Selama ini aku memang cukup membatasi gerak Shasa di FB. Aku lebih suka jika Shasa lebih condong ke blog daripada FB. Shasa sendiri sepertinya juga kurang antusias dengan FB. Itu sebabnya Shasa hampir tak pernah menulis status di FB dan jarang sekali buka FB.
Semula kupikir anak-anak belum banyak yang terjerumus di FB. Tapi setelah Shasa menunjukkan padaku tentang perang terbuka antara teman-temannya di Facebook beberapa hari lalu, pikiranku berubah. Ternyata hampir semua teman sekelas Shasa sudah punya FB. Dari status yang dibuat teman-teman Shasa itu terlihat bahwa ternyata anak-anak sudah sangat akrab dengan FB. Bahkan aktivitas mereka di FB sungguh di luar dugaanku selama ini.
Kejutan yang aku dapatkan setelah membaca status teman-teman Shasa itu, antara lain :
1. Gaya bahasa alay
Semua 'temuan' di atas itu membuatku makin mantap untuk lebih mendorong Shasa ke blog saja. Kulihat, anak-anak itu belum dapat memanfaatkan FB untuk hal-hal yang positif. Mereka "bermain-main" di FB tanpa kontrol sama sekali. Mereka masih harus didampingi dalam berselancar di dunia maya.
Terus terang saja, perkembangan anak-anak jaman sekarang membuatku khawatir. Anak-anak itu mengalami perkembangan yang sangat cepat. Untungnya sampai hari ini Shasa belum terlihat centil. Dia masih terlihat 'wajar' sebagai anak-anak. Bahkan setiap hari aku malah harus 'berantem' dulu dengan Shasa karena dia tak mau pakai bedak ke sekolah. #sigh
Semoga saja Shasa dapat berkembang sebagaimana seharusnya, tanpa harus dewasa sebelum waktunya. Semoga saja aku dapat membimbingnya dan mendampinginya melewati tahap-tahap perkembangannya. Amin.
Semula kupikir anak-anak belum banyak yang terjerumus di FB. Tapi setelah Shasa menunjukkan padaku tentang perang terbuka antara teman-temannya di Facebook beberapa hari lalu, pikiranku berubah. Ternyata hampir semua teman sekelas Shasa sudah punya FB. Dari status yang dibuat teman-teman Shasa itu terlihat bahwa ternyata anak-anak sudah sangat akrab dengan FB. Bahkan aktivitas mereka di FB sungguh di luar dugaanku selama ini.
Kejutan yang aku dapatkan setelah membaca status teman-teman Shasa itu, antara lain :
1. Gaya bahasa alay
gaya alay ini digunakan untuk 2 hal yaitu untuk penulisan nama (yang aneh-aneh) dan untuk menulis status.2. Isi status yang sudah mulai ada kata cinta-cintaannya
contoh gaya alay untuk nama : *** Ingiinkhan'td Dhyiia, *** Benchii Dhya Slamanya, *** Ingindt Bruwbatchd, ***'Iiia Chaiiank
contoh gaya alay untuk status : "kpandt y bizha kyak hri nie lghie? pergie brsmha tmandt dekat Q. nie hal yg tag prnah aQ lpkandt. aQ ingindt mengulanginya", "ya allah mogha kakiku ini cot sembuh, biar q nnt bzabermain kmbl sam temen2q yg lain. amiend, amiend, ya robalalamind..."
contohnya : "shabat tak selamanya sejati..., begitupun pcar tak slamanya kau miliki...", "cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya", "cieeeh... anak kecil dah punya pacar, kenalin donk ke akyuuu"3. Menuliskan kemarahan di wall
4. Aku menemukan beberapa menuliskan status : in a relationship bahkan ada juga yang memasang foto "pasangannya"... #takjubcontohnya : "nyadar donk... otakmu dimana sich... di dengkul? oh pantes gag bsa mikir!", "Lagh sebel ma cwek sok cantik dan sok cwek sndri" (sudah disensor nih, dipilih kemarahan yang paling "sopan")
Semua 'temuan' di atas itu membuatku makin mantap untuk lebih mendorong Shasa ke blog saja. Kulihat, anak-anak itu belum dapat memanfaatkan FB untuk hal-hal yang positif. Mereka "bermain-main" di FB tanpa kontrol sama sekali. Mereka masih harus didampingi dalam berselancar di dunia maya.
Terus terang saja, perkembangan anak-anak jaman sekarang membuatku khawatir. Anak-anak itu mengalami perkembangan yang sangat cepat. Untungnya sampai hari ini Shasa belum terlihat centil. Dia masih terlihat 'wajar' sebagai anak-anak. Bahkan setiap hari aku malah harus 'berantem' dulu dengan Shasa karena dia tak mau pakai bedak ke sekolah. #sigh
Semoga saja Shasa dapat berkembang sebagaimana seharusnya, tanpa harus dewasa sebelum waktunya. Semoga saja aku dapat membimbingnya dan mendampinginya melewati tahap-tahap perkembangannya. Amin.
hahah... bener, makanya saya udah nggak pernah lagi masang status di FB.. kalo ngomentarin sih jalan terus. paling FB buat promosi blog aja
BalasHapushemm..emang disini peran ortu sangat penting buat ngontrol aktvitas anaknya.. saya punya sepupu friendlist di FB, lebih gede dikit umurnya sama shasa, juga gtu.. tiap posting alay bangeeet. dan sering lagi :(
mau saya remove koq gak sopan rasanya.. heheheh
Saya juga banyak nemu kayak gitu bu! selain banyak anak2, remaja dan dewasa yang berfikiran anak2 pun juga banyak. Salam bu!!
