Senin, 04 April 2011

Arti penting pekerjaanmu

Siapa saja mungkin pernah merasa tidak bersemangat dalam bekerja. Rasa itu seringkali muncul karena ada anggapan bahwa pekerjaannya adalah pekerjaan sepele dan tidak berarti. Nah, pada saat tidak bersemangat seperti itulah, tak ada salahnya kita mengingat kisah berikut ini.

Ada seorang lelaki tua yang sehari-harinya terlihat menyusuri rel kerata api. Dia selalu terlihat sibuk memeriksa satu per satu mur yang menyangga rel. Jika ada mur yang kendor maka dengan cekatan direkatkannya kembali mur itu.

Suatu hari ada seorang pemuda yang melihat kesibukan lelaki tua itu. Terdorong oleh rasa penasaran, dia pun mendekati lelakui tua itu dan mengajaknya bicara.

"Sudah berapa lama bapak melakukan pekerjaan ini?" tanya pemuda itu memulai pembicaraan antara mereka.

"Sudah 31 tahun. Waktu aku berumur 20 tahun, aku sudah bekerja sebagai tenaga honorer di perusahaan kereta api"

"Sudah selama itu pak?" tanya pemuda itu terkejut, "dan selama itu bapak tak pernah merasa bosan?"

Lelaki tua itu tersenyum mendengar pertanyaan sang pemuda. Setelah beberapa lama terdiam, barulah lelaki tua itu menjawab.

"Mengapa harus bosan? Aku sangat mencintai pekerjaan ini. Bahkan aku tetap akan mencintainya sampai aku mati. Aku akan tetap melakukan pekerjaan ini, karena disinilah hidupku."

"Apa karena gaji bapak besar sehingga bapak betah dengan pekerjaan ini?"

"Tidak anak muda," lelaki tua itu tersenyum serasa menggelengkan kepala "Gajiku hanya cukup untuk makan aku dan istriku di rumah"

"Apakah bapak masih menanggung biaya hidup anak-anak bapak?"

"Tidak ada. Anakku semua sudah menjadi orang sukses. Mereka tidak lagi memerlukan uangku. Bahkan tidak jarang mereka memberi uang padaku"

"Kalau begitu mengapa bapak tidak berhenti bekerja saja? Bukankah lebih enak menikmati hari tua di rumah bersama istri? Bapak sudah terlihat rapuh dan ringkih melakukan pekerjaan ini"

Orang tua itu tidak menjawab. Dia hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa yang bapak cari dari pekerjaan ini? Bukankah semua anak sudah menjadi orang sukses? Istri setia menunggu di rumah? Gaji juga tidak seberapa, bukan? Bukankah lebih enak istirahat di rumah, pak? Lihatlah bapak sudah terlihat sangat rapuh sekarang ini."

"Anak muda, rupanya kau masih belum mengerti apa yang menyebabkan aku begitu mencintai pekerjaan ini. Memang bukan yang kucari."

"Kalau bukan uang, lantas apa pak?" tanya pemuda itu tidak sabar.

"Spirit, anak muda. Semangat, itulah yang aku cari. Coba pikirkan, berapa nyawa yang terselamatkan karena pekerjaanku ini? Jika sehari aja kutinggalkan pekerjaan ini,  dan kemudian ada mur penyangga rell yang lepas, itu bisa membahayakan perjalanan kereta api. Bayangkan juga bahwa setiap penumpang kereta api itu pasti memiliki beberapa orang yang mencintainya. Jika seandainya kereta api mengalami kecelakaan dan seluruh penumpangnya meninggal, akan banyak orang yang meratapi kepergian orang-orang yang dicintainya. Nah... spirit itulah yang selalu menemaniku bekerja selama ini."

Mendengar jawaban lelaki tua itu, sang pemuda hanya dapat terdiam tanpa mampu bicara lagi. Dalam hatinya muncul rasa hormat yang sangat besar kepada lelaki tua yang begitu mencintai pekerjaannya dengan keyakinan bahwa pekerjaannya sangat penting bagi orang lain.

Sumber : email seorang teman

33 komentar:

  1. mbak... makasih ya ... bagus banget utk renungan. Iya ya... jika kita mencintai pekerjaan, segala kesulitan akan mudah teratasi ya, mbak...
    Seperti kita mencintai pasangan kita, segala kekurangannya bisa kita terima dgn hati lapang, begitu juga dgn pekerjaan.

    BalasHapus
  2. makasih ya mbak.... bagus banget utk renungan.
    Jadi kita harus mencintai pekerjaan kita ya, mbak

    BalasHapus
  3. Salam ..Pagi mb gimaa kabarnya.
    Benar mb..pekerjaan yang membuat kita terkadang menjadi rasa bosan dan ingin menggantinya dengan suasanay baru.
    Beda jika kita mencintai dan memiliki rasa tanggung jawab..meskipun tua renta atau tak ada lagi tanggungan seseorang tersebut tetap akanmelakukannya.

    Dari bapak tua ini kita bisa belajar banyak ya mb.

    BalasHapus
  4. makasih ya, mbak.... bagus banget utk renungan.
    Jadi kita harus mencintai pekerjaan kita ya, mbak

    BalasHapus
  5. Pekerjaan kita adalah tanggung jawab kita, bahkan mungkin bisa berhubungan dengan keamanan, kenyamanan dan keselamatan banyak orang seperti bapak itu.

