Setahun terakhir ini aku sering dihadapkan pada kondisi darurat. Yang aku maksud dengan kondisi darurat adalah kondisi yang tak terduga dan harus segera diambil tindakan secepatnya. Semula aku tentu saja sedikit kaget dan kalang kabut saat menghadapi kondisi darurat ini, namun setelah terjadi 2-3 kali aku mulai mempersiapkan diri untuk sewaktu-waktu menghadapinya.
Kondisi itu bermula ketika aku mendapatkan pimpinan yang baru. Jika pemimpinku yang lama sangat detil dan terlibat penuh dalam menjalankan pekerjaannya, maka pemimpin yang baru justru memberikan kepercayaan penuh pada masing-masing tim kerja yang ada. Beliau juga tak pernah menanyakan perkembangan pekerjaan kami, sehingga kami harus berinisiatif untuk sering-sering melaporkan perkembangan pekerjaan kepada beliau.
Masalahnya, mencari beliau itu sungguh sulit, karena beliau jarang ada di tempat. Sehingga tak semua hal dapat kami konsultasikan dan kami laporkan kepada beliau. Jika kondisi sangat mendesak, mau tak mau telepon menjadi perantara yang sangat berharga bagi kami. Namun untuk menghubungi beliau melalui handphone memang kami harus memilah-milah masalah dulu, tak enak jika semua masalah kami sampaikan lewat telepon.
Dari berbagai kondisi darurat yang paling aku ingat adalah kondisi darurat yang pertama kali aku hadapi. Saat itu tim kerjaku mempersiapkan acara pembinaan administrasi kepegawaian yang rencananya akan dibuka oleh Bapak Sekretaris Daerah. Sambutan untuk bapak Sekretaris Daerah dan Laporan Ketua Panitia yang akan disampaikan oleh pimpinanku pun sudah kami siapkan dan kami serahkan kepada beliau-beliau itu untuk dipelajari.
Beberapa saat sebelum acara itu akan dibuka, ternyata Bapak Sekretaris Daerah berhalangan hadir dan diwakilkan kepada Asisten Administrasi Umum. Saat bapak Asisten Administrasi Umum memasuki ruangan dan duduk di depan dengan didampingi pimpinanku aku terbengong. Lho, kalau beliau duduk di sebelah bapak Asisten Administrasi Umum siapa dong yang akan menyampaikan Laporan Ketua Panitia nantinya? Sesaat sebelum protokol membuka acara, pimpinanku melambaikan tangannya padaku dan mengatakan bahwa aku nanti yang ditugasi untuk membacakan Laporan Ketua Panitia.
What ! Terus terang aku terkejut bukan main. Mengapa beliau menyampaikan hal ini secara mendadak? Mengapa naskah Laporan Ketua Panitia yang mesti aku bacakan tak diserahkan kepadaku? Bukankah naskah itu sudah kuserahkan pada beliau?
What ! Terus terang aku terkejut bukan main. Mengapa beliau menyampaikan hal ini secara mendadak? Mengapa naskah Laporan Ketua Panitia yang mesti aku bacakan tak diserahkan kepadaku? Bukankah naskah itu sudah kuserahkan pada beliau?
Kemudian aku bergegas kembali ke tempatku. Untung saja aku tak lupa membawa semua arsip kegiatan ini. Aku segera mencari-cari naskah Laporan Ketua Panitia. Huff..., untung ketemu. Belum sempat aku membuka map itu, protokol sudah menyilahkan aku maju untuk menyampaikan Laporan Ketua Panitia.
Setelah menenangkan diri sebentar aku berjalan menuju podium untuk membacakan Laporan Ketua Panitia yang terdiri dari 2 lembar. Alhamdulillah, halaman pertama dapat aku sampaikan dengan baik dan aku beralih ke halaman kedua. Seketika wajahku pucat pasi ketika menyadari bahwa kedua lembar naskah laporan yang aku bawa itu kedua-duanya adalah halaman pertama. Aduh..., halaman keduanya pergi kemana sih..?
Keringat sudah mulai membanjir di dahiku. Menyadari banyak mata memandangku dan menunggu kelanjutan laporanku, maka aku tahu bahwa aku tak dapat minta bantuan dari siapapun. Aku coba menenangkan diri dan mencoba mengingat-ingat bunyi naskah Laporan Ketua Panitia itu. Alhamdulillah, meskipun dengan sedikit terbata-bata, aku mampu menyelesaikannya. Untung saja aku telah membaca sebelumnya, sehingga meskipun aku tak hafal namun aku tahu poin-poinnya.
