Rabu, 16 Maret 2011

Style dan gaya bahasa

Setiap pribadi itu berbeda dan unik. Salah satu perbedaannya dapat dilihat dari style dan gaya bahasanya. Style dan gaya bahasa biasanya dapat diidentikkan dengan seseorang. Misalnya saja, saat aku yang sedang sibuk meminta tolong Shasa untuk mengirim SMS untuk tantenya. Aku yang mendiktekan apa yang harus diketiknya. Dan... ternyata tantenya langsung menjawab dengan kalimat : "OK Shasa..."

Shasa dengan keheranan bertanya padaku, darimana tantenya tahu kalau yang mengetik SMS itu dia dan bukannya aku. Aku tak menjawab tapi aku memintanya langsung bertanya pada tantenya. Shasa setuju dan dia langsung mengetik SMS lagi untuk menanyakan hal itu pada tantenya. Jawaban tantenya membuat kami tersenyum, "karena mama gak mungkin SMS pakai huruf besar semua sayang...

Seorang saudara juga bisa langsung mengetahui kalau yang kirim SMS adalah aku dan bukan suamiku (walau aku pakai HP suami). Ternyata saudaraku itu sudah hafal banget dengan gaya bahasa kami berdua. Jadi meskipun aku mengecohnya dengan mengirimkan SMS menggunakan HP suamiku, tetap saja dia tahu kalau yang SMS itu aku... hehehe.

Seperti style dan gaya bahasa yang aku pakai di blog ini. Untuk menunjukkan diriku kata yang kupilih adalah 'aku' dan bukan 'saya'. Karena menurutku kata 'aku' lebih mengesankan kedekatan dan keakraban, sedangkan kata 'saya' menurutku mengesankan ada 'jarak'. Sementara bagi orang lain, kata 'saya' dianggap lebih sopan. Tapi semuanya kembali pada pilihan masing-masing. Tapi semua kembali pada selera dan pilihan masing-masing, bukan?

Selain itu, gaya bahasa yang aku pakai cenderung terkesan formal. Itu sebabnya banyak orang yang mengira aku guru (padahal bukan..!). Aku sendiri lebih suka membuat tulisan dengan gaya bahasa seperti ini. Tulisanku akan tampak aneh jika aku menggunakan bahasa gaul atau bahasa alay. Tulisanku pun tak memiliki arti yang tersembunyi. Semuanya aku sampaikan secara lugas.

Sebenarnya aku ingin juga bisa menulis dengan menggunakan gaya bahasa yang 'indah' dan bersayap. Tapi... aku tak bisa. Aku kesulitan menemukan kata-kata indah untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Bahkan, saat menulis puisi pun aku hanya bisa membuatnya dengan gaya bahasa yang lugas. Pengen juga bisa menulis dengan bahasa yang indah seperti mbak G misalnya, atau mbak Elly. Tapi... itu bukan keahlianku.

So, aku tak akan merubah gaya bahasa yang aku miliki. Seperti inilah aku... and so far aku nyaman dengan gaya bahasa-ku yang seperti ini. Bagaimana denganmu sahabat?

33 komentar:

  1. heem, betul mbak, kalau pakai saya sepertinya aku pakai pada orang yang lebih tua aja karena memang ada jarak umur
    hehehe

    BalasHapus
  2. bener juga mba. gaya bahasa akan sangat identik dengan seseorang. :D

    BalasHapus
  3. waaaah gaya bahasaku ngaco abeeees dah

    BalasHapus
  4. aku juga bunda. nyaman dengan gaya bahasaku. cuma kalo udah komentar ke orang-orang bakalan beda lagi sesuai blog siapa yang di komentarin. kaya sekarang ini ;D

    BalasHapus
  5. Saya juga nyaman dengan bahasa saya sendiri bu Reni, dengan memakai kata 'saya' dan jika berkisah memakai kata 'aku'.

    BalasHapus
  6. menulis dengan kata2 yg indah... duh jauh banget ya dari aku mbak, karena lingkungan ku anak2 remaja ( anak SMA ) aku jadi kebawa2 gaya bahasa mereka dan sebenarnya gaya bahasa ku juga gak jauh beda dari mereka cuma ndak ikut alay, maka kadang iri juga lihat mereka yg bisa menulis indah itu, oh ya aku udah bertamu juga ke mbak G dan mbak Elly emang indah bahasa tulisan mereka ya mbak.

    BalasHapus
  7. benar mbak, masing2 punya gaya bahasa sendiri2, gak tau deh gaya bahasa di blogku termasuk katogori mana ya ?, yg jelas bukan menggunakan gaya bahasa yg indah karena aku tak punya kemampuan menulis dgn bahasa yg indah.

    BalasHapus
  8. memakai gaya bahasa yg mana aja, semoga yg baca seneng :)

    BalasHapus
  9. aku lebih suka pakai gaya bahasa biasa saja, agar maksud lebih mudah tersampaikan.
    kalau untuk puisi ya memang begitulah bahasa puisi dan aku termasuk orang yg sulit memaknai bahasa puisi apalagi pakai bahasa puisi tingkat tinggi, makanya ga bisa nulis puisi :(

    BalasHapus
  10. hahaha..... ibu punya style sendiri yah dalam menulis. Emang kadang suka susah ngubah style kita. apalagi ngecoh orang laen. hahaa

    BalasHapus
  11. emang bener tu buk. saya juga sering ngalamin. :D

    BalasHapus
  12. itu bagian dari kekayaan bahasa sehingga bisa memiliki karakter berbeda, buat "saya" dengan "aku" sama aja.... tergantung sih

    BalasHapus
  13. ya mbak setiap org pnya gaya bahasa sendiri dan menunjukkan cirikhas sendiri, kl aku gaya bahasnya sederhana, yg artinya aku emang org yg sederhana,..heheheheh,..

