat mereka berdua juga. tapi masalah seperti ini yg sering menjadi korban adalah anak....
BalasHapusikutan sedih bacanya....
BalasHapusyang bakal nerima pil paling pahit perceraian : anak2...
itu bener banget mba, hampir sebagian besar masalah anak2 dsekolah saya berlatar belakang keluarga broken....
moga dapat rukun kembali... dan berpikir materi penting tapi bukan segalanya.......
ass
BalasHapuswah sudah lama juga pertengkarannya mba,sampai 3 th
semoga tidak terjadi perceraian
setiap hari hidup ini memang penuh kejutan...
BalasHapustergantung kita menyikapinya...
:)
Semoga ada penyelesaian terbaik sebelum sampai ke perpisahan..
BalasHapusSebab saya lebih melihat pada anak-anak mereka kelak bagaimana...
kehidupan memang kadang ga sesuai harapan kita bu
BalasHapuseh, perasaan kalo gugat cerai tuh istri kepada suami
kalo suami ke istri sih ga perlu gugat
cukup talak doang
eh maap
malah memeprmasalahkan istilah...
@saryadinilan >> betul sekali, ada hitam, ada putih, dll ya?
BalasHapus@Ferdi >> semoga saja begitu.. Makasih doanya ya?
@Said >> semoga kali ini Dede dan istrinya benar2 bisa melalui onak dan duri ya?
@Danu >> Amin.. aku juga berharap begitu.
@Tarry >> Mbak, pesan emaknya bener tuh... Aku juga akan ingat itu baik2 hehehe
@Ria >> Ternyata bagi sebagian orang, materi itu sangat penting dan melebihi masalah2 yg lain.
@Ketty >> maksudku utk sharing kisah di atas tentu saja juga agar kita semua belajar dari pengalaman Dede dan istrinya mbak :)
@Bang Pendi >> situasinya memang berat ya? Aku sendiri pasti juga bingung jika menjadi Dede dalam kondisi spt itu. Semoga saja semua dapat baik2 saja.
@Lia >> begitulah hidup, terkadang materi begitu menyilaukan shg kita tak dapat melihat hal2 lainnya dg baik.
@Ami >> iya sih mbak.. kalau masalah abuse sih aku sendiri gak bisa komentar banyak.
@Niee >> aku juga berpendapat alasannya kurang kuat sih... tapi tiap orang punya sudut pandang masing2 sih.
@Rabest >> Amin... makasih doanya.
@Yayack >> itulah, aku juga paling khawatir dg kondisi anak mereka yg masih balita.
@Ega >> Mbak, memang anak yg sering tak siap menghadapi perpisahan ortunya. Semoga saja Dede dan istrinya mampu menyelesaikan masalah ini dg baik.
@Nura >> ya mbak, pertengkaran terus menerus selama 3 th membuat Dede tak tahan lagi.
@zone >> aku sih berharapnya kejutan2 yg menyenangkan saja :)
@yusnita >> ya semoga saja ada penyelesaian yg terbaik dg mempertimbangkan anaknya mbak...
@Rawis >> aku sih cuma nyalin aja bunyi SMS yg masuk ke HPku, Kang... hehehe
saya jual novelnya. sisa stok toko.masih bagus.berminat hub 085235640017 atau klik http://www.kaskus.us/showthread.php?t=13022490
BalasHapus