Selasa, 21 Desember 2010

Kisah seorang anak SMEA

Ada lagi sebuah peristiwa yang menghebohkan di kotaku beberapa hari yang lalu. Kisah seorang anak SMEA. Remaja putri yang baru duduk di kelas XI itu telah menjadi buah bibir di kotaku atas peristiwa yang dialaminya beberapa waktu lalu.

Hari itu, saat istirahat ujian semester ganjil, dia mengeluh perutnya sakit. Seorang teman mengantarkannya ke Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Setelah mendapatkan penanganan dari pihak UKS, diketahui bahwa remaja putri itu sedang dalam proses melahirkan. Mengetahui hal itu pihak sekolah segera menghubungi tim medis dari puskesmas pembantu terdekat. Akhirnya, dengan bantuan dokter dan bidan yang ada, remaja putri itu melahirkan bayinya di ruang UKS.

Peristiwa itu tentu saja mengejutkan banyak pihak, karena tak ada yang mengetahui bahwa remaja putri itu telah hamil. Pihak sekolah dan keluarga juga mengaku tak ada yang mengetahui kehamilan itu. Apalagi selama ini dia tetap aktif di sekolah dan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler dan olah raga seperti biasa.

Bayi yang lahir prematur dengan berat tidak sampai 700 gram itu (usia kehamilan baru 6 bulan) kemudian dibawa ke Rumah Sakit untuk diinkubator dan dipantau secara intensif. Namun pada akhirnya bayi itu meninggal dunia. Sementara si remaja putri itu akhirnya dikeluarkan dari sekolahnya. Konon kabarnya, sang pacar (yang menghamili remaja putri itu) juga telah dikeluarkan dari sekolahnya.

Pada akhirnya tak ada yang merasa bahagia karena peristiwa itu. Kedua orang tuanya menanggung malu, begitu pun sang remaja putri berikut pacarnya. Apalagi kemudian anak yang dilahirkannya, dalam kehebohan itu, akhirnya meninggal dunia. Ditambah lagi dia dan pacarnya harus putus sekolah. Kalau sudah begini, apakah kesenangan sesaat yang dia (dan pacarnya) rasakan bisa menghapus segala noda dan duka itu ?

Peristiwa itu seolah mengamini pernyataan banyak pihak bahwa para remaja kita sudah banyak yang terjerumus dalam pergaulan bebas. Gaya hidup remaja masa kini mau tak mau membuat para orang tua kian was-was dan prihatin. Anak yang di rumah berlaku sebagai anak yang manis dan penurut, ternyata di luar rumah berubah menjadi anak yang bebas merdeka.

Tantangan bagi kita selaku orang tua untuk menyelamatkan anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini, dari jurang kehancuran. Karena suatu saat kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah kita lakukan terhadap anak-anak kita.

31 komentar:

  1. Bu, saya baca berita ini di koran kemaren...

    sebagai seorang pemuda saya juga tak habis pikir dengan remaja sekarang, apa mereka itu sudah tak bisa lagi mengerem keinginannya itu loh.. padahal sudah banyak sekali fakta-fakta seperti itu...

    semoga kejadian seperti ini menjadikan remaja berpikir kembali dan tentunya kapok

    BalasHapus
  2. pergaulan bebas, pengawasan orang tua yang kurang, ditambah majunya teknologi yang memungkinkan terbukanya akses kemana-mana malah tidak dimanfaatkan secara positif..

    ya kayak gini akhirnya...

    BalasHapus
  3. ibuku dari dulu slalu nasehatin,,,boleh pacaran tapi harus tau batasan2annya...

    alhamdulillah,,,aku bisa ngikutin nasihat ibu...

    BalasHapus
  4. banyak kejadian serupa di lingkungan chika :)
    berawal dari kebebasan yang terlalu bebas
    dn juga kurangnya pengawasan dan pendidikan dari orang tua

    BalasHapus
  5. Cerita yang memprihatikan tu mbak.
    Kasihan remaja itu ya mbak , masa depan jadi suram.
    Disekolah saya slalu ingat murid2ku, terutama pas
    pelajaran reproduksi pada manusia.

    Mbak ... makasih ya kunjungan & comentnya di SUKMA
    aku senang sekali loh mbak dan setiap aku posting
    slalu berharap kunjungan mbak. Mbak itu jadi POWER
    aku diblog loh , aku senang bangeettt...
    Aku senang banget udah dijadiin teman mbak diblog..
    Tq ya mbak ...

