Beberapa hari yang lalu aku baru tahu (telat banget, sih) tentang adanya kantong plastik yang ramah lingkungan. Pelopornya adalah Sugianto Tandio. Pabriknya (PT Tirta Marta) yang berada di Cikupa, Tangerang - Banten telah memproduksi kantong plastik ramah lingkungan.
Apa yang dilakukan Sugianto itu tentu saja merupakan solusi bagi kelestarian lingkungan kita. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kantong plastik merupakan musuh lingkungan. Plastik memiliki sifat tidak mudah terurai. Tingginya massa molekul yang terkandung dalam plastik membuat plastik tidak bisa langsung dihancurkan oleh mikroba.
Untuk bisa menghancurkan plastik, mikroba butuh proses oksidasi. Padahal proses oksidasi ideal untuk kantong plastik biasa (yang sering kita pakai selama ini) memakan waktu sekitar seribu tahun atau seabad. Lama sekali bukan? Itu sebabnya sampah plastik diprediksi mengancam kelestarian lingkungan.
Karena merasa terpanggil untuk menyelamatkan lingkungan, Sugianto pun melakukan riset selama 8 tahun. Dalam risetnya dia menggabungkan teknologi pembuatan kantong plastik yang ramah lingkungan, berdampak sosial, dan harganya terjangkau. Akhirnya, dia menemukan teknologi Oxium dan Ecoplas untuk mengatasi dampak buruk kantong plastik. Dua teknologi tersebut sudah dipatenkan. Teknologi Oxium dan Ecoplas tersebut diterapkan pada tahap produksi bijih plastik (polyethylene).
Teknologi Oxium adalah memberikan campuran bahan aditif pembuat bijih plastik. Dengan penambahan bahan tersebut, proses oksidasi pada kantong plastik bisa dipercepat. Mikroba bisa semakin cepat menghancurkan sampah kantong plastik. Jika sebelumnya kantong plastik terurai setelah seribu tahunan bisa dipercepat hanya dalam kurun dua tahun.
Pengembangan selanjutnya adalah teknologi Ecoplas. Dalam teknologi itu, Sugianto mencampur bahan pembuat bijih plastik dengan tepung ketela pohon. Dalam persentase tertentu, kantong plastik yang berbahan ketela pohon itu bisa hancur hanya dalam waktu sekitar dua bulan. Tidak hanya ramah lingkungan, pembuatan tas plastik yang diberi nama ecoplas ini ternyata juga mampu memberdayakan ekonomi masyarakat dan petani singkong.
Saat ini kantong plastik dengan teknologi Oxium lebih laku di pasar lokal oleh sebagian perusahaan waralaba besar. Di antaranya, Indomaret, Alfamart, dan Hero. Tanda yang bisa dilihat, di kantong plastik dari toko-toko tersebut terdapat logo Oxium yang dilengkapi gambar kantong plastik hancur dalam empat tahap.
Sementara itu, kantong plastik dengan teknologi Ecoplas yang memakan biaya produksi lebih mahal sebagian besar diekspor. Brand-brand asing yang menggunakan kantong plastik Ecoplas, antara lain Polo, RalphLaurens, Raoul, Nickelodeon Universe, dan Lake Winds. Produk lokal yang menggunakan kantong plastik Ecoplas adalah Grup Ciputra dan Miracle.
Dengan upaya itu, diharapkan ancaman bencana karena kantong plastik di negeri ini bisa dicegah. Selain itu, penggunaan kantong plastik tetap harus mulai dikurangi mulai sekarang agar tidak menjadi musuh lingkungan.
Apa yang dilakukan Sugianto itu tentu saja merupakan solusi bagi kelestarian lingkungan kita. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kantong plastik merupakan musuh lingkungan. Plastik memiliki sifat tidak mudah terurai. Tingginya massa molekul yang terkandung dalam plastik membuat plastik tidak bisa langsung dihancurkan oleh mikroba.
Untuk bisa menghancurkan plastik, mikroba butuh proses oksidasi. Padahal proses oksidasi ideal untuk kantong plastik biasa (yang sering kita pakai selama ini) memakan waktu sekitar seribu tahun atau seabad. Lama sekali bukan? Itu sebabnya sampah plastik diprediksi mengancam kelestarian lingkungan.
