Seperti yang aku ceritakan sebelumnya, Shasa melakukan Karya Wisata pada hari Sabtu yang lalu. Ini adalah pengalaman pertama bagi Shasa rekreasi tanpa didampingi orang tua. Agar komunikasi dapat berjalan lancar, Ayahnya secara khusus meminjamkan HPnya untuk dibawa Shasa. Soalnya, HP Shasa adalah Flexi yang tak bisa dihubungi selama dalam perjalanan.
Berkat HP ayahnya, maka dalam sehari itu kami dapat memantau Shasa dari jauh. Ayahnya juga sudah mengijinkan Shasa untuk memakai pulsa ayahnya sebanyak yang dia mau. Entah berapa kali SMS dan berapa kali telepon yang kami lakukan dalam hari itu. Aku tak akan kaget jika tagihan telponku (aku menggunakan kartu yang pasca bayar) bulan ini akan membengkak... hehehe.
Berikut ini adalah sebagian rekaman perjalanan Shasa dari sebagian SMSnya (untuk rekaman telepon sama sekali tak perlu aku cantumkan, supaya tidak tambah panjang daftarnya hehehe) :
Begitulah... selama Shasa pergi ada perasaan bangga, was-was dan panik. Apalagi saat-saat terakhir dia mengabarkan kedinginan karena tak bisa memakai lagi jaketnya yang basah karena kehujanan dan ACnya yang bocor. Untung saja kemudian laporanku dan suami ditanggapi guru-gurunya, sehingga Shasa bisa pindah duduk di belakang. Menurut Shasa setelah duduk di belakang dia bisa tidur, walau tak lama.
Pengalaman melepas Shasa pergi sendiri ini membuatku teringat dengan pengalamanku sendiri saat melakukan karya wisata dengan sekolahku dulu. Aku bisa merasakan apa yang orang tuaku rasakan saat itu. Bedanya, aku bisa setiap saat menghubungi Shasa. Sementara, saat itu orang tuaku tak bisa memantau keadaanku dari jauh dan aku tak bisa melaporkan apa yang aku alami, karena tak ada HP. Jadi terbayang deh, pasti saat itu orangtuaku kepikiran terus apa yang terjadi padaku selama dalam perjalanan itu.
Selain itu, karena Shasa selalu memberi kabar dimana dia berada, jadi aku dan suami dapat mengira-ngira kapan berangkat menjemputnya di sekolah. Sementara waktu aku kecil dulu dan komunikasi belum selancar sekarang, para orang tua bisa berjam-jam menunggu di depan sekolah, karena tak tahu pasti kapan rombongan akan pulang. Padahal biasanya rombongan karya wisata seperti itu banyak telatnya, seringkali dijadwalkan sampai Madiun pukul 22.00 ternyata baru sampai pada pukul 24.00. Duh, betapa dulu Karya Wisata yang aku ikuti merepotkan orang tuaku ya..?
Setidaknya dalam acara Karya Wisata ini aku bisa melihat rasa tanggung jawab Shasa. Hal itu terlihat saat dia memilih untuk tidak sering-sering menggunakan HP di area Jatim Park, karena takut hilang. Selain itu... Shasa tentu saja belajar untuk mengurus kebutuhannya sendiri dalam seharian itu.
Berkat HP ayahnya, maka dalam sehari itu kami dapat memantau Shasa dari jauh. Ayahnya juga sudah mengijinkan Shasa untuk memakai pulsa ayahnya sebanyak yang dia mau. Entah berapa kali SMS dan berapa kali telepon yang kami lakukan dalam hari itu. Aku tak akan kaget jika tagihan telponku (aku menggunakan kartu yang pasca bayar) bulan ini akan membengkak... hehehe.