Keringat sudah mulai membanjir di dahiku. Menyadari banyak mata memandangku dan menunggu kelanjutan laporanku, maka aku tahu bahwa aku tak dapat minta bantuan dari siapapun. Aku coba menenangkan diri dan mencoba mengingat-ingat bunyi naskah Laporan Ketua Panitia itu. Alhamdulillah, meskipun dengan sedikit terbata-bata, aku mampu menyelesaikannya. Untung saja aku telah membaca sebelumnya, sehingga meskipun aku tak hafal namun aku tahu poin-poinnya.
Saat turun dari podium, rasanya beban berat sudah terangkat dari pundakku. Begitu aku sampai kembali ke tempatku, aku tunjukkan pada anggota tim-ku apa yang membuatku sempat tersendat tadi. Mereka pun sama terkejutnya denganku. Walaupun di awal acara ada insiden kecil, untungnya pelaksanaan pembinaan administrasi kepegawaian dapat berjalan lancar tanpa hambatan sama sekali. Alhamdulillah...
Setelah kejadian itu, ada beberapa kondisi darurat lainnya yang serupa tapi tak sama, yang disebabkan oleh pemimpinku. Mengalami kondisi darurat berulang kali membuatku kini lebih prepare lagi dalam mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut beliau. Aku kini telah mempersiapkan diri untuk siap sewaktu-waktu menghadapi kondisi darurat seperti itu.
Hikmah yang dapat kuambil adalah masing-masing pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Dengan pemimpin yang baru ini, aku mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri seluas-luasnya.
pertamaxxx
BalasHapuskondisi seperti itu bisa bikin kita pandai mengambil keputusan secara cepat dan tepat ya mbak...
BalasHapusBW
maju ke depan tanpa naskah...
BalasHapusitu bisa bikin lemes..
sukses nih, situasi darurat memang harus kita hadapi,
BalasHapusmantaf bu, kita harus mmg siap dlm segala hal yg masih berhubungan dengan pekerjaan, bahkan di kehidupan luar
BalasHapusBenar mbak..tiap pemimpin punya caranya masing-masing..kita harus bisa beradaptasi terhdp perubahan tersebut
BalasHapussalute deh, mungkin kalo sayah udah turun dari podium dan nggak mampu mengingtnya.. he
BalasHapusehhmm, pengalaman memang mampu mendewasakan ya.. he
BalasHapussalam kenal
BalasHapuspengalaman baru tuh,, hehe
Kesan yang kuperoleh, Mbak Reni, pimpinan Mbak Reni ini bukan tipe pimpinan yang bertanggungjawab atas pekerjaannya.
BalasHapusAlhamdulillah Berkat Rahmat Allah SWT..
BalasHapusSetelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya Saya, Adik-adik serta kawan-kawan personel CS Band telah merampungkan Hit Single lagu CS Band yang berjudul Salahkah Aku, dengan ARANSEMEN YANG LEBIH BAIK DAN DENGAN MUSIK YANG LEBIH BERWARNA JIKA DIBANDINGKAN DENGAN ARANSEMEN AWAL....selamat mendengarkan..jgn lupa Unduh ya...
bener tuh mbak, setiap pemimpin emang punya cara yang berbeda buat memanage bawahannya.
BalasHapusalah bisa karena biasa mbak
semua itu kondisi darurat, karena rencana sejatinya susah untuk berjalan mulus 100%..
BalasHapussalut mbak melihat kecepatan mbak mengatasi masalah darurat
BalasHapuskemampuan menyelesaikan masalah disaat kritis mengagumkan
BalasHapusmbak reni
BalasHapusbenar benar berjiwa pemimpin
saluuut
salam
dari blogger abnormal
salam kenal.. mbak, tukeran link yuk..
BalasHapustul, setiap orang kan beda gaya kepemimpinannya. semoga bisa bekerja sama dg baik ya dg pimpinan baru ini.
BalasHapusMbak Reni hebat,... bisa menghafal satu halaman laporan dalam keadaan terdesak.
BalasHapusMenghadapi kondisi darurat memerlukan ketenangan, dalam berfikir dan bertindak. Untungnya mbah Reni dah baca laporan itu, sehingga dapat mengatasi kondisi yang mungkin klo saya dalam posisi mbak reni bakalan kelimpungan...:D
BalasHapusPertama salam kenal dulu ke mbak Reni, saya sambil follow nih.
BalasHapusKepercayaan pimpinan membuat kita lebih bertanggungjawab terhadap kerja dan berhati-hati, sukses mbak
wah siiip ternyata ketakutan mbak kan ga terbukti, mbak mampu menjalankan tugas....siiip
BalasHapusSalam, dengan kondisi seperti ini kadang bikin kita belajar untuk menjadi percaya diri Mb...meskipun kadang takut2
BalasHapushalooo sooob slam kenal
BalasHapus