Makin hari kita makin 'familiar' dengan istilah perselingkuhan. Hal ini membuatku bertanya-tanya, mengapa perselingkuhan itu kian hari kian 'marak' saja..? Apakah kita sebagai bagian dari masyarakat terlalu permisif atas hal itu ? Apakah tidak ada sanksi sosial yang mampu membuat pelakunya jera untuk melakukan hal yang sama ? Apakah yang harus kita lakukan dalam menghadapi orang-orang yang ketahuan berselingkuh ?
Beberapa bulan terakhir, aku juga makin 'dekat' dengan perselingkuhan itu. Kasus perselingkuhan makin sering saja mampir di mejaku untuk diselesaikan. Sebagian besar, kasus perselingkuhan itu terjadi di tempat kerja dengan sesama rekan kerja. Mungkin karena intensitas pertemuan yang tinggi dan kesempatan untuk bersama sangat besar menjadi 'peluang' munculnya perselingkuhan itu. Setelah dipelajari lebih lanjut, ternyata mayoritas penyebab terjadinya perselingkuhan itu adalah akibat 'curhat' masalah rumah tangga. Kisah rumah tangga yang mengharukan seringkali berhasil memancing rasa iba dan simpati dan... ujung-ujungnya berubah menjadi rasa cinta.
Aku pernah mendengar sebuah kisah perselingkuhan yang terjadi di suatu instansi, antara seorang wanita yang sudah menikah dengan seorang jejaka. Kebetulan, mereka berada dalam satu divisi yang sama. Hubungan mereka yang bermula dari sekedar pertemanan berkembang ke arah hubungan percintaan. Semula, mereka berusaha untuk menyembunyikan hal itu dari rekan-rekan kerja yang lain. Namun, sebagaimana umumnya menyembunyikan bangkai, maka 'bau busuk' itu pun tercium juga.
Beberapa bulan terakhir, aku juga makin 'dekat' dengan perselingkuhan itu. Kasus perselingkuhan makin sering saja mampir di mejaku untuk diselesaikan. Sebagian besar, kasus perselingkuhan itu terjadi di tempat kerja dengan sesama rekan kerja. Mungkin karena intensitas pertemuan yang tinggi dan kesempatan untuk bersama sangat besar menjadi 'peluang' munculnya perselingkuhan itu. Setelah dipelajari lebih lanjut, ternyata mayoritas penyebab terjadinya perselingkuhan itu adalah akibat 'curhat' masalah rumah tangga. Kisah rumah tangga yang mengharukan seringkali berhasil memancing rasa iba dan simpati dan... ujung-ujungnya berubah menjadi rasa cinta.
Aku pernah mendengar sebuah kisah perselingkuhan yang terjadi di suatu instansi, antara seorang wanita yang sudah menikah dengan seorang jejaka. Kebetulan, mereka berada dalam satu divisi yang sama. Hubungan mereka yang bermula dari sekedar pertemanan berkembang ke arah hubungan percintaan. Semula, mereka berusaha untuk menyembunyikan hal itu dari rekan-rekan kerja yang lain. Namun, sebagaimana umumnya menyembunyikan bangkai, maka 'bau busuk' itu pun tercium juga.
Semenjak hubungan itu diketahui oleh rekan kerja yang lainnya, perubahan terjadi. Sayangnya perubahan itu bukan mengarah ke pemutusan hubungan, namun sebaliknya, mereka tak malu-malu lagi mempertontonkan kemesraan itu di hadapan rekan-rekan kerjanya. Mereka tak lagi sungkan untuk saling menatap dengan mesra ataupun bergandengan tangan. Bahkan, saat berboncengan sepeda motor, sang wanita tak lagi sungkan melingkarkan lengannya di pinggang sang jejaka.
Ketika mereka berdua sedang ada dalam satu ruangan, dan mereka berdua mulai menunjukkan kemesraan, lucunya (atau lebih tepat anehnya)... satu per satu rekan kerjanya akan keluar dari ruangan itu. Semua rekan kerja memilih keluar dari ruangan itu karena merasa sungkan melihat dua orang itu mengumbar kemesraan di depan mereka. Anehnya lagi, tak ada yang berani menegur kedua orang itu saat mereka tak sungkan mengumbar kemesraan di depan orang lain.