BalasHapusamiiiin. shasa kaya aku kecil tuh ga mau bedakan huakakakaa. tapi emang dewasa pada waktunya sih bu, cuma pas masuk SMP jadi dewasa sebelum waktunya *dalam pola pikir* plus cinta-cintaan uhuk *curhat
BalasHapuskalau di luar itu fb dipakai untuk kepentingan yang membawa more benefit, misalnya nih, mereka tag foto ke dokter mereka untuk telekonsultasi...saya juga pakai fitur ini untuk keluarga saya...baik via upload maupun via message..cuma mang harus paham dulu yang mana perlu di share mana yang tidak tentang foto...jangan yang melebihi etik ya di-share...
BalasHapusdan yg kedua, e-commerce...udah jadi hal umum fb dipakai bakulan..hanya perlu hati lega aja lihat temen berusaha di jalur jejaring sosial..seharusnya kita mendorong mereka, karena negara kita ini masih miskin..butuh banyak peredaran uang, sementara lapangan kerja sempit...sarjana banyak nganggur..so, kita doronglah...siapa tahu mereka bisa bikin toko online jika commerce nya via fb jalan...toh kita juga sering nge-like page2 commerce gede, kita fun-fun aja...mengapa kita ga mulai dengan teman yang kita kenal? hehehe...
saya heran sebenarnya jika ada yang menggunakan fb dengan kurang memaksimalkan fungsinya dan terjebak dengan kata jejaring sosial...
but, untuk kasus shasa and friend, emang perlu diawasi lah mbak...emang kulturnya belum sampai pada melihat internet pada sisi baiknya...yah gak memungkinkan juga bisa baik terus karena emang internet juga dahsyat pengaruhnya..hehehe...
ckckck.... kadang malah heran bu sama anak-anak yang udah punya FB.... padahal jelas-jelas harus berumur di atas 16 dulu baru bisa punya accoun di fb... mungkin ini karna pengaruh tontonan kali yah bu?
BalasHapusSalam sahabat :)
BalasHapusBersyukur ya bu kalo anak2 kita bisa tumbuh dan berkembang sesuai masanya... paling ndak bisa mengurangi tugas berat orang tua dalam mengawalnya...
terkadang saya juga suka risih dan takjub melihat kelakuan dan tata bahasa remaja2 di FB... perlu extra fokus buat memahami isinya..hehehe
Amin.. semoga kita semua bisa selalu mendampingi anak2 kita dalam menggunakan internet.. save our generation..
BalasHapussaya sendiri jaga warnet, dan awal2 dulu sering kaget kalau ada anak-anak yang datang ke warnet. Saya juga jadi rajin meremote browser mereka (takutnya pada buka yang engga'2-- biar bisa langsung diblokir dari komputer Operator).
BalasHapusternyata mereka semua memang buka FB. pernah ada satu rombongan, pakai mobil, entah mereka habis dari mana, rombongan anak-anak ini datang ke warnet layaknya rombongan anak2 ke taman bermain.
pernah juga ada yang nulis namanya "Iloverandy" di username di billing. saya kirain ABG, ternyata masih anak SD banget mb. :'(
salam persahabatan
BalasHapusberkunjung silahturrahmi
aku lebih suka blog dari pada FB
Bukan hanya anak-anak mba, tp banyak orang dewasa yg blm bisa memanfaatkan teknologi informasi dgn baik, malah mereka yg sedang dimanfaatkan oleh pengusaha teknologi informasi tersebut...
BalasHapusamin, mbak ...
BalasHapusSasha umur berapa ya?
anak-anak Obama juga konon dilarang fesbukan Mbak, dan saya melihat fesbuk cenderung negatif. walaupun saya masih tetap memiliki akun. blog rasanya lebih baik untuk perkembangan Shasa ke depan
BalasHapusqiqiqiqiqi.........iya nih salah satu sisi negatifnya FB.....
BalasHapussaya juga mulai jarang online di FB.....sigh!!!
kejadian bener ini mbak, ada temen anakku yang dikeluarin dr skul gara2 status fb :(
BalasHapusmakanya aku ikutan buka fb.....krn aku bisa dpt ngontrol fb anakku...jg bisa mengawasi dia buka internet.....
BalasHapusSaya sendiri sering buka tutup fb. terakhir buka karena salah satu teman SD yang sudah belasan tahun tak pernah ada kontak, meminta saya untuk membuka kembali fb. Sejauh ini , ngeblog masih lebih mengasyikan. Dan untuk putri saya, sejauh ini lebih saya kenalkan dengan blog ketimbang fb. pernah iseng saya tawari, ternyata malah dia yang nolak. Syukur deh!
