Tempat Shasa biasa berenang sangat nyaman. Selain karena tidak terlalu ramai, tempatnya juga teduh. Banyak pohon-pohon yang ditanam di pinggir kolam renang. Selain itu, di sebelah kolam juga disediakan tempat (semacam gazebo) untuk para pengunjung untuk duduk lesehan (sambil makan/minum) sambil menunggu yang asyik berenang.
Aku senang juga menunggu Shasa yang berenang dengan duduk-duduk di sana. Selain senang melihat Shasa berenang, aku senang juga melihat polah tingkah para pengunjung kolam renang itu. Banyak yang lucu dan menggelikan, tapi tak sedikit yang menyebalkan. Beberapa hari yang lalu ada kejadian yang menarik perhatianku waktu aku menunggu Shasa berenang.
Waktu itu aku duduk di tempat lesehan itu menunggu Shasa yang berenang. Di sebelahku duduk seorang ibu yang menunggui kedua anaknya dan suaminya yang sedang berenang. Di meja sudah tersedia 4 porsi nasi+ayam bakar. Tak lama kemudian sang ibu meminta anaknya yang kecil (cowok, umurnya kira-kira 4 tahun) keluar dari kolam renang karena dia hendak menyuapi anaknya itu.
Sewaktu sang anak keluar dari kolam, ibunya langsung melepaskan baju anaknya yang basah di pinggir kolam itu juga. Namun sang anak menolak waktu akan dimandikan. Akhirnya, sang ibu pun menyuapi anaknya yang masih telanjang itu. Sewaktu disuapi, anaknya sibuk hilir mudik (tanpa mengenakan baju) kemana-mana. Terkadang anak itu teriak-teriak memanggil kakaknya dan ayahnya yang asyik berenang.
Usai menyuapi anaknya, sang ibu kembali ke tempat lesehan. Kupikir dia hendak menyiapkan peralatan mandi anaknya. Tapi ternyata dia langsung duduk dan... makan! Dia asyik sekali makan, sementara anaknya yang masih telanjang masih saja sibuk lari kesana kemari sambil berteriak-teriak. Dan parahnya... tiba-tiba saja si anak itu (maaf) pipis di sebelah tempat kami duduk lesehan. Herannya, ibu dan ayahnya yang tahu hal itu diam saja dan tidak melarangnya. #mengelusdada
Tak lama kemudian kakaknya (yang juga cowok, kira-kira umurnya 8 tahun) dan ayahnya keluar dari kolam renang. Setelah mereka mandi mereka langsung duduk di meja sebelahku dan makan. Sementara itu sang ibu sudah berhasil memandikan anaknya yang kecil dan memakaikan baju untuknya.
Acara makan selesai dan mereka pun beranjak pergi. Sewaktu aku menoleh ke meja bekas tempat mereka makan, mataku terbelalak. Astaga, berantakan sekali mejanya. Butir-butir nasi berceceran kemana-mana. Piring berserakan dan sisa-sisa makanan berantakan. Yang paling parah adalah ada tumpahan minuman di lantai.
Sewaktu petugas kolam renang datang untuk membersihkan bekas makanan itu, kulihat kekagetan di wajahnya. Kasihan sekali aku melihatnya harus membersihkan tempat yang berantakan itu. Aku heran sekali jika ada orang yang meninggalkan warung makan/restoran dengan meja yang berantakan. Padahal untuk merapikan meja sebelum ditinggalkan tak butuh waktu lama, kan?
Jika makan di warung makan/restoran, aku berusaha mengumpulkan sisa makanan di satu piring, agar pelayannya mudah membersihkannya. Kemudian aku akan menumpuk piring-piring lainnya menjadi satu. Gelas dan sendok juga aku kumpulkan jadi satu. Jika meja kotor (karena remah-remah makanan) atau basah aku juga akan mengelapnya (dengan tissue) sebelum meninggalkan meja makan itu. Terus terang saja, suamiku sering keberatan aku berbuat seperti itu. Mungkin dia risih melihatku begitu di tempat umum. Tapi tetap saja aku melakukannya.
Mengapa aku melakukannya? Semata-mata karena aku berempati kepada para pelayan yang harus membersihkan sisa-sisa makanan yang kami tinggalkan. Siapa sih yang suka membersihkan sisa makan orang lain? Jikalau mereka harus melakukannya, setidaknya aku telah mempermudah tugas mereka dengan mengumpulkan sisa makanannya. Dengan begitu, mereka tinggal membuangnya (tanpa harus mengumpulkan terlebih dahulu). Setidaknya, aku bisa meringankan tugas mereka.
Mungkin aku yang berlebihan, tapi terus terang saja aku tak bisa melihat ada orang meninggalkan tempat makannya dalam kondisi berantakan seperti itu.
