Kamis, 23 Desember 2010

Aku dan guru

Setelah lebih dari 2 tahun terjerumus di jagad blogosphere, ternyata masih banyak (khususnya sahabat-sahabat baruku) yang belum mengenal aku rupanya. Sobat-sobat bloggerku yang lama mungkin sudah banyak yang tahu tentang aku, karena dulu aku sering dapat tag yang tugasnya menceritakan tentang diri sendiri. Kebetulan, sudah lama tag tidak hilir mudik lagi di jagad blogosphere jadi aku maklum jika sahabat-sahabat baruku belum punya pengetahuan tentangku hehehe...

Beberapa hari terakhir ini aku mendapati kenyataan bahwa aku 'diduga' berprofesi sebagai guru. Malah ada yang spesifik menduga aku sebagai guru Bahasa Indonesia. Entah apa alasan munculnya dugaan seperti itu. Soalnya, rasa-rasanya aku tak tampak seperti seorang guru. Terus terang saja, aku heran juga mengapa muncul dugaan seperti itu terhadapku.

Menurutku pribadi, aku tak pantas menjadi guru. Karena di mataku seorang guru itu pastilah sangat penyabar sehingga dapat dengan sabar mengajarkan ilmu dan pengetahuan kepada anak didiknya. Dan menurutku, aku tak bisa seperti itu karena aku bukan tipe penyabar. Kalau aku jadi guru, kasihan murid-muridku... hehehe.

Nah bagi yang ingin tahu, aku memang seorang abdi negara (baca Pegawai Negeri Sipil) tapi aku bukan guru. Aku bekerja di sebuah instansi pemerintah daerah. Sudah selama 14 tahun lebih aku mengabdi sebagai PNS di Kota Madiun. Dan aku menikmati pekerjaanku selama ini.

Jika aku merasa tak berbakat jadi guru, tapi Shasa-ku rupanya tertarik untuk menjadi guru. Dia pernah berkata padaku bahwa dia ingin sekali menjadi dosen. Bahkan sampai sekarang cita-citanya itu belum berubah juga. Aku sih terserah saja, yang penting dia dapat mengamalkan ilmunya bagi orang banyak dan dia bisa menjalaninya dengan senang hati (halah..., kok sudah sejauh ini sih mikirnya ? Kan Shasa baru kelas 5 SD hahaha).

Oya kembali kepada 'dugaan' bahwa aku guru... apakah sobat sekalian bisa menjelaskan padaku apa kira-kira alasannya sehingga dugaan itu muncul dan dialamatkan kepadaku? Hanya pengen tahu saja sih *penasaran dot com*  hehehe

22 komentar:

  1. Pertamax!!!

    Maaf ya bu' saya salah terka soal profesinya. Bu' bagaimana caranya merangkai kata biar enak di baca. Soalnya kalau saya baca postinganku sendiri, saya jadi malas soalnya saya tidak pandai berkata-kata. Di otak sih sudah terbayang tapi saya tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya.

    BalasHapus
  2. ah, saya termasuk orang yang mengira ibu adalah seorang guru... maluuu..! :)

    saya pernah baca deh perasaan ibu reni itu guru. tapi sejam saya ngubek-ngubek kedua blog ibu dan nyari tau di postingan mana yang saya mengenggapnya begitu tetep ga nemu. maapin saya bu... saya durhaka...! :p

    BalasHapus
  3. @Akram > hahaha, termasuk dlm salah satu dari mereka yang menduga aku guru ya..?
    Soal tulisan, sejauh ini aku masih merasa kalau tulisanku ini masih standar2 saja. Gak ada keistimewaannya.
    BTW, tetap rajinlah menulis dan yakinlah lama2 tulisanmu akan makin begus dari hari ke hari.

    @Raja > hehehe, kena deh.. Aku bukan guru, maka tentu saja aku gak akan pernah ngaku2 kalau aku ini guru. Salah orang kali...
    Eh, aku gak marah kok kalau ada yang salah duga tentang profesiku. Masak hanya gara2 salah duga kamu jadi durhaka sih..?! :p

    BalasHapus
  4. ya mungkin dari tulisan2 nya mbak Reni, dalam penyusunan tulisannya layaknya seorang guru.
    Saya yg guru aja ndak bisa spt mbak Reni, ini lagi belajar nulis sama mbak.

    Kalo saya malah terbalik kali ya mbak... mungkin ada yg ndak ngira kalo saya guru. Selama ini tertanam konsep seorang guru itu .. gimana ya ..???

    BalasHapus
  5. @m.Sukma > tulisanku emang cenderung 'formal' ya mbak..? shg terkesan kalau yg nulis guru. Begitukah ? Utk mbak Sukma, tetap semangat nulisnya ya..? Suatu saat pasti akan berkembang kemampuannya.

