Setiap pribadi itu berbeda dan unik. Salah satu perbedaannya dapat dilihat dari style dan gaya bahasanya. Style dan gaya bahasa biasanya dapat diidentikkan dengan seseorang. Misalnya saja, saat aku yang sedang sibuk meminta tolong Shasa untuk mengirim SMS untuk tantenya. Aku yang mendiktekan apa yang harus diketiknya. Dan... ternyata tantenya langsung menjawab dengan kalimat : "OK Shasa..."
Shasa dengan keheranan bertanya padaku, darimana tantenya tahu kalau yang mengetik SMS itu dia dan bukannya aku. Aku tak menjawab tapi aku memintanya langsung bertanya pada tantenya. Shasa setuju dan dia langsung mengetik SMS lagi untuk menanyakan hal itu pada tantenya. Jawaban tantenya membuat kami tersenyum, "karena mama gak mungkin SMS pakai huruf besar semua sayang...
Seorang saudara juga bisa langsung mengetahui kalau yang kirim SMS adalah aku dan bukan suamiku (walau aku pakai HP suami). Ternyata saudaraku itu sudah hafal banget dengan gaya bahasa kami berdua. Jadi meskipun aku mengecohnya dengan mengirimkan SMS menggunakan HP suamiku, tetap saja dia tahu kalau yang SMS itu aku... hehehe.
Seperti style dan gaya bahasa yang aku pakai di blog ini. Untuk menunjukkan diriku kata yang kupilih adalah 'aku' dan bukan 'saya'. Karena menurutku kata 'aku' lebih mengesankan kedekatan dan keakraban, sedangkan kata 'saya' menurutku mengesankan ada 'jarak'. Sementara bagi orang lain, kata 'saya' dianggap lebih sopan. Tapi semuanya kembali pada pilihan masing-masing. Tapi semua kembali pada selera dan pilihan masing-masing, bukan?
Selain itu, gaya bahasa yang aku pakai cenderung terkesan formal. Itu sebabnya banyak orang yang mengira aku guru (padahal bukan..!). Aku sendiri lebih suka membuat tulisan dengan gaya bahasa seperti ini. Tulisanku akan tampak aneh jika aku menggunakan bahasa gaul atau bahasa alay. Tulisanku pun tak memiliki arti yang tersembunyi. Semuanya aku sampaikan secara lugas.
Sebenarnya aku ingin juga bisa menulis dengan menggunakan gaya bahasa yang 'indah' dan bersayap. Tapi... aku tak bisa. Aku kesulitan menemukan kata-kata indah untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Bahkan, saat menulis puisi pun aku hanya bisa membuatnya dengan gaya bahasa yang lugas. Pengen juga bisa menulis dengan bahasa yang indah seperti mbak G misalnya, atau mbak Elly. Tapi... itu bukan keahlianku.
Shasa dengan keheranan bertanya padaku, darimana tantenya tahu kalau yang mengetik SMS itu dia dan bukannya aku. Aku tak menjawab tapi aku memintanya langsung bertanya pada tantenya. Shasa setuju dan dia langsung mengetik SMS lagi untuk menanyakan hal itu pada tantenya. Jawaban tantenya membuat kami tersenyum, "karena mama gak mungkin SMS pakai huruf besar semua sayang...
Seorang saudara juga bisa langsung mengetahui kalau yang kirim SMS adalah aku dan bukan suamiku (walau aku pakai HP suami). Ternyata saudaraku itu sudah hafal banget dengan gaya bahasa kami berdua. Jadi meskipun aku mengecohnya dengan mengirimkan SMS menggunakan HP suamiku, tetap saja dia tahu kalau yang SMS itu aku... hehehe.
Seperti style dan gaya bahasa yang aku pakai di blog ini. Untuk menunjukkan diriku kata yang kupilih adalah 'aku' dan bukan 'saya'. Karena menurutku kata 'aku' lebih mengesankan kedekatan dan keakraban, sedangkan kata 'saya' menurutku mengesankan ada 'jarak'. Sementara bagi orang lain, kata 'saya' dianggap lebih sopan. Tapi semuanya kembali pada pilihan masing-masing. Tapi semua kembali pada selera dan pilihan masing-masing, bukan?