Aku senang juga menunggu Shasa yang berenang dengan duduk-duduk di sana. Selain senang melihat Shasa berenang, aku senang juga melihat polah tingkah para pengunjung kolam renang itu. Banyak yang lucu dan menggelikan, tapi tak sedikit yang menyebalkan. Beberapa hari yang lalu ada kejadian yang menarik perhatianku waktu aku menunggu Shasa berenang.
Waktu itu aku duduk di tempat lesehan itu menunggu Shasa yang berenang. Di sebelahku duduk seorang ibu yang menunggui kedua anaknya dan suaminya yang sedang berenang. Di meja sudah tersedia 4 porsi nasi+ayam bakar. Tak lama kemudian sang ibu meminta anaknya yang kecil (cowok, umurnya kira-kira 4 tahun) keluar dari kolam renang karena dia hendak menyuapi anaknya itu.
Sewaktu sang anak keluar dari kolam, ibunya langsung melepaskan baju anaknya yang basah di pinggir kolam itu juga. Namun sang anak menolak waktu akan dimandikan. Akhirnya, sang ibu pun menyuapi anaknya yang masih telanjang itu. Sewaktu disuapi, anaknya sibuk hilir mudik (tanpa mengenakan baju) kemana-mana. Terkadang anak itu teriak-teriak memanggil kakaknya dan ayahnya yang asyik berenang.
Usai menyuapi anaknya, sang ibu kembali ke tempat lesehan. Kupikir dia hendak menyiapkan peralatan mandi anaknya. Tapi ternyata dia langsung duduk dan... makan! Dia asyik sekali makan, sementara anaknya yang masih telanjang masih saja sibuk lari kesana kemari sambil berteriak-teriak. Dan parahnya... tiba-tiba saja si anak itu (maaf) pipis di sebelah tempat kami duduk lesehan. Herannya, ibu dan ayahnya yang tahu hal itu diam saja dan tidak melarangnya. #mengelusdada
Tak lama kemudian kakaknya (yang juga cowok, kira-kira umurnya 8 tahun) dan ayahnya keluar dari kolam renang. Setelah mereka mandi mereka langsung duduk di meja sebelahku dan makan. Sementara itu sang ibu sudah berhasil memandikan anaknya yang kecil dan memakaikan baju untuknya.
Acara makan selesai dan mereka pun beranjak pergi. Sewaktu aku menoleh ke meja bekas tempat mereka makan, mataku terbelalak. Astaga, berantakan sekali mejanya. Butir-butir nasi berceceran kemana-mana. Piring berserakan dan sisa-sisa makanan berantakan. Yang paling parah adalah ada tumpahan minuman di lantai.
Sewaktu petugas kolam renang datang untuk membersihkan bekas makanan itu, kulihat kekagetan di wajahnya. Kasihan sekali aku melihatnya harus membersihkan tempat yang berantakan itu. Aku heran sekali jika ada orang yang meninggalkan warung makan/restoran dengan meja yang berantakan. Padahal untuk merapikan meja sebelum ditinggalkan tak butuh waktu lama, kan?
Jika makan di warung makan/restoran, aku berusaha mengumpulkan sisa makanan di satu piring, agar pelayannya mudah membersihkannya. Kemudian aku akan menumpuk piring-piring lainnya menjadi satu. Gelas dan sendok juga aku kumpulkan jadi satu. Jika meja kotor (karena remah-remah makanan) atau basah aku juga akan mengelapnya (dengan tissue) sebelum meninggalkan meja makan itu. Terus terang saja, suamiku sering keberatan aku berbuat seperti itu. Mungkin dia risih melihatku begitu di tempat umum. Tapi tetap saja aku melakukannya.
Mengapa aku melakukannya? Semata-mata karena aku berempati kepada para pelayan yang harus membersihkan sisa-sisa makanan yang kami tinggalkan. Siapa sih yang suka membersihkan sisa makan orang lain? Jikalau mereka harus melakukannya, setidaknya aku telah mempermudah tugas mereka dengan mengumpulkan sisa makanannya. Dengan begitu, mereka tinggal membuangnya (tanpa harus mengumpulkan terlebih dahulu). Setidaknya, aku bisa meringankan tugas mereka.
Mungkin aku yang berlebihan, tapi terus terang saja aku tak bisa melihat ada orang meninggalkan tempat makannya dalam kondisi berantakan seperti itu.
Mb Reni sama dengan saya, jika kami sedang makan diluar dan setelah selesai aku selalu saja membersihkan meja dengan tisu dan mengumpulkan sisa2 makanan di atas piring kotor, Suamiku selalu bilang biar aja dek..tapi karna udah biasa jadi selalu di lakukan.
BalasHapuskoq seenaknya banget gitu sih. kalo masalah membiarkan anak bertelanjang lari-lari itu mungkin karena maklum masih anak-anak. tapi kalo sampe orang tua yang berbuat kayak gitu, ckckck. jadi pengen liat gimana bentuknya itu keluarga yang kemproh bin jorok itu..