Jadi, siapa yang seharusnya merasa sungkan ? Apakah kedua sejoli yang sedang jatuh cinta tapi salah jalan itu ? Apakah rekan-rekan kerjanya yang memilih menyingkir setiap kali kedua sejoli itu mulai bermesraan ? Apakah sikap menyingkir dari rekan kerja kedua sejoli itu merupakan wujud permisif atas perselingkuhan yang terjadi di lingkungan mereka ? Apakah rekan-rekan kerja kedua sejoli itu memilih untuk tidak usil karena tidak mau campur dan tidak peduli dengan urusan orang lain ?
Jika sobat berada pada posisi rekan kerja kedua sejoli itu, sikap apa yang akan sobat ambil ?
Ketika mereka berdua sedang ada dalam satu ruangan, dan mereka berdua mulai menunjukkan kemesraan, lucunya (atau lebih tepat anehnya)... satu per satu rekan kerjanya akan keluar dari ruangan itu. Semua rekan kerja memilih keluar dari ruangan itu karena merasa sungkan melihat dua orang itu mengumbar kemesraan di depan mereka. Anehnya lagi, tak ada yang berani menegur kedua orang itu saat mereka tak sungkan mengumbar kemesraan di depan orang lain.
Jadi, siapa yang seharusnya merasa sungkan ? Apakah kedua sejoli yang sedang jatuh cinta tapi salah jalan itu ? Apakah rekan-rekan kerjanya yang memilih menyingkir setiap kali kedua sejoli itu mulai bermesraan ? Apakah sikap menyingkir dari rekan kerja kedua sejoli itu merupakan wujud permisif atas perselingkuhan yang terjadi di lingkungan mereka ? Apakah rekan-rekan kerja kedua sejoli itu memilih untuk tidak usil karena tidak mau campur dan tidak peduli dengan urusan orang lain ?
Jika sobat berada pada posisi rekan kerja kedua sejoli itu, sikap apa yang akan sobat ambil ?
* postingan ini dibuat atas 'todongan' mas Trimatra untuk memeriahkan hajatan postingan bersama yang mengambil tema Moralitas dan Budaya.
** gambar diculik dari sini.
pasti akan saya ingatkan bagi si wanita, kalau belum sadar ya terserah yang penting kita sudah berusaha
BalasHapusUrat malunya udah putus ya mbak. Yah..., banyak pr kita mbak.
BalasHapusasalamualikum.. pagi pagi seperti ini temanya cukup berat nih,mengenai perselingkuhan ^_^
BalasHapuskalo saya dalam posisi rekan kerja ,jika saya seorang wanita dan saya akan menasehati pihak wanita karena sesama wanita,Jika saya pria maka saya akan mencoba berbagi pendapat ringan dan kemudian menasehati dan bertanya tentang yang ia telah lakukan..
jika memang keterlaluan ,atau bahkan sudah menjurus keperzinahan di kantor..laporkan pada atasan saja...
karena menurut saya,jika kita melihat kedzaliman dan kita membiarkannya ,bearti kita tidak lebih dzalim dari mereka....hehehe
nice post .....
wasalamualaikum
Amar ma'ruf nahi munkar, selalu..
BalasHapusPagi mbak, mengunjungi sobat-sobat dalam posting kolaborasi. Semoga bangsa ini kembali bangkit dari keterpurukan moral njih mbak..
Salam hangat Mb Reni, sepertinya memang iya..di jaman sekarang tidak ada lagi yang namanya malu-malu dalam bermesraan, justru pihak kedua yang lebih malu dan sungkan.
BalasHapusDisatu sisi ingin menegur tetapi takut marah dan di musuhi tapi jika di biarkan, maka kita yang mengetahui ikutan menutupi. Mungkin dengan memberi nasehat atau gambaran agar sang pelaku bisa menerima itu sudah lebih dari berusaha.
Sebatas memberi nasehat, dan tetap jaga jarak! Bila keterlaluan instansi atau perusahaan wajib memberi peringatan, pasti ada aturannya!
BalasHapushoalahh
BalasHapusdua-duanya sama ganjennya >.<
gx nyadar banget euyy
>>Salaman Dulu Ya Bu<<
BalasHapuswaduh perselingkuhan, itu bukan sungkan nggak sungkan bu, tapi siapa yang lebih nekad. Artinya kalau batas-batas moralitas sudah dilanggar dan terang2an itu berarti mereka nekad, sperti kita tahu orang nekad itu hanya nafsu yang di benak mereka, 0% hati.
