Kemarin, aku membaca berita di Jawa Pos tentang kisah Muhammad Arief yang mengharu biru. Dia adalah murid kelas 2 di SDN Tempursari I Kabupaten Madiun. Sayangnya, dia tak dapat menikmati indahnya masa kanak-kanak seperti anak-anak yang lain. Di lidahnya ada benjolan sebesar kelereng, yang didiagnosis sebagai tumor. Benjolan itu membuatnya tak bisa mengatupkan mulutnya.
Anak yang dilahirkan di Nganjuk tanggal 15 Januari 2002 yang lalu itu setiap hari harus berjuang menahan rasa sakit akibat tumor lidah yang dideritanya. Arief harus berjuang menahan rasa cenut-cenut setiap kali berbicara dan bermain sepakbola. Menurut pengakuannya, tumor lidah itu diderita sejak lahir.
Selain itu, Arief kesulitan untuk makan. Dia harus selalu menahan sakit saat memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Hanya gigi yang sebelah kiri yang membantunya untuk mengunyah makanan, itupun tidak berfungsi secara maksimal. Meskipun makanannya selalu berupa nasi yang sudah dihaluskan dan sayuran yang berkuah, tapi tetap saja dia kesulitan untuk makan. Itu sebabnya dia tak dapat makan banyak.
Ketidakberdayaan ekonomi keluarganya membuat anak kedua dari enam bersaudara itu harus bertahan dengan penyakitnya itu. Sebenarnya sewaktu masih balita dulu, tumor di lidah Arief pernah diangkat di RSU Dr. Soetomo Surabaya. Namun ternyata tumor itu tumbuh kembali dan kedua orang tuanya tak punya dana untuk mengantarkan anaknya kembali ke meja operasi.
Meskipun harus hidup dalam rasa sakit, tapi Arief tak bisa hanya berdiam diri saja. Dia sehari-hari harus ikut membantu kedua orangtuanya berjuang mendapatkan uang. Sehari-hari sepulang sekolah, dia harus membantu ibunya membuat kue dan jajanan pasar yang akan dijual oleh kakaknya pada sore hari.
Semoga saja ada dermawan yang bisa mengurangi beban penderitaan Arief. Amin.
Anak yang dilahirkan di Nganjuk tanggal 15 Januari 2002 yang lalu itu setiap hari harus berjuang menahan rasa sakit akibat tumor lidah yang dideritanya. Arief harus berjuang menahan rasa cenut-cenut setiap kali berbicara dan bermain sepakbola. Menurut pengakuannya, tumor lidah itu diderita sejak lahir.
Selain itu, Arief kesulitan untuk makan. Dia harus selalu menahan sakit saat memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Hanya gigi yang sebelah kiri yang membantunya untuk mengunyah makanan, itupun tidak berfungsi secara maksimal. Meskipun makanannya selalu berupa nasi yang sudah dihaluskan dan sayuran yang berkuah, tapi tetap saja dia kesulitan untuk makan. Itu sebabnya dia tak dapat makan banyak.
Ketidakberdayaan ekonomi keluarganya membuat anak kedua dari enam bersaudara itu harus bertahan dengan penyakitnya itu. Sebenarnya sewaktu masih balita dulu, tumor di lidah Arief pernah diangkat di RSU Dr. Soetomo Surabaya. Namun ternyata tumor itu tumbuh kembali dan kedua orang tuanya tak punya dana untuk mengantarkan anaknya kembali ke meja operasi.
Meskipun harus hidup dalam rasa sakit, tapi Arief tak bisa hanya berdiam diri saja. Dia sehari-hari harus ikut membantu kedua orangtuanya berjuang mendapatkan uang. Sehari-hari sepulang sekolah, dia harus membantu ibunya membuat kue dan jajanan pasar yang akan dijual oleh kakaknya pada sore hari.
Semoga saja ada dermawan yang bisa mengurangi beban penderitaan Arief. Amin.
*keterangan : gambar diambil dari Jawa Pos*
Semoga dengan turut mep[osting disini banyak yang membaca dan banyak yang terketuk hatinya untuk membantu Arief ya mbak.
