Sabtu, 22 Januari 2011

Shasa bertanya

Pelajaran anak-anak SD sekarang menurutku sulit-sulit banget. Seringkali aku kewalahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Shasa tentang pelajaran sekolahnya ataupun menyangkut PRnya. Apa yang diajarkan di sekolah (dengan waktu yang terbatas) rasanya tak sebanding dengan banyaknya materi yang harus disampaikan kepada semua murid. Itu sebabnya tiap hari Shasa selalu pulang dengan membawa banyak sekali PR.

Yang sering membuat gemas adalah terkadang soal-soal dalam PR itu tak dapat ditemukan jawabannya, baik itu di buku paket sekolah atau di buku LKS. Kalau sudah dalam kondisi terpojok seperti itu, akhirnya tak ada pilihan lain kecuali bertanya pada ahlinya. Bukankah segala sesuatu akan beres jika ditangani oleh ahlinya? Itulah alasannya mengapa aku memilih untuk bertanya pada mbah yang terkenal sangat pintar. Siapa lagi kalau bukan pada mbah Google... hehehe.

Meskipun mbah Google (sejauh ini) bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan Shasa seputar PRnya, tapi aku merasa tak puas. Aku minta Shasa untuk aktif bertanya kepada guru-guru sekolahnya tentang hal-hal yang diajarkan tapi belum dipahaminya. Aku juga mendorongnya untuk bertanya hal-hal lain yang masih berkaitan dengan pelajaran itu, tapi belum diketahuinya. Intinya aku memintanya untuk tidak malu bertanya apa saja kepada guru di sekolahnya.

Untuk mendorongnya aktif bertanya kukatakan padanya bahwa teman-temannya yang tidak bertanya itu bukan berarti sudah tahu semuanya. Bisa jadi teman-temannya itu sebenarnya tidak tahu juga, tapi malu bertanya. Atau mereka malu bertanya karena takut dianggap bodoh. Padahal orang yang mau bertanya itu bukan berarti bodoh, tapi anak yang kritis. Untungnya Shasa mau mendengar saranku.

Shasa jadi semangat bertanya kepada gurunya. Dalam satu mata pelajaran dia bisa bertanya beberapa kali. Dia bertanya apa saja yang belum dipahaminya seputar pelajaran itu. Keaktifan Shasa bertanya memancing perhatian teman-temannya. Ada temannya yang bertanya pada Shasa mengapa Shasa senang bertanya.

Walaupun keaktifan Shasa bertanya di sekolah itu tidak menjamin dia bisa menjawab semua PRnya, tapi yang jelas dia jadi tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya itu. Yang pasti... dia punya keberanian untuk mengungkapkan pendapat ataupun bertanya. ^_^

26 komentar:

  1. benar mbak, dengan bersikap aktif maka shasa akan mudah mengetahui pelajarannya, sukses selalu buat shasa

    BalasHapus
  2. saya sempat ngalamin juga waktu anak2 tetangga suka minta diajarin bikin PR dirumah. Banyak PR yang ga ada jawabannya. Pusing juga.

    Sasha hebat. Diumur segitu dia udah dilatih jadi berani. Salam kenal buat Sasha:)

    BalasHapus
  3. yap, saya setuju sama pendapat ibu. Banyak bertanya itu emang tanda kalo kita kritis..

    BalasHapus
  4. anak kecil memang suka bertanya hal sepele namun terkadng diluar yng kita tau.... anaknya banyak dikasi nutrisi yan mbak aktif banget.

    BalasHapus
  5. mampir pagi mbak reni.. dari blogger pendatang.... mohon kunjungan dan arahannya mbak....

    BalasHapus
  6. "Malu bertanya akan sesat jalan" kalau sudah tidak malu bertanya, dipastikan ngak akan tersesat. shasa terus semangat..

    BalasHapus
  7. selamat pagi mbak....

    anak SD zaman sekarang emang beda.....

