Yuk kali ini kita bicara tentang reformasi. Kalau kali ini topiknya sedikit beda dan agak 'berat'itu karena aku memenuhi ajakan Mas Trimatra yang kembali menggelar acara Posting kolaborasi dengan tema: "di bawah bendera reformasi" (ih, judulnya 'serem' juga ya..? hehehe)
Yang aku tahu, pengertian reformasi adalah : merobah, atau merombak, atau membangun kembali, atau menyusun kembali. Kata reformasi sendiri aku (atau kita?) kenal pada masa-masa tumbangnya orde baru. Tujuannya tentu saja untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang sudah diwariskan oleh Orde Baru atau merombak segala tatanan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang berbau Orde Baru.
Namun kali ini aku tak akan membahas reformasi secara umum, karena (bagiku) terlalu kompleks. Aku hanya akan bicara tentang reformasi di dunia pendidikan. Sebagaimana kita semua tahu, bahwa makin hari biaya pendidikan semakin tinggi. Bahkan di sekolah-sekolah negeri serta perguruan tinggi negeri pun biaya pendidikan juga sudah mulai mahal.
Untuk ukuran SD saja, meski biaya pendidikan katanya sudah gratis, tapi masih saja ada sekolah-sekolah yang mensyaratkan murid-muridnya untuk memiliki buku sendiri. Memang sekarang pengadaan buku tidak lagi menjadi urusan sekolah, tapi tiap murid harus mencari sendiri. Meski begitu tiap wali murid pasti keluar uang banyak, karena harga buku pelajaran sekolah SD saja sudah mahal. Sementara untuk sekolah-sekolah yang ada di pinggiran (dan sepi peminat) biasanya untuk pengadaan buku dan seragam sekolah diambilkan dari dana BOS.
Untuk jenjang SMP dan SMA di kotaku, sudah mulai ada Rintisan Sekolah Berstandar Internasional. Tentu saja dengan mensyaratkan biaya yang sangat tinggi bagi siapa saja yang berhasil masuk sekolah itu. Maklum saja, untuk sekolah2 berstatus RSBI ini tiap murid harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti laptop. Hal-hal seperti ini menyebabkan anak-anak pandai tapi miskin tak mendapat kesempatan untuk menuntut ilmu di sekolah-sekolah yang 'bagus' dan harus rela menuntut ilmu di sekolah-sekolah biasa saja.
Belum lagi biaya kuliah yang... makin gila-gilaan. Seperti tahun ini, beberapa rekan kerjaku banyak yang mencari perguruan tinggi untuk anak-anak mereka. Ada yang bilang bahwa untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri pun dituntut biaya yang sangat besar, bahkan ada yang sampai mencapai 200 juta rupiah...! Wow.., baru masuk saja sebesar itu, terus biaya kuliah per semesternya berapa ya..?
Mengapa di negara kita tercinta biaya pendidikan begitu mahal ? Kita harus jujur mengakui bahwa masih banyak anak-anak yang tak mampu menikmati pendidikan sampai jenjang pendidikan menengah. Bahkan untuk mengikuti pendidikan dasar saja masih ada yang tak sanggup karena terbentur biaya. Jika anak-anak, selaku generasi penerus bangsa ini, tak mampu mengenyam pendidikan, lantas bagaimana nasib bangsa ini di masa yang akan datang ?
Rasanya kita semua perlu memikirkan lagi cara yang tepat agar setiap anak di negara ini bisa mengenyam pendidikan dengan biaya murah. Agar tak ada lagi anak-anak yang tak memiliki modal untuk menghadapi masa depan yang kian sarat dengan kompetisi ini. Kapan semuanya itu akan dapat kita wujudkan..?
Yang aku tahu, pengertian reformasi adalah : merobah, atau merombak, atau membangun kembali, atau menyusun kembali. Kata reformasi sendiri aku (atau kita?) kenal pada masa-masa tumbangnya orde baru. Tujuannya tentu saja untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang sudah diwariskan oleh Orde Baru atau merombak segala tatanan politik, ekonomi, sosial dan budaya yang berbau Orde Baru.