Berikut ini adalah sebagian rekaman perjalanan Shasa dari sebagian SMSnya (untuk rekaman telepon sama sekali tak perlu aku cantumkan, supaya tidak tambah panjang daftarnya hehehe) :
- 05.03.2011 04:26 Caruban nih (beberapa saat setelah bus berangkat meninggalkan sekolah Shasa)
- 05.03.2011 06:22 Perak Jombang, ga tau pokoke mesjid (jawaban Shasa waktu aku tanya sholat subuhnya dimana)
- 05.03.2011 07:35 Ma sawah tok. Jadi aku ga tau sampe mana (jawaban Shasa waktu aku tanya sudah sampai mana)
- 05.03.2011 09.50 Malang I am coming..! :-D (SMS bernada gembira saat Shasa mulai masuk ke Malang)
- 05.03.2011 11.20 Lunch (acara makan siang sangat penting bagi Shasa sehingga dia perlu memberi tahu aku, padahal dia sama sekali tak SMS waktu sebelumnya rombongan sudah masuk ke Museum Brawijaya. Rupanya dia kurang antusias ke museum)
- 05.03.2011 11:50 Jatim park ! ;-) (SMS bernada gembira saat rombongan siap berangkat menuju Jatim Park. Sekali lagi, tak ada satu SMS pun yang menceritakan kegiatannya di Museum Brawijaya)
- 05.03.2011 12:05 Ma nanti di Jatim park aku ga banyak SMS ya, takut HPne Ayah ilang :-) (rupanya Shasa merasa bertanggung jawab menjaga keamanan HP yang dipinjamkan ayahnya untuknya)
- 05.03.2011 12:09 Uangnya sebagian di tas. Yang sebagian dititipkan ke bu guru. Yang ada disaku cuma uang 20 ribu kok. :-* Muach love u (jawaban Shasa saat aku memintanya hati-hati dalam membawa uangnya. Ternyata dia sudah berinisiatif untuk menitipkan uangnya yang sebagian kepada gurunya)
- 05.03.2011 12:44 Sampe Jatim Park :-) (Shasa gembira akhirnya sampai juga ke Jatim Park)
- 05.03.11 16:03 Nasi goreng = kempel berbumbu masak. Es teh = ga manis ada sari manise. Itu semua di stan 3. Moga aku ga batuk gara-gara itu. (Akhirnya setelah sekian lama berada di Jatim Park Shasa memberi kabar juga tentang makanan yang tak memuaskannya yang dibelinya di Jatim Park)
- 05.03.2011 16:20 Persiapan Pulang (SMS Shasa yang mengabarkan rombongannya akan segera meninggalkan Jatim Park)
- 05.03.2011 15:56:46 Ma nanti pulang aku bawa tas 3. Soale makan malamku tak taruh tas biru kan tadi dah makan. Mau dioleh-olehi apa? (Aku segera menjawab SMSnya agar sebelum pulang dia sempat mengatur kembali bawaannya dan aku berpesan agar tak usah membeli buah, daripada memberatkannya)
- 05.03.2011 17:03 Tadi di Jatim Park aku ambil 9 ribu buat main : 3 ribu buat main ngglingingin bola dapat gantungan Jatim Park, 3 ribu buat main muter roda dapat stiker, terakhir 3 ribu itu pas detik-detik mau pulang main mancing boneka dan dapat boneka beruang satu (Shasa melaporkan banyaknya uang yang telah dipakainya)
- 05.03.2011 17:04 Ma tapi mau ke Dewi Sri, adane buah (menjawab pesanku untuk tidak membeli buah)
- 05.03.2011 17:21 Jadi pake jas ujan nih :-p (Shasa memberi kabar kalau di Malang mulai turun hujan, di saat waktunya belanja oleh-oleh)
- 05.03.2011 17:24 Hujan deras lho. Ini baru mau ke pasar. Eh, ayah besok bisa ngantar ke Lutfi ga? Tadi kan aku dapat gantungan, terus aku ke toko suvernir beliin Lutfi juga, biar sama (Shasa ingat untuk membelikan sahabatnya oleh-oleh dari Jatim Park)
- 05.03.2011 17:33 Ntar tak pindah-pindah barang abis dari Dewi Sri (jawaban Shasa waktu aku memintanya menata ulang barang-barang bawaannya agar dia dapat duduk nyaman saat pulang)
- 05.03.2011 18:45 Mami aku ga basah, AC juga dipake Mila. Ok. (jawaban Shasa waktu aku memintanya untuk ganti baju jika bajunya basah akibat kehujanan beli oleh-oleh tadi)
- 05.03.2011 19:35 Ma nggak bisa tidur. Dingin. Tak pakein selimut dan topi malah tambah dingin (keluhan Shasa yang membuatku dan suami panik. Aku memang membekalinya tutup kepala dan kain untuk jaga-jaga kalau dia kedingingan di dalam bus yang ber-AC. SMS ini membuatku langsung meneleponnya dan memberinya instruksi macam-macam, seperti mengoleskan minyak kayu putih ke badannya, memakai kaos rangkap dsb.)