Karena merasa terpanggil untuk menyelamatkan lingkungan, Sugianto pun melakukan riset selama 8 tahun. Dalam risetnya dia menggabungkan teknologi pembuatan kantong plastik yang ramah lingkungan, berdampak sosial, dan harganya terjangkau. Akhirnya, dia menemukan teknologi Oxium dan Ecoplas untuk mengatasi dampak buruk kantong plastik. Dua teknologi tersebut sudah dipatenkan. Teknologi Oxium dan Ecoplas tersebut diterapkan pada tahap produksi bijih plastik (polyethylene).
Teknologi Oxium adalah memberikan campuran bahan aditif pembuat bijih plastik. Dengan penambahan bahan tersebut, proses oksidasi pada kantong plastik bisa dipercepat. Mikroba bisa semakin cepat menghancurkan sampah kantong plastik. Jika sebelumnya kantong plastik terurai setelah seribu tahunan bisa dipercepat hanya dalam kurun dua tahun.
Pengembangan selanjutnya adalah teknologi Ecoplas. Dalam teknologi itu, Sugianto mencampur bahan pembuat bijih plastik dengan tepung ketela pohon. Dalam persentase tertentu, kantong plastik yang berbahan ketela pohon itu bisa hancur hanya dalam waktu sekitar dua bulan. Tidak hanya ramah lingkungan, pembuatan tas plastik yang diberi nama ecoplas ini ternyata juga mampu memberdayakan ekonomi masyarakat dan petani singkong.
Saat ini kantong plastik dengan teknologi Oxium lebih laku di pasar lokal oleh sebagian perusahaan waralaba besar. Di antaranya, Indomaret, Alfamart, dan Hero. Tanda yang bisa dilihat, di kantong plastik dari toko-toko tersebut terdapat logo Oxium yang dilengkapi gambar kantong plastik hancur dalam empat tahap.
Sementara itu, kantong plastik dengan teknologi Ecoplas yang memakan biaya produksi lebih mahal sebagian besar diekspor. Brand-brand asing yang menggunakan kantong plastik Ecoplas, antara lain Polo, RalphLaurens, Raoul, Nickelodeon Universe, dan Lake Winds. Produk lokal yang menggunakan kantong plastik Ecoplas adalah Grup Ciputra dan Miracle.
Dengan upaya itu, diharapkan ancaman bencana karena kantong plastik di negeri ini bisa dicegah. Selain itu, penggunaan kantong plastik tetap harus mulai dikurangi mulai sekarang agar tidak menjadi musuh lingkungan.
Bener Mb...jadi mulai dari sekarang biasakan saja untuk membawa wadah dari rumah mb jadi mengurangi kantong plastik yg terpakai juga terjamin buat kita.
BalasHapusSaya salut sama Sugianto yang benar2 pemerhati lingkungan hingga ada ide yang sangat cemerlang untuk menyelamatkan kita semua.
plastik emang jadi musuh banget buat lingkungan, tapi untung yah ada yang kreatif nemuin solusi biar plastik gampang didegradasi begitu.
BalasHapuskalo nggak salah, selain yang pake logo Oxium ini ada juga plastik berbahan baku serat singkong.. ini plastik juga gampang ancur.
posting bagus mba.... lam kenal.... baru saya tahu rupanya ada plstik ramah lingkungan.... ia ia theme mba bagus "cool"
BalasHapusmenarik mba', aku malah baru tahu nih .....
BalasHapustempat2 belanja saat ini menggunakn plastik yang dapat hancur sendiri walaupun dlam wktu 2 thn
BalasHapusIya mbak aku beli di indo*** kreseknya ada tulisannya, plastik ramah lingkungan, bisa hancur sendiri
BalasHapusmudah2 plastik ini bisa juga kita temukan di pasar tradisional ya, mbak... supaya tidak ada lagi pencemaran lingkungan oleh plastik.
BalasHapusplastik memang serba guna, bisa disesuaikan dengan kebutuhan, cuma sekarang kadang banyak yang make plastik secara boros karena harganya yang memang cukup terjangkau. sukur deh ada plastik ini, tapi menurutu saya kantong kertas lebis bermanfaat. gampang pula dilipetnya. saya daritadi ngomong apa ya? ghehehe...
