Wanita dan memasak

Wanita memang identik dengan masak memasak. Walaupun sekarang hal itu sudah tidak relevan lagi, karena kini banyak kaum pria yang suka dan bahkan lebih mahir dalam urusan masak memasak. Buktinya, kini chef yang terkenal lebih banyak kaum pria daripada wanita.

Namun sebagai Ibu Rumah Tangga, memang kaum wanita 'dituntut' untuk bisa memasak. Tak harus pandai, tapi setidaknya mampu menyajikan hidangan untuk keluarganya. Seperti itu jugalah kondisiku. Kuakui, bahwa aku tak terlalu pandai dalam urusan masak memasak. Namun karena peranku sebagai Ibu Rumah Tangga maka mau tak mau aku harus terjun di dapur untuk memasak.

Awalnya aku cenderung memilih masakan-masakan yang simpel. Simpel dalarm arti bumbunya tak terlalu banyak dan cara memasaknya tak terlalu rumit dan lama. Perasaan senang yang luar biasa hadir di hati setiap kali aku melihat Shasa dan suami menyantap hasil masakanku dengan suka cita. Apalagi jika mereka berdua memuji hasil masakanku dan menghabiskan masakanku. Jerih payah selama memasak rasanya terbayar tunai dengan antusias Shasa dan suami menikmati masakanku.

Itu semua yang kemudian mendorongku untuk mencoba berbagai resep baru. Beberapa kali aku mencoba memasak makanan yang lebih 'rumit'. Aku jadi bersemangat memasak setiap kali mengingat betapa lahapnya suami dan anakku makan hasil masakanku sendiri. Dari semula yang tak suka memasak, lama kelamaan aku jadi bisa menikmati acara masak memasak untuk keluarga.

Jadi... bagi bapak-bapak dan calon bapak, jangan segan-segan untuk memuji masakan pasangannya ya...? Pujian itu akan membuat pasangan semakin giat untuk memasak. Dan bagi yang tak bisa memasak, akan lebih bersemangat untuk belajar memasak. Percayalah... karena aku sudah mengalaminya sendiri... ^_^