- 05.03.2011 19:47 Ma masih jauh, aku udah gak tahan! (membaca SMS ini aku dan suami langsung panik. Suamiku mengirim SMS ke seorang guru memberitahukan keadaan Shasa dan meminta agar SC di bus bisa dikurangi. Tapi SMS itu belum dapat tanggapan )
- 05.03.2011 19:51 Ma bajuku dingin (Rupanya jaketnya basah karena sempat kehujanan, jadi Shasa tak bisa memakai jaket itu padahal AC di dalam bus dingin sekali. Sementara itu kaos yang dipakainya juga terasa dingin karena AC. Segera saja aku menelpon 2 orang gurunya, sayangnya tak diangkat. Barulah guru ketiga yang aku telpon mengangkat telponnya, sehingga aku bisa langsung menyampaikan keluhan Shasa)
- 05.03.2011 20:02 Ga perlu di belakang sumuk banget (jawaban Shasa waktu aku menanyakan apakah tutup kepala dan selimutnya sudah dipakai. Rupanya SMS suamiku dan telpon dariku ditanggapi oleh gurunya, sehingga Shasa diajak pindah ke belakang yang tak terasa dingin karena AC. Aku dan suami bisa bernafas lega akhirnya)
Begitulah... selama Shasa pergi ada perasaan bangga, was-was dan panik. Apalagi saat-saat terakhir dia mengabarkan kedinginan karena tak bisa memakai lagi jaketnya yang basah karena kehujanan dan ACnya yang bocor. Untung saja kemudian laporanku dan suami ditanggapi guru-gurunya, sehingga Shasa bisa pindah duduk di belakang. Menurut Shasa setelah duduk di belakang dia bisa tidur, walau tak lama.
Pengalaman melepas Shasa pergi sendiri ini membuatku teringat dengan pengalamanku sendiri saat melakukan karya wisata dengan sekolahku dulu. Aku bisa merasakan apa yang orang tuaku rasakan saat itu. Bedanya, aku bisa setiap saat menghubungi Shasa. Sementara, saat itu orang tuaku tak bisa memantau keadaanku dari jauh dan aku tak bisa melaporkan apa yang aku alami, karena tak ada HP. Jadi terbayang deh, pasti saat itu orangtuaku kepikiran terus apa yang terjadi padaku selama dalam perjalanan itu.
Selain itu, karena Shasa selalu memberi kabar dimana dia berada, jadi aku dan suami dapat mengira-ngira kapan berangkat menjemputnya di sekolah. Sementara waktu aku kecil dulu dan komunikasi belum selancar sekarang, para orang tua bisa berjam-jam menunggu di depan sekolah, karena tak tahu pasti kapan rombongan akan pulang. Padahal biasanya rombongan karya wisata seperti itu banyak telatnya, seringkali dijadwalkan sampai Madiun pukul 22.00 ternyata baru sampai pada pukul 24.00. Duh, betapa dulu Karya Wisata yang aku ikuti merepotkan orang tuaku ya..?
Setidaknya dalam acara Karya Wisata ini aku bisa melihat rasa tanggung jawab Shasa. Hal itu terlihat saat dia memilih untuk tidak sering-sering menggunakan HP di area Jatim Park, karena takut hilang. Selain itu... Shasa tentu saja belajar untuk mengurus kebutuhannya sendiri dalam seharian itu.
Hihihiiii...seru ya?! Ngebayangin anak2 saya nantinya, Bu. Shasa, ole2 buat tante rifka mana?
BalasHapusasyiiik, rekreasi nih... ^_^
BalasHapusPagi Mb...gimana kabarnya hari ini.
BalasHapusLaporan yang detail sekali ya.....Dini pernah sekali ikutan rekreasi sama sekolahnya dan wali murid tidak boleh ikut..
Sempet was2 juga tapi alhamdullilah, semoga dini dapat bertanggung jawab kalau udah besar seperti kakak Shasa.
Met pagi Mbak hhe... :D
BalasHapusWah shasa udah rekreasi sendiri hhe... tambah mandiri nie brarti :P sayang jamanku sekolah SD dulu gak ada segala rekreasi wkwkwkw...
Wah tagihan pasca bayarnya semoga dapet diskon mbak hhe..
Oiya makasih mbak udah maen ke blog yg ini hhe... ntar aku balik lagi ke Dj Site, kmrn2 aku blum bisa Blogging soalnya jadi sementara nulis2 doank disini
Semangat N Nice day mbak...