    BalasHapus
  6. Hello, mampir lagi... dan ini yang baru (isi lama)

    BalasHapus
  7. Yang menganggap Mba Reni itu guru...mungkin melihat foto profilnya yang kelihatan kalem, penuh kelembutan dan perhatian seperti perhatian kepada Sasha...hehe

    Salam hangat buat keluarga & sehat selalu...

    BalasHapus
  8. Mungkin karena tulisan Bu Reni teratur dengan tata bahasa yang bagus dan rapi.

    BalasHapus
  9. mungkin tutur kata mbak dalam penulisan di blog terlihat seperti guru? hehehehe~ dalam artian jelas menjelaskan sesuatu

    BalasHapus
  10. @WAP > selamat datang lagi mas... seneng deh bisa ketemu lagi

    @Bang Noor > hahaha, masak sih foto profilku kalem..? *tersipu*

    @EDSA's Admin > memang asyik, tapi masalahnya aku gak punya bakat disana... :(

    @Rian > ternyata banyak juga ya yg mengira aku guru ? hehehe

    @M.Misfah > tata bahasa bagus dan rapi ? Masak sih mbak, kok aku gak menyadari itu ya ?

    @Clara > aku memang suka menjelaskan secara detil sih... :)

    BalasHapus
  11. artikelnya enak dibaca bu.. ^^

    o iya, follow blog saya ya tentang ilmu komputer ya bu, di www.nanda-firsta.blogspot.com

    terima kasih.. ^^

    BalasHapus
  12. Wah kalo aq malah menyangka mba reni ini seorang wartawati sebuah surat kabar harian,karena mba reni pandai menulis dan gaya penyampaian nya simpel tp mudah di pahami. He...he....

    Btw mba aq mau tanya,sebelum nya ma'af ya..Begini mba,selama aq berkunjung di blog ini dan blog the others kok aq gak pernah lihat gambar suami mba reni,yang ada hanya shasa..Dan jarang bgt mba reni menyebut nama suami..He...He...He...Maaf loh ya mba,coba di pajang foto sekeluarga,aq mau lihat.

    BalasHapus
  13. Wkwkwk...Bu guru bikin penasaran orang juga ya? Hihihi... Mungkin itu karena pembawaan mbak Reni yang serius dalam tulisan2 di blog. Bahasanya juga 'halus' jadi dikira pendidik. Kalo aku kira-kira bakal dikira apa ya??...

    BalasHapus
  14. @nanda > terimakasih utk pujiannya ya...

    @m.Suratman > walah, baru sekali ini aku tahu ada yg mengira aku sbg wartawati... hehehe. Soal suami, memang dia gak terlalu suka diekspos takut terkenal... hahaha (lebaydotcom). Tapi sebenarnya aku sudah sering lho cerita tentang suami dan beberapa kali pajang fotonya.

    @m.Fanda > nah, mungkin begitu ya mbak. Gaya seriusku yg membuat banyak orang mengira aku sbg guru... hehehe. Kalau mbak Fanda pasti dinilai sbg profesional muda yg kutu buku... hahaha

    BalasHapus
  15. hehehh, mungkin dikira Guru Bahasa Indonesia karena Mbak Reni jago dalam nulis karangan, cerita juga puisi ;)

    btw mbak, 'kursi' itu belum jadi milikku... :D

    BalasHapus
  16. @Diah > sebenarnya aku gak jago dalam nulis puisi dan karangan. Aku hanya senang bercerita saja.. dan apa yang aku tulis ini adalah ceritaku (nyata) dan sampai sekarang ini aku masih gak bisa nulis prosa/fiksi.. :)

    BalasHapus
  17. Ya nggak salah juga yang mengira Mbak sebagai guru, apalagi guru bahasa Indonesia. Soalnya kata kata yg dipilih dalam setiap tulisannya renyah dan mengalir sederhana. Kan biasanya guru bahasa gitu? hehe. Salam hangat;

    BalasHapus
  18. @Masbro > Terima kasih atas apresiasinya thd tulisanku ya... Aku jadi semangat menulis nih jadinya.. :D

    BalasHapus
  19. Awalnya gw nyangka Mba juga guru, secara gaya bahasanya kaku (menggunakan Bahasa Indo sesuai EYD hehehe ga kaya gw yang paraaahhhh). Waah ni pasti Guru Bahasa Indonesia. Tapi pas baca di postingan Mba mengenai kerjaan langsung 'ngeh' kalo Mba PNS non guru *halah, apa toh iki istilahnya!!*

    BalasHapus
  20. @m.Susan > gaya bahasa yg kaku menunjukkan aku orang yg tertib dan konservatif mbak... hahaha
    BTW, hari ini mbak Susan borong komentar di beberapa postingan sekaligus ya..? :p

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)