Kemarin aku melihat berita di sebuah stasiun televisi tentang seorang nenek yang sudah renta dan seorang cucu perempuannya. Usia sang cucu kira-kira 10 tahun. Mereka hanya tinggal berdua saja dan sehari-hari mereka hanya makan gaplek (singkong kering).
Yang membuatku tak mampu membendung air mata adalah... gaplek yang mereka konsumsi itu sudah tak layak untuk dimakan. Gaplek-gaplek itu sudah menghitam, karena sudah berjamur. Dan saat gaplek-gaplek itu ditumbuk dan kemudian dimasak, dalam kondisi matang seperti itu warna hitam jamurnya kian nyata.
Dalam pengakuannya, nenek itu berujar bahwa mereka sudah sangat lama mengkonsumsi gaplek itu. Di usianya yang sudah renta seperti itu, dia pasti sudah tak lagi sanggup bekerja untuk mencari uang. Mereka tak punya uang untuk beli beras. Bahkan untuk sekedar beli lauk pun mereka tak punya uang. Mereka harus puas jika sehari-hari hanya makan gaplek, tanpa ditemani lauk atau sayuran lainnya.
Ya Allah, padahal banyak sekali rakyat negeri ini yang hanya untuk sekali makan rela mengeluarkan uang beratus-ratus ribu. Padahal banyak pula rakyat negeri ini yang membuang sisa makanannya. Banyak pula yang bisa menghabiskan banyak uang untuk sekedar jajan atau membeli barang-barang tak berharga lainnya. Sementara di sisi lain, masih banyak yang untuk makan sebutir nasi saja mereka tak mampu.
Berita itu membuatku berpikir. Jika sang nenek yang sudah sangat renta itu meninggal dunia, bagaimanakah nasib sang cucu yang masih kecil itu? Jika saat sang nenek masih ada saja, kehidupan mereka sangat memprihatinkan seperti itu, apakah masih ada yang akan peduli pada nasib sang cucu saat neneknya meninggal nanti?
Jika untuk makan sehari-hari saja mereka kesulitan, itu berarti sang cucu tak bisa sekolah. Bagaimana masa depannya kelak? Mengapa sang cucu harus berada dalam pengasuhan neneknya? Kemanakah anaknya atau orang tua dari cucunya tersebut?
Apakah lingkungannya tak bisa memberi bantuan kepada mereka berdua, setidaknya agar mereka tak lagi makan gaplek yang sudah berjamur seperti itu? Apakah tak ada bantuan dari pemerintah yang sampai kepada mereka berdua? Jika gapleknya sudah habis, akan makan apa mereka berdua? Apakah tak ada bantuan dari tetangga atau lingkungan sekitar?
Sayang sekali, sekian banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku tak mendapatkan jawaban dari tayangan berita sore kemarin. Dan hingga hari ini aku tetap tak dapat menghapus raut wajah mereka dari benakku. Semoga saja saat sang nenek meninggal kelak, sang cucu tak harus mengais-ngais sampah mencari nasi.....*ngelap air mata*
Ya Allah...., bantulah negeri ini agar masih tetap punya nurani untuk membantu rakyatnya yang miskin. Ketuklah hati negeri ini agar masih peduli pada nasib orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan.
Yang membuatku tak mampu membendung air mata adalah... gaplek yang mereka konsumsi itu sudah tak layak untuk dimakan. Gaplek-gaplek itu sudah menghitam, karena sudah berjamur. Dan saat gaplek-gaplek itu ditumbuk dan kemudian dimasak, dalam kondisi matang seperti itu warna hitam jamurnya kian nyata.
Dalam pengakuannya, nenek itu berujar bahwa mereka sudah sangat lama mengkonsumsi gaplek itu. Di usianya yang sudah renta seperti itu, dia pasti sudah tak lagi sanggup bekerja untuk mencari uang. Mereka tak punya uang untuk beli beras. Bahkan untuk sekedar beli lauk pun mereka tak punya uang. Mereka harus puas jika sehari-hari hanya makan gaplek, tanpa ditemani lauk atau sayuran lainnya.
Ya Allah, padahal banyak sekali rakyat negeri ini yang hanya untuk sekali makan rela mengeluarkan uang beratus-ratus ribu. Padahal banyak pula rakyat negeri ini yang membuang sisa makanannya. Banyak pula yang bisa menghabiskan banyak uang untuk sekedar jajan atau membeli barang-barang tak berharga lainnya. Sementara di sisi lain, masih banyak yang untuk makan sebutir nasi saja mereka tak mampu.
Berita itu membuatku berpikir. Jika sang nenek yang sudah sangat renta itu meninggal dunia, bagaimanakah nasib sang cucu yang masih kecil itu? Jika saat sang nenek masih ada saja, kehidupan mereka sangat memprihatinkan seperti itu, apakah masih ada yang akan peduli pada nasib sang cucu saat neneknya meninggal nanti?