    BalasHapus
  14. Benar mbak, kita memang masing2 punya ciri khas tersendiri dlm berbahasa

    BalasHapus
  15. Bener banget tuch mbak,,,,gaya bahasa bisa nunjukin sifat dan karakter seseorang,,,bahkan bisa juga untuk melihat isi hati seseorang,,,

    BalasHapus
  16. emang gitu, mbak... aku kalau balesin sms mama untuk kakak, pasti kakak aku tau klw yg nulis sms itu aku... hahaha... gaya bahasa kadang bikin kita jadi ciri khas sendiri ya... :D

    BalasHapus
  17. setuju.. setiap orang punya style masing2 utk menulis. saya bahkan tau tu org lagi nulis pake laptop or handphone.
    kalo dari postingannya, saya jg bisa tau watak si penulis kayak apa

    BalasHapus
  18. ooo.. gitu ya?
    *** aku sudah jadi warga BKD nih, masih belum bisa ngeblog dengan lancar, karena kudu penyelarasan/adaptasi bidang tugas, meski banyak mempelajari banyak peraturan ke-PNS-an. sambil nyengir***

    BalasHapus
  19. sama mb, aku juga lebih seneng nulis pake kata 'aku' dibanding yang lain, malah kalo pake kata selain 'aku' tulisanku jadi aneh,hehe...
    :) :)

    BalasHapus
  20. memang bener mbak, gaya bahasa yg sudah melekat pasti bakal diingat sama orang lain yg mengenal kita ^^

    BalasHapus
  21. memang sebaiknya kita dengan gaya dan kepribadian kita masing-masing, sebab itulah yang membedakan kita dari yang lain

    BalasHapus
  22. hehehehehe.........wah kalo saya malah gak bisa nulis pake kata-kata indah nih!!!!

    tapi tetep PD nulis blog wkwkwkwkwkw

    BalasHapus
  23. dan gaya bahasa itu dipengaruhi banyak hal, terutama cara kita diajarkan dan lingkungan..

    nggak serta merta gaya bahasa seseorang itu bisa diubah secara drastis.. jadi karena itu ciri khas, maka penting untuk dipertahankan

    BalasHapus
  24. Sebenarnya lebih bagus dan enak di telaah kl nulis posting seperti ini,bahasanya formal,artinya biasa aja deh tak bergaya dan tak bersayap tulisanna.!Banyak toh yang nulis blog pake bhs dan tulisan yang agak lumayan gaul,walaupun terkadang ada orng yang blm ngerti maksd dari tulisan tersebut.

    BalasHapus
  25. malah nggak merhatiin gaya bahasaku kalau nulis kayak apa.

    BalasHapus
  26. mungkin itulah ciri khas blognya Bu Reni kalo stylenya berubah aku bakal heran jangan2 blognya Bu Reni di hacker...he..he...

    BalasHapus
  27. menarik
    kalau gaya bahasa aku gimana y............hehehe
    salam persahabatan

    BalasHapus
  28. owh.. ini blog kedua nya yach.. mau kabur malah ketemu lagi disini.. hush ok back to topic.. gaya bahasa sah -sah aja sich mba.. menurut aku gaya bahasa mba reni menarik, lugas, dan mudah dicerna.. jadi pas dech dgn karakter orangnya.. hehe .. jurus ngilanggg cring*

    BalasHapus
  29. mbak reni udah pas dengan gaya yg spt ini, udah paten ^_^

    BalasHapus
  30. Wah, ada nama Mbak Elly dan saya di situ. Terima kasih Mbak Reni karena pembahasan ini memang menarik sekali. Saya juga dapat membedakan gaya bahasa teman-teman saya karena gaya bahasa setiap orang memang menunjukkan keunikan masing-masing pribadi.

    Saya sendiri sebenarnya orang yang casual, dan gaya bahasa saya juga casual (cenderung ngomel2, huahahahaa) kalau di blog pribadi. Tapi kalau di blog keroyokan yang memang khusus nulis-nulis cerpen bareng teman-teman itu, maka gaya bahasa saya menjadi "sirosa" (puisi-prosa) atau prosa liris deh kata orang2 yg ngerti genre2 gitu, kalo saya bikin istilah sendiri, Sirosa, sebab gaya seperti itu memudahkan saya menuangkan imajinasi dalam tulisan-tulisan.

    Sekali lagi, terima kasih Mbak Reni, dan terima kasih buat teman2 yang sudah menyempatkan diri berkunjung ke @KampungFiksi dan meninggalkan komentar/follow blog kami itu.

    BalasHapus
  31. Menjadi diri sendiri itu lebih bagus mb..., tapi IbuDini suka dengan gaya bahasa yang digunakan mb Reni...tak banyak kata yang membuat aku tak mengerti dan kata-katanya sangat sopan..makanya aku suka berkunjung kemari.

    BalasHapus
  32. Gaya bahasa mb.Reni sudah sangat bagus koq, nggak ada yg harus diubah mbak :)

    BalasHapus
  33. hha.. betul, aku juga dalam hati beranggapan bu reni ini guru, selain gaya bahasa tulisanya yang bijak juga karena pernah baca postingan bu reni tentang keluhan Shasa di sekolahnya.

    bagi orang awam kebanyakan "pasrah" saja menyerahkan pendidikan formal ke pihak sekolah. Ku pikir ibu juga seorang guru jadi tau adanya ketidak beresan disekolah dan mengatasinya.

    Terimakasih bu, postinganya menarik.. bisa jadi bekal pengetahuanku nanti menjadi seorang ayah..

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)