Informasi itu sangat penting dan berharga, makanya orang-orang yang memiliki informasi menjadi orang yang punya 'kekuatan'. Orang melakukan banyak cara untuk bisa mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Itu sebabnya, tak heran bila akhirnya ada informasi penting yang diperjualbelikan.
Informasi memang banyak manfaatnya, terlebih lagi jika kita hendak pergi ke daerah lain (atau ke luar negeri) yang belum kita kenal. Seperti pengalaman Gaphe saat bepergian ke Malaysia beberapa waktu yang lalu. Tanpa adanya informasi yang mencukupi, dia dan teman-temannya sempat nyasar di Malaysia. Bayangkan... nyasar di negeri orang, kan bikin hati ciut juga? Untung aja di Malaysia bahasanya masih bisa kita pahami. Coba kalau kita nyasarnya ke negara-negara yang kita tidak pahami bahasanya, seperti Afrika, Jepang atau Korea. Apa tak pusing tuh?
Oh ya, bicara soal nyasar di Korea... beberapa waktu yang lalu aku nonton tayangan sebuah stasiun televisi. Saat itu pembawa acaranya sedang jalan-jalan ke Insadong, Korea Selatan. Insadong terkenal di antara para wisatawan sebagai tempat belanja dan menjual barang-barang seni tradisional khas Korea maupun luar negeri. Lebih dari 40 persen toko barang antik Korea terdapat di wilayah ini (sumber : Wikipedia).
Yang membuatku terkesan pada penayangan acara itu adalah Insadong memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para wisatawan dengan cuma-cuma. Jadi, selama musim liburan atau pada saat banyak wisatawan yang datang, akan banyak sukarelawan yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan dari luar negeri. Mereka itu hadir di jalan-jalan dengan membawa papan yang menunjukkan bahwa mereka bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Dengan begitu diharapkan para wisatawan tak akan nyasar atau tak akan tertipu oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Aku jadi berpikir apakah daerah wisata lain (di luar negeri, maksudku) juga punya sukarelawan yang membagikan informasi bagi para wisatawan asing ya? Jika tidak, maka Insadong sudah selangkah lebih maju dibandingkan dengan daerah-daerah wisata di negara lain. Apakah di negara kita sudah ada yang melakukan seperti di Insadong?
Terima kasih untuk semua yang masih rajin mampir disini selama aku diklat dan maaf aku belum bisa blogwalking...
Informasi memang banyak manfaatnya, terlebih lagi jika kita hendak pergi ke daerah lain (atau ke luar negeri) yang belum kita kenal. Seperti pengalaman Gaphe saat bepergian ke Malaysia beberapa waktu yang lalu. Tanpa adanya informasi yang mencukupi, dia dan teman-temannya sempat nyasar di Malaysia. Bayangkan... nyasar di negeri orang, kan bikin hati ciut juga? Untung aja di Malaysia bahasanya masih bisa kita pahami. Coba kalau kita nyasarnya ke negara-negara yang kita tidak pahami bahasanya, seperti Afrika, Jepang atau Korea. Apa tak pusing tuh?
Oh ya, bicara soal nyasar di Korea... beberapa waktu yang lalu aku nonton tayangan sebuah stasiun televisi. Saat itu pembawa acaranya sedang jalan-jalan ke Insadong, Korea Selatan. Insadong terkenal di antara para wisatawan sebagai tempat belanja dan menjual barang-barang seni tradisional khas Korea maupun luar negeri. Lebih dari 40 persen toko barang antik Korea terdapat di wilayah ini (sumber : Wikipedia).
Yang membuatku terkesan pada penayangan acara itu adalah Insadong memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para wisatawan dengan cuma-cuma. Jadi, selama musim liburan atau pada saat banyak wisatawan yang datang, akan banyak sukarelawan yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh wisatawan dari luar negeri. Mereka itu hadir di jalan-jalan dengan membawa papan yang menunjukkan bahwa mereka bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Dengan begitu diharapkan para wisatawan tak akan nyasar atau tak akan tertipu oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Aku jadi berpikir apakah daerah wisata lain (di luar negeri, maksudku) juga punya sukarelawan yang membagikan informasi bagi para wisatawan asing ya? Jika tidak, maka Insadong sudah selangkah lebih maju dibandingkan dengan daerah-daerah wisata di negara lain. Apakah di negara kita sudah ada yang melakukan seperti di Insadong?
