Antri dong..! Rasanya kalimat itu ingin aku ucapkan di berbagai kesempatan. selama ini aku memang telah punya banyak pengalaman yang menjengkelkan yang menyangkut antri ini. Mengapa ya masyarakat kita masih sulit untuk mengantri dengan benar ? Mengapa semua inginnya 'dilayani' terlebih dahulu padahal datangnya belakangan ?
Coba saja, setiap peristiwa pembagian zakat, pembagian sembako, pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) bahkan pembagian sumbangan bagi korban bencana alam... selalu saja disertai berita 'kerusuhan' akibat orang-orang yang tidak mau mengantri dengan tertib. Semua takut tidak 'kebagian' sehingga berebut meminta duluan.... Kalau sudah begitu suasana menjadi rusuh kan..?
Aku sendiri punya banyak pengalaman tentang antri itu. Salah salah satunya adalah waktu aku sedang antri dokter. Saat itu aku sedang antar Shasa yang sakit batuk ke dokter. Kebetulan pasien yang datang banyak banget. Setelah sekian lama menunggu, giliran berikutnya adalah aku.
Sesaat sebelum masuk ruang periksa, ada seorang ibu yang sudah tua datang diantar anaknya. Begitu masuk ruang tunggu, sang anak bertanya giliran berikut yang masuk ruang dokter siapa, dan ada seorang bapak yang menunjuk kepadaku. Sang anak langsung menghampiriku dan meminta ijin padaku untuk masuk terlebih dahulu karena ibunya sakit parah dan kasihan kalau menunggu terlalu lama.
Mendengar permintaan itu terus terang aku bingung. Aku tak keberatan jika Ibu itu masuk lebih dulu daripada aku, toh Shasa hanya sakit batuk. Tapi, jika aku mengijinkannya, bagaimana dengan orang-orang lain yang sudah antri lama setelah aku ? Apakah mereka juga mau mengorbankan lebih banyak waktu lagi untuk menunggu dokter ?
Setelah sekian lama berpikir akhirnya aku tanyakan apakah kira-kira Si Ibu akan diperiksa lama di dalam, karena yang antri masih banyak. Sang anak memastikan bahwa dia dan ibunya tak akan lama di ruang periksa dokter. Mendengar jawaban itu akupun mengangguk mengijinkan dia masuk lebih dulu daripada aku. Dalam hati aku berdoa semoga orang lain yang antri di belakangku tak menyesali keputusanku.
Coba saja, setiap peristiwa pembagian zakat, pembagian sembako, pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) bahkan pembagian sumbangan bagi korban bencana alam... selalu saja disertai berita 'kerusuhan' akibat orang-orang yang tidak mau mengantri dengan tertib. Semua takut tidak 'kebagian' sehingga berebut meminta duluan.... Kalau sudah begitu suasana menjadi rusuh kan..?
Aku sendiri punya banyak pengalaman tentang antri itu. Salah salah satunya adalah waktu aku sedang antri dokter. Saat itu aku sedang antar Shasa yang sakit batuk ke dokter. Kebetulan pasien yang datang banyak banget. Setelah sekian lama menunggu, giliran berikutnya adalah aku.
Sesaat sebelum masuk ruang periksa, ada seorang ibu yang sudah tua datang diantar anaknya. Begitu masuk ruang tunggu, sang anak bertanya giliran berikut yang masuk ruang dokter siapa, dan ada seorang bapak yang menunjuk kepadaku. Sang anak langsung menghampiriku dan meminta ijin padaku untuk masuk terlebih dahulu karena ibunya sakit parah dan kasihan kalau menunggu terlalu lama.
Mendengar permintaan itu terus terang aku bingung. Aku tak keberatan jika Ibu itu masuk lebih dulu daripada aku, toh Shasa hanya sakit batuk. Tapi, jika aku mengijinkannya, bagaimana dengan orang-orang lain yang sudah antri lama setelah aku ? Apakah mereka juga mau mengorbankan lebih banyak waktu lagi untuk menunggu dokter ?