BalasHapusminimal turut mendoakan kesembuhannya
Mbak... :((
BalasHapusTidak bisa memberikan komentar :((
subhanallah
BalasHapusdalam keadaan seperti itu dia gx putus semangat dan harapan
semoga Allah mempermudah kesembuhannya amin
seharusnya para pejabat malu dengan dia ya, semoga diberi ketabahan
BalasHapusDuh kasian banget, semoga segera diangkat tumornya! Amin!
BalasHapusAssalamualaikum.
BalasHapusMasya ALLAH..kita sudah sepatutnya malu...
Ah, saya ini suka sekali mengeluh bu..saya tidak bisa membayangkan jika saya berada di poisisnya,,saya mungkin bakal mengeluh dan berdesah setiap hari...
Sedangkan dia bukan cuma bertahan,,malah masih bia-bisanya membantu orangtuanya untuk mengumpulkan pundi2 uang...
Saya hanya bisa turut mendoakan semoga ada pihak-pihak 'mampu dan sadar' yang ikhlas membantu dia...dengan ridho dan izin ALLAH...
Amin
salut dengan arif, moga Allah selalu menyanyngimu:)
BalasHapusamin, semoga Tuhan memberi kemudahan baginya.
BalasHapushikkkk... sedih ngeliat keadaan Arief,,,
BalasHapussemoga segera diberikan jalan untuk mengobati penyakitnya... Amiin...
ikut mendoakan aja buat Arief...
BalasHapusAmin, ngeri ya bu tumornya. sudah dioperasi kok ya tumbuh lagi.
BalasHapusMbak Reni, aku nulis postingan ngebahas soal olahraga di blog aku. Nerusin tulisannya mbak Reni. Udah baca belum mbak. Maaf kalo saya lancang menulis blog mbak di postingan saya, belum di link sialnya publishnya pake hape, kalo keberatan judulnya saya ganti. Terima kasih...
BalasHapusKita banyak belajar dari mas Arif, semoga keiklasan dan kegigihan yang ada padanya membuat dia semakin kuat, dan saya berdoa untuknya...
BalasHapusMari kita bantu mas Arif, meski hanya sebatas doa...
wah,salut moga sembuh.amin.kalau ada waktu kunjungi blog ane ya
BalasHapusSubhanallah....aku begitu terharu dg keadaan Arif...semoga Allah akan memberi yang terbaik untuknya....
BalasHapusentah harus blg apa, tak terbayangkan rasa sakitnya :(
BalasHapusdilidah... yg biasanya anak seusianya sedang asyik menyecap permen,ice cream,susu dan lain-lain...hikkss, smg arif dipertemukan dgn nikmat sehat kembali,amiennnn
begitu banyak anak yang tidak beruntung diluar sana, kita harus bersyukur diberi buah hati yang sempurna tak kekurangan apapun, btw inget tumor jadi sedih banget mbak , karena ibu juga meninggal karena Tumor
BalasHapusAllah mudahkanlah bagi kami.... dan lapangkan hati kami dalam berbagi...
BalasHapusno rek buat mbatu adik ni ada mbak?
Duh, miris banget melihat kondisi si Arief. Karena terbelit masalah ekonomi, maka ia belum bisa lagi diobati. Semoga akan ada orang/dermawan yang berbaik hati untuk membantu arif mengatasi sakit yang dideritanya ini. Dan bagi pemerintah juga hendaknya memperhatikan hal-hal semacam ini. Kasihan rakyat kecil. Jangan yang diurusin masalah uang terus yg ujung2nya ternyata banyak dibawa lari oleh mafia pajak
BalasHapusbuaknnya tidak mau membantu mbak, kalau urusan materiil saya memang belum bisa, tapi untuk doa dan tenaga pasti saya siap untuk ariffff..
BalasHapussemoga lebih baik ya arif
Salam Satu Jiwa
subhanallah...semoga allah mmudahkan urusannya.
BalasHapussalam kenal ya buk...sudi kiranya berkunjung ke "rumahsaya"...wassalam
demikianlah hidup diantara dan bukanlah sebuah pilihan
BalasHapusdemikian keseimbangan kehidupan,semua tentunya tidak pernah memilih
BalasHapussmg Allah memberikan kemudahan utk kesembuhannya Aief ya, mbak.
BalasHapus