Jika untuk makan sehari-hari saja mereka kesulitan, itu berarti sang cucu tak bisa sekolah. Bagaimana masa depannya kelak? Mengapa sang cucu harus berada dalam pengasuhan neneknya? Kemanakah anaknya atau orang tua dari cucunya tersebut?
Apakah lingkungannya tak bisa memberi bantuan kepada mereka berdua, setidaknya agar mereka tak lagi makan gaplek yang sudah berjamur seperti itu? Apakah tak ada bantuan dari pemerintah yang sampai kepada mereka berdua? Jika gapleknya sudah habis, akan makan apa mereka berdua? Apakah tak ada bantuan dari tetangga atau lingkungan sekitar?
Sayang sekali, sekian banyak pertanyaan yang muncul di kepalaku tak mendapatkan jawaban dari tayangan berita sore kemarin. Dan hingga hari ini aku tetap tak dapat menghapus raut wajah mereka dari benakku. Semoga saja saat sang nenek meninggal kelak, sang cucu tak harus mengais-ngais sampah mencari nasi.....*ngelap air mata*
gambar diculik dari sini
Ya Allah...., bantulah negeri ini agar masih tetap punya nurani untuk membantu rakyatnya yang miskin. Ketuklah hati negeri ini agar masih peduli pada nasib orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan.
Jadi ikut trenyuh dan prihatin dengan kondisi nenek tua beserta cucunya itu, semoga segera mendapat perhatian dari pemerintah juga masyarakat....
BalasHapusseandainya semua rakyat Indonesia ini menjalankan perintah agamanya spt kita yg beragama Islam, menyisih 2,5 % dari rejeki yg diterima, menyantuni anak yantim dan janda-janda tua, tidak akan terjadi hal spt itu mbak, tdk ada jeritan kelaparan di negeri ini.
BalasHapusSmg kita semuanya bisa menjalani ini semua ya mbak.
Wah klo soal begini saya bingung mo ngomong apa mbak, yah berdoa saja semoga Allah selalu membantu mereka yang hidup kekurangan...amin...
BalasHapussungguh terenyuh mbak membacanya.... :'(
BalasHapusyang ironis adalah di indonesia ini dari total seluruh kekayaannya dikuasai oleh hanya 5 persen orang saja ....
BalasHapusIya di Indonesia parah sekali ya. Makanya disini aku suka kesel sekali sama orang2 yg bener2 bergantung sama pemerintah, mrk ini take things for granted. Bisanya menjadi parasit, gga mau kerja spy terqualify untuk dapet bantuan hidup, makanan, dst dstnya. Pdhal mrk mampu beli Wii, xbox dsbnya. Di Indo yg namanya org miskin meski kerja keras tetap miskin, pemerintah terlalu korupsi. Disini pemerintah terlalu baik hati malah rakyatnya jadi gga terdidik.
BalasHapusamin.. :(
BalasHapusmreka apa ngga sakit perut ya makan gaplek yg sudah berjamur itu?
wah tragis ya mba?!?!?!tapi itulah realita di negara kita!!!!
BalasHapuskadang saya bingung, tapi terllu banyak pertanyaan kenapa yang makin tidak terjawab! yah saay berusaha bersikap positif aja mba!!!
met siang ya mba,....hehehehe tumben baru bisa mampir!!!
kesenjangan antara satu dgn yang lain emang sangat nyata di negeri ini..
BalasHapushal semacam ini semoga didengar oleh pemerintah.
hal seperti itu memang tak bisa hanya mengandalkan dari pemerintah tapi lebih pada kepedulian orang sekitar... jika mereka yang masih mampu untuk mencari rejeki maka hendaknya saling membantu khususnya bagi mereka yang tak bisa sama sekali (bukan karena malas tentunya) seperti nenek yang mba' ceritakan :)
BalasHapusya Allah sebegitukah negeri ni kau uji
BalasHapusMudah2an banyak jiwa terketuk untuk bisa mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan..
BalasHapusSaya ikut prihatin mendengar kisah ini...
Wajah negeri ini sudah berjamur seperti jamurnya gaplek itu Mbak. Semoga penyeenggara negeri ini ada solusi kongkrit untuk setidaknya mengurangi laju kemiskinan.
BalasHapusitulah potret kebanyakan penduduk di negeri ini mbak... masih banyak kemiskinan yang mesti ditanggulangi... semoga saja para pemegang kebijakan di negeri ini segera terbuka nuraninya...
BalasHapusMENYENTUH SEKALI...
BalasHapusjadi ikutan tergerak hatinya untuk membantu mereka,, memang susah ya hidup di negara yang serba susah.... :(
BalasHapus