    Kalau saya yang paling tidak membuat bersemangat dalam bekerja adalah ketika kondisi kesehatan tidak mendukung.

    BalasHapus
  6. yah, hidup tidak hanya untuk kuliah kerja, punya suami, punya anak, urus keluarga, tidak cuma itu, makasih mba Reni..

    BalasHapus
  7. waw ini postingan sepertinya tuk blue banget....biar blue terus bersemangat jika ada pekerjaannya........hehehheh
    selalu menarik postnya
    salam persahabatan

    BalasHapus
  8. manusia sekarang lebih mementingkan uang daripada makna sebuah pekerjaan

    BalasHapus
  9. Seorang bapak yang memiliki spirit, semoga saya bisa mencontoh beliau, uang mungkin hanya sebatas materi yang suatu saat pasti lenyap, tapi spirit adalah sesuatu yang abadi tidak lekang oleh waktu. saya harus lebih menghargai pekerjaan saya.

    BalasHapus
  10. mantab bget kisahnya mbak...sosialis bgt..tak memikirkan hanya tuk dirinya sendiri..melainkan orang lain...
    coba aja bnyak orang2 yang mencintai pekerjaannya seperti bapak yg ada di kisah ini...

    BalasHapus
  11. terimakasih atas kisah nya, memang kita hanya harus mencitai pekerjaan kita sehingga dapat nyaman dalam bekerja

    BalasHapus
  12. hmmm selalu sja saya banyak belajar dari artikel-artikel dari blog yg ini... makasih ya mbak, semoga saya tetap ikhlas, bersabar dan menjalani pekerjaan dengan senang hati..

    BalasHapus
  13. pekerjaan yg mulia lebih mulia dari merias jenazah mnurut ku

    BalasHapus
  14. mencintai pekerjaan tentu sesuatu yang luar biasa. saya juga ingin menjadi orang yang bisa selalu mencintai...

    BalasHapus
  15. makasih banyak atas perenungannya Mbak...

    BalasHapus
  16. apapun itu pekerjaan...yang tengah kita jalani..apabila kita mencintai pekerjaan tersebut maka semuanya akan terasa mudah...

    BalasHapus
  17. setiap orang harus mencintai pekerjaannya terlebih dulu agar bisa betah menjalaninya. kalau saya disuruh memilih..mungkin saya mau menjual kue aja, biar bisa masak kue terus setiap hari, suka sih ^^

    BalasHapus
  18. kalos aya sih jarang males kerja karena nganggep kerjaan itu ga penting. biasanya karena saya pengen tidur. saya gampang banget ngantuk. tapi ucapan kakek itu patut dicoba. :)

    BalasHapus
  19. mbak, ini penting banget buat saya yg lagi cari gawe-an.makasih ya:)

    BalasHapus
  20. wah,salut..
    moga GUe juga bisa seperti itu.amin

    BalasHapus
  21. benar kawand
    rasanya jenuh sekali bekerja, apalagi kalau bekerja ikut dengan orang lain

    BalasHapus
  22. Makjleb!
    Ini keren banget moral of the story.nyaaa

    BalasHapus
  23. Mendadak Bisu nie Mbak setelah baca ceritanya ampe abiz :P

    biarpun aku juga lumayan cinta ama kerjaanku sekarang, cuma kadang aku akuin ada rasa bosen juga ng'lakuin aktivitas itu tiap hari... dan kadang pengen rasanya pindah aliran ke kerjaan lain Hem... mesti belajar mencintai kerjaan sepenuh hati nie :)

    makasih Mbak.. dan maaf aku baru bisa berkunjung lagi :P

    Semangat N sukses slalu :P

    BalasHapus
  24. wow... itulah passion.. ketika seseorang menyadari esensi dari sebuah pekerjaan maka dia akan mencintai pekerjaan. do what you love and love what you do. sama seperti kisah tiga tukang batu, ketika ditanya kamu sedang apa.. tukang pertama bilang sedang menyusun batu dengan semen. tukang kedua bilang sedang membangun sebuah tembok dari bangunan.. dan tukang batu ketiga berkata : sedang membangun sebuah peradaban dan budaya. Ckck.. terlihat mana yang lebih mencintai kaan?

    BalasHapus
  25. wah,, keren.. coba aja ya semua orang di dunia kayak gitu, aman tentram makmur deh..

    BalasHapus
  26. Asalamualaikum..
    mbak, ceritanya bagus banget. 2 jempol buat semangat sang bapak

    BalasHapus
  27. semalat malam mbak, ceritanya bagus banget. 2 jempol deh buat semangat sang bapa

    BalasHapus
  28. bersyukur dan jalani saja Insya Allah semua beres ya

    BalasHapus
  29. sip sip sip jika semua orang bisa punya moral spirit...tapi berapa persen ya....ah!!!

    BalasHapus
  30. kerja memang bukan semata soal gaji
    walau kalo gaji ga naik naik suka ngomel
    hihi

    BalasHapus
  31. memang sebanyak2nya gaji tak bisa membeli rasa cinta pada sesuatu yang sudah terlanjur dicintai... kepuasan bathin itu mahal :)

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)