Sebagai seorang ibu rumah tangga dan wanita yang bekerja aku harus pandai-pandai membagi waktu, untuk urusan pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah tangga. Meskipun suami dan Shasa membantuku dalam mengerjakan pekerjaan rumah, tapi tetap saja sebagian besar aku yang mengerjakan. Ya, beginilah resiko jika tak punya asisten rumah tangga...
Jumat kemarin aku rencanakan untuk mencuci baju sepulang dari kantor. Tumpukan baju kotor yang kian menggunung menuntut untuk segera dibereskan. Karena cucianku yang banyak itulah maka aku tak bisa ikut mengantarkan Shasa ke tempat les Bahasa Inggris. Suamiku yang berangkat mengantarkan Shasa.
Sementara aku di rumah selain berjuang menyelesaikan cucian yang menggunung, masih harus menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya juga. Cucian piring kotor harus dibereskan. Menyiapkan teh di sore hari untuk suami. Dan tentu saja menemani suami untuk menjemput Shasa dari tempat les Bahasa Inggris.
Saat waktu menjemput Shasa dari tempat les sudah tiba, pekerjaan rumahku belum sepenuhnya tuntas. Tumpukan piring kotor sudah terselesaikan. Namun, masih ada baju yang belum sempat aku cuci dan teh sore belum sempat aku buat. Selain itu, untuk acara makan malam aku baru sempat membuat nasi, sementara lauknya belum ada.
Semula aku berencana untuk membeli lauk saja untuk teman makan malam. Namun rupanya suamiku dan Shasa tak setuju. Malah Shasa memintaku membuatkan fuyunghai untuk makan malam. Saat kubilang bahwa untuk memasaknya aku perlu waktu, tapi Shasa tetap memaksaku membuatnya.
Akhirnya, demi memenuhi keinginan Shasaku tercinta maka malam itu aku kembali berkutat dengan pekerjaan rumah tangga. Kali ini aku memasak fuyunghai untuk makan malam. Bahannya tentu saja seadanya yang ada di lemari es. Untungnya masak fuyunghai tak memerlukan banyak waktu, sehingga dalam waktu tak terlalu lama masakanku sudah jadi.
Tanpa menunggu waktu pula, suami dan Shasa langsung menyantap fuyunghai itu. Aku tersenyum senang saat Shasa dan suami memuji masakanku. Aku tak dapat menutupi perasaan bahagia saat Shasa dan suami sampai nambah makannya. Apalagi saat masakanku langsung habis malam itu juga.
Aku tak memungkiri bahwa Jumat kemarin itu aku sangat sibuk melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga. Memang melelahkan... tapi terbayar lunas karena perasaan bahagia yang luar biasa oleh senyum suami dan Shasa untuk makanan yang aku siapkan buat mereka.
Siapa lagi yang akan meragukan bahwa membahagiakan orang lain juga akan membuat diri kita bahagia? Dan, bersama orang-orang tercinta aku menemukan kebahagiaan di tengah-tengah kesibukan yang terkadang terasa melelahkan. Untuk itu kuncinya hanya satu, melakukan segalanya dengan cinta... ^_^
Jumat kemarin aku rencanakan untuk mencuci baju sepulang dari kantor. Tumpukan baju kotor yang kian menggunung menuntut untuk segera dibereskan. Karena cucianku yang banyak itulah maka aku tak bisa ikut mengantarkan Shasa ke tempat les Bahasa Inggris. Suamiku yang berangkat mengantarkan Shasa.
Sementara aku di rumah selain berjuang menyelesaikan cucian yang menggunung, masih harus menyelesaikan pekerjaan rumah lainnya juga. Cucian piring kotor harus dibereskan. Menyiapkan teh di sore hari untuk suami. Dan tentu saja menemani suami untuk menjemput Shasa dari tempat les Bahasa Inggris.
Saat waktu menjemput Shasa dari tempat les sudah tiba, pekerjaan rumahku belum sepenuhnya tuntas. Tumpukan piring kotor sudah terselesaikan. Namun, masih ada baju yang belum sempat aku cuci dan teh sore belum sempat aku buat. Selain itu, untuk acara makan malam aku baru sempat membuat nasi, sementara lauknya belum ada.
Semula aku berencana untuk membeli lauk saja untuk teman makan malam. Namun rupanya suamiku dan Shasa tak setuju. Malah Shasa memintaku membuatkan fuyunghai untuk makan malam. Saat kubilang bahwa untuk memasaknya aku perlu waktu, tapi Shasa tetap memaksaku membuatnya.
Akhirnya, demi memenuhi keinginan Shasaku tercinta maka malam itu aku kembali berkutat dengan pekerjaan rumah tangga. Kali ini aku memasak fuyunghai untuk makan malam. Bahannya tentu saja seadanya yang ada di lemari es. Untungnya masak fuyunghai tak memerlukan banyak waktu, sehingga dalam waktu tak terlalu lama masakanku sudah jadi.
