Sabtu, 14 Agustus 2010

Berkebun

Hari ini rupanya rajin sedang menghampiriku. Itu makanya, sejak pagi aku sudah sangat sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Selain mencuci tiba-tiba saja sang rajin membawaku untuk berkebun. Eits jangan membayangkan aku berkebun di lahan yang luas lho ya...? Yang aku maksud berkebun disini adalah membenahi sepetak lahan mungil yang ada di depan rumahku.

Aku tinggal di perumahan dan hanya memiliki sepetak lahan kecil di depan rumah, itu saja sudah berebut dengan lahan untuk jalan hehehe. Walaupun kecil, lahan itu aku tanami dengan beberapa tanaman hijau, entah itu di tanah atau di dalam pot. Hanya saja selama ini 'kebun' mungilku itu jarang sekali mendapat perhatianku. Dan entah kenapa tiba-tiba aku jadi rajin membenahi kebun mungil itu seharian ini. Selama ini aktivitas membenahi tanaman-tanaman di rumahku aku sebut dengan berkebun.

Selain memangkas tanaman-tanaman yang aku rasa sudah tak bagus, aku membongkar semua pot-pot yang ada. Hampir semua tanaman aku remajakan lagi, kecuali tanaman pandan dan tanaman palem karena ada durinya. Walaupun sudah berusaha untuk tidak terlalu berurusan dengan kedua tanaman itu, tapi tetap saja duri-durinya menggores tanganku beberapa kali.

Tak terasa aku berkebun sampai siang. Menjelang dhuhur barulah aku selesai berkebun. Capek banget tapi puas juga melihat tanaman-tanamanku kini jauh lebih rapi daripada sebelumnya. Dulu, sewaktu aku masih memiliki asisten yang membantuku melakukan pekerjaan rumah, aku lebih rajin dalam berkebun. Setelah semua pekerjaan rumah tangga aku jalankan sendiri (dengan bantuan suami dan Shasa) aktivitas berkebun jadi jarang aku lakukan.

Rasa malas memang mudah menghinggapi siapa saja, namun ternyata dengan sedikit niat dan satu langkah pertama maka rasa malas itu bisa juga diusir pergi. Seperti yang terjadi padaku pagi tadi. Aku yang biasanya malas membenahi kebun mungilku, dengan berbekal sedikit niat dan usaha pertama yang aku lakukan... ternyata aku berhasil membenahi kebunku sampai tuntas. Melihatku masih asyik berkebun meskipun matahari sudah mulai terik, suamiku nyeletuk : "niat benar cari kegiatannya, Ma?"

19 komentar:

  1. asik banget ya berkebunnya....
    kok gak sekalian aja difoto before after kebunnya?
    hehehe

    BalasHapus
  2. @rahad2six > eh iya ya.., kenapa tadi gak kepikiran difoto gitu ya..? *telmibanget*

    BalasHapus
  3. Senang rasanya bila halaman rumah berhias bunga dan tanaman. Seger! Ketika tanaman itu tumbuh subur dan indah, ada tangan lembut dan telaten dari 'si tukang kebun'nya.

    BalasHapus
  4. Wah keren tuh kegiatannya, ....
    tanaman hias juga bisa buat bisnis lho mba'...
    bapakku juga kerjaannya itu ...
    he he he, (promosi mode on)

    BalasHapus
  5. gak haus mbak, berkebun ampe siang? hehehe

    BalasHapus
  6. Hahaha...sampe lupa foto ya mbak? Puas ya kalo bisa menyelesaikan sebuah tugas yg lama terbengkalai.

    BalasHapus
  7. Sukses buat berkebunnya Mbak. Bagusnya selalu rajin, serajin postig blog, hee..heeheee...
    Salam sobat :)

    BalasHapus
  8. asyik banget nih kayaknya, tapi mbak, mami saya juga kalau dah ngrawat bunga di kebun ampe lupa waktu, danag daun pun dilap pakai kain, hi hi

    BalasHapus
  9. aku juga pingin punya kebun sebenernya, tapi blom juga kesampaian (rumah aja blom punya). Pingin nanem cabe, kangkung, bayem, sama sawi biar gampang kalo lagi pingin bikin sayur :)

    BalasHapus
  10. Nice Post Ibu Reni :-) suka2 tembang2 lawas kah ?

    BalasHapus
  11. sama kayak mama saya, sukaaa bgt berkebun.. makanya halaman rumah full sama bunga.. indahhh

    BalasHapus
  12. iya Bu, yang terutama adaLah niat. waLaupun pekerjaan yang menjemukan atau berat sekaLipun (misaLnya) tentunya dengan tekad yang kuat akan terasa mengasyikan daLam meLaksanakannya. ngomong-ngomong berkebun, saya pun biar cowok juga suka berkebun Lho Bu. kaLo tanaman semua sehat, segar, bersih, dan rapi jadi gimana gitu betah untuk berLama-Lama memandanginya.

    BalasHapus
  13. Berkebun juga asyik sebagai hiburan dan pelipur lara. Lahan sak cipritpun harus dimanfaatkan agar berguna, bukan hanya untuk keindahan semata tetapi juga bisa untuk TOGA (tanaman obat Keluarga)

    Selamat menikmati berkebun jeng.

    salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  14. Bagian terburuk dari berkebun itu: Aku males banget motong rumput. Panaass banget!

    BalasHapus
  15. aku terlambat dateng bu :D
    berkebun ? didaerah rumah ku udah enggak ada kebun hiks hiks rumah sama gedung semua, itulah jakarta

    BalasHapus
  16. wah ibuk suka berkebun ya...:)
    saya juga tapi karena gampang ngantuk, keinginan berkebun jadi terabaikan. hehe
    keseringan tidur jadinya. eh tapi ngomongin berkebun, kayaknya berkebun bukanlah mata pencaharian yg menjanjikan di indonesia ya..:(

    BalasHapus
  17. Waduh jadi malu nie.. aku gak pernah segitu perhatianya sama tanah dirumah hhe... paling Ayahku yang nyiramin tiap hari.......

    wes nyampe kota asal toh Mbak?

    BalasHapus
  18. Yub.Rasa rajin itu seperti keberuntungan.Jangan di sia-siakan jika ia datang.Met menjalankan ibadah puasa sist.

    BalasHapus
  19. doh mbak, puasa-puasa masih bisa rajin.. hebbat.. aku sih sudah terkapar.. huehehhehe

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)