Setelah sekian lama berpikir akhirnya aku tanyakan apakah kira-kira Si Ibu akan diperiksa lama di dalam, karena yang antri masih banyak. Sang anak memastikan bahwa dia dan ibunya tak akan lama di ruang periksa dokter. Mendengar jawaban itu akupun mengangguk mengijinkan dia masuk lebih dulu daripada aku. Dalam hati aku berdoa semoga orang lain yang antri di belakangku tak menyesali keputusanku.
gambar diculik dari sini
Lain lagi dengan pengalaman waktu Shasa masih duduk di TK Kelas A. Entah apa sebabnya, Shasa terkena infeksi saluran kencing. Penyakit itu membuat Shasa rewel dan berulang kali ngompol. Saat itu, aku dan suami baru pulang dari dokter untuk memeriksakan Shasa. Aku berinisiatif untuk mampir sebentar membeli jajanan buat Shasa, karena Shasa tiba-tiba kehilangan selera makan.
Setelah memilih jajanan dengan terburu-buru (karena Shasa sudah wanti-wanti agar tak kelamaan membeli jajanan), aku segera antri untuk membayar. Untung saja tak terlalu banyak yang belanja jajan saat itu. Saat tiba giliranku, tiba-tiba ibu yang datang setelahku mengambil posisi di sampingku. Dia tiba-tiba menyodorkan jajannya untuk dihitung.
Melihat hal itu tentu saja aku tak terima, dan langsung aku bilang pada penjualnya bahwa yang antri aku dulu. Tapi ibu yang sebelahku tadi menjawab, "Aku dulu saja mbak, kan belanjaanku juga tak terlalu banyak" sambil kembali menyorongkan jajannya ke depan kasir. Dan.., kasirpun mengambil jajanan itu dan mulai menghitungnya.
Melihat hal itu, aku terus terang saja marah sekali. Aku teringat Shasa yang sakit dan terpaksa menunggu di mobil lebih lama gara-gara seorang Ibu yang tak mau kalah tadi. Akhirnya aku putuskan, meninggalkan jajananku di depan kasir dan berkata, "Maaf mbak.. tak jadi beli" dan aku langsung keluar dari toko itu.
Benar saja, begitu masuk mobil Shasa berkata, "kok lama sih Ma? Pengen cepet pulang nih". Akhirnya memang kami langsung pulang. Sesampai di rumah suamiku pergi lagi untuk membeli jajanan di tempat lain. Dan... setelah kejadian itu aku tak pernah lagi belanja di toko itu (yang kini malah akhirnya bangkrut dan tutup).
Setelah memilih jajanan dengan terburu-buru (karena Shasa sudah wanti-wanti agar tak kelamaan membeli jajanan), aku segera antri untuk membayar. Untung saja tak terlalu banyak yang belanja jajan saat itu. Saat tiba giliranku, tiba-tiba ibu yang datang setelahku mengambil posisi di sampingku. Dia tiba-tiba menyodorkan jajannya untuk dihitung.
Melihat hal itu tentu saja aku tak terima, dan langsung aku bilang pada penjualnya bahwa yang antri aku dulu. Tapi ibu yang sebelahku tadi menjawab, "Aku dulu saja mbak, kan belanjaanku juga tak terlalu banyak" sambil kembali menyorongkan jajannya ke depan kasir. Dan.., kasirpun mengambil jajanan itu dan mulai menghitungnya.
Melihat hal itu, aku terus terang saja marah sekali. Aku teringat Shasa yang sakit dan terpaksa menunggu di mobil lebih lama gara-gara seorang Ibu yang tak mau kalah tadi. Akhirnya aku putuskan, meninggalkan jajananku di depan kasir dan berkata, "Maaf mbak.. tak jadi beli" dan aku langsung keluar dari toko itu.