Tanpa menunggu waktu pula, suami dan Shasa langsung menyantap fuyunghai itu. Aku tersenyum senang saat Shasa dan suami memuji masakanku. Aku tak dapat menutupi perasaan bahagia saat Shasa dan suami sampai nambah makannya. Apalagi saat masakanku langsung habis malam itu juga.
Aku tak memungkiri bahwa Jumat kemarin itu aku sangat sibuk melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga. Memang melelahkan... tapi terbayar lunas karena perasaan bahagia yang luar biasa oleh senyum suami dan Shasa untuk makanan yang aku siapkan buat mereka.
Siapa lagi yang akan meragukan bahwa membahagiakan orang lain juga akan membuat diri kita bahagia? Dan, bersama orang-orang tercinta aku menemukan kebahagiaan di tengah-tengah kesibukan yang terkadang terasa melelahkan. Untuk itu kuncinya hanya satu, melakukan segalanya dengan cinta... ^_^
aiih romansa ibu rumahtangga yang juga seorang pekerja..
BalasHapusmbak, jadi pengen nyicip fuyunghai rasa kasih sayang nih.. buat sarapan pagi-pagi..
#lapeeerr
keadaan kita sama mbak, sama2 ndak punya sasisten dalam urusan rumah, jadi harus pintar2 ngatur waktunya.
BalasHapusndak punya asisten dirumah menjadikan kami bertiga jadi semakin kompak , dan semakin toleran
btw ....salam buat Shasa, ya mbak
sama mbak... ini aja hari sabtu mestinya libur , skrg aku tetap ngantor krn anak kls XII IPA nya ujian pratek .
BalasHapusMbak Reni memang istri dan ibu yang baik,jika mb.Reni bahagia telah memberi yg terbaik utk suami dan anak, aku yakin mereka juga bahagia memiliki istri dan ibu sebaik mb.Reni :)
BalasHapusMaaf baru berkunjung lg ya mbak :)
howday ?
BalasHapusBenar mbak, apapun pekerjaan kita jika kita lakukan dengan penuh cinta pasti terasa menyenangkan ya mbak, oh iya mbak , minta fuyunghainya boleh gak? He..he
BalasHapusjadi laper denger kaa fuyunghai... hehhe
BalasHapusemansipasi wanita.... ya memang harus akrab dengan wanita indonesia, secara uda 2011 kan?
BalasHapusbegitu ya kepuasan batin dari seorang ibu rumah tangga.. :D salut mbak..
BalasHapusLelah yang terbayarkan, dan semuanya karena cinta. Manis sekali ceritanya Mbak;
BalasHapusjadi mau cobain fuyunghainya nih.hehee
BalasHapuscinta memang membuat semua hal menjadi kebahagiaan....
BalasHapusBisa membahagiakan orang2 tercinta emang mendatangkan kepuasan tersendiri buat diri kita mbak :)
BalasHapustrims sdh berbagi cerita yg membahagiakan...ikut seneng jdinya bu
BalasHapussalam sy
kbr melegakan tlh dirilis http://pedulisausan.blogspot.com/ tetap mhon do'anya
Waw...bener2 hari yang sibuk ya mbak.
BalasHapusTapi itulah seninya jadi ibu rumah tangga (maaf, saya sok tahu mbak :D )
Semoga saja kebahagiaan itu selalu ada mbak :)
assalamualaikum mbak.. lama g mampir disini..gmn kabarnya mbak??
BalasHapuspasti bahagianya jika kluarga sll menunjukkan bahwa mereka mmbutuhkan kita..
wah jadi ikut merasa bahagia mbak baca tulisan diatas :)
BalasHapusbener bener mbak lakukan dengan cinta :D
BalasHapusapa lagi yang kurang jika kau punya matahari dan udara, apalagi ynag kurang punya suami yang baik, anak yang pintar bisa mengabdi pula kepada suami semoga semuanya bernilai ibadah dengan mengurus keluarga
BalasHapusluar biasa, mbak reni. bisa membagi waktu di tengah kesibukan yang menumpuk memang menjadi kebahagiaan tersendiri. semoga semua urusan dan pekerjaan tetap lancar dan sukses, mbak.
BalasHapussetuju buk. saya juga rasanany seneng banget kalo udah bisa ngebantu orang..:D
BalasHapusSenangnya bu berada ditengah-tengah anggota keluarga yang terus memberi semangat dalam hidup sehingga pekerjaan seberat apapun jadi sesuatu yang menyenangkan karena mereka bahagia dgn apa yang dilakukan
BalasHapusBener Mba, lakukan dengan cinta, maka hasilnya akan luar biasa.
BalasHapusgw juga hepi banget kalo masakan gw dipuji sama Abang chayank. Dan tambah hepi kalo Zahia makan dengan rakus plus nambah kue2, puding,ato cemilan2 lainnya buatan gw :-)