Selain itu, gaya bahasa yang aku pakai cenderung terkesan formal. Itu sebabnya banyak orang yang mengira aku guru (padahal bukan..!). Aku sendiri lebih suka membuat tulisan dengan gaya bahasa seperti ini. Tulisanku akan tampak aneh jika aku menggunakan bahasa gaul atau bahasa alay. Tulisanku pun tak memiliki arti yang tersembunyi. Semuanya aku sampaikan secara lugas.
Sebenarnya aku ingin juga bisa menulis dengan menggunakan gaya bahasa yang 'indah' dan bersayap. Tapi... aku tak bisa. Aku kesulitan menemukan kata-kata indah untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Bahkan, saat menulis puisi pun aku hanya bisa membuatnya dengan gaya bahasa yang lugas. Pengen juga bisa menulis dengan bahasa yang indah seperti mbak G misalnya, atau mbak Elly. Tapi... itu bukan keahlianku.
So, aku tak akan merubah gaya bahasa yang aku miliki. Seperti inilah aku... and so far aku nyaman dengan gaya bahasa-ku yang seperti ini. Bagaimana denganmu sahabat?
heem, betul mbak, kalau pakai saya sepertinya aku pakai pada orang yang lebih tua aja karena memang ada jarak umur
BalasHapushehehe
bener juga mba. gaya bahasa akan sangat identik dengan seseorang. :D
BalasHapuswaaaah gaya bahasaku ngaco abeeees dah
BalasHapusaku juga bunda. nyaman dengan gaya bahasaku. cuma kalo udah komentar ke orang-orang bakalan beda lagi sesuai blog siapa yang di komentarin. kaya sekarang ini ;D
BalasHapusSaya juga nyaman dengan bahasa saya sendiri bu Reni, dengan memakai kata 'saya' dan jika berkisah memakai kata 'aku'.
BalasHapusmenulis dengan kata2 yg indah... duh jauh banget ya dari aku mbak, karena lingkungan ku anak2 remaja ( anak SMA ) aku jadi kebawa2 gaya bahasa mereka dan sebenarnya gaya bahasa ku juga gak jauh beda dari mereka cuma ndak ikut alay, maka kadang iri juga lihat mereka yg bisa menulis indah itu, oh ya aku udah bertamu juga ke mbak G dan mbak Elly emang indah bahasa tulisan mereka ya mbak.
BalasHapusbenar mbak, masing2 punya gaya bahasa sendiri2, gak tau deh gaya bahasa di blogku termasuk katogori mana ya ?, yg jelas bukan menggunakan gaya bahasa yg indah karena aku tak punya kemampuan menulis dgn bahasa yg indah.
BalasHapusmemakai gaya bahasa yg mana aja, semoga yg baca seneng :)
BalasHapusaku lebih suka pakai gaya bahasa biasa saja, agar maksud lebih mudah tersampaikan.
BalasHapuskalau untuk puisi ya memang begitulah bahasa puisi dan aku termasuk orang yg sulit memaknai bahasa puisi apalagi pakai bahasa puisi tingkat tinggi, makanya ga bisa nulis puisi :(
hahaha..... ibu punya style sendiri yah dalam menulis. Emang kadang suka susah ngubah style kita. apalagi ngecoh orang laen. hahaa
BalasHapusemang bener tu buk. saya juga sering ngalamin. :D
BalasHapusitu bagian dari kekayaan bahasa sehingga bisa memiliki karakter berbeda, buat "saya" dengan "aku" sama aja.... tergantung sih
BalasHapusya mbak setiap org pnya gaya bahasa sendiri dan menunjukkan cirikhas sendiri, kl aku gaya bahasnya sederhana, yg artinya aku emang org yg sederhana,..heheheheh,..
BalasHapusBenar mbak, kita memang masing2 punya ciri khas tersendiri dlm berbahasa
BalasHapusBener banget tuch mbak,,,,gaya bahasa bisa nunjukin sifat dan karakter seseorang,,,bahkan bisa juga untuk melihat isi hati seseorang,,,
BalasHapusemang gitu, mbak... aku kalau balesin sms mama untuk kakak, pasti kakak aku tau klw yg nulis sms itu aku... hahaha... gaya bahasa kadang bikin kita jadi ciri khas sendiri ya... :D
BalasHapussetuju.. setiap orang punya style masing2 utk menulis. saya bahkan tau tu org lagi nulis pake laptop or handphone.
BalasHapuskalo dari postingannya, saya jg bisa tau watak si penulis kayak apa
ooo.. gitu ya?