Benar saja, begitu masuk mobil Shasa berkata, "kok lama sih Ma? Pengen cepet pulang nih". Akhirnya memang kami langsung pulang. Sesampai di rumah suamiku pergi lagi untuk membeli jajanan di tempat lain. Dan... setelah kejadian itu aku tak pernah lagi belanja di toko itu (yang kini malah akhirnya bangkrut dan tutup).
nggak bisa mengesampingkan ego diri yah
BalasHapuskalah ma semut ^^
mbak, setelah kejadian antri itu nggak nyumpahin tokonya bangkrutkan?hehehe
BalasHapusbener yaahh... malah kalah ama bebek dan semut yang bisa tertib -_-"
BalasHapusapa semua itu karena sifat dasar manusia yang ga mau kalah yah?!
Huh. Iya mba, ak juga pernah tu..bukan aku si yg dserobot, tapi ak bilang sm dia, "mas jangan asal nyrobot dong" eh dia langsung melotot .. Hehe, minder juga jadinya..
BalasHapusmang susah mbak nyuruh orang tertib, mesti ada aja yang suka ngelanggar.termasuk antri, yah anake orang banyak mbak heheh
BalasHapussaya juga tidak tahu kenapa masyarakat indonesia kebanyakan tidak mau antri, yang jelas itu sudah menjadi budaya yang kental di masyarakat kita.
BalasHapusgambar lucu, masa ANAK bebek yang tidak berakal saja bisa antri, kok kita ngga bisa, aneh???
Pelajaran yang bagus bagi kasir untuk lebih menghargai orang!
BalasHapusmasih sangat susah untuk membudayakan antri .....
BalasHapusAku juga punya pengalaman ini mbak. Sewaktu ke dokter, kebetulan tidak ada suster jaganya, maka pasien-pasien seenaknya aja masuk duluan. Karena aku diserobot terus, padahal datangnya duluan, maka akupun ngomong ke pasien lain supaya antri. Akhirnya mereka gak berani nyerobotku lagi, hehehe... Gak tahu tuh setelah aku pergi apa mereka masih antri atau tidak.
BalasHapusYa, begitulah keadaan republik mbak, hehehe...
suka begitu ya mbak
BalasHapusaku juga sebel sama org yg ga tau diri maunya nyerobot ajaaaa
emangnya yg sibuk dan punya urusan dia seorang, huh! sebel sama org itu aku bacanya pun!
Ada kontes kecil-kecilan
BalasHapushadiahnya pun tak seberapa,
hanya sebuah Novel Rain Affair...
kunjungi http://rainaffair.blogspot.com
salam,
Clara
Hidupka budaya Antri ...
BalasHapusSeperti budaya buang sampah pada tempatnya ..hehe... nggak nyambung yah.
iya tuh, budaya antri masih minim banget di Indonesia. Waktu ke Ragunan dan mau naek gajah aja, saya di serobot banyak orang tuh antriannya. Pas giliran saya naek gajah, gajah nya udah capek. Huaaaaaa....!!!
BalasHapusWah,saya juga pernah argu dengan masalah kasir sis>tapi di sebuah mal>dan akhirnya saya lapor ke direktor malnya.
BalasHapusIa mbak, banyak banget yang tidak membudayakan antri.
BalasHapusHarusnya malu banget tuh, bebek aja bisa antri gitu.
Ya kan? :D
Ayoo..mari berkaca sama semut dan bebek.
BalasHapusMasa manusia yang akhlaknya lebih baik kalah sama hewan?
Haddduh...malu deh :D
memang menyebalkan ya mbak jika ada yg gak tertib spt itu hhhhhhh, moga kedepan budaya antri bisa lebih baik ,,amin
BalasHapusMemang kebanyakan orang Indonesia masih susah klo di suruh antre
BalasHapustapi.. klo orang Indonesia hidup di Negara lain yg di siplin antrenya, mau gak mau mereka ikut aturan negara negara tersebut.