BalasHapusAku setuju sekali dengan tindakan mbak reni, dan aku juga selalu melakukan hal yg sama ( kebiasan rumah nih). Emang sering kita melihat orang dgn cueknya meninggalkan meja makan dalam keadaan berantakan , duh malu banget dech aku ngeliatnya, ...itu orang JORSE ( jorok sekali).
BalasHapusTerkadang hal ini spele mbak, tapi terkadang jarang banget kita bisa lakukan, saya sendiri malah gak sampe mikir segitunya, habis makan trus bayar ya pergi... Saya salut deh ama mbak Reni...
BalasHapuswah...parah.....parah banget.....grhhrhr....jadi gemes pengen....e..e....
BalasHapuswah bahaya nieh bu rens jangan² anaknya pipis di kolam renang juga...? heghh...!!!!! pokoknya bu rens harus kasih tahu orangnya yg mana....biar aku bisa waspada kalau pas renang sama kel itu...klu perlu kasih pelajaran..dikit ah..seperti yg aku lakuian kapan hari hehehe.....
patut dicontoh nih, Mbak :)
BalasHapusBetul banget itu mba.
BalasHapusbegitulah..kondisi saat ini..banyak orang yang cuek dengan keadaan sekitar.....
BalasHapussaya suka malu kalau meja bekas makan berantakan, makanya kalau ada makanan berceceran langsung dibersihkan
BalasHapusSepertinya saia tau ini lokasinya dimana. Jadi mungkin karena restopool-nya itu kecil, mereka anggap sah2 aja berbuat seperti itu, secara pengunjungnya juga ga terlalu banyak. Tapi bukan berarti alesan pembenar sih, kudunya kita tetap bisa menempatkan diri dimanapun kita berada khan?
BalasHapusbagus mbak q dukung yg begituan. suaminy beri pengertian ya
BalasHapushaaaaa? parah banget keluarga itu...hahaha
BalasHapusbtw, salut ma kebiasaan mb reni. WOW, aku ga pernah kepikiran sampai ke situ. engga' berlebihan ko mba'.... serta jadi pelajaran juga bagi saya...
^^
ya sebaiknya jgn terlalu berantakan gitu ya. hehee
BalasHapusidih... jorok abis mejanya....
BalasHapusapa di rumah mereka kayak gitu juga ya????
benar kata mbak reni, apalagi klo di tempat ramai, kan pelayan gak bisa juga langsung ngebersihin ketika kita selesai, kadang udah ada pengunjung lain yg menempati bisa merasa jijik..
BalasHapusoh ya, ada award buat mbak, boleh diambil boleh juga tidak..:D
lama banget aku ga renang bu
BalasHapuspengen juga ngajarin citra renang sejak dini
tapi susah kerja jauh begini
sementara ibue jagoan renang
cuma gaya batu doang..
wah mb reni keren
BalasHapussepakat mb
kita memang harus berempati sama orang lain walaupun mereka hanya pelayan
anggap saja itu adalah sedekah
salam kenal ya mbak :)
Hm, Mba Reni pasti orangnya rajin banget. Yep, gerakan positif mbak, layak ditiru.
BalasHapushem matur nuwun Bu.. dengan membaca postingan anda, saya sebagai pelayan warnet juga merasa dihargai.. matur nuwun Bu...
BalasHapusseandainya saja dia baca tulisan ini, pastinya akan malu sendiri he he...
BalasHapuswahhh berearti mbaknya hebat... harusnya banyak orang seperti ini kali ya.. biar negara kita jadi lebih asri bersih dan berwibawa... hehehe... bener mbak... mempermudah pekerjaan orang lain itu mulia :)
BalasHapusada ya orang yang seperti itu. yang apes ya petugas yang ngebersihinnya. kesian sama petugasnya:(
BalasHapussungguh kebiasaan yang bagus dan baik.
BalasHapusaku suka gaya ibu menghormati orang lain, walaupun dalam hal yang sepele ini! semoga ku bisa seperti itu.
kebiasaaan yang serampangan.
BalasHapusnasi berserak menjadi mubazir.
saya gak selalu mengelap meja tempat saya makan di luar mba, tp tidak juga membiarkan anak2 dan saya makan berantakan.
BalasHapusdi rmh kami membiasakan makan di meja makan dan tentu saja saya memberitahu anak2 untuk tdk makan berantakan. kebiasaan itu sampai ketika kami makan diluar, mrk makan dgn rapih :)
hmmm, keterlaluan ya mereka. pelajaran buat saya nih bu,
BalasHapusya ampun, ampe ngebiarin anaknya pipis sembarangan gitu.. =.=" tega amat gitu ya orang tua ngebiarin anaknya bugil sambil jalan-jalan =.="
BalasHapus