Reformasi di negara kita memang harus dilakukan dalam berbagai bidang. Yang harus diingat adalah bahwa reformasi bukan hanya urusan pemerintah saja atau rakyat saja, namun urusan seluruh bangsa. Memang, rakyatlah yang paling membutuhkannya, khususnya demi kehidupan yang lebih baik bagi generasi yang sekarang dan generasi yang akan datang.
Namun kali ini aku tak akan membahas reformasi secara umum, karena (bagiku) terlalu kompleks. Aku hanya akan bicara tentang reformasi di dunia pendidikan. Sebagaimana kita semua tahu, bahwa makin hari biaya pendidikan semakin tinggi. Bahkan di sekolah-sekolah negeri serta perguruan tinggi negeri pun biaya pendidikan juga sudah mulai mahal.
gambar diculik dari sini
Untuk ukuran SD saja, meski biaya pendidikan katanya sudah gratis, tapi masih saja ada sekolah-sekolah yang mensyaratkan murid-muridnya untuk memiliki buku sendiri. Memang sekarang pengadaan buku tidak lagi menjadi urusan sekolah, tapi tiap murid harus mencari sendiri. Meski begitu tiap wali murid pasti keluar uang banyak, karena harga buku pelajaran sekolah SD saja sudah mahal. Sementara untuk sekolah-sekolah yang ada di pinggiran (dan sepi peminat) biasanya untuk pengadaan buku dan seragam sekolah diambilkan dari dana BOS.
Untuk jenjang SMP dan SMA di kotaku, sudah mulai ada Rintisan Sekolah Berstandar Internasional. Tentu saja dengan mensyaratkan biaya yang sangat tinggi bagi siapa saja yang berhasil masuk sekolah itu. Maklum saja, untuk sekolah2 berstatus RSBI ini tiap murid harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti laptop. Hal-hal seperti ini menyebabkan anak-anak pandai tapi miskin tak mendapat kesempatan untuk menuntut ilmu di sekolah-sekolah yang 'bagus' dan harus rela menuntut ilmu di sekolah-sekolah biasa saja.
Belum lagi biaya kuliah yang... makin gila-gilaan. Seperti tahun ini, beberapa rekan kerjaku banyak yang mencari perguruan tinggi untuk anak-anak mereka. Ada yang bilang bahwa untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri pun dituntut biaya yang sangat besar, bahkan ada yang sampai mencapai 200 juta rupiah...! Wow.., baru masuk saja sebesar itu, terus biaya kuliah per semesternya berapa ya..?
Mengapa di negara kita tercinta biaya pendidikan begitu mahal ? Kita harus jujur mengakui bahwa masih banyak anak-anak yang tak mampu menikmati pendidikan sampai jenjang pendidikan menengah. Bahkan untuk mengikuti pendidikan dasar saja masih ada yang tak sanggup karena terbentur biaya. Jika anak-anak, selaku generasi penerus bangsa ini, tak mampu mengenyam pendidikan, lantas bagaimana nasib bangsa ini di masa yang akan datang ?
Rasanya kita semua perlu memikirkan lagi cara yang tepat agar setiap anak di negara ini bisa mengenyam pendidikan dengan biaya murah. Agar tak ada lagi anak-anak yang tak memiliki modal untuk menghadapi masa depan yang kian sarat dengan kompetisi ini. Kapan semuanya itu akan dapat kita wujudkan..?
Wah pendidikan memang masih punya banyak kendala ya mbak di negri kita ini. Kalo di LN yang sekolah malah dapat fasilitas sampai uang saku dari pemerintahnya. Mudah2an tdk lama lagi kita jg bisa seperti itu.