Tp pas balik lagi ke Indonesia yaa tetepa aj balik lagi. apa karena Iklimnya gak mendukung untuk antre
toko yg kaya gt biasanya males banget buat didatengin unk ke 2 kalinya... :D
BalasHapusKadang aku juga sebel, Mbak. Budaya kita, masih suah nih kayaknya :(
BalasHapusHarusnya mbak penjaga kasir juga punya etika/tata krama menyangkut masalah antrian ini, kan tiap hari dia menghadapi hal ini, jadi masalah kedisiplinan itu mmg harus didukung banyak fihak ya.
BalasHapussalam mbak...
BalasHapussaya datang dari Malaysia.. Salam kenal merentas budaya..
jemput bertandang ke blog saya:
http://lukluahnurjamilah.blogspot.com/
http://jamilahnorddin.blogspot.com/
nggak mau ngantri = nggak tertib... itulah salah satu masalah bangsa ini mbak...
BalasHapusnah..jangan2 tokonya kualat?..haha
BalasHapusitulah kita, mbak. suka gak mau tertib, termasuk disuruh antri.
BalasHapusyup.. budayakan ANTRI!! yes!! setuju banget!
BalasHapushalo sob salam kenal dulu ya
BalasHapusblognya keren
aku marah kalo orang tidak mau antri
BalasHapushuuuuuuuuuuuuuhhhhhh.........
Biasa mbak
BalasHapusorang ngga makan bangku sekolahan itu
(jelaslah bangku sekolah kok dimakan)
Salam kenal ya :D
budaya ngantri bisa jadi mencerminkan budaya kita pribadi dan budaya suatu negeri
BalasHapusmari kita ber-budaya yg lebih bisa menghargai orang laen...
salam hangat selalu
http://ayahkuhebat.wordpress.com
Budayakan antri dan antrilah agar berbudaya..
BalasHapushoho, beginilah masyarakat Indonesia, menyedihkan....
BalasHapuskalah ama semut yang imut mut mut....
huhhh... barusan aja aku ngalami hal ini.. Sebelum ke warnet ini, aku sempertin bayar angsuran rumah.. udah hampir 1 jam antri, eh..tiba2 ada cowo STW baru datang langsung nyelonong didepanku.. sebel tuh, langsung aku bilang.. antri pak.. tp dia cuek aja pura2 ga dengerm ato emang tuli yah ??? sebelll... tapi sabarrrrr...hmmm..
BalasHapusDasar manusia, Egonya selslu aja mengalhkan segalanya....
BalasHapusMalu kita sama semut.. sama foto diatas....
benar mbak..terkadang budaya antri ini sulit untuk diterpkan dlm masyarakat kita...
BalasHapushahaha... maslah umum itu mah...
BalasHapusjawaban tepatnya..
namanya juga indonesiaaaaaaaaa..heheh
slam kenal mba??
Mengapa ya budaya antri belum mengakar dalam masyarakat kita ? Kapan kita bisa seperti bangsa Jepang atau Eropa yang rakyatnya bisa antri dengan tertib ?
BalasHapusehhehe
BalasHapusitu adalah salah satu budaya asli indo yang sulit di hapuskan mbak
perlu kesadaran diri...
terutama yg merasa punya otot...
bebeknya lucu X)
salam hangat
dari blogger abnormal
maaf banget baru sempet mampir
kemarin ada arisan ibu PKK <== apa hub.nya coba XD
Siapapun itu pasti akan marah lah mbak kalo tiba gilirannya diserobot orang, gak tau etika bngt sih tu ibu. Kasirnya kurang profesional
BalasHapusAntri itu membutuhkan sikap Logo Legowo, sekarang pun antri 'buang' uang juga sudah banyak terjadi
BalasHapusSetuju Bu!
BalasHapusSaya juga sering mengalami hal yang sama.