Pelajaran anak-anak SD sekarang menurutku sulit-sulit banget. Seringkali aku kewalahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Shasa tentang pelajaran sekolahnya ataupun menyangkut PRnya. Apa yang diajarkan di sekolah (dengan waktu yang terbatas) rasanya tak sebanding dengan banyaknya materi yang harus disampaikan kepada semua murid. Itu sebabnya tiap hari Shasa selalu pulang dengan membawa banyak sekali PR.
Yang sering membuat gemas adalah terkadang soal-soal dalam PR itu tak dapat ditemukan jawabannya, baik itu di buku paket sekolah atau di buku LKS. Kalau sudah dalam kondisi terpojok seperti itu, akhirnya tak ada pilihan lain kecuali bertanya pada ahlinya. Bukankah segala sesuatu akan beres jika ditangani oleh ahlinya? Itulah alasannya mengapa aku memilih untuk bertanya pada mbah yang terkenal sangat pintar. Siapa lagi kalau bukan pada mbah Google... hehehe.
Meskipun mbah Google (sejauh ini) bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan Shasa seputar PRnya, tapi aku merasa tak puas. Aku minta Shasa untuk aktif bertanya kepada guru-guru sekolahnya tentang hal-hal yang diajarkan tapi belum dipahaminya. Aku juga mendorongnya untuk bertanya hal-hal lain yang masih berkaitan dengan pelajaran itu, tapi belum diketahuinya. Intinya aku memintanya untuk tidak malu bertanya apa saja kepada guru di sekolahnya.
Untuk mendorongnya aktif bertanya kukatakan padanya bahwa teman-temannya yang tidak bertanya itu bukan berarti sudah tahu semuanya. Bisa jadi teman-temannya itu sebenarnya tidak tahu juga, tapi malu bertanya. Atau mereka malu bertanya karena takut dianggap bodoh. Padahal orang yang mau bertanya itu bukan berarti bodoh, tapi anak yang kritis. Untungnya Shasa mau mendengar saranku.
Shasa jadi semangat bertanya kepada gurunya. Dalam satu mata pelajaran dia bisa bertanya beberapa kali. Dia bertanya apa saja yang belum dipahaminya seputar pelajaran itu. Keaktifan Shasa bertanya memancing perhatian teman-temannya. Ada temannya yang bertanya pada Shasa mengapa Shasa senang bertanya.
Walaupun keaktifan Shasa bertanya di sekolah itu tidak menjamin dia bisa menjawab semua PRnya, tapi yang jelas dia jadi tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya itu. Yang pasti... dia punya keberanian untuk mengungkapkan pendapat ataupun bertanya. ^_^
Yang sering membuat gemas adalah terkadang soal-soal dalam PR itu tak dapat ditemukan jawabannya, baik itu di buku paket sekolah atau di buku LKS. Kalau sudah dalam kondisi terpojok seperti itu, akhirnya tak ada pilihan lain kecuali bertanya pada ahlinya. Bukankah segala sesuatu akan beres jika ditangani oleh ahlinya? Itulah alasannya mengapa aku memilih untuk bertanya pada mbah yang terkenal sangat pintar. Siapa lagi kalau bukan pada mbah Google... hehehe.
Meskipun mbah Google (sejauh ini) bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan Shasa seputar PRnya, tapi aku merasa tak puas. Aku minta Shasa untuk aktif bertanya kepada guru-guru sekolahnya tentang hal-hal yang diajarkan tapi belum dipahaminya. Aku juga mendorongnya untuk bertanya hal-hal lain yang masih berkaitan dengan pelajaran itu, tapi belum diketahuinya. Intinya aku memintanya untuk tidak malu bertanya apa saja kepada guru di sekolahnya.
Untuk mendorongnya aktif bertanya kukatakan padanya bahwa teman-temannya yang tidak bertanya itu bukan berarti sudah tahu semuanya. Bisa jadi teman-temannya itu sebenarnya tidak tahu juga, tapi malu bertanya. Atau mereka malu bertanya karena takut dianggap bodoh. Padahal orang yang mau bertanya itu bukan berarti bodoh, tapi anak yang kritis. Untungnya Shasa mau mendengar saranku.
Shasa jadi semangat bertanya kepada gurunya. Dalam satu mata pelajaran dia bisa bertanya beberapa kali. Dia bertanya apa saja yang belum dipahaminya seputar pelajaran itu. Keaktifan Shasa bertanya memancing perhatian teman-temannya. Ada temannya yang bertanya pada Shasa mengapa Shasa senang bertanya.
Walaupun keaktifan Shasa bertanya di sekolah itu tidak menjamin dia bisa menjawab semua PRnya, tapi yang jelas dia jadi tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukannya itu. Yang pasti... dia punya keberanian untuk mengungkapkan pendapat ataupun bertanya. ^_^
benar mbak, dengan bersikap aktif maka shasa akan mudah mengetahui pelajarannya, sukses selalu buat shasa
BalasHapussaya sempat ngalamin juga waktu anak2 tetangga suka minta diajarin bikin PR dirumah. Banyak PR yang ga ada jawabannya. Pusing juga.