BalasHapusHai, hai, hai.. apa kabar? :)
BalasHapusmaaf saya barus empat BW lagi ^^
Hai, hai, hai.. apa kabar? :)
BalasHapusmaaf saya barus empat BW lagi ^^
bener tuh tante.... temenku ada lho yang hampir dikeluarin dari sekolah karena ngomongon guru di fb....klo aku sendiri udah agak bosen mau fb-an....
BalasHapuswah saya punya fb tapi jarang2 buka tuh, paling2 cuma lihat pesan di inbox..ada yg pesan lontong apa nggak ? hehe
BalasHapusFB seperti dua mata pisau yang saling bertolak belakang. Bisa positif tapi bisa malah sebaliknya, Dan untuk anak2, lebih sering rentan bagi mereka terjerumus pada sesuatu yang negatif jika tidak benar2 didampingi/diberi pengertian
BalasHapuswew...itulah alasannya kenapa sy resign dari akun fb :D
BalasHapusterlalu mengerikan prsaingan di sana :D
Innalillahiii... Menyedihkan :((
BalasHapuswah gapapa sasa pake bedak bayi aja kayak mbak hehe^^
BalasHapusiya mbak saya kok ngelihatnya miris ya... sasa fbannya nanti aja kalau udah SMA *itu kalau FB masih populer hehe
bener banget mbak... anak-anak memang harus mendapat pendampingan yang benar saat mereka berselancar di dunia maya...
BalasHapusnice sharing :)
BalasHapuswah saya jadi inget adik saya yang kelas satu SMA nih. cek fb dia ahh
BalasHapussetuju mbak, baiknya shasa nggak usah punya akun facebook dulu. jelasin juga dengan shasa, untuk situs sosial seperti itu kan memang minimal 17 tahun keatas.
BalasHapusSalam.. Saya suka artikelnya. Setuju sangat, FB cuma jadi ajang narsis n umbar ghibah kmana2, emang ga semua sih tapi rata2 kebanyakan. BTW follow ya frend, lg nyari pengikut :D
BalasHapussemoga shasa makin cinta sama dunia blog \☺/
BalasHapusIya mba, gaya bahasa yang begitu bertebaran di fesbuk. xixixi. di fesbuk juga banyak ketemu temen lama sih, dulu aktif, tapi sekarang udah enggak. Lebih sering memantau saja tanpa update. Ayoo, dek shasaa.. aktif di blog ajaa.. :)
BalasHapushaha,, hal yang sama juga terjadi sama keponakan saya... Dewasa sebelum waktunya kali ya..
BalasHapusSepertinya kita emang kudu exstra dalam memperhatikan apa yg dilakukan anak2 mb, bukan untuk melarang hanya memantau saja itu sudah lebih baik...Karna sarana kemajuan sekarang beda kayak kita dulu..boro2 FB, HP aja masih langka.
BalasHapuswaduuuhhh...
BalasHapusbisa bahaya juga... mmm...
memang ya, orang tua harus punya kontrol yg baik pd anak2nya..
sebagai orang tua kita harus mengawasi kegiatan anak anak kita.Teruma jika anak belum bis menentukan mana yang yg baik dan mana yg salah.
BalasHapussudah seharusnya orang tua yang mengarahkannya
jarang ada anak yang bisa menggunakan fb untuk hal positif. daripada terjerumus ke negatif, lebih baik dihindari ya..
BalasHapusya ya
BalasHapussetuju banget Mbak
aku juga kurang suka dengan FB
makanya sampe sekarang gak punya FB dan twitter
bagus deh kalo Shasha juga gak tertarik FB
memang lebih baik ngeblog kok
Dija juga ga suka FB kok Tante..
BalasHapushehehe ikut ikutan Mbak Shasa
Dija juga sukanya ngeblog aja
gw ajah yang udah tua males Mba ngapdet status di FB. Pokonya FB cuma buat kirim2an imel ato chat sama sodara & temen ajah deh soalnya kalo pake teleponato sms kan lumayan mahal kalo ngomongnya panjang2 :-)
BalasHapusbener Mba, kita harus selalu mengawasi anak. Jangan sampe ia terbawa pengaruh buruk dari kemajuan teknologi
NB: Baca tulisan alay bikin pala jadi pening dan cekot2!
iya.. Facebook memang membawa dampak yang besar terhadap perkembangan anak2... Menurut saya orang tua di jaman ini harus bisa lebih menjaga dan memantau pergaulan si anak...
BalasHapusMemang Fb maupun media apapun di dunia maya,untuk anak2 perlu pengawasan ketat dari orang tua,,sebab anak2 belum bisa dengan tegas memilah mana yang positif dan negatif,,,sebab di dunia sana banyak sekali show pornografi maupun pornoaksi yang memang menyesatkan anak2 bangsa yg memang belum saatnya untuk dia harus tau hal itu,,,,memang teknologi mempunyai sisi negatif dan positif,,,,,jd ortu hrs selalu waspada,,,,trims
BalasHapus