Saya juga nggak bisa membayangkan repotnya orangtua jaman dulu karena sulit berkomunikasi dgn anaknya yg sedang berwisata jauh. Teknologi telah mempermudah segalanya
BalasHapuswaaah shasa pinter yaa apalagi pelaporan keuangannya yang terarah dan tanggung jawabnya. pasti pas gede jadi anak pintar nih bunda :D
BalasHapusseru banget nih perjalanannya,jadi dapet banyak pelajaran dan hikmah y mb,
BalasHapusbisa buat shasa lebih mandiri,
:) :)
Shasa emang pinterrr.. salut salut :)
BalasHapuswah jadi orang tua emang sulit ya.. saya juga ngerti kenapa dulu orang tua saya juga seperti itu.. :)
BalasHapusintens banget ya shasa.... laporannya semua sukses saat melakukan transaksi keuangan.
BalasHapuswah log yang bagus tuh bu. semoga shasa bisa diarahkan ke blog tuh, jangan ke pesbuk...
BalasHapusdetail banget mba...shasa anak yg jujur...
BalasHapusbesok photonya diposting ya mba! :)
iyalah mba, anak semata wayang, melepasnya pergi sendiri, sebagai orang tua mesti banyak perasaan yg muncul.
BalasHapussyukurlah semua berjalan lancar.
detil sekali sms nya..
BalasHapusselalu ada kabar update..
klo dulu emmang siih saat karya wisata paling orangtua cuma ngelepas gitu aja, gak ada pantauan..
karena emamng belum jama HP n sms
saya jadi iri, semenjak sekolah dari SD sampai yang terakhir tak pernah jalan-jalan, gagal terus.
BalasHapusaku seumuran shasa ga berani keluar sendiri.. :(
BalasHapussemoga nanti bisa saya terapkan mbak, hehehe :)
BalasHapusLaporan diterima....
BalasHapussiap lanjutkan......
yihaaaaaaaaaaaa....
asiknya jalan2
Selamat sore mbak Fanny..wah mbak fanny dan suami sangat perhatian ^^
BalasHapusSemoga nanti jika sudah mnejalin keluarga..saya bisa seperti mba Fanny dan suami...
Amin..
Kunjungan di sini ibu Renny...
BalasHapusMasih ingat saya?
Wah, saya jadi serasa membaca status di FB nih..
Shasha baik hati sekali ya, sampai tak lupa membelikan oleh2 buat shabatnya..
top dah
wah, sebagai mama, pasti harap2 cemas juga ya bu,
BalasHapustapi bangga juga kalau ini merupakan pertama kalinya bagi Shasa..
hmm, biar cepat gede.. hehe
shasa benar-benar keliling nih
BalasHapuscara mbak bercerita bikin kita ikut terhanyut mbak hehehe
BalasHapusWah Shasa semakin hebat nih..maaaf nih kalo aku jarang lagi mampir ya mbak soalnya sibuk,terus hehehehe...
BalasHapusDetail banget yaah smsnya, wah-wah.. beneran deh, Mbak Reni ibu yang sangat-sangat perhatian sama shasa.. eh, Shasa tuh anak tunggal kan yah?..
BalasHapusdari situ keliatan kalo Shasa bertanggung jawab, jujur, dan gemar menabung (loh?). cocok jadi caleg nih :)
siapa dulu doonk orang tuanyaa :P
Mirip dng posting status Facebook ya. krn saya sendiri males dng status2 laporan begini. Tapi untuk memastikan anak2 baik2 saja, okelah. Useful.
BalasHapushi there :)
BalasHapushave a nice day ^^
hmmmm .... laporan Shasa lengkap banget ya, mbak...
BalasHapusbeda banget dgn Yoga waktu ke Bali liburan Desember kemaren, emang anak cowok itu ndak sedetail anak cewek ya, mbak
Kalo ditanya, jawabnya " Ah biasa2 aja lah Bunda, jgn kwatirlah"
aku pertama kali karwis kelas 5 SD ini shasa kelas berapa ya bun?
BalasHapushehe
BalasHapusperjalanan yang menyenangkan nie...
kunjungi jg bahan bacaan saya :
jurnal
ekonomi andalas
hehehee....
BalasHapussenang banget ya Mbak, Shasa bisa melaporkan semuanya dengan baik. sepertinya Dia sangat bertanggung jawab..
Shasa udah besar Mbak, bukan anak anak lagi kayaknya
:)
hebatnya Mbak Shasa...
BalasHapusmaminya ditanya mau dioleh olehin apa. pasti Mbak Shasa sayang banget sama Mami yaa