>>Salam Hangat<<
wah.....hampir² mirip nih mbak sama di ktrku dulu, memang saya setuju sama mbak, intensitas ketemu, trs sering curhat itu sudah pasti lama² akan merubah sikap dan perasaan kita seperti pepatah jawa "witing tresno jalaran seko kulino" solusinya ya kasih tau ke suaminya aja mbak, dgn cara mengirim surat kaleng, yg isinya supaya sang suami lebih merhatikan si istri tersebut ;)
BalasHapussaya tak tahu koment apa..
BalasHapussecara saya gak punya rekan kerja wanita.. T_T
dan saya satu2nya wanita sendiri di kerjaan proyek :(
nasib kerja di bidang pria..
hah!.. urat malunya udah putus tuh!!!!
BalasHapussesuatu yg jelas salah dibiarkan oleh2 orang2 terdekat itu sudah gak bener mbak, terutama dari atasan yg bersangkutan..gak pernahkah mereka berpikir perasaan suami dari si ce? atau jika mereka yg mengalami itu sendiri? bener2 penempatan toleransi yg na'uzubillah :(
BalasHapuskasih tau dengan halus aja, mbak..
BalasHapuskalo emang udah dikasih tau tapi masih aja, yowes karepmu wae lah wes.. heheu
Kadang yang sungkan bukan yang selingkuh
BalasHapustapi yang ngelihat dia selingkuh
dunia dah kebalik
mbak bisa minta tolong komen di postinganku yang ini ya?
thanks sebelumnya
http://www.itikholic.com/2010/06/speedy-dengan-konten-barunya.html
kalau saya rekan kerja pasanga itu tentunyasaya akan peringatkan,.... kebetulan kejadian serupa pernah terjadi ditempat kerja sa dan Alhamdulillah semuanya sudah berakhir.
BalasHapusdisaat kemaksiatan sudah dipertontonkan, maka kita harus peduli... minimal menegurnya dalam hati.
BalasHapussemoga postingan bersama ini memberikan dampak positif bagi pembaca
BalasHapusAyo...siapa yang suka selingkuh.....ngaku ayo..ngaku :D
BalasHapusYang pingin memasang smiley /icon /emotion untuk facebook silakan baca disini
Klo selingkuh kata orang sngt indah
BalasHapusyang sungkan sih harusnya mereka mbak...
BalasHapustp ya tergantung..masih punya rasa malu g mereka..
klo udah putus urat malunya sihh..ya pasti akan masa bodo mereka..
woh,edan ya mbak.kalo lihat lihat live show kemesraan itu,akan saya abadikan saya.kaya ditipi-tipi itu lho mbak.hehe
BalasHapuswah bener2 bersempena dengan tulisannya mbak ajeng ya... hehehhe
BalasHapusEhm kalo emang kasusnya gitu ya ditegur dunk ah, kalo nggak mampu ya laporin ke yang mampu ajah, kepala instansinya atau siapa... he
Ya sewajarnya yang ngelakuin perselingkuhan itu Mbak, memang jaman sekarang penerapan Hukum atau norma udah renggang, dilihat saja dari kata perselingkuhannya yang adaptasi perhalus dari perzinahan.. duh
BalasHapusbener2 deh..
BalasHapusapa urat malunya dah nggak nyambung ya...
Sangat dilematis sekali kita menghadapinya dengan kondisi dan situasi saat ini. Batas-batas etika saat ini begitu longgar sekali. Kita kadang cenderung 'tutup mata' karena itu urusan pribadi tanggung sendiri akibatnya bila ada apa-apa. Kalau melihat hal tersebut di tempat kerja, ada baiknya untuk dilaporkan kepada atasan. Nah, atasan ini yang akan bertindak kepada bawahannya. Tentunya dengan cara yang bijak dan prosedural.
BalasHapusyang harus sungkan ya jelas dua sejoli terlarang ituuu..
BalasHapusPbaru bisa berkunjung*
wah ikut juga ya? sama doong..
BalasHapusseharusnya judulnya itu tentang perselingkuhan.:)
Mungkin menegur melalui hati kehati, mereka dalam keadan khilaf, jangan memojokkan mereka tapi ingatkanlah akan suami, anak dan keluaragnya, insyaallah berhasil.
BalasHapusSaya sempat dihadapkan oleh kedua temanku, alhamdulillah setelah kami bicara dari hati kehati, akhirnya mereka menyadarinya.
seharusnya dua sejoli itu yang tau diri
BalasHapusgebuk aja tuh orang... !