    BalasHapus
  6. douh mav neh langsung koment ja mbak. lom sempet baca.. ikkksss

    BalasHapus
  7. kenyataan yang membuat hati miris, memang agak sulit mengawasi anak2 sekarang apalagi media informasi apalagi internet begitu bebasnya sehingga sangat mempengaruhi pola pikir mereka...

    Salam hangat & sehat selalu...

    BalasHapus
  8. Ya Ampun Mb...mengerikan sekali, Dulu temen saya juga gitu mb cum akami beda sekolah aja.
    Saya hampir tiap hari pulamg sekolah dgnnya tapi gak tau kalau dia hamil.
    Mungkin Tuhan juga melindungi dia...begitu nomor keluar dan kami lulus baru ketahuan kalau dia hamil....
    Jadi prihatin dgn pergaulan sekarang Mb.

    BalasHapus
  9. Miris liat kenyataan gini... :(
    Seks bebas seolah udah menjadi kebiasaan dan hal biasa yg dilakukan generasi muda

    Salam sayang dari BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...

    BalasHapus
  10. wah sangat menyedihkan... mungkin bagi kedua pasangan remaja tersebut agak merasa lega karena bayinya meninggal..

    BalasHapus
  11. semoga atas kejadian tersebut mba , pelajaran bagi orang tua siswa lainnya agar dapat mendidik anaknya kejalan yang benar

    BalasHapus
  12. wah jdi hrus nurut ma ortu ne critana T.T

    BalasHapus
  13. sangat memprihatinkan ya mba...
    tugas kita sebagai orang tua makin berat.

    BalasHapus
  14. komunikasi yang baik antar anggota keluarga sangat diperlukan, keterbukaan anak2 pada orang tua juga penting.

    BalasHapus
  15. turut prihatin dengan nasib remaja putri itu.. mudah2an masih banyak remaja-remaja putri yang lainnya yg bisa menjaga martabat keluarga, etika dan moral, serta tentu saja masih ingat dengan Tuhannya..

    BalasHapus
  16. Perkemagan zaman kayaknya memang sudah sangat susah direm. Paling tidak diarahkan ke rel agama.

    BalasHapus
  17. Menyedihkan sekali membaca tulisan diatas. Pergaulan bebas akhirnya menjerumuskan kedua remaja itu pada sesuatu yang suram. Tentu ini menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk tidak menjadikan dunia sbg pemuas nafsu apapun juga

    BalasHapus
  18. tidak gaul atau gaul yang kelewatan (bebas,lepas), mungkin yang lebih baik adalah tetap gaul tapi pake aturan yang sama-sama disepakati dan dijalankan semua fihak dalam hal pengawasan, baik masyarakat ataupun pemerintah.. karena ini menyangkut masa depan negri kita tercinta.. remaja adalah harapan masa depan sebuah negara..

    BalasHapus
  19. demikianlah kondisi lingkungan sekitar kita saat ini......
    makin banyak tugas para pendidik dan orang tua dalam menysikapi apa arti sebuah kehidupan,

    yang ternyata semua adalah PILIHAN...

    BalasHapus
  20. peristiwa yang sungguh2 sangat bikin aku pengen nonjok tu cewek dan cowoknya...(maaf kalo kasar)

    yang kayak gitu itu, pasti terpengaruh oleh pergaulan yang gak baik.
    pergaulan anak2 sangat perlu untuk dibatasi, toh demi masa depan si anak sendiri...

    BalasHapus
  21. assalamualaikum..
    sendi-sendi agama di tingkat keluarga nampapknya sudah begitu luntur, anak tidak lagi mengetahui mana yang di larang oleh agama. Saya sangat prihatin.
    Orang tua juga sudah minimal dalam pengawasan pada anaknya.
    salam

    BalasHapus
  22. ih inyong bacanya sampai bengong antara percaya dan tidak, kok bisa gitu ya mba

    BalasHapus
  23. indonesia raya memang begitu bu. lebih suka menindak daripada mencegah. padahal bisa kejadian seperti itu yang salah kan tetap ortu dan sekolahnya juga yang jelas jelas ga bisa mendidiknya.

    makanya mulai harus dipikirkan lagi strategi mendidik anak dengan mengedepankan imunisasi bukannya isolasi.

    BalasHapus
  24. setuju dengan kata-kata terakhirnya :)

    BalasHapus
  25. susah memang ya mbak sekarang guru paling dekat dengan anak adalah pergaulan lingkungan sendiri

    BalasHapus
  26. itu juga merupakan PR u/ Ibu k/ ibu juga memiliki seorang bidadari walupun sekrang masih kecil, namun kelak dia akan berubah menjadi bidadari yg akan banyak mmpesona kaum adam. ^_^ hayo..dikerjaken PR nya...

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)