Senin, 11 April 2011

Membara

Entah sudah berapa kali dia mengambil nafas panjang seperti itu. Seakan dia ingin menghempaskan sesak yang menghimpit dadanya. Pandang matanya redup, tertutup kabut. Senyum yang biasanya menghias wajahnya pun kini tak tampak lagi. Hanya kesuraman yang tercermin dalam raut mukanya.

Sepertinya dunia sedang tak bersahabat dengannya. Seolah-olah apapun yang dilakukannya tak ada yang benar. Sumpek, butheg, ampeg. Ingin rasanya dia berteriak sekeras-kerasnya atau bahkan memaki mereka semua. Tapi semuanya hanya tertelan di dalam lidahnya. Menyesaki dadanya.

Kedudukan. Kekuasaan. Kedudukan menjadi pujaan. Kekuasaan berubah menjadi Tuhan. Semuanya berebut menjadi pemenang. Saling sikut. Saling jegal. Apapun akan jadi sah-sah saja dilakukan. Tak peduli lagi apa itu kawan ataupun saudara. Semuanya kalau perlu disingkirkan.

Muak. Itulah yang membuatnya kian sesak dan terdesak. Andai dia bisa memuntahkan segala rasa. Sayang, lagi-lagi semuanya hanya tersimpan. Lagi-lagi menyesaki dadanya. Membara.

22 komentar:

  1. daripada menyesaki dada ada yang bilang muntahin saja...tapi kalo senang dada sesak kenapa musti dimuntahin juga ya?

    BalasHapus
  2. saya juga sedang muak mba...akh....

    BalasHapus
  3. maka dia perlu disirami kesejukan rohani.

    BalasHapus
  4. mbak... aku kadang2 ngalami hal seperti itu juga.... tapi gak pengen maki2 orang sich.
    kerasa lonely aja ... kerasa org gak peduli dgn kita....

    BalasHapus
  5. Begitulah kalau sudah ingin mengejar kekuasaan mb...selalu ada yang menjadi korban

    BalasHapus
  6. jangan dipendam nanti meledak...

    BalasHapus
  7. Wah ini curhat apa ungkapan kesal untuk orang-orang yang berkecimpung dalam suatu jabatan yang diperebutkan..... semoga tetap semangat mbak diklatnya.......:)

    BalasHapus
  8. judulnya...makan hati dong yaaaa....habis gak bisa ditumpahkan gitu....cuma bisa disimpan saja menyesaki dada.... heheee..
    bagus bu tulisannya....
    salam :)

    BalasHapus
  9. Wohooo aku bacanya dengan semangat membara bu :)

    BalasHapus
  10. Tulisannya bagus mbak,,
    tapi ini nyata atau cuma sekedar fiksi?
    Kalau nyata mudah2an yang bersangkutan dapat menenangkan diri yak >.<

    BalasHapus
  11. lepaskan, bebaskan.. setidaknya curahan itu kepada orang lain supaya mengurangi beban

    #bingungMauKomenApa

    BalasHapus
  12. sesak.... cape.... mungkin ia ngerasa kalah karena dunia sekarang udah kebolak balik.....

    BalasHapus
  13. kalau sesak tempatnya diperluas biar lega

    BalasHapus
  14. ehm...pasti ada something nieh....tenang...bu rens...aku juga sama membaranya koq...hehehe....tp beda tempat lho ya....bs ngebayangin...sikon disana...deh....

    BalasHapus
  15. "kedudukan" akan menghancurkan dunia
    berhati-hatilah

    semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT

    BalasHapus
  16. saya kalo kesel pernah jujur ungkapin nama di blog, heheh... tapi udah tak hapus sih...

    BalasHapus
  17. dikeluarkan tapi hati2 tkut meledak :)

    BalasHapus
  18. ingin berteriak sekencang-kencangnya,

    BalasHapus
  19. tapi sekarang kekuasaan dijadikan rebutan dan menghalalkan segala cara

    BalasHapus
  20. Iya ya, demi kekuasaan apa pun dihalalkan, astagfirullah.. >.<

    BalasHapus
  21. kekuasaan udah bikin buta mata yah Mba. Banyak orang memperoleh kekuasaan dengan cara2 tidak halal. Padahal idup di dunia ini cuma sementara doang. Astagfirullah :-(

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)