BalasHapustentunya mereka adaLah orang-orang yang terpeLajar bukan?, mungkin iniLah saLah satu bagian dari dekadensi moraLitas seorang terpeLajar. karena tidak ada moraLitas yang tidak berLandaskan pada niLai-niLai agama.
BalasHapuskeren buw postingannya.
Dengan mengenal diri sendiri, seseorang akan sadar dan mengerti tentang kemampuan, karakter, potensi dan kekurangan yang dimiliki di bumi mana ia bertempat serta berdiam diri. Dengan pencapaian kesadaran itu pula, setiap individu yakin akan adanya kekuatan, kekuasaan Maha Besar yang berada jauh dibandingkan dengan dirinya.
BalasHapusDan pada jaman sekarang ini telah banyak orang yang telah mengkhianati doanya sendiri sehingga melupakan apa yang telah menjadi amanahnya yang sebenarnya.
Cerahkan hati dengan pancaran sinar Illahi
Tebarkan kedamaian dengan cinta kasih dan kelembutan.
Tetaplah berkarya mengisi kreatifistas dengan pancaran cahaya Illahi
Karyamu tetap dinanti.......
karena saya suka iseng ya..saya hidden cam aja..terus disimpeb buat jaga jaga....
BalasHapuslagi marah mode on nih nulisnya
kalau saya memilih untuk menasehati teman yg selingkuh itu, agar dia sadar ..
BalasHapusbtw met malam mbak...
wah, parah nih, senggama dimanapun udah ngga ada malunya, parah3...
BalasHapusMungkin pada awalnya mengingatkan, tetapi kalau tidak bisa ya sudah. Yang penting kita sudah berusaha dan akhirnya toh itu juga bukan urusan kita. Jadi, kalau pas mereka menunjukkan kemesraan, aku ogahlah menyingkir, kalau memang meja kerjaku disitu misalnya. Yang menyingkir khan harusnya mereka. Atau mungkin perlu dikenai sangsi sosial.
BalasHapusselingkuh >> selingan indah keluarga utuh bener ga mb' he.... he....
BalasHapussalam sobat
BalasHapusiya harus diingatkan dan diberi nasehat mba,
walaupun ngga digubris olehnya.
saya tadinya mau BW, tapi pas kesini ternyata dah bisa jadi lokomotif, ywdah ngambeg akuh seharian ga nengok blog :D
BalasHapuskomenku, katakan yang hak meski itu terasa pahit!!
ps: judul dan url postingan ini sudah saya backlink di update tgl 2 juli. terima kasih yaaa
mestinya sebagai rekan kerja kita bisa mengingatkan mereka mbak... karena kalau kita hanya mendiamkan saja berarti kita ikut mendukung apa yang mereka lakukan...
BalasHapusInnalillahi... miris banget, Mbak.. hiks sedih :(( asli sedih.. Semoga ALlah selalu menjaga kita, Insya Allah...
BalasHapusMbak, kalau Mbak bilang tulisan Mas Luqman bagus, yah jangan heran. Wong dulu dia wartawan, dia juga forografer, kartunis, desain grafis pokoke, macem2 lah. Fotografernya untuk artis :) jadi, di MP Ana ketemu orang yang macem2, Mbak. hehehe.. sama seperti di blogspot :)
ini memang sedang ngetren disekitar kita. entah apa yang membuat mereka tidak tahu malu seperti itu. tapi karena saya dasarnya cuek, jadi saya tidak suka mencampuri urusan orang lain. paling-paling saya hanya berkomentar "hei! ini tempat kerja bukan tempat pacaran!" :P
BalasHapusya paling akan dinasehati dulu..tapi kalo uda dinasehatipun masih seperti itu ya mau gimana lagi..
BalasHapusseni selingkuh itu ada pada kerahasiaannya..
BalasHapustapi kalo sudah di umbar, sudah keterlaluan namanya..
seakan sejoli itu menantang ke semua penontonnya begini, " Hayoooo yang berani, adukan kami !"
sungguh sangat menyebalkan..
saya sendiri akan ambil keputusan untuk menegur, lalu mengadukan apabila tak ada perubahan..
bukannya jadi sok ngadu, tapi mau sampai kapan ngeliatin sejoli yang salah jalan, nanti malah keganggu kerja kita hahah~