Terima kasih untuk semua yang masih rajin mampir disini selama aku diklat dan maaf aku belum bisa blogwalking...
yak, informan tak berbayar itu sangat dibutuhin sama traveller loh mbak.. apalagi kalo mau ke tempat satu ke tempat yang lain. Sebenernya kalo di Indonesia pun juga ada koq, semisal di terminal bis atau stasiun kereta yang gede-gede ada information centre, mereka bisa bantu kapanpun dibutuhin.
BalasHapusada sich mbak, tapi belum menjadi budaya atau pelayanan dalam negara kita. Semoga kedepan menjadi budaya atau pelayan prima dalam masyarakat kita
BalasHapusalangkah senangnya ya mbak kalo ada orang-orang yang secara sukarela memberikan bantuan di saat kita sedang mengalami kesusahan...
BalasHapusInfo memang penting Mbak, apalagi info tentang daerah tujuan wisata. Kalo di Indonesia, terbentur dengan biaya pengembangan (biasanya managemen infonya sudah bagus, tapi gak ada dana buat pengembangan), juga tentang tingkat pendidikan masyarakat daerah wisata. Kan tidak semuanya seperti di Bali.
BalasHapusInformasi dimanapun memang diperlukan ya, terlebih buat orang baru
BalasHapuswah mbak Reni,aku pingin banget ke Korea, nyasar juga boleh deh, asal nyampe sana.hehhe...:P
BalasHapusinformasi memang sangat penting mba, apalagi jika kita belum tahu dimana kita menemukan pusat informasi, sukarelawan yang dengan ikhlas memberi informasi pasti akan mendapat buah manis atas usahanya, salah satunya ya orang2 akan mengenal dan lebih percaya, jadi jangan pelit informasi..
BalasHapusGak kebayang klo hr ini kita susah mendapatkan informasi.. Mungkin kita akan tertinggal. masyarakat korea sudah lebih cerdas mbak.. Di negri kita juga aku pikir masyarakatnya cukup ramah. Cerita dikit nih, aku kan di Medan, satu hr pernah naek angkot trus ada bule yg nyetop, mau ke objek wisata bukit lawang, sumut. Meski gak bs bahasa inggris, si sopir memberi kode sambil bilang "no..no bukit lawang" sambil tersenyum. Sayangnya ya mgkn kemampuan kita menguasai bahasa asing yg masih sangat minim, jd tidak bs memberikan informasi detail. Heheh...
BalasHapus#gmn diklatnya mbak? lancar aja kan... ?
informasi memang penting, tapi kita juga harus selektif :)
BalasHapustulisan mba ini juga informasi yg sangat penting,selamat malam mba reni...ayo tetap bersemangat diklatnya ya ^^
BalasHapusklo di indo mana ada yg gratis, orang yg harusnya digratisin aja mesti dipungutin biaya bu guluu..., jiahahaha..:))
BalasHapuskalo bingung, saia paling hobi nyari pos polisi terdekat mba :-) itung2 numpang kenalan kalo ada yang hensem hehe skalian cari kesempatan *toenggg pukul pake pentungan*
BalasHapusYa betul sekali mbak informasi sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari,,,, dari siapapun & media apapun jika info tersebut baik buat kita serap aja seketika...hehehehe
BalasHapusaku juga mau ke insandong XDD
BalasHapushmmm.... Indonesia dengan segala keterbatasannya,
BalasHapussemoga tetep semangat diklatnya mbak..
kira kira kapan ya bisa ke korea
BalasHapusSaya pernah melihatnya di Trans Tv Mb..., mungkin ini lah mb salah satu negara Korea bisa maju ya...
BalasHapusKata Mb Reni benar..informasi emang sangat penting sekali apalagi buat para2 ibu2 rumah tangga yang hanya tau bumbu masak dan urus rumah..hehehhe kayak diriku.
sama kayak nova.. pengeeeeeeen ke korea
BalasHapushahahha
btw kayaknya di indo emang jarang banget ada sukarelawan kayak di insadong. secara jarang banget nemuin orang indo yang ga matre. semuanya harus diitung pake duit. :(
informasi memang penting, krn itu bagi pengguna ABD seperti saya yg sulit mendengar ini, maka saya sering sangat bergantung pada teknologi untuk bertanya
BalasHapus*kalau orang normal kan bertanya langsung mouth to mouth
kayanya kalau di Indonesia belum ada ya? masih minta bayaran... hehe. mungkin akrena di Korea mereka relatif makmur. mungkin...
BalasHapusmemang informasi itu sangat penting bagi kehidupan manusia, coba bayangkan andaikan tak ada informasi di kehidupan manusia! ya
BalasHapus