BalasHapusSasha hebat. Diumur segitu dia udah dilatih jadi berani. Salam kenal buat Sasha:)
yap, saya setuju sama pendapat ibu. Banyak bertanya itu emang tanda kalo kita kritis..
BalasHapusanak kecil memang suka bertanya hal sepele namun terkadng diluar yng kita tau.... anaknya banyak dikasi nutrisi yan mbak aktif banget.
BalasHapusmampir pagi mbak reni.. dari blogger pendatang.... mohon kunjungan dan arahannya mbak....
BalasHapus"Malu bertanya akan sesat jalan" kalau sudah tidak malu bertanya, dipastikan ngak akan tersesat. shasa terus semangat..
BalasHapusselamat pagi mbak....
BalasHapusanak SD zaman sekarang emang beda.....
saya jadi inget jaman2 sd dulu, kalo nanya pasti bakalan jadi pusat perhatian gitu..
BalasHapusah mending berani bertanya daripada nggak tau apa2 kaan
heheheh.... jadi inget, pernah ditanya sama anak esde : "Siapa duluan ada diBumi, Nabi adam ato dinasaurus?" :D
BalasHapustugas anak sekolah jaman sekarang emang berat, mereka disurung menerima pelajaran yang seharusnya bukan waktunya mereka terima
BalasHapuskeren keren..shasha dan ibunya keren...
BalasHapusshasa itu anaknya ibu?
BalasHapuskadang memang seperti itu mba'...
BalasHapusada beberapa tugas yang memang jawabannya tidak tersedia dipaket atau buku yang dianjurkan, pertama untuk melatih murid sedari dini mencari bahan/jawaban dari sumber lain... dan juga ada kemungkinan ada pertanyaan yang jawabannya ada di penjelasan ibu guru sebelum memberikan tugas, dan juga untuk memancing murid untuk rajin/aktif bertanya saat pelajaran *pengalaman* he he
Kalau saya pas seumur adek Shasa dulu malah pendiem Mbak. Ramenya kalo pas maen, hehe..
BalasHapusWah, adek Shasa hebat. Ini pasti gara2 suka baca buku cerita, jadi otak kiri dan kanannya selalu terasah. Sukses ya adek;
Kayaknya memang harus bolak-balik baca buku pelajaran anak nih, agar kalau ditanya bisa langsung jawab :)
BalasHapusanak-anak yang banyak bertanya biasanya anaknya pinter, bu..
BalasHapustanya mbah google itu kalau kepet saja, selai masih ada cara lain lebih baik pakai cara lain, misalnya lebih sering aktif tanya pd pengajarnya gt, semangatin terus mb'
BalasHapusdunia pendidikan sekarangsekarang mengalami ke majuan yang pesat buktinya Pelajaran anak-anak SD sekarang sulit dipahami sehinga anak haruslah ditutut untuk aktif dan Banyak bertanya itu emang tanda kalo anak kritis.
BalasHapusSalut buat Shasa.
BalasHapusSemoga sipat kritisnya itu bisa membentuk dirinya untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi kedepannya.
Salam.. .
kalo adikku, kan ada yg msh SMP, sistem pengajaran nya sekarang kayaknya siswanya yg disuruh aktif cari. klo jaman aku dulu kan pokoknya catet dari guru. klo sekarang mereka cari sendiri di internet, canggih hihihiii
BalasHapusadiku di sekolahnya aja pke wifi.
yang rajin belajar ya shasa ^^
BalasHapusItu kebiasaan sangat bagus, Mbak. Dari kecil udah diajarkan untuk kritis, besarnya ntar daya pikirnya akan terbuka lebar pasti...
BalasHapusSalam sayang dari BURUNG HANTU... Cuit... Cuit... Cuit...
Mbah Google memang selalu siap selalu, tapi peran siswa dan guru haruslah aktif!
BalasHapusbener tuch mbak,,,
BalasHapussaya punya teman,,,dia lebih pandai dari saya,,,dan setiap saya ada kesulitan dalam ngerjain sesuatu,,,dan saat itu ku tanya dia,,,dan setiap kali saya tanya,,,jawabnya tak lain adalah,,,,"Tanya mbah Google",,,
itulah jawaban yang selalu ku dapat dari setiap pertanyaan yang ku berikan,,,
Wah sama mbak, sekarang tempat bertanya PR anak-anak nyarinya di Google, bahkan sampai arti bahasa daerahku sendiri yg aku sdh lupa hehe.
BalasHapusDan memang ironis sekali, beban anak SD sekarang lebih berat dg zaman saya msh SD dulu. Bahasa pengantar buku2 teksnya terlalu berat, tidak sesuai dengan usia anak SD yg masih sederhana dlm berbahasa. Saya kasihan kl melihat isi tas anak saya yg sangat banyak hrs dibawa ke sekolah
waaaa keren loh masih semangat posting blog, nice blog :)
BalasHapus