BalasHapussayangnya bu, ga semua plastik berbahan ramaha lingkungan. padahal hampir kebanyakan masyarakat kita butuh plastik untuk segala keperluannya. :(
BalasHapuswaaaah ini dia postingannya
BalasHapushehehe...
lebih baik mengurangi pemakaian plastik
bagus bu rens postingannya...tapi kita sudah bisa beli dimana ya...?
BalasHapusaku sering banget lihat kantong plastik itu kalo belanja ke waralaba itu, tapi aku lebih bawa kantong sendiri yang dibuat dari karung terigu bekas. :D
BalasHapussekarang saya juga bawa plasttik reborn kemana -mana mba..sudah ada yg keren yg bisa dilipat kecil jadi praktis bawanya
BalasHapusinovasi harus terus diupayakan oleh anak negri, ayo dukung demi bumi tercinta.
BalasHapuscoba contoh plastiknya difoto bu, saya pingin tahu.
BalasHapusheehhh..
BalasHapusplastik mang salah satu musuh bumi,
sepakat ma ibudini, kemana2 bawa tas sendiri, jadi menghemat plastik, :)
bagus kalo sekarang teknologi ramah lingkungan sedikit2 bisa diaplikasikan, dulu juga sempat ngikutin penelitian skripsi temen tentang plastik biodegradable,^^
kayaknya masih lebih enak pake kantong kertas deh mbak ^^
BalasHapushmmm hebat ya beliaunya..
BalasHapussaya termasuk pemakai kantong pelastik yang boros g ya?? pernah saya merasa sayang membuang kantong pelastik, tapi jadinya kamar saya tambah berantakan macam tukang koleksi gitu mb*eh, malah buka aib di sini
semoga nantinya tidak hanya pada kantong plastik saja yang ramah lingkungan tapi juga aneka bahan plastik lain seperti, ember, gayung dll
BalasHapuskantong plastik Hypermat juga ramah lingkungan
BalasHapusPaling tidak ada inovasi soal sampah plastik. Pencemaran lingkungan dari styrofoam udah ada gantinya belum ya?
BalasHapusya memang sudah ada kantong spt itu , mbak. hanya saja suka lupa bawa nih kalo pas belanja ke supermarket
BalasHapussemoga ciptaan beliau itu segera mendapatkan hak patennya biar gak diakui oleh negara lain :)
BalasHapussaya emang gak pernah bawa plastik sendiri, tapi selalu saya simpen saya setumpuk gak tahu buat apa..
BalasHapusmungkin ada baiknya saya mulai membawa tas/ plastik sendiri...
memang sudah saatnya kita peduli lingkungan..
BalasHapusaq belum punya mbak yg kayak gini..
BalasHapusmantap....! semoga menjadi pengganti yang terbaik di kelasnya.
BalasHapusWah semoga nanti bisa bener2 tergantikan sama yang ramah lingkungan ya.. Bukan cuma produk2 mahal aja.. hehe
BalasHapushallo mbak reni apa kabar...??? saya lama nggak mampir... makin keren aja blognya
BalasHapuskunungan malam bu...
BalasHapusSaya suka artikel yang ini.. Seeep Mbak Ren;
BalasHapusDi Samarinda belum ada plastik semacam itu. Yang beredar masih plastik yang berbahaya tsb yang kayanya penuh dengan zat kimia shg takkala makanan disimpan disitu, jadi terkontaminasi. Seandainya plastik yang ramah lingkungan tsb bisa segera didistribusikan ke daerah-daerah maka keluarga di Indonesia akan lebih aman dan sehat. Dan yang utamanya adalah kita semakin memiliki kesadaran untuk bisa ramah dengan lingkungan sekitar kita
BalasHapusyang ramah lingkuangan selalu menguntungkan ya bu.
BalasHapushuaaa info yang menarik mba ren. Aku langsung search google nyari info yang lebih jelas tentang ini. sebenernya udah lama aku penasaran, tapi ga sempet2 euy browsingnya...
BalasHapusboleh tuh plastik, yaa dikit dikit untuk menjaga bumi yang sudah tak karuan ini....
BalasHapus