    BalasHapus
  8. saya jadi inget jaman2 sd dulu, kalo nanya pasti bakalan jadi pusat perhatian gitu..
    ah mending berani bertanya daripada nggak tau apa2 kaan

    BalasHapus
  9. heheheh.... jadi inget, pernah ditanya sama anak esde : "Siapa duluan ada diBumi, Nabi adam ato dinasaurus?" :D

    BalasHapus
  10. tugas anak sekolah jaman sekarang emang berat, mereka disurung menerima pelajaran yang seharusnya bukan waktunya mereka terima

    BalasHapus
  11. keren keren..shasha dan ibunya keren...

    BalasHapus
  12. kadang memang seperti itu mba'...

    ada beberapa tugas yang memang jawabannya tidak tersedia dipaket atau buku yang dianjurkan, pertama untuk melatih murid sedari dini mencari bahan/jawaban dari sumber lain... dan juga ada kemungkinan ada pertanyaan yang jawabannya ada di penjelasan ibu guru sebelum memberikan tugas, dan juga untuk memancing murid untuk rajin/aktif bertanya saat pelajaran *pengalaman* he he

    BalasHapus
  13. Kalau saya pas seumur adek Shasa dulu malah pendiem Mbak. Ramenya kalo pas maen, hehe..
    Wah, adek Shasa hebat. Ini pasti gara2 suka baca buku cerita, jadi otak kiri dan kanannya selalu terasah. Sukses ya adek;

    BalasHapus
  14. Kayaknya memang harus bolak-balik baca buku pelajaran anak nih, agar kalau ditanya bisa langsung jawab :)

    BalasHapus
  15. anak-anak yang banyak bertanya biasanya anaknya pinter, bu..

    BalasHapus
  16. tanya mbah google itu kalau kepet saja, selai masih ada cara lain lebih baik pakai cara lain, misalnya lebih sering aktif tanya pd pengajarnya gt, semangatin terus mb'

    BalasHapus
  17. dunia pendidikan sekarangsekarang mengalami ke majuan yang pesat buktinya Pelajaran anak-anak SD sekarang sulit dipahami sehinga anak haruslah ditutut untuk aktif dan Banyak bertanya itu emang tanda kalo anak kritis.

    BalasHapus
  18. Salut buat Shasa.
    Semoga sipat kritisnya itu bisa membentuk dirinya untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi kedepannya.

    Salam.. .

    BalasHapus
  19. kalo adikku, kan ada yg msh SMP, sistem pengajaran nya sekarang kayaknya siswanya yg disuruh aktif cari. klo jaman aku dulu kan pokoknya catet dari guru. klo sekarang mereka cari sendiri di internet, canggih hihihiii
    adiku di sekolahnya aja pke wifi.

    BalasHapus
  20. Itu kebiasaan sangat bagus, Mbak. Dari kecil udah diajarkan untuk kritis, besarnya ntar daya pikirnya akan terbuka lebar pasti...

    Salam sayang dari BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...

    BalasHapus
  21. Mbah Google memang selalu siap selalu, tapi peran siswa dan guru haruslah aktif!

    BalasHapus
  22. bener tuch mbak,,,
    saya punya teman,,,dia lebih pandai dari saya,,,dan setiap saya ada kesulitan dalam ngerjain sesuatu,,,dan saat itu ku tanya dia,,,dan setiap kali saya tanya,,,jawabnya tak lain adalah,,,,"Tanya mbah Google",,,
    itulah jawaban yang selalu ku dapat dari setiap pertanyaan yang ku berikan,,,

    BalasHapus
  23. Wah sama mbak, sekarang tempat bertanya PR anak-anak nyarinya di Google, bahkan sampai arti bahasa daerahku sendiri yg aku sdh lupa hehe.

    Dan memang ironis sekali, beban anak SD sekarang lebih berat dg zaman saya msh SD dulu. Bahasa pengantar buku2 teksnya terlalu berat, tidak sesuai dengan usia anak SD yg masih sederhana dlm berbahasa. Saya kasihan kl melihat isi tas anak saya yg sangat banyak hrs dibawa ke sekolah

    BalasHapus
  24. waaaa keren loh masih semangat posting blog, nice blog :)

    BalasHapus

Maaf ya, komentarnya dimoderasi dulu. Semoga tak menyurutkan niat untuk berkomentar disini. Terima kasih (^_^)