BalasHapus*** aku sudah jadi warga BKD nih, masih belum bisa ngeblog dengan lancar, karena kudu penyelarasan/adaptasi bidang tugas, meski banyak mempelajari banyak peraturan ke-PNS-an. sambil nyengir***
sama mb, aku juga lebih seneng nulis pake kata 'aku' dibanding yang lain, malah kalo pake kata selain 'aku' tulisanku jadi aneh,hehe...
BalasHapus:) :)
memang bener mbak, gaya bahasa yg sudah melekat pasti bakal diingat sama orang lain yg mengenal kita ^^
BalasHapusmemang sebaiknya kita dengan gaya dan kepribadian kita masing-masing, sebab itulah yang membedakan kita dari yang lain
BalasHapushehehehehe.........wah kalo saya malah gak bisa nulis pake kata-kata indah nih!!!!
BalasHapustapi tetep PD nulis blog wkwkwkwkwkw
dan gaya bahasa itu dipengaruhi banyak hal, terutama cara kita diajarkan dan lingkungan..
BalasHapusnggak serta merta gaya bahasa seseorang itu bisa diubah secara drastis.. jadi karena itu ciri khas, maka penting untuk dipertahankan
Sebenarnya lebih bagus dan enak di telaah kl nulis posting seperti ini,bahasanya formal,artinya biasa aja deh tak bergaya dan tak bersayap tulisanna.!Banyak toh yang nulis blog pake bhs dan tulisan yang agak lumayan gaul,walaupun terkadang ada orng yang blm ngerti maksd dari tulisan tersebut.
BalasHapusmalah nggak merhatiin gaya bahasaku kalau nulis kayak apa.
BalasHapusmungkin itulah ciri khas blognya Bu Reni kalo stylenya berubah aku bakal heran jangan2 blognya Bu Reni di hacker...he..he...
BalasHapusmenarik
BalasHapuskalau gaya bahasa aku gimana y............hehehe
salam persahabatan
owh.. ini blog kedua nya yach.. mau kabur malah ketemu lagi disini.. hush ok back to topic.. gaya bahasa sah -sah aja sich mba.. menurut aku gaya bahasa mba reni menarik, lugas, dan mudah dicerna.. jadi pas dech dgn karakter orangnya.. hehe .. jurus ngilanggg cring*
BalasHapusmbak reni udah pas dengan gaya yg spt ini, udah paten ^_^
BalasHapusWah, ada nama Mbak Elly dan saya di situ. Terima kasih Mbak Reni karena pembahasan ini memang menarik sekali. Saya juga dapat membedakan gaya bahasa teman-teman saya karena gaya bahasa setiap orang memang menunjukkan keunikan masing-masing pribadi.
BalasHapusSaya sendiri sebenarnya orang yang casual, dan gaya bahasa saya juga casual (cenderung ngomel2, huahahahaa) kalau di blog pribadi. Tapi kalau di blog keroyokan yang memang khusus nulis-nulis cerpen bareng teman-teman itu, maka gaya bahasa saya menjadi "sirosa" (puisi-prosa) atau prosa liris deh kata orang2 yg ngerti genre2 gitu, kalo saya bikin istilah sendiri, Sirosa, sebab gaya seperti itu memudahkan saya menuangkan imajinasi dalam tulisan-tulisan.
Sekali lagi, terima kasih Mbak Reni, dan terima kasih buat teman2 yang sudah menyempatkan diri berkunjung ke @KampungFiksi dan meninggalkan komentar/follow blog kami itu.
Menjadi diri sendiri itu lebih bagus mb..., tapi IbuDini suka dengan gaya bahasa yang digunakan mb Reni...tak banyak kata yang membuat aku tak mengerti dan kata-katanya sangat sopan..makanya aku suka berkunjung kemari.
BalasHapusGaya bahasa mb.Reni sudah sangat bagus koq, nggak ada yg harus diubah mbak :)
BalasHapushha.. betul, aku juga dalam hati beranggapan bu reni ini guru, selain gaya bahasa tulisanya yang bijak juga karena pernah baca postingan bu reni tentang keluhan Shasa di sekolahnya.
BalasHapusbagi orang awam kebanyakan "pasrah" saja menyerahkan pendidikan formal ke pihak sekolah. Ku pikir ibu juga seorang guru jadi tau adanya ketidak beresan disekolah dan mengatasinya.
Terimakasih bu, postinganya menarik.. bisa jadi bekal pengetahuanku nanti menjadi seorang ayah..