BalasHapusKapan pulang dari Bandung mbak ? Ketemu mbak Vicky Laurentina ya :)
saya teringat kata kawan, kita harusnya mengadakan revolusi sajalah. atau kata temen lain, untuk "menghancurkan' sisa atek orba, maka seluruh anggota dewan dan pemerintahan di ajak jalan-jalan ke LN, di tengah jalan pessawat yang mereka di hancurkan..wow..ekstreeam...
BalasHapusTRIMATRA mengatakan,,,
BalasHapusPendidikan murah apalagi gratis masih menjadi mimpi2 panjang diera reformasi. Padahal dunia pendidikan itulah yang akan menjadi penentu "nasib" bangsa ini ke depan..
Kapan yach biaya study bisa terjangkau masyarakat kelas bawah...
Slogan pendidikan gratis itu menyesatkan mbak
BalasHapusmbok dijelaskan bahwa kita dibantu gratis sppnya
tapi ngga gratis buku, iuran BP3 dan sebagainya..
Mbak..aku lihat di blognya mbak Vicky
mbak Reny kopdar sama mbak Vicky ya?
waahhh keren lho..
memang mbak, biaya sekolah tuh sekarang mahaaaal bgt. adek saya aja sampe 1.7jt per bulan sekolahnya..
BalasHapuskuliah lagi.. persemester 7 juta.. udah kayak S2 aja..
Postinganya bagus bener mbak.
BalasHapuskalau menurut saya, kita itu sudah kayak terjajah di negeri kita sendiri, belum ada kemerdekaan yg sesungguhnya
Reformasi negara kita blm sepenuh nya di rasa kan oleh rakyat
BalasHapusaku ingat dulu kuliah waktu zaman masih 300 ribu satu semester sekarang anak TK baru masuk aja udah bayar DP 1 juta! ibu-ibu sekarang musti puasa beli lipstik tas ama sepatu nih...he...he...
BalasHapuspendidikan adalah modal utama suatu bangsa... jadi seharusnya biaya pendidikan jangan terlalu membebani, miris banget kalo banyak anak-anak yang ga bisa sekolah :(
BalasHapusmungkinkah negeri ini bisa melakukan reformasi, kayanya masih sulit deh, tp semoga aja deh
BalasHapusiyah mbak, katanya udah pendidikan gratis, tapi gk ada buktinya, lah tetap bayar ini itu setelah ujian sekolah (sebelum lulus) huhuhhh
BalasHapusmari bergerak, revormasi untuk pendidikan yang lebih baik...
masa sih bisa nyampe 200 jta buat masuk PTN? pasti nembak tugh DOR!! aq kemarin ditawari 40 jta buat masuk PTN pas SNMPTN buk, maksudnya buat beli kursi, sayang sama uangnya saya :D
BalasHapusAneh memang sekolah gratis tapi biaya yang keluar melebihi waktu tidak gratis! Jamannya ada spp malah kita dapat buku paket yang bisa digunakan adik-adiknya, sekarang habis dipakai terbuang percuma!
BalasHapusReformasi pendidikan memang harus segera terwujud, untuk kenyamanan studi biaya murah dan materi pendidikan yang merata diseluruh daerah di Indonesia!
BalasHapusIya kalau aku dengar berita2 dari teman2 di Indo, kayaknya sekolah tuh menjadi bisnis ya terutama sekolah yg bberbau 'International.' Disini, sekolah dari Pre-K sampai SMA gratis. Sebetulnya gga gratis2 banget secara kita kan bayar pajak property. Maka dari itu org2 disini sebelum membeli rumah, lihat2 dulu sekolah yg termasuk dalam district sekolah bagus atau tidak. Karena biasanya anak2 kita hy diperbolehkan daftar di sekolah2 yg termasuk dalam district (wilayah) tempat kita tinggal. Kecuali sekolah2 yg termasuk magnet schools dimana murid dari district lain bisa diterima as long as masih ada tempat di sekolah tsb dan muridnya berprestasi.
BalasHapussaya hanya ingin dan membayangkan ORANG miskin BOLEH SEKOLAH dan BOLEH SAKIT
BalasHapus